Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KASUS & JURNAL

DI RUANG MELATI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE


SAMARINDA

Stase Keperawatan Maternitas


Pembimbing Akademik: Ns.Desy Ayu Wardani, M.Kep.Sp.Kep.Mat

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2019-2020
HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS KASUS & JURNAL DI RUANG MELATI RSUD ABDUL WAHAB


SJAHRANIE SAMARINDA

Oleh :
KELOMPOK VIII

Laporan ini telah disetujui oleh dosen koordinator dan dosen pembimbing Keperawatan
Maternitas Institut Teknologi Kesehatan Wiyata Husada Samarinda
Pada tanggal .. Februari 2020

MENYETUJUI

Pembimbing Akademik Keperawatan Presptor Klinik Keperawatan Anak


Anak Institut Teknologi Kesehatan RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Wiyata Husada Samarinda Samarinda
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada penyusun, sehingga dengan
limpahan rahmad dan karunia- nya penyusun dapat menyelesaikan laporanini
dengan judul “ANALISIS KASUS & JURNAL DI RUANG MAWAR RSUD
ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA”. Laporan ini dibuat
berdasarkan bermacam sumber buku–buku refrensi, media elektronik, dan dari
hasil pemikiran penyusun sendiri.
Selama penyusunan laporan ini penyusun banyak mendapatkan masukan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu berbagai penyusunan
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ns Desy Desy Ayu Wardhani, S.Kep, M.Kep Sp. Mat Selaku dosen koordinator
dan pembimbing keperawatan anak di ITKES Wiyata Husada Samarinda
2. Kepala Ruangan beserta staf keperawatan Ruang Mawar RSUD.Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda yang telah mengizinkan dan memberi bimbingan
selama pelaksanaan praktik stase Kritis di ruangan tersebut.
3. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan kepada
penyusun baik bersifat moril maupun material.
4. Dan semua yang telah membantu dalam kelancaranpenyusunanlaporan ini.
Semoga makalah ini dapta bermanfaat kepada pembacanya dan dapat
dijadikan acuan terhadap penyusunan laporan berikut berikutnya.

Samarinda, Februari 2020


DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan .................................................................................................i


Kata Pengantar ...........................................................................................................ii
Daftar Isi ....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................
C. Tujuan ..............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori Nyeri .........................................................................................
B. Konsep Pengkajian Nyeri ................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian ........................................................................................................
B. Diagnosa ..........................................................................................................
C. Intervensi ..........................................................................................................
D. Catatan Perkembangan .....................................................................................
BAB IV ANALISIS JURNAL
A. Jurnal Dalam Penerapan ..................................................................................
B. Hasil.................................................................................................................
BAB V PEMBAHASAN
A. Hubungan terapi murottal terhadap nyeri ........................................................
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
JURNAL TERLAMPIR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Section caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana dilahirkan melalui suatu insisi pada
dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahimdalam keadaan utuhserta berat janin di atas
500 gram (Sarwono,2009). Section caesaria adalah suatu cara melahirkan dengan membuat sayatan
pada dinding uterus melalui depan perut atau vagina, atau di sebut juga histerotomia untuk melahirkan
janin dari dalam rahin ( Mochtar,2011).

Toxonomi Comite of The International Assocation mendefinisikan nyeri post operasi sebagai
sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosi yang berhubungan dengan kerusakan
jaringan potensial nyata atau menggambarkan terminologi suatu kerusakan (Maryunani, 2010). Nyeri
post operasi akan meningkatkan stress post operasi dan memiliki pengaruh negatif pada penyembuhan
nyeri. Nyeri yang dirasakan ibu post partum dengan section caesarea berasal dari luka yang terdapat
pada bagian abdomen. Nyeri merupakan suatu mekanisme bagi tubuh yang timbul ketika jaringan
sedang rusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri.
Nyeri biasanya terjadi pada 12 sampai 36 jam setelah pembedahan, dan menurun pada hari ketiga.
Adapun proses terjadinya nyeri adalah dimulai ketika bagian tubuh terluka oleh tekanan, potongan,
sayatan, dingin, atau kekurangan oksigen pada sel, maka bagian tubuh yang terluka akan
mengeluarkan berbagai macam substansi intraseluler dilepaskan ke ruang ekstraseluler maka akan
mengiritasi nosiseptor. Saraf ini akan merangsang dan bergerak sepanjang serabut saraf atau
neurotransmisi yang akan menghasilkan substansi yang disebut dengan neurotransmiter seperti
prostaglandin dan epinefrin yang membawa pesan nyeri dari medula spinalis di transmisikan ke otak
dan di persepsikan sebagai nyeri. Kontrol nyeri yang baik akan mengurangi intensitas nyeri yang
dirasakan.

Intensitas nyeri yang dirasakan berbeda-beda oleh masing-masing ibu. Intensitas nyeri adalah
gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri dengan
pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologis tubuh terhadap nyeri
itu sendiri. Namun pengukuran dengan teknik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang
nyeri itu sendiri. Intensitas nyeri adalah jumlah nyeri yang terasa, intensitas nyeri dapat diukur dengan
menggunakan angka 0 sampai 10 pada skala intensitas nyeri. Penatalaksanaan untuk mengurangi
intensitas nyeri dapat dilakukan secara farmakologi atau non farmakologi dengan teknik tertentu yang
kemudian akan mengurangi intensitas nyeri itu sendiri.
BAB II
LATAR BELAKANG
A. Konseo Teori Nyeri
1. Definisi
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yangtidak menyenangkan akibat dari kerusakan
jaringan yang actual atau potensial. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang
mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya. Nyeri
merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena
perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang
tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.

2. Etiologi
Nyeri berhubungan dengan banyak penyakit. Banyak penyakit yang dapat menimbulkan
rasa nyeri di persarafan, seperti infeksi HIV, herpes, cedera, kanker, diabetes, penyakit
autoimun,penekanan akar saraf di tulang belakang, diabetes, kekurangan vitamin B6, B12, dsb.
Definisi nyeri saraf adalah nyeri akibat serabut saraf yang rusak, cedera atau mengalami
gangguan fungsi. Rasa nyeri timbul akibat respon saraf yang menerima rasa nyeri baik dari
dalam maupun dari luar tubuh lalu membawa sensasi tersebut ke dalam otak. Nyeri saraf tidak
selalu disertai nyeri yang hebat, namun hampir selalu disertai tingkat kepekaan nyeri yang tidak
normal berupa ketidaknyamanan terus menerus hingga nyeri yang tidak tertahankan.Rasa tidak
nyaman tersebut dapat berupa mati rasa, panas, geli, nyeri seperti tertusuk,seperti sengatan
listrik,rangsangan ringan mencetuskan rasa nyeri, kesemutan. Selain akibat kerusakan saraf tepi,
kerusakan dan cedera pada otak dan sumsum tulang belakang juga menyebabkan nyeri
saraf.Jenis nyeri saraf juga dilihat dari tipe saraf yang terkena.
Sedangkan definisi nyeri akut adalah sensasi jangka pendek yang menyadarkan kita akan
adanya cedera. Seringkali nyeri diabaikan dan hanya dianggap sebagai gejala, bukan sebagai
penyakit yang harus diobati sehingga menjadi nyeri kronis. Nyeri kronis adalah nyeri yang
berlangsung lebih dari 3 bulan.Sistem saraf anda menerima sinyal rasa sakit dan nyeri yang
konstan dari tubuh selama berbulan bulan bahkan bertahun tahun. Nyeri kronis dapat
menimbulkan rasa terbakar, mati rasa, rasa seperti diiris atau ditusuk. Hal ini terjadi karena
kerusakan pada saraf.Nyeri jangka panjang dapat menyebabkan kegelisahan,
depresi,ketergantungan obat penghilang nyeri, gangguan tidur, gangguan konsentrasi, sakit
kepala. Hal ini dapat menghambat aktivitas sehari hari.
Adapun Etiologi Nyeri yaitu:
a. Stimulasi Kimia (Histamin, bradikirun, prostaglandin, bermacam-macam asam)
b. Pembengkakan Jaringan
c. Spasmus Otot
d. Kehamilan
e. Inflamasi
f. Keletihan
g. Kanker

3. Tanda & Gejala


Nyeri bisa berupa nyeri tajam, tumpul, rasa terbakar, geli(tingling), menyentak (shooting) yang
bervariasi dalam intensitas dan lokasinya. Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala
nyeri yang berubah sama sekali (mis. tajam menjadi tumpul). Gejala kadang bersifat nonspesifik
Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi, takikardi, midriasis tapi tidak bersifat diagnostik. Untuk
nyeri kronis seringkali tidak ada tanda yang nyata.
a. Gangguan Tidur
b. Posisi Menghindari Nyeri
c. Gerakan Menghindari Nyeri
d. Pucat
e. Perubahan Nafsu Makan

4. Mekanisme Terjadinya Nyeri


Nyeri merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh untuk melindungi dan memberikan
tanda bahaya tentang adanya gangguan di tubuh. Mekanisme nyeri adalah sebagai berikut
rangsangan diterima oleh reseptor nyeri, di ubah dalam bentuk impuls yang di hantarkan ke
pusat nyeri di korteks otak. Setelah di proses dipusat nyeri, impuls di kembalikan ke perifer
dalam bentuk persepsi nyeri.
Rangsangan yang diterima oleh reseptor nyeri dapat berasal dari berbagai faktor dan
dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu: Rangsangan Mekanik : Nyeri yang di sebabkan
karena pengaruh mekanik seperti tekanan, tusukan jarum, irisan pisau dan lain-lain.
a. Rangsangan Termal : Nyeri yang disebabkan karena pengaruh suhu, Rata-rata manusia
akan merasakan nyeri jika menerima panas diatas 450 C, dimana mulai pada suhu
tersebut jaringan akan mengalami kerusakan
b. Rangsangan Kimia : Jaringan yang mengalami kerusakan akan membebaskan zat yang di
sebut mediator yang dapat berikatan dengan reseptor nyeri antaralain: bradikinin,
serotonin, histamin, asetilkolin dan prostaglandin. Bradikinin merupakan zat yang paling
berperan dalam menimbulkan nyeri karena kerusakan jaringan. Zat kimia lain yang
berperan dalam menimbulkan nyeri adalah asam, enzim proteolitik, Zat P dan ion K+ (ion
K positif ).
Reseptor nyeri dalam tubuh adalah ujung-ujung saraf telanjang yang ditemukan hampir pada
setiap jaringan tubuh. Impuls nyeri dihantarkan ke Sistem Saraf Pusat (SSP) melalui dua sistem
Serabut. Sistem pertama terdiri dari serabut Ad bermielin halus bergaris tengah 2-5 µm, dengan
kecepatan hantaran 6-30 m/detik. Sistem kedua terdiri dari serabut C tak bermielin dengan
diameter 0.4-1.2 µm, dengan kecepatan hantaran 0,5-2 m/detik. Serabut Ad berperan dalam
menghantarkan 'Nyeri cepat' dan menghasilkan persepsi nyeri yang jelas, tajam dan
terlokalisasi, sedangkan serabut C menghantarkan 'nyeri Lambat' dan menghasilkan persepsi
samar-samar, rasa pegal dan perasaan tidak enak.
Pusat nyeri terletak di talamus, kedua jenis serabut nyeri berakhir pada neuron traktus
spinotalamus lateral dan impuls nyeri berjalan ke atas melalui traktus ini ke nukleus
posteromidal ventral dan posterolateral dari talamus. Dari sini impuls diteruskan ke gyrus post
sentral dari korteks otak.
5. Klasifikasi Nyeri
Nyeri dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria antara lain :
Klasifikasi nyeri berdasarkan waktu, dibagi menjadi nyeri akut dan nyeri kronis
a. Nyeri Akut adalah Nyeri yang terjadi secara tiba-tiba dan terjadinya singkat contoh
nyeri trauma
b. Nyeri Kronis adalah nyeri yang terjadi atau dialami sudah lama contoh kanker
Klasifikasi nyeri berdasarkan Tempat terjadinya nyeri
a. Nyeri Somatik adalah Nyeri yang dirasakan hanya pada tempat terjadinya kerusakan
atau gangguan, bersifat tajam, mudah dilihat dan mudah ditangani, contoh Nyeri karena
tertusuk
b. Nyeri Visceral adalah nyeri yang terkait kerusakan organ dalam, contoh nyeri karena
trauma di hati atau paru-paru.
c. Nyeri Reperred : nyeri yang dirasakan jauh dari lokasi nyeri, contoh nyeri angina.
Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Persepsi Nyeri
a. Nyeri Nosiseptis adalah Nyeri yang kerusakan jaringannya jelas
b. Nyeri neuropatik adalah nyeri yang kerusakan jaringan tidak jelas. contohnya : Nyeri
yang diakitbatkan oleh kelainan pada susunan saraf.
B. Konsep Pengkajian Nyeri
P : Provokatif / Paliatif
Apa kira-kira Penyebab timbulnya rasa nyeri...? Apakah karena terkena ruda paksa / benturan..?
Akibat penyayatan..? dll.
Q : Qualitas / Quantitas
Seberapa berat keluhan nyeri terasa..?. Bagaimana rasanya..?. Seberapa sering terjadinya..? Ex :
Seperti tertusuk, tertekan / tertimpa benda berat, diris-iris, dll.
R : Region / Radiasi
Lokasi dimana keluhan nyeri tersebut dirasakan / ditemukan..? Apakah juga menyebar ke daerah
lain / area penyebarannya..?
S : Skala Seviritas
Skala kegawatan dapat dilihat menggunakan GCS (Glasgow's Coma Scale) ) untuk gangguan
kesadaran, skala nyeri / ukuran lain yang berkaitan dengan keluhan
T : Timing
Kapan keluhan nyeri tersebut mulai ditemukan / dirasakan..? Seberapa sering keluhan nyeri
tersebut dirasakan / terjadi...? Apakah terjadi secara mendadak atau bertahap..? Acut atau Kronis..?
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian

PENGKAJIAN POST PARTUM


Tanggal Pengkajian : Senin, 17 Februari 2020
Ruang : Mawar Obstetri
DATA UMUM KLIEN
1. Initial Klien : Ny. T Initial Suami : Tn. A
2. Usia : 37 Tahun Usia : 38 thn
3. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
4. Pendidikan Terakhir : SMA Pendidikan Terakhir : SMA

Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang lalu

No Tahun Tipe Jenis BB Keadaan Masalah


Persalinan Penolong Kelamin Lahir Waktu Kehamilan
Bayi
Lahir

1. 1999 Normal Bidan P 2.500 gr Hidup -


2. 2009 SC Dokter - 2.300 gr Hidup Letang
Lintang
3. 2011 - - - Meninggal Abotrus
4. 2014 Normal Bidan L 2.500 gr Hidup -
Hamil Meninggal
ini

Pengalaman Menyusui : ya / tidak


Riwayat Kehamilan Saat ini
1. Berapa kali periksa hamil : Pada masa kehamilan Ny. T sudah 12x memeriksa kehamilannya.
2. Masalah Kehamilan : PEB

Riwayat Persalinan
1. Jenis persalinan : Spontan (letkep/letsu)/SC a/l....................
Tgl/ jam : Jumat,14 Februari 2020/ 04.00
2. Jenis kelamin bayi : L/P, BB/PB : 8.00 gram/ 40 cm

Riwayat Ginekologi
1. Masalah Ginekologi
2. Riwayat KB (Jenis, lama pemakaian, efek samping) :
Ny. T mengatakan memakai KB jenis pil sudah sekitar 7 tahun.

DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI


Status Obstetrik : P4 A1 Bayi Rawat Gabung : ya/ tidak
o Jika tidak alasan : meninggal. Kehamilan 24-25 minggu, awal agustus 2019

Keadaan Umum: Baik Kesadaran : Compos Mentis


o BB/TB : 55 kg /153 cm

Tanda-tanda Vital
o Tekanan Darah : 140/90 mmHg
o Nadi : 92 x/menit
o Suhu : 35,40C
o Pernafasan : 20x/menit

Kepala Leher
o Kepala :
Bagian kepala tampak simetris, sebaran rambut merata, tidak ada ketombe, tidak ada kerontokan rambut,
tidak ada benjolan, warna rambut hitam, bentuk rambut lurus, tidak ada nyeri tekan.
o Mata :
Normal. Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, kornea jernih.
o Hidung :
Hidung tampak bersih tidak ada secret, simetris antara kanan & kiri
o Mulut :
Mulut tampak bersih, bibir tidak sianosis
o Telinga :
Pendengaran klien normal tidak ada gangguan.
o Leher :
Bagian leher normal, tidak ada distensi vena jugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid.
Dada
o Jantung :
Bunyi jantung reguler
o Paru :
Bunyi nafas vesikuler. Tidak terdapat bunyi napas tambahan
o Payudara :
Payudara normal tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan.
o Puting susu :
Bagian puting normal, puting susu menonjol
o Pengeluaran ASI :-

Abdomen
o Involusi uterus
o Fundus uterus
o Kandung kemih
o Fungsi pencernaan

Perineum dan Genital


o Vagina : integritas kulit: Normal Edema : tidak ada Memar : tidak ada Hematoma :
tidak ada
o Perineum : Utuh/ Episotomi/Ruptur
o Tanda REEDA
R : Kemerehan : ya/tidak
E : Bengkak : ya/tidak
E: Echimosis : ya/tidak
D: Discharge : serum/pus/darah/tidak ada
A: approximate : baik/tidak
o Kebersihan : Bersih

Ekstermitas
o Ekstermitas Atas : edema: ya/tidak
o Ekstermitas abawah : edama: ya/tidak
o Varises : ya/tidak
o Tanda homan : + / -

Eliminasi
o BAK : Kebiasaan BAK : Sebelum masuk rumah sakit pasien BAK tidak ada masalah
o BAK saat ini : setelah masuk rumah sakit pasien BAK ± 1000 ml/8 jam dengan warna urine
berwarna kuning jernih
o BAB : Kebiasaan BAB : Sebelum masuk rumah sakit BAB pasien tidak ada masalah.
o BAB saat ini : setelah masuk rumah sakit sampai saat pengkajian pasien belum ada BAB

Istirahat dan Kenyamanan


o Pola tidur : untuk pola tidur klien mengatakan tidak ada masalah
o Keluhan tidak nyaman : ya/tidak

Mobilisasi dan Latihan


o Tingkat mobilisasi : klien sudah bisa duduk mobilisasi hanya ti tempat tidur. Untuk aktivitas yg
lain klien masih dibantu
o Latihan/senam : klien sudah mulai belajar untuk bisa berdiri & berjalan

Nutrisi dan cairan


o Asupan nutrisi : diit BRG
o Nafsu makan : baik/kurang/tidak ada
o Asupan cairan : cukup/ kurang

Keadaan Mental
o Adaptasi Psikologis : klien merasa sedih dikarenakan bayinya meninggal
o Penerimaan Terhadap Bayi : klien sangat menantikan bayinya.
Analisa Data
No Data Penunjang Kemungkinan Masalah
Penyebab
1. DS : kondisi Nyeri Akut
pembedahan
- Ku : lemah
- Pengkajian PQRST :
P : Luka post SC
Q : nyeri menyebar
R : nyeri dibagian perut bekas
operasi
S: skala nyeri 6
T : nyeri saat bergerak

DO :
- Ekspresi wajah tampak
meringis
- TD :140/90 mmHg
- Nadi : 90x/m
- RR : 20x/m
- Suhu : 35.4oC

2.

B. Diagnose
1. Nyeri Akut
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif
3. Berduka
C. Intervensi
D. Catatan Perkembangan
BAB IV
ANALISIS JURNAL
A. Jurnal Dalam Penerapan

Anda mungkin juga menyukai