Analisis:
Yang melatar belakangi peneliti melakukan penelitian tersebut
adalah Pengaruh Terapi Psikoreligius: Dzikir Pada Pasien
Halusinasi Pendengaran di RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta.
Pada jurnal ini sudah dijelaskan dengan jelas maksud fenomena
yang terjadi, insidensi, prevalensi pasien halusinasi pendengaran
serta solusi yang diberikan.
Intervensi Intervensi yang diberikan adalah pengaruh terapi psikoreligius :
Dzikir pada pasien halusinasi pendengaran
Comparation Dalam penelitian ini terdapat intervensi pembanding. Intervensi
yang diberikan yaitu Dzikir pada pasien halusinasi pendengaran
intervensi
Outcome Hasil peneliti mendapatkan dari 8 responden sebanyak 5
responden merasakan tanda dan gejala halusinasi berkurang,
merasa lebih tenang. Sebanyak 3 responden tidak merasakan
mengalami perubahan dimana 2 responden sedang berada dalam
fase yang menyenangkan dan 1 responden dalam fase yang
menjijikan. Hal ini sesuai teori yang dijelaskan fase comforting
yaitu fase menyenangkan. Klien mengalami stres, cemas,
perasaan perpisahan, rasa bersalah, kesepian yang memuncak, dan
tidak dapat diselesaikan. Klien tersenyum atau tertawa yang tidak
sesuai, menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat,
respons verbal yang lambat jika sedang asyik dengan
halusinasinnya dan suka menyendiri. Pada fase condemming atau
ansietas berat yaitu halusinasi menjadi menjijikkan. Pengalaman
sensori menjijikkan dan menakutkan, kecemasan meningkat,
melamun, dan berpikir sendiri jadi dominan. Mulai dirasakan ada
bisikan yang tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu, dan ia
tetap dapat mengontrolnya. Meningkatnya tanda-tanda sistem saraf
otonom seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.
Klien asyik dengan halusinasinya dan tidak bisa membedakan
realitas.
Analisis:
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh terapi
psikoreligius yaitu Dzikir kepada pasien halusinasi. Namun sesuai
dengan keadaan yang ada di lapangan rata-rata pasien masih
berada dalam fase condemming atau ansietas berat yaitu halusinasi
menjadi menjijikkan. Pengalaman sensori yang menjijikkan dan
menakutkan, kecemasan meningkat, dan berpikir sendiri jadi
dominan. Kadang-kadang masih muncul bisikan yang tidak jelas,
klien asyik dengan halusinasinya dan tidak bisa membedakan
realitas. Klien masih mengalami kesulitan untuk menerapkan
terapi Dzikir karena pendekatan religius minim.
Telaah Step 2 :
Analisis:
Analisis:
Measurement
1. Teknik analisa menggunakan transkrip wawancara dan
Saran :