7. Komplikasi
Menurut Emma, (2011) komplikasi pada trauma servikal adalah :
a. Syok neurogenik
Syok neurogenik merupakan hasil dari kerusakan jalur simpatetik yang descending
pada medulla spinalis. Kondisi ini mengakibatkan kehilangan tonus vasomotor dan
kehilangan persarafan simpatis pada jantung sehingga menyebabkan vasodilatasi
pembuluh darah visceral serta ekstremitas bawah maka terjadi penumpukan darah dan
konsekuensinya terjadi hipotensi.
b. Syok spinal
Syok spinal adalah keadaan flasid dan hilangnya refleks, terlihat setelah terjadinya
cedera medula spinalis. Pada syok spinal mungkin akan tampak seperti lesi komplit
walaupun tidak seluruh bagian rusak.
c. Hipoventilasi
Hal ini disebabkan karena paralisis otot interkostal yang merupakan hasil dari cedera
yang mengenai medula spinalis bagian di daerah servikal bawah atau torakal atas.
d. Hiperfleksi autonomik
Dikarakteristikkan oleh sakit kepala berdenyut, keringat banyak, kongesti nasal,
bradikardi dan hipertensi.
7. Pendidikan Kesehatan
Edukasi dan promosi kesehatan pada trauma servikal mencakup pengetahuan pasien atau
keluarga pasien mengenai trauma servikal, rencana rawat, biaya, pengobatan, prosedur, masa
dan tindakan pemulihan dan latihan, manajemen nyeri, serta risiko dan komplikasi selama
perawatan.
Pasca perawatan, modifikasi rumah penting dilakukan agar pasien mampu mandiri
dalam aktivitas harian, mencakup ketebalan pintu, gagang pintu, ketinggian sumber listrik,
modifikasi bak mandi, peralatan dapur yang mudah dijangkau, dan akses jalan yang
memadai. Dukungan psikologis dan emosional juga sangat dibutuhkan karena tingginya
insiden depresi (sekitar sepertiga kasus) pada enam bulan pertama.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
PADA KASUS TRAUMA SERVIKAL
1. Pengkajian
Identitas Pasien :-
Identitas Penanggung Jawab : -
Status Kesadaran : Compos Mentis
Triage : P1
Keadaan Umum : Tidak bisa menggerakkan kepala
Orientasi : Baik
Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : Hipotensi
Nadi : Meningkat (takikardi)
Suhu : Meningkat (akral hangat)
Pernafasan : cuping hidung (sesak napas)
Keluhan Utama : nyeri hebat di bagian leher
PRIMARY SURVEY
● Airway
Jalan Nafas : tidak efektif
Obstruksi :-
Suara napas : -
● Breathing
Pengembangan dada/ gerakan dada : simetris
Irama napas : takipnea
Pola nafas : tidak teratur
Retraksi dada : ada
Sesak napas : ada
RR : meningkat
Suara Napas : normal
Jejas :tidak
Divisiasi/ Trakea : ada
Distensi Vena Jugularis :: tidak
● Circulation
Kualitas Nadi : kuat
Ritme Jantung : -
Warna Kulit : normal
Akral : hangat
Diaphoresis : tidak
CRT : <2 menit
Perdarahan : tidak
EKG : ada
● Disability
Tingkat Kesadaran
GCS : 15 (compos mentis)
E :4
V :5
M:6
● Exposure
Adanya deformitas tulang belakang, jejas servikal dan edema
Secondary Survey
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan nyeri yang sangat hebat di bagian leher, pasien
mengatakan kesusahan dalam bernafas dan tidak mampu untuk menggerakan
kepala serta ektremitas sehingga memiliki keterbatasan dalam beraktivitas
untuk hygieny.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan sebelum kecelakaan terjadi pasien masih bisa
menggerakkan kepala serta beraktifitas dan bernafas dengan baik.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan tidak ada di dalam anggota keluarga yang mengalami
Penyakit yang sama seperti klien.
Pemeriksaan TTV
-
Pemeriksaan Head To Toe
Kepala
-Inspeksi : rambut dan kepala tampak bersih
-Palpasi : teraba adanya massa dan terdapat nyeri tekan
Wajah
-Inspeksi : ekspresi wajah gelisah dan terdapat adanya edema
Mata
-Inspeksi : tidak ada perdarahan sub konjungtiva, tidak anemis
-Palpasi : tidak teraba adanya massa
Hidung
- Inspeksi : tampak bersih , posisi septum berada di tengah
- Palpasi : tidak teraba adanya massa
Telinga
- Inspeksi : tampak bersih
- Palpasi : kehilangan sensori
Rahang Atas dan Bawah
- Inspeksi : tampak meringis
- Palpasi : terdapat nyeri tekan
Thoraks
- Inspeksi : -
- Palpasi : -
Abdomen
-
Pelvis
-`
Ekstremitas
Ekstremitas atas mengalami rotasi ke arah luar
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Led 25 mm 0-20
Analisa Data
Kolaborasi
agar
memperc
epat
proses
penyemb
uhan
fffff
edukasi
agar
memper
mudah
dalam
proses
terapi
ambulasi
meningkat (5)
terapeutik
agar
terapeutik
meningka
sediakan
tkan
lingkungan
kenyama
yang
nan
terapeutik
agar
siapkan
menfasilit
keperluan
asi
pribadi
keadaan
fasilitasi
ketergant
untuk
menerima ungan
keadaan agar
ketergantung memberi
an kan
jadwalkan motivasi
rutinitas dan
perawatan dukungan
diri dalam
menerima
edukasi keadaan
anjurkan ketergant
melakukan ungan
perawatan agar
diri secara mengatur
konsisten rutinitas
sesuai perawata
kemampuan n diri
edukasi
agar
meningka
tkan
kemandir
ian
menurun(5) terapeutik
ubah posisi terapeutik
4. kerusakan lapisan
tiap 2 jam agar
kulit(5) jika tirah mencega
5. suhu kulit baring
h tekanan
gunakan
membaik(5)
produk pada kulit
berbahan agar
patrolium
menjaga
atau minyak
pada kulit kelembap
kering an kulit
edukasi
edukasi
anjurkan Agar
menggunaka menjaga
n pelembab kelembab
anjurkan
an kulit
minum air
yang cukup Agar
menghind
ari
dehidrasi
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
No Dx Jam Evaluasi (SOAP) Paraf
Evaluasi dilakukan berdasarkan implementasi dan respon dari pasien yang disesuaikan
dengan kriteria hasil pada intervensi keperawatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cedera servikal merupakan cedera tulang belakang yang paling sering
menimbulkan kecacatan dan kematian, dari beberapa penelitian terdapat korelasi
antara tingkat cedera servikal dengan morbiditas dan mortalitas, yaitu semakin tinggi
tingkat cedera servikal semakin tinggi pula morbiditas dan mortalitasnya. Cedera
medula spinalis servikal disebabkan oleh trauma langsung yang mengenai tulang
belakang dimana tulang tersebut melampaui kemampuan tulang belakang dalam
melindungi saraf-saraf belakangnya.
B. Saran
Harapan penulis kepada para pembaca supaya dapat memahami dengan baik
tentang Trauma Servikal sehingga dapat memberi sebuah kritik maupun saran yang
membangun bagi penulis terhadap Asuhan Keperawatan Gawat Darurat pada pasien
dengan trauma servikal.
DAFTAR PUSTAKA
Ackley, B. J., Ladwig, G. B., Dan Mkic, M.B.F. (2017). Nursing Diagnosis Handbook, An
evidence-Based Guide to planning care. 11thn. Louis: Elsevier
Herdman, T., H dan Kamitsuru, S. (2014). Nursing Diagnosis Definition And Classification
2015-2017. 10 thn Ed. Oxford: Wiley Blackwell
Berman, A., Snyder, S. dan Fradsen, G. (2016). Kozier dan Elma Fundamental Of Nursing
(10 thn Ed). USA: Pearson Education
Perry, A, G. dan Potter, P, A. (2014). Nursing Skill dan Procedure (8 thn Ed). St Louis:
Mosby Elsevier
Dougherty, L. dan Lister, G. (2015). Manual Of Clinical Nursing Procedure (9 thn Ed). UK:
The Royal Marsden NHS Foundation Trust
Tim pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 1
Cetak 2 Jkarta: Dewan pengurus Pusat PPNI
Tim pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan (SLKI) Edisi 1 cetakan 2
Jkarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 1
Cetakan 3 (Revisi). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.