Anda di halaman 1dari 10

STATUS GIZI PADA PASIEN DENGAN

PANKREATITIS KRONIS
Pembahasan jurnal
• 1. Permasalahan sistem endokrin
• 2. Masalah yang terjadi dan dimana dilakukan
penelitiannya
• 3. Intervensi apa yg dilakukan
• 4. Proses atau pelaksanaannya bagaimana
• 5. Kapan dan berapa lama dilakukan intervensi
• 6. Hasil penelitian
• 7. Kesimpulan
1. STATUS GIZI PADA PASIEN DENGAN PANKREATITIS KRONIS

• Yang menjadi masalah dalam jurnal ini, yaitu: Pada


pasien dengan pankreatitis kronis memiliki peningkatan
resiko kekurangan gizi dimana kondisi peradangan pada
pankreas dapat menyebabkan endokrin dan eksokrin
tidak mampu melakukan proses metabolisme, proses
penyerapan, dan proses pencernaan.
2. Masalah yang terjadi

• 1. Sakit, dapat menurunkan nafsu makan dan asupan gizi


• 2. Akibat tekanan pseudokista (penumpukan cairan) dapat
mengganggu
• dapat mengganggu proses pencernaan makanan
• 3.Penyalahangunaan alkohol dalam jangka waktu yang lama dan
melakukan diet ketat sehingga dapat meningkatkan resiko
penurunan nutrisi
• 4.Ketidakcukupan eksokrin bisa menyebabkan maldigistion
(pencernaan yang kurang baik) dan malabsorpsi lemak dan
protein yang berhubungan erat dengan berat badan.
Tempat dikakukan penelitian
• Semua pasien mengunjungi Bagian Rawat Jalan
Gastroenterologi dari Maastricht University Medical
Centre, sebuah rujukan regional pusat CP di selatan
Belanda. Dengan masalah status gizi pada pasien
dengan pankreatitis kronis. Tiga puluh sembilan pasien
(39) memiliki CP dan sebelas pasien (11) memiliki RAP
(diagnosis pankreatitis akut berulang). Menurut alat
skrining gizi, 28 50% dari pasien memiliki risiko
kekurangan gizi sedang atau tinggi.
3. Intervensi apa yg dilakukan

A. Intervensi yang dilakukan

1.Penilaian gizi
2.Biokimia
3.Pengukuran antropometri
4. Proses atau pelaksanaannya bagaimana
• 1.Penilaian gizi
Pasien CP yang menghadiri klinik rawat jalan gastroenterologi secara standar merujuk ke
departemen diet untuk mendapat penilaian nutrisi umum untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko
mengalami gizi buruk.
• 2.Biokimia
Semua pasien CP secara rutin diskrining (setidaknya setahun sekali) di klinik rawat jalan untuk
pembengkakan, insufisiensi eksokrin, insufisiensi endokrin dan defisit nutrisi oleh pengambilan
sampel darah dan tinja. Hasil laboratorium terbaru pada saat penilaian diambil dari grafik medis
pasien. Elastase dan steatocrit, sebagai ukuran untuk tingkat steatorrhea, ditentukan pada sampel
kotoran. Kelainan eksokrin pankreas diklasifikasikan sebagai kadar elastase feses sebesar kurang
dari 200 mg/g feses.
• 3.Pengukuran antropometri
Data kekuatan antropometri dan pegangan yang tidak dikoreksi dirangkum pada Tabel 4. Data
koreksi usia dan jenis MAMC, HGS dan FFMI, menunjukkan skor di bawah persentil ke 25 di 31
(62,0%), 23 (46,0%) dan 30 (60,0%) pasien. Jumlah pasien yang mendapat skor di bawah persentil
ke 5 pada MAMC, HGS dan FFMI masing-masing adalah 18 (36,0%), 10 (20,0%) dan 14 (28,0%).
Gambar 1 menunjukkan bahwa sejumlah besar pasien dengan skor sangat rendah (op10) pada
massa otot dan kekuatan otot berhubungan Parameter tidak diidentifikasi berisiko mengalami gizi
buruk alat skrining MNA.
5. Kapan dan berapa lama dilakukan intervensi

• a. Penilaian gizi : dilalukan kepada 39 pasien yang


memiliki CP sejak 1 tahun.

• b. Biokimia : dilakukan setahun sekali.

• c. Pengukuran antropometri : dilakukan pada saat


sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.
6. Hasil penelitian
• Sebanyak 56 pasien memenuhi kriteria diagnostik CP atau RAP dan melakukan
penilaian nutrisi. Karakteristik pasien tercantum pada Tabel 1. Usia rata-rata
adalah 57,1 tahun (kisaran 20-81 tahun) dan usia rata-rata pada awal
pankreatitis adalah 50,9 tahun (kisaran 13-76 tahun) dengan durasi penyakit
rata-rata 6,3 tahun ( kisaran 1,2-28,9 tahun). Diagnosis CP atau RAP,
berdasarkan kriteria yang disebutkan sebelumnya, masing-masing dikonfirmasi
pada 39 (78,0%) dan 11 (22,0%) pasien. Etiologi adalah penyalahgunaan
alkohol pada 23 (46,0%) dari semua pasien pankreatitis. Sedikitnya 31 pasien
(62,0%) mengunjungi ahli gizi dan 58,0% menggunakan suplemen enzim
pankreas oral. Data penilaian gizi menunjukkan bahwa indeks massa tubuh
(IMT) menurun secara signifikan dibandingkan dengan BMI pada diagnosis
(24,4 vs 26,1 kg / m2; Po0.001). Tidak ada pasien yang memiliki BMI o18,5 kg /
m2 pada saat diagnosis, dibandingkan dengan tiga pasien pada saat penilaian.
7. Kesimpulan
Hasil penelitian cross-sectional eksploratif ini menunjukkan bahwa
tidak hanya berat badan, tetapi juga fungsi dan massa otot dapat
terganggu secara signifikan pada pasien rawat jalan CP. Ini berarti
risiko malnutrisi yang jelas dan kualitas hidup yang umumnya
terganggu.Saat ini, metode pemantauan berat, tingkat protein dan
penyakit yang sering digunakan mungkin tidak menjadi parameter
optimal untuk mengidentifikasi pasien berisiko mengalami malnutrisi
karena komposisi dan fungsi tubuh tidak diperhitungkan. Alat
skrining nutrisi yang banyak digunakan tidak mungkin untuk
mengidentifikasi semua pasien dengan massa tubuh ramping yang
menurun dan fungsi yang dibatasi. Penilaian nutrisi ekstensif
mencakup semua faktor penentu gizi buruk.

Anda mungkin juga menyukai