Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL BEDSIDE TEACHING

“ TERAPI INHALASI NEBULIZER”

Oleh :

KELOMPOK 2

1. Ulfa Mar’atus Solekhah


2. Nanda Khoirun Nisa
3. Desy Indah Lestari
4. Agung Anjar Kurniawan

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

2019
PROPOSAL BEDSIDE TEACHING

1. Pendahuluan
Terapi nebulizer/inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara
hirupan/inhalasi dalam bentuk aerosol ke dalam saluran napas.

2. Tujuan
1. Mengetahui definisi terapi inhalasi nebulizer
2. Memahami tujuan terapi inhalasi nebulizer
3. Mengetahui metode dan langkah terap inhalasi nebulizer
4. Mengetahui tentang pemasangan nebulizer
3. Sasaran
Pasien di ruang 19, RSUD Dr Saiful Anwar Malang
4. Materi
1. Pengertian definisi terapi inhalasi nebulizer
2. Indikasi terapi inhalasi nebulizer
3. Kontraindikasi terapi inhalasi nebulizer
4. Tujuan terapi inhalasi nebulizer
5. Komplikasi terapi nebulizer
6. Obat yang digunakan terapi nebulizer
7. Hal yang perlu diperhatikan saat terapi inhalasi nebulizer
8. Prosedur tindakan terapi inhalasi nebulizer
5. Metode.
Praktikum, Diskusi dan Bedside Teaching
6. Media
Persiapan Alat
7. Proses
Langkah-langkah yang diperlukan dalam Bedside Teaching adalah sebagai berikut:

PP Tahap Prapelaksanaan

Penetapan Pasien
Proposal

Persiapan pasien:
- Informed consent
- Hasi pengkajian/intervensi data

- Apa yang menjadi masalah


Penyajian masalah - Cross cek data yang ada
- Apa yang menyebabkan masalah yang
tersebut
- Bagaimana pendekatan (Proses Kep,
SOP)

Validitas data

Tahap implementasi
pada bed pasien Diskusi karu, PP, perawat
konselor

Tahap BST pada bed


pasien Analisa data

Masalah Teratasi Aplikasi hasil analisa dan


diskusi
7.1 Persiapan
a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan bedside teaching
b. Pemberian informed consent kepada klien dan keluarga

7.2 Pelaksanaan BST


1. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan
pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan
memiliki prioritas yang perlu didikusikan.
2. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
3. Pemberi justifikasi oleh perawat primer atau perawat konselor/manajer tetang
masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
4. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah ada akan ditetapkan
7.3 Pasca BST
Mendikusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan
yang perlu dilakukan
8. Waktu dan tempat
Hari / Tanggal : Jum’at / 13 Desember 2019
Waktu : 10.00 - selesai
Tempat : Ruang 19
9. Peran Masing-masing anggota tim
a. Peran perawat primer
- Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien
- Menjelaskan diagnosis keperawatan
- Menjelaskan intervensi yang dilakukan
- Menjelaskan hasil yang didapat
- Menjelaskan rasional dari tindakan yang diambil
- Menggali masalah-masalah yang belum terkaji
10. Kriteria Evaluasi.
a. Bagaimana koordinasi dan persiapan BST
b. Bagaimana peran perawat primer pada saat BST
11. Kegiatan Bedside Teaching
1. Tahapan Pra-BST
a. Preparation
b. Planning
c. Briefing : 4P 1R
1) Problem : masalah yang ditemukan pada klien
2) Practice : tindakan yang akan dilakukan terkait masalah klien
3) Preparation : persiapan alat, persiapan pasien, persiapan lingkungan
4) Procedure : prosedur pelaksanaan
5) Role : aturan yang disampaikan oleh pembimbing klinik
2. Round : fase kerja (Pelaksanaan) dan fase terminasi (evaluasi)
3. Post round : evaluasi dari pembimbing klinik terhadap tindakan yang dilakukan.
12. Penutup
Demikianlah proposal ini kami buat dengan sebenar-benarnya, kiranya dapat dijadikan
masukan dalam pengembangan dan pengaplikasian metode pembelajaran.

Malang, Desember 2019

Pembimbing Klinik Ketua Kelompok,

(..........................................................) (.........................................................)

Mengetahui,
Kepala Ruangan 19
RSUD Dr Saiful Anwar Malang

(...........................................................)
Lampiran Materi

A. Terapi Inhalasi Nebulizer


Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara hirupan/inhalasi dalam
bentuk aerosol ke dalam saluran napas. Terapi inhalasi masih menjadi pilihan utama
pemberian obat yang bekerja langsung pada saluran napas terutama pada kasus asma dan
PPOK.
Nebulizer adalah alat yang digunakan untuk mengubah obat yang berbentuk larutan
menjadi aerosol sehingga dapat dihirup penderita dengan menggunakan mouthpiece atau
masker. Dengan nebulizer dapat dihasilkan partikel aerosol berukuran antara 2-5 µ.
B. Indikasi Terapi Inhalasi Nebulizer
1) Asma Bronkialis
2) Penyakit Paru Obstruksi Kronik
3) Sindroma Obstruksi Post TB
4) Mengeluarkan dahak
C. Kontraindikasi Terapi Inhalasi Nebulizer
1) Riwayat alergi
2) Trakeostomi
3) Fraktur di daerah hidung, maxilla, palatum oris
D. Tujuan Terapi Inhalasi Nebulizer
1) Membuat sekret menjadi lebih encer dan mudah dikeluarkan
2) Memperlebar jalan nafas agar pernafasan menjadi lebih tega
3) Membuat selaplendir pada saluran nafas menjadi lebih lembab
4) Mengobati peradangan pada saluran pernapasan bagian atas
5) Memperbaiki pertukaran gas
E. Komplikasi Terapi Inhalasi Nebulizer
1) Henti napas
2) Spasme bronkus atau iritasi saluran napas
3) Akibat efek obat yang digunakan seperti salbutamol (short acting beta-2 agonist) dosis
tinggi akan menyebabkan gangguan pada sistim sekunder penyerapan obat. Hipokalemi
dan disritmia dapat ditemukan pada paslien dengan kelebihan dosis.
F. Jenis Obat Terapi Inhalasi Nebulizer
Obat yang akan digunakan untuk terapi inhalasi akan selalu disesuaikan dengan diagnosis
atau kelainan yang diderita oleh pasien. Obat yang digunakan berbentuk solutio (cairan),
suspensi atau obat khusus yang memang dibuat untuk terapi inhalasi. Golongan obat yang
sering digunakan melalui nebulizer yaitu beta-2 agonis, antikolinergik, kortikosteroid, dan
antiobiotik.
G. Hal yang Perlu Diperhatikan
1) Perhatikan reaksi pasien sebelum, selama dan sesudah pemberian terapi inhalasi
2) Nebulisasi sebaikan diberikan sebelum waktu makan
3) Setelah nebulisasi klien disarankan untuk postural drainage dan batuk efektif untuk
membantu pengeluaran sekresi
4) Pasien harus dilatih menggunakan alat secara benar
5) Perhatikan jenis alat yang digunakan
Pada alat tertentu maka uap obat akan keluar pada penekanan tombol, pada alat lain obat
akan keluar secara terus menerus.
H. Prosedur pelaksanaan
a. Persiapan pasien
1. Petugas memperkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Beritahu pasien/keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Persiapan alat-alat
1. Tabung O2
2. Obat untuk bronchodilator antara lain : ventolin, dexamethason
3. Masker oksigen
4. Nebulizer 1 set.
5. Obat untuk terapi aerosol dan pengencernya bila diperlukan.
6. Tissue.
7. Nierbeken/bengkok.
8. Suction (kalau perlu)
c. Pelaksanaan
1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Alat-alat didekatkan pada pasien
3. Cuci tangan dengan sabun, bilas hingga bersih dan keringkan dengan handuk
4. Membawa alat-alat ke dekat pasien
5. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien
6. Memasukkan obat kewadahnya (bagian dari alat nebulizer).
7. Menghubungkan nebulizer dengan listrik
8. Menyalakan mesin nebulizer (tekan power on) dan mengecek out flow apakah timbul uap
atau embun.
9. Menghubungkan alat ke mulut atau menutupi hidung dan mulut (posisi) yang tepat.
10. Menganjurkan agar klien untuk melakukan nafas dalam, tahan sebentar, lalu ekspirasi.
11. Setelah selesai, mengecek keadaan umum klien, tanda-tanda vital, dan melakukan auskultasi
paru secara berkala selama prosedur.
12. Menganjurkan klien untuk melakukan nafas dalam dan batuk efektif untuk mengeluarkan
sekret.
13. Perhatian :
a. Tetap mendampingi klien selama prosedur (tidak meninggalkan klien).
b. Observasi adanya reaksi klien apabila terjadi efek samping obat.
14. Tempatkan alat nebulizer pada posisi yang aman (jangan sampai jatuh).

Anda mungkin juga menyukai