PEMBAHASAN
Pada BAB ini Dalam BAB ini, dibahas mengenai perilaku kekerasan. Perilaku
dapat membahayakan secara fisik baik pada dirinya sendiri maupun orang lain
disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tak terkontrol (Kusumawati, 2010).
Pada kasus Tn. R terjadi resiko kekerasan. Dalam kasus ini ada beberapa yang
A. pengkajian Keperawatan
terhadap kemampuan dan perilaku Tn. R serta dari status Tn. R. Selain itu
lemari dan membanting pintu. Klien mengatakan dia mengamuk karena merasa
tidak dihargai oleh saudaranya. Klien juga mengatakan saat di rumah klien selalu
berjalan mondar mandir tanpa arah tujuan yang jelas. Klien juga sering merasa
pusing dan pikiran melayang-layang. Klien juga mengatakan saat dirumah lebih
Perubahan perilaku klien dimulai sejak ±2 tahun yang lalu sebelum klien masuk
RS. Awalnya klien sering marah-marah tidak jelas dan suka membanting pintu.
Tanda dan gejala yang ditemui pada pasien melalui observasi atau wawancara
tentang perilaku kekerasan menurut Keliat (2012) adalah sebagai berikut : Muka
atau orang lain, Merusak benda atau barang. gejala gejala tersebut dialami Tn. R
seperti, Tn. R muka marah dan tegang, pandangan tajam, mengatupkan rahang
dengan kut, Tn. R tampak mengepalkan, jalan mondar-mandir, bicara kasar, suara
tinggi, menjerit atau berteriak, dan Tn. R mengancam secara verbal atau fisik,
melempar/memukul benda atau orang lain, dan merusak benda atau orang
Terapi ini sering diterjemahkan dengan terapi kerja terapi ini buka
pemberian pekerjaan atau kegiatan itu sebagai media untuk melakukan kegiatan
dan mengembalikan kemampuan berkomunikasi, karena itu dalam terapi ini tidak
harus diberikan pekerjaan tetapi segala bentuk kegiatan seperti membaca koran,
main catur dapat pula dijadikan media yang penting setelah mereka melakukan
kegiatan itu diajak berdialog atau berdiskusi tentang pengalaman dan arti kegiatan
itu bagi dirinya. Terapi ni merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh
pada kasus Tn. R, pada analisa data penulis lebih memprioritaskan diagnosa
selalu merasa ingin marah tanpa sebab, Tn. R mengatakan pernah melakukan
tindak kekerasan sebelumnya, Tn. R mengatakan pernah memukul saudaranya
penuh luka bekas garukan, Tn. R mengeluhkan rasa gatal di kakinya, Tn. R
Tn. R mengatakan tidak ganti baju selama 3 hari, Tn. R mengatakan semenjak
dengan alasan tidak ada yang menemani, Tn. R mengatakan selama di rawat
di RSJ klien mengatakan tidak pernah sholat, Tn. R mengatakan ada masalah
tidur, yaitu insomnia, Tn. R mengatakan tidak merasa segar setelah bangun
tidur, Tn. R mengatakan sulit tidur karena lingkungan yang panas dan bising.
C. Intervensi Keperawatan
keperawatan.
Rizky Fitryasari PK (2104) Tujuan umum resiko perilaku kekerasan yaitu agar klien
perilaku kekerasan saat ini dan masa lalu, Diskusikan perasaan pasien jika
7. Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat
marah secara: Verbal, terhadap orang lain, terhadap diri sendiri, terhadap
lingkungan.
fisik, misalnya pukul kasur dan batal, tarik napas dalam, obat,
sosial/verbal, misalnya menyatakan secara asertif rasa marahnya, spiritual,
10. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik, yaitu latihan
11. Ikut sertakan pasien dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
D. Implementasi Keperawatan
mandiri.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
penyebab perilaku kekerasan saat ini dan masa lalu, diskusikan perasaan
secara fisik, yaitu latihan napas dalam dan pukul kasur/bantal, secara
sosial/verbal, secara spiritual, dan patuh minum obat, ikut sertakan pasien
kekerasan.
interaksi sampai dengan akhir dari terapi yang dijalankan klien menunjukkan
hasil yang tidak terlalu signifikan. Hal ini di tunjukkan dengan kemajuan
klien selama proses interaksi yaitu klien pelan-pelan mulai membuka diri
akan tetapi dalam pelaksanaan intevensi yang telah direncanakan klien hanya
B. SARAN
perilaku kekerasan.
perilaku kekerasan.