Oleh :
BANYUWANGI
2022
PROPOSAL BEDSIDE TEACHING
1. Pendahuluan
2. Tujuan
4. Materi
5. Metode.
Praktikum, Diskusi dan Bedside Teaching
6. Media
Persiapan Alat
7. Proses
Langkah-langkah yang diperlukan dalam Bedside Teaching adalah sebagai
berikut:
(………………………………….) (………………………………)
Mengetahui, Mengetahui,
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Defenisi
1. Pengertian Terapi Inhalasi Nebulizer
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi
(hirupan) ke dalam saluran respiratorik atau saluran pernapasan. Menurut
Nanda Yudip (2012) Pengguna terapi inhalasi sangat luas di bidang
respirologi (ilmu yang mempelajari tentang pernapasan) atau respiratory
medicine. Terapi inhalasi sebenarnya sudah dikenal lama dan dilakukan
manusia sejak lama. Prinsip dasar terapi inhalasi adalah menciptakan
partikel kecil aerasol (respirable aerasol) yang dapat mencapai
sasarannya, tergantung tujuan terapi melalui proses hirupan (inhalasi).
Sasaran meliputi seluruh bagian dari sistem respiratorik, mulai dari
hidung, trakea, bronkus, hingga saluran terkecil (bronkiolus), bahkan bisa
mencapai alveolus. Aerasol adalah dispersi dari partikel kecil cair atau
padat dalam bentuk uap/kabut yang dihasilkan melalui tekanan atau
tenaga dari hirupan napas.
Jenis terapi inhalasi sendiri ada beberapa macam. Beberapa dari yang
di kenal dalam praktek klinis sehari-hari adalah nebulizer. Terapi
nebulizer adalah terapi pemberian obat dengan cara menghirup larutan
obat yang sudah diubah menjadi gas yang berbentuk seperti kabut dengan
bantuan alat yang disebut nebulizer (Aryani et al., 2009). Terapi nebulizer
adalah terapi menggunakan alat yang menyemprotkan obat atau agens
pelembab, seperti bronkodilator atau mukolitik, dalam bentuk partikel
mikroskopik dan menghantarkannya ke paru (Kusyanti et al., 2012).
Nebulizer adalah salah satu alat elektromedik yang digunakan untuk
memberikan terapi pengobatan bagi pasien yang terserang penyakit
gangguan atau kelainan pada saluran pernapasan dengan memanfaatkan
cairan uap yang sudah tercampur dengan obat. Dimana cairan uap melalui
proses pemecahan cairan obat menjadi kabut yang sangat halus, sehingga
ketika dihirup melalui mulut dan hidung obat akan langsung menuju ke
paru-paru untuk meredakan keluhan batuk dan gejala asma lainnya.
Penyakit asma adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang
menyerang saluran pernapasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat
peradangan dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan
penyempitan saluran napas yang akhirnya seseorang mengalami sesak
napas.
5. Jenis-jenis nebulizer
1. Disposible nebulizer, sangat ideal apabila digunakan dalam situasi
kegawatdaruratan di rumah sakit dengan perawatan jangka pendek.
Apabila nebulizer di tempatkan di rumah dapat digunakan beberapa kali,
lebih dari satu kali, apabila dibersihkan setelah digunakan. Dan dapat terus
dipakai sampai dengan 2 minggu apabila dibersihkan secara teratur.
6. Model-model Nebulizer
1. Nebulizer dengan penekan udara (Nebulizer compressors), memberikan
tekanan udara dari pipa ke tutup (cup) yang berisi obat cair yang akan
memecah cairan ke dalam bentuk partikel-partikel uap kecil yang dapat
dihirup secara dalam ke saluran pernafasan.
2. Nebulizer ultrasonik (ultrasonic nebulizer), menggunakan
gelombang ultrasound, untuk secara perlahan mengubah dari bentuk obat
cair ke bentuk uap atau aerosol basah.
7. Obat Nebulizer
1. Pulmicort
Pulmicort sendiri merupakan jenis obat kombinasi antara anti radang
dan juga obat yang mampu melonggarkan bagian saluran
pernapasan. Pulmicort sendiri memiliki kandungan atau terbuat dari
bahan-bahan aktif budesonide.
2. Ventolin
Ventolin sendiri memiliki komposisi salbutamol sulfate, yang mana
mampu proses penanganan serta pencegahan terjadinya serangan asma.
Cara penanganan yang rutin terhadap bronkospasme kronik yang mana
tidak mampu memberikan respon terhadap terapi konvesional, yaitu
asma berat akut.
Cara penggunaan
1. Dewasa dan anak usia lebih dari 12 tahun : dosis awal 3-4 kali sehari 2-
4 mg. dosis dapat dinaikkan secara bertahap sampai maksimum 4 kali
sehari 8 mg. dosis maksimal harian : 32 mg /hari (dalam dosis bagi).
2. Anak 6-12 tahun : 3 kali sehari 2 mg. dosis dapat dinaikkan secara
bertahap sampai dosis maksimal harian : 24 mg /hari (dalam dosis bagi).
3. Anak 2-6 tahun : 3 kali sehari 1 mg.
4. Pasien usia lanjut atau pasien yang sensitif terhadap stimulan beta
adrenergik : dosis awal : 3-4 kali sehari 2 mg. dosis dapat dinaikkan secara
bertahap sampai maksimum 4 kali sehari 8 mg.
5. Ventolin Nebulizer : sediaan dimasukkan ke dalam alat (nebulizer)
untuk dihisap oleh pasien.
6. Ventolin Nebules (untuk nebulizer) : setiap 1 ampul Ventolin
Nebules mengandung salbutamol sulfat 2,5 mg.
3. Flexotida
Floxotida ini memiliki kandungan komposisi seperti flexotida, yang mana
dlexotida ini adalah fluticasone propionate. Obat ini biasanya di gunakan
untuk meredakan sejumlah gejala serta eksaserbasi penyakit asma pada
penderita yang mana sebelumnya menerimaterapi dengan bronkodilator
saja atau bahkan mereka yang sebelumnya menjalankan bentuk terapi
profilaksis lainnya.
4. Nacl
Obat ini bertujuan untuk mengencerkan dahak. Pada kasus penderita yang
mengalami asma berat, setelah memperoleh terapi inhalasi dengan
menggunakan bronodilator bisa di lanjutkan dengan pemberian cairan Nacl
sebanyak 0,9% dengan menggunakan nebulizer selama 20-30 menit saja,
dengan penggunakaan sebanyak 3-4 kali dalam 1 hari.
5. Bisolvon Cair
Obat jenis ini umumnya, memiliki fungsi guna mengencerkan dahak, sama
seperti Nacl. Namun dosis yang di berikan jelas berbeda, untuk orang
dewasa dosis yang diberikan sekitar 10 tetes/1 cc, sedangkan untuk anak-
anak atau balita dosisi yang diberikannya sekitar 2 tetes/5 kg berat badan
anak
6. Atroven
Atroven sendiri memiliki fungsi untuk melonggarkan bagian saluran
pernapasan, yang mana memiliki komposisi dari ipratropium bromide.
Atroven sendiri merupakan antikolinergik yang mana umumnya diberikan
dalam bentuk aerosol serta memiliki sifat sebagai bronkodilator.
7. Berotex
Bertotex ternyata memiliki fungsi untuk melonggarkan saluran pernapasan
juga. Dan untuk sosisi yang diberikan kepada orang dewasa dan juga anak-
anak yang berusia di atas 12 tahun yang memiliki kondisi asma akut
diberikan sekitar 0,5 ml/10 tetes. Sedangkan untuk kasus asma yang lebih
berat biasanya akan di berikan dosisi yang lebih tinggi, yaitu sekitar 1-1,25
ml/20-25 tetes, dan hal ini mungkin akan di butuhkan oleh si penderita.
8. Inflamid
Inflamid sendiri memiliki fungsi atau bermanfaat sebagai anti peradangan
yang mana jenis obat ini memiliki kandungan Benoxaprofen.
9. Combiven
Obat ini merupakan salah satu bentuk obat kombinasi yang mana
mampumelonggarkan sistem saluran pernapasan yang mana terdiri dari
Ipratropium dan juga salbutamol sulphate.
8. Dosis Nebulizer
INHALASI NEBULIZER
STANDARD
OPERSIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan nebulator
1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan
TUJUAN
2. Melonggarkan jalan nafas
1. Pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan sekret
KEBIJAKAN
2. Pasien yang mengalami penyempitan jalan nafas
PETUGAS Perawat
A. Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Mengatur pasien dalam posisi duduk
3. Menempatkan meja/troly di depan pasien yang berisi set
PROSEDUR nebulizer
PELAKSANAAN 4. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
5. Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
6. Memasukkan obat sesuai dosis
7. Memasang masker pada pasien
8. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas
dalam sampai obat habis
9. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan pasien/keluarga
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA