Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS JURNAL

Kelompok 3
WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia ini ditemukan mengalami
gangguan jiwa. Berdasarkan data statistik, angka pasien gangguan jiwa memang sangat
mengkhawatirkan

Di Rumah Sakit Jiwa di Indonesia, sekitar 70% halusinasi yang dialami oleh pasien
gangguan jiwa adalah halusinasi pendengaran, 20% halusinasi penglihatan, dan 10%
adalah halusinasi penghidu, pengecapan dan perabaan. Angka terjadinya halusinasi
cukup tinggi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda, jumlah
masalah keperawatan halusinasi dari bulan November 2015 hingga bulan April 2016
sebesar 75,5% dari total 6.156 masalah keperawatan halusinasi

LATAR BELAKANG : Salah satu upaya yang dilakukan untuk menangani klien halusinasi adalah dengan
memberikan terapi modalitas yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sensori, upaya memusatkan perhatian,
kesegaran jasmani dan mengekspresikan perasaan

Selain diberikan pengobatan secara farmakologis, terapi komplementer juga sering


digunakan untuk mendukung kesembuhan dari klien dengan gangguan halusinasi

Yoga dapat meningkatkan daya ingat, konsentrasi, menajamkan tingkat


intelektual,menyeimbangkan emosi sehingga membuat hidup lebih kaya dan bahagia
TUJUAN DAN MANFAAT :

Tujuan khusus dari makalah ini yaitu:


• Untuk mengetahui konsep halusinasi
• Untuk mengetahui konsep halusinasi pendengaran
TUJUAN UMUM • Untuk mengetahui konsep terapi modalitas
Tujuan umum dari dari makalah ini yaitu: Untuk aktivitas kelompok
mengetahui perbandingan pengaruh terapi • Untuk mengetahui konsep terapi komplementer
modalitas aktivitas kelompok dan terapi yoga
komplementer yoga terhadap kemampuan • Untuk mengetahui hubungan terapi
mengendalikan halusinasi. komplementer yoga dan terapi modalitas aktivitas
kelompok terhadap kemampuan klien
mengendalikan halusinasi.

Manfaat
• Untuk meningkatkan kemampuan klien
dalam mengendalikan halusinasi
pendengaran
Halusinasi

Pengertian Halusinasi

Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien


mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan
panca indra tanpa ada rangsangan dariluar. Suatu penghayatan yang dialami
suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimuluseksteren/ persepsi palsu
(Maramis, 2005).
Halusinasi

Manifestasi Klinis

1. Bicara, senyum dan tertawa sendiri


2. Menarik diri dan menghindar dari orang lain
3. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata
4. Tidak dapat memusatkan perhatian
5. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut
6. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung
(Budi Anna Keliat, 2005)
Jenis-Jenis Halusinasi
• Pendengaran (auditorik)
• Penglihatan (visual)
• Penghidu (olfactory)
• Pengecapan (gaustatory)
• Perabaan (tactile)
• Cenesthetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan makanan atau pembentukan
urine
• Kinesthetic
• Klien merasakan pergerakan sementara klien hanya berdiri tanpa bergerak.
• Halusinasi Autoskopi
• Penderita seolah-olah melihat dirinya sendiri berdiri di hadapannya.
• Halusinasi Haptik
• Halusinasi ini merupakan suatu persepsi di mana seolah-olah tubuh penderita bersentuhan secara fisik
dengan manusia lain atau benda lain. Seringkali halusinasi haptik bercorak seksual dan sangat sering
dijumpai pada pecandu narkoba
• Halusinasi Hipnogogik
• Halusinasi yang terjadi pada orang normal, yaitu halusinasi yang terjadi saat peergantian antara waktu tidur
dan waktu bangun
•  
Halusinasi
Fase-Fase Halusinasi

• Tahap I (Non-Psikotik)
Pada tahap ini halusinasi mampu memberikan rasa nyaman
pada klien, tingkat orientasi sedang.
• Tahap II (Non-Psikotik)
Pada tahap ini biasanya klien bersikap menyalahkan dan
mengalami tingkat kecemasan berat.
• Tahap III (Psikotik)
Klien biasanya tidak dapat mengontrol dirinya sendiri,
tingkat kecemasan berat dan halusinasi tidak dapat ditolak
lagi
• Tahap IV (Psikotik)
Klien sudah sangat dikuasai oleh halusinasi dan biasanya
klien terlihat panik
Halusinasi
Akibat
Adanya gangguang persepsi sensori halusinasi dapat beresiko
mencederai diri sendiri,orang lain dan lingkungan.

Data subjektif :
• Mengungkapkan mendengar atau melihat
objek yang mengancam.
• Mengungkapkan perasaan takut, cemas dan
khawatir
Data objektif :
• Wajah tegang, merah
• Mondar-mandir
• Mata melotot rahang mengatup
• Tangan mengepal
• Keluar keringat banyak
• Mata merah
Halusinasi

POHON MASALAH

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Perubahan sensori konseptual : Halusinasi

Isolasi sosial : Menarik Diri


Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi Aktivitas Kelompok

Pengertian
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok
klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin
atau diarahkan oleh seorang therapist (Yosep, 2009
Aktivitas TAK Stimulasi Persepsi Halusinasi dilakukan lima sesi yang
melatih
Sesi 1 mengenal halusinasi
Tak Stimulasi Persepsi Mengontrol Halusinasi Sesi II : Mengontrol
Halusinasi: menghardik
Tak Stimulasi Persepsi Mengontrol Halusinasi Sesi III : Menyusun jadwal
kegiatan
Tak Stimulasi Persepsi Mengontrol Halusinasi Sesi IV : Cara minum obat
yang benar
Tak Stimulasi Persepsi Mengontrol Halusinasi Sesi V: Mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap
Meditasi
Meditasi

Pengertian :
Meditasi adalah suatu tindakan untuk menenangkan pikiran dan
menjaga kesimbangan pikiran, jiwa dan fisik

Jenis jenis meditasi


1. Meditasi hening
2. Meditasi suara
3. Meditasi kristal
ANALISIS JOURNAL
ANALISIS JOURNAL

ANALISIS JURNAL

A. Jurnal
Judul : Studi Komparasi Terapi Komplementer Yoga Dan Terapi
Modalitas Aktivitas Kelompok Terhadap Kemampuan
Mengendalikan Halusinasi Pendengaran Di Rumah Sakit
Khusus Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun : 2018
Nama Author : Indirawaty1 , Rahman2 , Sumirah BP3, Khaerunnisa4
Penerbit : The Indonesian Journal Of Health Science
Tempat : Sulawesi Selatan
ANALISIS JOURNAL
Abstrak :
Latar Belakang :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi komplementer dari meditasi yoga pada pasien
stres di jiwa psikis Rumah Sakit Daerah Khusus Provinsi Sulawesi Selatan. Rancangan penelitian True
Experimen Design True Experimental Design. Populasi dalam penelitian ini semua pasien stres yang datang
untuk mengunjungi di rumah sakit khusus poliklinik Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 60 responden yang
terdiri dari 30 responden pada kelompok tanpa intervensi 30 orang untuk kelompok intervensi. Tes statistik
meliputi: Tes Mann Whiteney dan uji Wilcoxon. Hasil uji analisis ini diperoleh data bahwa nilai hasil
menunjukkan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima yang artinya tidak ada perbedaan tingkat stres rata-rata
pada kelompok tanpa intervensi dan intervensi kelompok selama pretest. Hasilnya menunjukkan bahwa Ha
diterima dan Ho ditolak yang berarti ada perbedaan rata-rata tingkat stres dalam kelompok tanpa intervensi
dan kelompok intervensi pada posttest. Hasil uji statistik di atas memberikan kita gambaran bahwa ada dua
kelompok dalam penelitian ini, kelompok responden diobati hanya dengan terapi farmakologi, dan satu
kelompok responden yang diobati dengan terapi farmakologis dan terapi komplementer meditasi yoga. Yoga
meditasi adalah latihan mental yang dapat menyeimbangkan fisik, emosional, mental, dan spiritual
seseorang. Orang bermeditasi untuk mengurangi kecemasan, stres, dan depresi. Kedamaian jiwa yang
diperoleh melalui meditasi yang baik akan meringankan stres dan memungkinkan seseorang untuk berpikir
lebih jernih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang diberikan terapi farmakologis dan terapi
komplementer memiliki tingkat kesembuhan yang jauh lebih tinggi daripada kelompok responden yang
hanya menerima terapi farmakologis.
Kata Kunci: Terapi Komplementer, Meditasi Yoga, Stress
ANALISIS JOURNAL
No Komponen Isi Kritisi Sebaiknya
1 Latar Belakang Pravelensi gangguan jiwa berat di daerah Pada latar belakang, abstrak Dalam penulisan sistematika
Sulawesi Selatan (2,6%). Salah satu sudah terdapat introduce, penulisan abstrak latar
gangguan mental yang dimaksud adalah outcome hasil penelitian, belakang harus tidak
skizofrenia. Gangguan perseptual utama metode penelitian, dan tidak mencantumkan komponen,
pada pasien skizofrenia adalah halusinasi, terdapat pembahasan yaitu rekomendasi.
jadi halusinasi adalah bagian dari mengenai saran. Susunan  
kehidupan pasien. Terapi yoga dalam dunia latar belakang di susun dari
keperawatan dikenal sebagai terapi yang umum kepada khusus.
komplementer. Sekarang semakin banyak
dokter yang tidak hanya mengandalkan
obat-obatan farmasi untuk
menyembuhkan pasien mereka, tetapi
juga terapi komplementer seperti yoga
atau meditasi. Kecenderungan yang sama
juga bisa dilihat di daerah perkotaan di
Indonesia. Meditasi yoga adalah latihan
mental yang dapat menyeimbangkan fisik,
emosional, mental, dan spiritual
seseorang. Orang bermeditasi untuk
mengurangi kecemasan, stres, dan
depresi. Kedamaian jiwa yang diperoleh
melalui meditasi yang baik akan
meringankan stres dan memungkinkan
seseorang untuk berpikir lebih jernih. Jadi
ketika seseorang menghadapi masalah di
mana diperlukan untuk dapat menemukan
solusi.
ANALISIS JOURNAL
No Komponen Isi Kritisi Sebaiknya

2 Tujuan Tujuan dalam penelitian ini yaitu Populasi dalam penelitian Tujuan dalam penelitian
peneliti ingin membuktikan bahwa ini semua pasien stres yang ini yaitu peneliti ingin
terapi komplementer yoga meditasi datang untuk mengunjungi membuktikan bahwa
dapat membantu pasien psikiatri, di rumah sakit khusus terapi komplementer yoga
terutama mereka yang mengalami poliklinik Provinsi Sulawesi meditasi dapat membantu
gangguan kognitif: halusinasi Selatan sebesar 60 pasien psikiatri, terutama
pendengaran. responden yang terdiri dari mereka yang mengalami
30 responden pada gangguan kognitif:
kelompok tanpa intervensi halusinasi pendengaran.
30 orang untuk kelompok Populasi dalam penelitian
intervensi. ini semua pasien stres
yang datang untuk
mengunjungi di rumah
sakit khusus poliklinik
Provinsi Sulawesi Selatan
ANALISIS JOURNAL
No Komponen Isi Kritisi Sebaiknya

3 Manfaat Manfaat penelitian ini dilakukan dalam hal Dalam penelitian ini dari manfaat Dalam penelitian ini terapi
menambah wawasan mengenai keefektifan sudah cukup baik komplementar yang di ambil
terapi komplementar yang di lakukan yaitu adalah terapi yoga meditasi.
membandingkan kelompok yang hanya Kata meditasi diartikan sebagai
melakukan terapi tanpa melakukan terapi pemusatan pikiran dan
komplementer (yoga) dengan kelompok yang perasaan untuk mencapai
melakukan terapi komplementer (Yoga). sesuatu. Meditasi yoga adalah
Sebesar 60 responden yang terdiri dari 30
responden pada kelompok tanpa intervensi 30 latihan mental yang dapat
orang untuk kelompok intervensi menyeimbangkan fisik,
emosional, mental, dan
spiritual seseorang. Orang
bermeditasi untuk mengurangi
kecemasan, stres, dan depresi.
Kedamaian jiwa yang diperoleh
melalui meditasi yang baik
akan meringankan stres dan
memungkinkan seseorang
untuk berpikir lebih jernih.
ANALISIS JOURNAL

No Komponen Isi Kritisi Sebaiknya


4 Metode Desain Penelitian Quasi Experiment dengan Desain Penelitian Quasi Penelitian eksperimen
kelompok statis (statis group comparism). Experiment dengan kelompok merupakan bagian dari
Pada penelitian ini, membandingkan dua statis (statis group comparism) penelitian kuantitatif dan
kelompok intervensi, satu kelompok intervensi yaitu kelompok intervensi kualitatif meneliti pengaruh
penerima perlakuan pemberian Yoga, dan satu pertama menerima perlakukan perlakuan terhadap perilaku
lagi menerima perlakuan pemberian terapi (X1), kemudian dilakukan yang timbul sebagai akibat
aktivitas kelompok. Subjek dalam penelitian pengukuran, hasilnya perlakuan
ini sebanyak 60 orang yaitu semua pasien stres dibandingkan dengan kelompok
yang datang untuk mengunjungi di rumah intervensi kedua yang menerima
sakit khusus poliklinik Provinsi Sulawesi perlakuan (X2).
Selatan sebesar 60 responden yang terdiri dari
30 responden pada kelompok tanpa intervensi
30 orang untuk kelompok intervensi. teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik non probability sampling
dengan pendekatan consecutive dengan cara
semua subjek yang ada dan memenuhi kriteria
sampel akan dipilih dalam penelitian ini
sampai semua jumlah subjek yang diperlukan
terpenuh.
SOP
SOP
Pengertian Meditasi adalah suatu tindakan untuk menenangkan pikiran dan menjaga
kesimbangan pikiran, jiwa dan fisik
Tujuan 1. Pasien mampu melakukan meditasi
2. Pasien mampu menceritakan perasaan setelah melakukan meditasi
3. Pasien mampu mengendalikan halusinasi pendengaran
Indikasi 1. Pasien dengan halusinasi pendengaran
Kontraindikasi Pasien dengan gangguan pendengaran

Persiapan 1. Pastikan identitas pasien yang akan dilakukan tindakan meditasi


Pasien 2. Kaji kondisi pasien
3. Jelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai tindakan yang dilakukan (tujuan,
manfaat, efek dari meditasi).

Persiapan 1. Alas tempat duduk


2. Speaker
3. Ruangan yang nyaman dan tenang
SOP
Tahap Kerja 1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Menanyakan perasaan pasien hari ini
3. Menjelaskan tujuan kegiatan
4. Lakukan pemanasan sebelum melakukan meditasi
5. Anjurkan pasien untuk mengambil posisi yang nyaman dan rileks (posisi duduk bersila)
6. Anjurkan pasien menutup mata, menghirup nafas dari hidung dan rasakan ketenangan saat mengeluarkan nafas, setiap kali pasien
mengeluarkan nafas bayangkan saja permasalahan yang pasien alami ikut keluar bersama nafas tersebut dan menjadikan pasien semakin
rileks
7. Setelah itu anjurkan pasien berdoa sejenak di dalam hati sesuai keyakinan. Kemudian kembalilah fokus pada aliran nafas.

8. Putarlah musik lalu anjurkan pasien untuk menikmati musik yang akan membawanya pada rileksasi dan ketenangan

9. Anjurkan klien untuk tetap fokus kepada diri dan jiwanya.

10. Lakukan meditasi ini selama 15 menit.

11. Sebelum menghentikan meditasi, anjurkanlah pertama gerakkanlah jari jari , setelah itu baru buka mata.

12. Setelah meditasi selesai bersihkan alat


13. Evaluasi klien setelah dilakukan kegiatan meditasi.
SOP

Hasil 1. Evaluasi respon pasien


2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Menganjurkan pasien untuk melakukan meditasi secara mandiri.
4. Berpamitan kepada pasien
5. Cuci tangan
Dokumentasi 1. Catat kegiatan yang telah dilakukan dalam catatan pelaksanaan
2. Catat respon pasien terhadap tindakan
3. Dokumentasikan evaluasi tindakan
4. Nama dan paraf perawat
Thank You

Anda mungkin juga menyukai