Anda di halaman 1dari 9

ANALISA KETERAMPILAN GAWAT DARURAT

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMASANGAN INFUS

Nur Janah
P1908115
Standar Operasional Prosedur Pemasangan Infus menurut Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia (Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan / Badan PPSDM Kesehatan)

Pengertian Memasang infus adalah pemasangan infus untuk memberikan cairan atau
obat melalui parenteral (intravena).

Tujuan a. Memperbaiki atau mencegah gangguan cairan dan elektrolit pada klien
yang sakit akut.
b. Mencegah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
c. Memberikan akses intravena pada pemberian terapi intermitten atau
emergensi
Tahap 1) Anjurkan pasien memakai baju yang mudah untuk masuk dan
Kerja keluarnya lengan.
  2) Buka set steril dengan teknik aseptik.
3) Cek cairan dengan menggunakan prinsip 6 benar dalam pemberian
obat.
4) Buka set infus, letakkan klem 2-4 cm di bawah tabung drip dalam
keadaan off / terkunci.
5) Buka tutup botol, lakukan desinfeksi tutup botol cairan, dan tusukkan
set infus ke botol / kantong cairan dengan benar.
6) Gantungkan botol cairan infus pada tiang infus, isi tabung drip infus ⅓-
½ penuh.
7) Buka penutup jarum dan buka klem untuk mengalirkan cairan sampai
ke ujung jarum hingga tidak ada udara dalam selang, klem kembali, dan
tutup kembali jarum.
8) Pilih jarum intravena / abbocath.
9) Atur posisi pasien dan pilih vena.
10)Pasang perlak dan pengalas
11)Bebaskan daerah yang akan diinsersi, letakkan tourniquet 10-15
cm proksimal tempat insersi.
 
  12)Pakai handschoon
13)Bersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari dalam ke luar).
14)Pertahankan vena pada posisi stabil
15)Pegang IV kateter (abbocath) dengan sudut 20-30º, tusuk vena
dengan lubang jarum menghadap ke atas, dan pastikan IV kateter
masuk intavena dengan tanda darah masuk ke abbocath, kemudian
tarik mandrin ± 0.5 cm
16)Masukkan IV kateter secara perlahan, tarik mandrin, dan
sambungkan IV kateter dengan selang infus
17)Lepas tourniquet, kemudian alirkan cairan infus
18)Lakukan fiksasi IV kateter, kemudian beri desinfektan daerah tusukan
dan tutup dengan kasa
19)Atur tetesan sesuai program
20)Lepaskan sarung tangan
Standar Operasional Prosedur
pada video keterampilan pemasangan infus
Link Video : https://www.youtube.com/watch?v=rfRjmz5DvLw
Tahap • Cuci tangan dan pakai hanscoon
kerja • Menyiapkan alat
• Menulis tanggal pada plester
• Mengambil safety box
• Memasang tourniquet
• Mencari pembuluh darah vena
• Desinfeksi menggunakan swab
• Mengambil abbocath, menusuk vena, mengeluarkan jarum abbocath, menutup
abbocath.
• Mengecek kepatenan pembuluh darah dg memasukkan aquadest dg spuit dan
memastikan tidak ada pembengkakan di area yang terpasang abbocath
• Memplester / memfiksasi pada tangan
• Mengambil cairan infus dan infus set, mengecek cairan.
• Menghubungkan cairan ke infus set
• Mengisi tabung drip infus, mengeluarkan udara pada infusset
• Mengecek kepatenan pembuluh darah kembali
• Menghubungkan infus set ke abbocath
• Mengatur tetesan infus
• Merapikan alat
PEMBAHASAN

Pemasangan infus merupakan tindakan penusukan pada


pembuluh darah vena untuk dilewati cairan infus /terapi
obat, dengan tujuan agar sejumlah cairan atau obat dapat
masuk ke dalam tubuh melalui vena dalam jangka waktu
tertentu. Pemasangan infus diindikasikan untuk kebutuhan
pemberian obat intravena, hidrasi intravena, transfusi
darah atau komponen darah lain serta situasi lain di mana
akses langsung ke aliran darah diperlukan, seperti dalam
kondisi emergency (misalnya ketika tindakan RJP), yang
memungkinkan untuk pemberian obat secara intra vena.
Kontra indikasi pemasangan infus yaitu adanya flebitis,
inflamasi (bengkak, nyeri) pada bagian tubuh yang akan
dipasang, serta bagian tangan pasien gagal ginjal yang
terpasang akses hemodialisa.
Standar operasional prosedur pemasangan infus menurut kemenkes
RI dengan video yang saya saksikan memiliki persamaan yaitu,
mencuci tangan dan memakai hanscoon, meletakkan tourniquet 10-
15 cm proksimal dari tempat insersi, serta melakukan penusukan
menggunakan abbocath dengan sudut 30 derajat. Sedangkan
perbedaan yang dilakukan pada video yang tidak sejalan dengan SOP
menurut Kemenkes RI yaitu
• Memakai handscoon diawal sekali. Pemakaian hanscoon diawal
sekali dan digunakan untuk menyentuh mengambil barang-barang
(seperti menyiapkan alat serta mengambil safety box saat
menggunakan hanscoon) kemudian hanscoon juga digunakan
untuk pemasangan infus dikhawatirkan dapat meningkatkan
resiko infeksi pada pasien.
• Tidak mempersiapkan cairan infus dan infuset diawal sebelum
melakukan tindakan. Persiapan alat sebaiknya dilakukan diawal
sebelum melakukan tindakan, selain lebih memudahkan
pekerjaan juga efesiensi waktu saat melakukan suatu tindakan.
• Tidak mengunci/klem infus set pada saat menusuk infus set
pada cairan infus. Pada saat sebelum infus set ditusukkan pada
cairan infus seharusnya diklem terlebih dahulu untuk
menghindari terbuangnya cairan infus dalam jumlah cukup
banyak.
• Memeriksa kepatenan pembuluh darah dengan memasukkan
aquadest menggunakan spuit. Pada saat menghubungkan infus
set ke iv kateter sudah dapat dilihat apakah pembuluh darah
paten atau tidak, terlihat dari tetesan infus yang menetes
dengan baik.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai