A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dirumuskan masalah yaitu
“Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. S Dengan Masalah Utama
Gangguan Persepsi Sensori (Halusinasi) Dengan Diagnosa Medis Skizofrenia
Paranoid Di Ruang Nuri RSJ Daerah Provinsi Lampung.”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. S Dengan Masalah Utama
Gangguan Persepsi Sensori (Halusinasi) Di Ruang Nuri RSJ Daerah Provinsi
Lampung.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan Pengkajian Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. S Dengan
Masalah Utama Gangguan Persepsi Sensori (Halusinasi) Di Ruang Nuri
RSJ Daerah Provinsi Lampung.
b. Menetapkan Diagnosis Keperawatan Jiwa Pada Tn. S Dengan Masalah
Utama Gangguan Persepsi Sensori (Halusinasi) Di Ruang Nuri RSJ
Daerah Provinsi Lampung.
c. Menyusun Intervensi Keperawatan Jiwa Pada Tn. S Dengan Masalah
Utama Gangguan Persepsi Sensori (Halusinasi) Di Ruang Nuri RSJ
Daerah Provinsi Lampung.
d. Melaksanakan Tindakan Keperawatan Jiwa Pada Tn. S Dengan Masalah
Utama Gangguan Persepsi Sensori (Halusinasi) Di Ruang Nuri RSJ
Daerah Provinsi Lampung.
e. Melaksanakan Evaluasi Keperawatan Jiwa Pada Tn. S Dengan Masalah
Utama Gangguan Persepsi Sensori (Halusinasi) Di Ruang Nuri RSJ
Daerah Provinsi Lampung.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis study kasus ini adalah untuk pengembangan ilmu keperawatan
jiwa terkait asuhan keperawatan pada klien yang mengalami skizofrenia
paranoid dengan masalah gangguan persepsi sensori (halusinasi).
2. Manfaat Praktis
Memberikan informasi dan referensi sebagai bahan pertimbangan untuk
meningkatkan asuhan keperawatan jiwa dan meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan oleh tenaga kesehatan pada klien yang mengalami skizofrenia
paranoid dengan masalah gangguan persepsi sensori (halusinasi).
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada kasus ini perawat menegakkan tiga diagosa gangguan jiwa yang utama yaitu:
a. Halusinasi
Kondisi pasien saat ini adalah pasien tampak sesekali bicara sendiri dan
sering mendengar suara-suara bisikkan ketika ditanya oleh perawat suara
apa yang di dengar, pasien mengatakan suara itu seperti menyuruhnya
marah sehingga perasaan pasien saat mendengar suara bisikkan itu selalu
ingin marah.
b. Resiko Perilaku Kekerasan
Kondisi pasien saat dikaji adalah pasien tampak tegang, dan terkadang
emosi pasien masih labil. Nada bicara pasien pun terkadang keras dan
tinggi, pasien juga mengatakan saat rasa marah itu muncul yang
dilakukannya adalah merusak-rusak barang dan membuang barang yang
ada dirumah.
c. Defisit Perawatan Diri
Pada saat pertama kali bertemu dengan pasien, pasien tampak tidak rapi,
baju kotor. Pasien juga mengatakan bahwa dia jarang mandi saat di rumah
sakit, saat mandi pun jarang menggunakan shampo dan menyikat gigi.
B. SARAN
Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis memberi saran bagi:
1. Rumah sakit
Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada klien jiwa dengan
seoptimal mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
2. Institusi Pendidikan
Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang
merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan ketrampilan melalui praktek klinik dan pembuatan laporan
3. Penulis
Diharapkan penulis dapat menggunakan dan memanfaatkan waktu seefektif
mungkin, sehingga dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
gangguan jiwa dapat tercapai secara optimal