Di Susun Oleh :
Agustina
P1908068
A. PENGERTIAN
Stroke iskemik atau stroke non hemoragik adalah infark atau kematian jaringan
yang serangannya terjadi pada usia 20- 60 tahun dan biasanya timbul setelah beraktifitas
fisik atau karena psikologis (mental) yang disebabkan karena thrombosis maupun emboli
pada pembuluh darah di otak .
B. ETIOLOGI
Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu kejadian di bawah ini diantaranya :
a) Trombus Serebral Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami
oklusi sehinnga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan
oedema dan kongesti disekitarnya.
b) Emboli Emboli serebri merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan
darah, lemak dan udara. Emboli menyebabkan edema dan nekrosis diikuti
thrombosis.
c) Iskemia Penurunan aliran darah ke area otak.
C. MANIFESTASI KLINIS
Stroke non hemoragik disebabkan oleh trombosis akibat plak aterosklerosis yang
memberi vaskularisasi pada otak atau oleh emboli dari pembuluh darah diluar otak yang
tersangkut di arteri otak yang secara perlahan akan memperbesar ukuran plak sehingga
terbentuk trombus . Trombus dan emboli di dalam pembuluh darah akan terlepas dan
terbawa hingga terperangkap dalam pembuluh darah distal, lalu menyebabkan
pengurangan aliran darah yang menuju ke otak sehingga sel otak akan mengalami
kekurangan nurisi dan juga oksigen, sel otak yang mengalami kekurangan oksigen dan
glukosa akan menyebabkan asidosis lalu asidosis akan mengakibatkan natrium, klorida,
dan air masuk ke dalam sel otak dan kalium meninggalkan sel otak sehingga terjadi
edema setempat. Kemudian kalsium akan masuk dan memicu serangkaian radikal bebas
sehingga terjadi perusakan membran sel lalu mengkerut dan tubuh mengalami defisit
neurologis lalu mati.
E. PATHWAY
Hipertensi, DM,
Trombosis Embolisme Penyakit jantung,
obesitas, merokok
G. KOMPLIKASI
H. PENATALAKSANAAN
a. Serebral Angiografi
b. Computerized Tomografi Scanning(CT-Scan)
c. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
d. Ultrasonografi Doppler (USG Doppler)
e. Elektroensefalogram (electroencephalogramEEG) lesi yang spesifik
f. Sinar tengkorak
I. RENCANA KEPERAWATAN
1. Pengkajian sekunder
2. Pengkajian primer
a. Airway
b.Breathing
c. Circulation
d.Disability
a) Tingkat kesadaran
b) Gerakan ekstremitas
c) Ukuran pupil dan respon pupil terhadap cahaya
e. Exposure
a) Tanda-tanda trauma yang ada pada penderita/pasien
J. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : mengalami penurunan kesadaran, suara bicara : kadang
mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bisa bicara/afasia, tanda-
tanda vital meningkat, nadi bervariasi.
b. Pemeriksaan integumen :
1) Kulit : jika kekurangan oksigen kulit akan tampak pucat dan jika kekurangan
cairan maka turgor kulit jelek. Disamping itu perlu juga dikaji tanda-tanda
dekubitus daerah yang menonjol klien CVA bledding harus bed rest 2-3
minggu.
2) Kuku : perlu di lihat adanya clubbing finger, sianosis
3) Rambut : umumnya tidak ada kelainan
c. Pemeriksaan leher dan kepala :
1) Bentuk : normochepalik
2) Wajah : umumnya tidak simetris yaitu mencong kesalah satu sisi.
3) Leher : kaku kuduk jarang terjadi.
d. Pemeriksaan dada : pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengan
ronvhi, wheezing, maupun suara nafas tambahan lainnya, pernafasan tidak teratur
akibat penurunan refleks batuk dan menelan.
e. Pemeriksaan abdomen : didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest lama,
dan kadang kembung.
f. Pemeriksaan inguinal, genetalia dan anus : kadang terdapat inkontensia atau retensio
urine.
g. Pemeriksaan ekstermitas : sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
a. Pengkajian Nervus saraf kranialis
Menurut Muttaqin, (2008) Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan saraf
kranial I-XII.
1) Saraf I: Biasanya pada klien stroke tidak ada kelainan pada fungsi penciuman.
2) Saraf II: Disfungsi persepsi visual karena gangguan jaras sensori primer di
antara mata dan korteks visual. Gangguan hubunganvisual-spasial
(mendapatkan hubungan dua atau lebih objekdalam area spasial) sering terlihat
pada Mien dengan hemiplegiakiri. Klien mungkin tidak dapat memakai pakaian
tanpa bantuankarena ketidakmampuan untuk mencocokkan pakaian ke
bagiantubuh.
3) Saraf III, IV, dan VI: Jika akibat stroke mengakibatkan paralisis, pada Satu sisi
otot-otot okularis didapatkan penurunan kemampuangerakan konjugat unilateral
di sisi yang sakit.
4) Saraf V: Pada beberapa keadaan stroke menyebabkan paralisissaraf trigenimus,
penurunan kemampuan koordinasi gerakanmengunyah, penyimpangan rahang
bawah ke sisi ipsilateral, serta kelumpuhan satu sisi otot pterigoideus internus
dan eksternus.
5) Saraf VII: Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajahasimetris, dan otot
wajah tertarik ke bagian sisi yang sehat.
6) Saraf VIII: Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi.
7) Saraf IX dan X: Kemampuan menelan kurang baik dan kesulitanmembuka
mulut.
8) Saraf XI: Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dantrapezius.
9) Saraf XII: Lidah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi danfasikulasi, serta
indra pengecapan normal.
b. Pengkajian Tingkat Kesadaran
Kualitas kesadaran klien merupakan parameter yang paling mendasar dan parameter
yang paling penting yang membutuhkan pengkajian. Tingkat keterjagaan klien dan
respons terhadap lingkungan adalah indikator paling sensitif untuk disfungsi sistem
persarafan. Beberapa sistem digunakan untuk membuat peringkat perubahan dalam
kewaspadaan dan keterjagaan. Pada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien stroke
biasanya berkisar pada tingkat letargi, stupor, dan semikomatosa. Jika klien sudah
mengalami koma maka penilaian GCS sangat penting untuk menilai tingkat
kesadaran klien dan bahan evaluasi untuk pemantauan pemberian asuhan.
c. Pengkajian Fungsi Serebral
Pengkajian ini meliputi status mental, fungsi intelektual, kemampuan bahasa, lobus
frontal, dan hemisfer.
d. Status Mental
Observasi penampilan, tingkah laku, nilai gaya bicara,ekspresi wajah, dan aktivitas
motorik klien. Pada klien stroketahap lanjut biasanya status mental klien mengalami
perubahan.
e. Fungsi Intelektual
Didapatkan penurunan dalam ingatan dan memori, baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Penurunan kemampuan berhitung dan kalkulasi. Pada beberapa
kasus klien mengalami brain damage yaitu kesulitan untuk mengenal persamaan dan
perbedaan yang tidak begitu nyata.
f. Kemampuan Bahasa
Penurunan kemampuan bahasa tergantung daerah lesiyang memengaruhi fungsi dari
serebral. Lesi pada daerah hemisfer yang dominan pada bagian posterior dari
girustemporalis superior (area Wernicke) didapatkan disfasia reseptif, yaitu klien
tidak dapat memahami bahasa lisan atau bahasa tertulis. Sedangkan lesi pada bagian
posterior dari girus frontalisinferior (area Broca) didapatkan disfagia ekspresif, yaitu
kliendapat mengerti, tetapi tidak dapat menjawab dengan tepat dan bicaranya tidak
lancar. Disartria (kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang sulit
dimengerti yang disebabkanoleh paralisis otot yang bertanggung jawab untuk
menghasilkan bicara. Apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang
dipelajari sebelumnya), seperti terlihat ketika klien mengambil sisir dan berusaha
untuk menyisir rambutnya.
g. Pengkajian Sistem Motorik
Stroke adalah penyakit saraf motorik atas (UMN) danmengakibatkan kehilangan
kontrol volunter terhadap gerakan motorik.Oleh karena UMN bersilangan,
gangguan kontrol motor volunter padasalah satu sisi tubuh dapat menunjukkan
kerusakan pada UMN di sising berlawanan dari otak.
1) Inspeksi Umum : Didapatkan hemiplegia (paralisis pada salah satusisi) karena
lesi pada sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis ataukelemahan salah satu sisi
tubuh adalah tanda yang lain.
2) Fasikulasi : Didapatkan pada otot-otot ekstremitas.
3) Tonus Otot : Didapatkan meningkat.
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran darah ke otak
terhambat
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler
3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke otot
4. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d peningkatan sekret, kemampuan batuk
menurun/batuk efektif
L. INTERVENSI KEPERAWATAN
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Kliendengan Gangguan Persarafan.
Jakarta : Salemba Medika
Wilkinson, Judith. (2008). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 7. Penerbit Buku
Kedokteran (EGC). JakartaHerdman, T.Heather (2011).
Brunner and Suddarth, 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 volume 2
PPNI. (2019). standar luaran kepeawatan indonesia. jakarta selatan : PPNI.
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
Inisal : Ny. M
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Agama : Kristen
Status perkawainan : Menikah
II. STATUS KESEHATAN SAAT INI
Keluhan utama yang dirasa saat ini pasien tidak mau makan, pasien tidak kuat untuk
bergerak dan mengalami kelumpuhan.
III. PENYAKIT SAAT INI
Penyakit yang diderita klien saat ini post stroke iskemik
IV. PENYAKIT MASA LALU
a. Penyakit : klien mengalami pemyakit hipertensi
b. Alergi : klien tidak memiliki riwayat alergi
c. Kebiasaan : klien memiliki kebiasaan merokok, minum kopi.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Ibu pasien memiliki riwayat hipertensi.
PENGKAJIAN SISTEM (dijelaskan mengikuti sistem Inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi)
a. Keadaan umum
Composmentis, klien mengalami perubahan nafsu makan dan berat badan pasien
turun.
b. Integumen
Tidak ada pruritus, terdapat bercak hitam pada kulit dan perubahan tekstur, warna
kulit tampak normal
c. Sistem hemopietik
Tidak ada perdarahan atau memar abnormal, tidak ada pembengkakan kelenjar
limfe, tidak ada enemia.
d. Kepala
Kepala tampak simetris, terkadang mengalami sakit kepala, sebaran rambut
merata warna rambut putih, mengalami kerontokan rambut.
e. Mata
Klien mengatakan mengalami perubahan pengelihatan, klien mengatakan
penglihatan nya kabur.
f. Telinga
Klien mengalami perubahan pendengaran dan mulai sulit mendengar, tidak ada
timnitus, tidak ada riwayat infeksi pada klien.
g. Mulut dan tenggorokan
Klien mengatakan tidak ada sakit tenggorokan, tidak ada ulkus/lesi.
h. Leher
Tidak ada kekakuan, tidak ada nyeri tekan, tidak benjolan atau massa.
i. Payudara
Tidak ada benjolan atau massa, tidak ada nyeri/nyeri tekan, tidak ada bengkak.
j. Sistem pernapasan
Tidak ada batuk, tidak ada sesak napas, tidak ada sputum.
k. Sistem kardiovaskular
Tidak ada nyeri dada, tidak ada palpitasi, tidak ada murmur, tidak ada varises dan
tidak ada perubahan warna kaki pada klien.
l. Sistem gastrointestinal
Pencernaan kurang baik klien mengatan susah untuk BAB , mengalami
perubahan kebiasaan defekasi.
m. Sistem perkemihan
Tidak ada hematuria, tidak oliguria, tidak ada nyeri saat berkemih, tidak ada
infeksi.
n. Sistem genetoreproduksi (pria/wanita)
Tidak ada hernia, klien mengatakan tidak ada keluhan.
o. Sistem muskulokeletal
Klien mengatakan sulit untuk bergerak
p. Sistem syaraf pusat
Pasien mengatakan sakit kapala tetapi jarang, pasien mengalami kelumpuhan
pada sebagian tubuhnya.
q. Sistem endokrin
Tidak ada intoleransi panas, tidak intoleransi dingin, tidak ada goiter, tidak ada
perubahan rambut, tidak ada polifagia, tidak polidipsi, dan tidak ada polyuria.
VI. MASALAH KHSUSUS LANSIA (FISIK PSIKOSOSIAL, PSYCHIATRIC DAN
MENTAL HEALTH)
a. Nyeri (menjelaskan tentang nyeri yang dialami klien)
P : nyeri kepala tetapi jarang muncul
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : kepala
S :4
g. Resiko jatuh
KETERANGAN KRITERIA SKORE
Usia 55 – 60 1
<70 0
Status mental* Bingung terus-menerus 0
Kadang-kadang bingung 2
Penurunan tingkat kooperatif 0
Riwayat jatuh dalam 1 - 2 kali 0
Berulang 0
1 bulan
Pakai kateter / ostomi 0
Kebutuhan eliminasi dibantu 4
Incontinensia /urgensi 0
Gangguan penglihatan* 1
Mobilisasi Tidur berbarig di tempat tidur / duduk di kursi 1
Gaya berjalan, melangkah lebar 0
Kehilangan keseimbangan berdiri atau berjalan* 0
Penurunan koordinasi otot 0
Kesukaran berjalan, sempoyongan 0
Menggunakan alat bantu : kruk, walker 0
Obat berisiko Menggunakan 1 obat 0
(lihat daftar di bawah tabel) Menggunakan 2 atau lebih 2
Hospitalisasi 3 hari dirawat sejak masuk/dirujuk 0
2 hari pembedahan atau melahirkan 0
Persiapan alat IV line 0
Therapy anti embolitik 0
TOTAL SKORE
Untuk skore jatuh : 11
Keterangan : pasien mengalami resiko jatuh.
h. Kognitif
Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short
Postable Status Mental Questioner (SPSMQ)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban
BENAR SALAH N PERTANYAAN
O
√ 01 Tanggal berapa hari ini ?
√ 02 Hari apa sekarang ini ?
√ 03 Apa nama tempat ini ?
√ 04 Dimana alamat anda ?
√ 05 Berapa umur anda ?
√ 06 Kapan anda lahir ? (minimal tahun terakhir)
√ 07 Siapa presiden Indonesia sekarang ?
√ 08 Siapa Presiden Indonesia sebelumnya ?
√ 09 Siapa nama Ibu anda ?
Jumlah Jumlah 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka
baru, semua secara menurun
Interpretasi hasil :
a. Salah 0 – 3 = fungsi intelektual tubuh
b. Salah 4 – 5 = Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 = Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10 = Kerusakan intelektual berat
Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini
Mental Status Exam) :
Orientasi
Registrasi
Perhatian
Kalkulasi
Mengingat kembali
Bahasa
i. Depresi
Klien tidak mengalami depresi
j. Dellirium
Tidak ada gangguan, kesadaran klien compos mentis
k. Gangguan Tidur
Klien susah untuk tidur.
(PSQI)
Petunjuk: Berilah tanda chack ( ) pada kotak yang telah disediakan sesuai dengan jawaban anda.
No Responden : …………………………….
sejak berbaring
Terbangun ditengah malam atau terlalu dini
Terbangun untuk ke kamar mandi
Tidak mampu bernafas dengan leluasa
Batuk atau mengorok
Kedinginan dimalam hari
Kepanasan dimalam hari
Mimpi buruk
Terasa nyeri
Alasan lain ………
6 Seberapa sering anda menggunakan obat
tidur
7 Seberapa sering anda mengantuk ketika
antusias
8 Seberapa besar antusias anda ingin
baik kurang
9 Pertanyaan preintervensi : Bagaimana
lalu
Intepretasi hasil : skor =10
Jika lebih dari nilai 7 artinya tingkat gangguan tdur buruk, semakin tinggi skor maka semakin
buruk
l. Resiko decubitus :
Pengkajian skala resiko dekubitus menurut Norton
1
2 3 4
KONDISI FISIK Sangat
Buruk Sedang Baik
Buruk
4
1 2 3
KESADARAN CM
Soporus Delirium Apatis
1 2 3
4
AKTIVITAS Hanya Hanya Dengan
Mandiri
Tidur Duduk Bantuan
1 2 3
4
MOBILITAS Tidak Bisa Sangat Sedikit
Bebas
Bergerak Terbatas Terbatas
1 2 3 4
INKONTINENSIA
Selalu Sering Kadang Tidak ada
TOTAL SCORE : 16
Catatan :
Nilai < 12 : Resiko Tinggi
Nilai < 14 : Beresiko
m. Kualitas hidup
Klien mengatakan membutuhkan bantuan dalam aktivitas sehari-hari, kebutuhan
istirahat kurang terpenuhi dan sering mengalami gangguan tidur.
n. Mistreatment elder people
Klien mengatakan tidak pernah mengalami pelecehan ataupun penghinaan dari
orang lain sebelumnya.
ANALISA DATA
No Data Fokus Problem Etiologi
1 DO : pasien terlihat berbaring di Gangguan mobilitas Tidak melakukan
tempat tidur dan tampak lemah. fisik berhubungan aktivitas
dengan post stroke
DS : pasien hanya berbaring mengalami
ditempat tidur kelemahan otot
gangguan
mobilitas
2 DO : klien tampak kurus dan Defisit nutrisi Penurunan nafsu
keluarga mengatakan sebelumnya berhubungan dengan makan
bb pasien 65 kg sekarang turun penurunan nafsu
menjadi 50 kg makan. Defisit nutrisi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Uraikan diagnosa keperawatan prioritas
1. Gangguan mobilitas fisik b.d post stroke
2. Defisit nutrisi b.d nafsu makan menurun
3. Resiko jatuh b.d usia >65 tahun
NURSING CARE PLAN
No Diagnosa SLKI SIKI
1 Gangguan Mobilitas fisik Dukungan Mobilisasi
mobilitas fisik Observasi :
b.d post stroke Setelah dilakukan a. Identifikasi toleransi fisik
Tindakan keperawatan 1x8 melakukan pergerakan
jam diharapkan masalah
Terepeutik :
yang dialami klien dapat a. Fasilitasi aktivitas mobilosasi
diatasi dengan kriteria hasil dengan alat bantu
: b. Fasilitasi melakukan
pergerakan
a. Pergerakan c. Libatkan keluarga untuk
ekstermitas (4) membantu pasien dalam
b. Kekuatan otot (4) meningkatkan pergerakan
c. Rentang gerak ROM
(4) Edukasi :
Skala : a. Ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan
1. Menurun
2. Cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. Meningkat
1. Menurun
2. Cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. Meningkat
IMPLEMENTASI
2. Pergerakan siku
- Buat sudut 900 pada siku lalu gerakan lengan ke atas
dan KE bawah dengan membuat gerakan setengah
lingkaran.
3. Pergerakan sikukan setengah lingkaran
- Gerakan lengan dengan menekuk siku sampai ke
dekat dagu.
4. Pergerakan tangan
- Pegang tangan pasien seperti bersalaman, lalu putar
pergelangan tangan.
- Gerakan tangan sambil menekuk tangan ke bawah
- Gerakan tangan sambil menekuk tangan keatas.
.
- Gerakan leher menekuk ke depan dank e belakang.
TERMINASI :
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan klien dan membereskan alat-alat.
3. Mencuci tangan
4. Mencatat kegiatan dalam buku catatan perawatan.