Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN BROKOPNEUMONIA

Nur Janah
P1908115
Bronkopneumonia merupakan peradangan
parenkim paru yang melibatkan bronkus/bronkiolus
yang berupa distribusi bercak- bercak (patchy
distribution), bercak ini biasanya berpusat di sekitar
bronkus yang mengalami peradangan hingga pada
alveolus (Price, S.A, 2006).
Etiologi Bronkopneumonia
Disebebkan karena adanya mikroorganisme (virus/bakteri) yang
masuk dalam saluran pernapasan, yang memicu terjadinya infeksi.
1. Pada neonatus: Streptokokus group B, Respiratory Sincytial
Virus (RSV).
2. Pada bayi :
• Virus: Virus parainfluensa, virus influenza, Adenovirus, RSV/
Respiratory Syncytial Virus, Cytomegalovirus.
• Bakteri: Streptokokus pneumoni, Haemofilus influenza,
Mycobacterium tuberculosa, Bordetella pertusis.
3. Pada anak-anak :
• Virus : Parainfluensa, Influensa Virus, Adenovirus,
RSV/Respiratory Syncytial Virus
• Bakteri: Pneumokokus, Mycobakterium tuberculosis (Bradley
et.al.,2011).
•  
Manifestasi Klinis bronkopneumonia biasanya
didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama
beberapa hari, kemudian timbul tanda dan gejala
lainnya seperti :
• Suhu tubuh dapat naik secara mendadak sampai -
• Dapat disertai kejang karena demam yang tinggi.
• Sangat gelisah, sesak, pernafasan cepat dan dangkal
disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis.
• Batuk biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit,
akan mendapat batuk setelah beberapa hari, dimana
pada awalnya berupa batuk kering kemudian menjadi
produktif (Atuti WA, 2010).
Patofisiologi terjadinya bronkopneumonia
dimulai dari berhasilnya kuman pathogen masuk
ke mukus jalan nafas. Kuman tersebut berkembang
biak di saluran nafas atas atau sampai di paru-paru.
Bila mekanisme pertahanan seperti sistem
transport mukosilia tidak adekuat, maka kuman
berkembang biak secara cepat sehingga terjadi
peradangan disaluran nafas atas, sebagai respon
peradangan akan terjadi hipersekresi mukus dan
merangsang batuk. Mikroorganisme berpindah ke
saluran napas bawah karena adanya gaya gravitasi
yang mengakibatkan alveoli menebal. Pengisian
cairan alveoli akan melindungi mikroorganisme
dari fagosit dan membantu penyebaran organisme
ke alveoli lain. Keadaan ini menyebabkan infeksi
meluas, aliran darah di paru sebagian meningkat
yang diikuti peradangan vaskular dan penurunan
darah kapiler (Price & Wilson, 2006).
Pemeriksaan Penunjang bronkopneumonia terdiri dari
:
 Pemeriksaan laboratorium, didapatkan leukositosis sebagai
respon tubuh terhadap adanya infeksi, yang berkisar antara
15.000 hingga 40.000 mikroliter degan nilai normal leukosit
5.000-10.000 mikroliter.
 Pemeriksaan serologis, untuk medeteksi antigen dan antibodi
pada infeksi bakteri, dapat dikonfirmasi dengan peningkatan titer
antibodi seperti antistreptolisin O, streptozim, atau antiDnase B.
 Pemeriksaan Rontgn thorax, gambaran hasil foto
bronkopneumonia ditandai dengan gambaran merata pada kedua
paru berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga
daerah perifer paru disertai dengan peningkatan corakan
peribronkial (Behrman RE, 2010).
Komplikasi yang dapat terjadi pada
bronkopneumonia, yaitu :
• Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang
tidak sempurna atau kolaps paru merupakan akibat
kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.
• Abses paru adalah pengumpulan pus dalam
jaringan paru yang meradang.
• Empisema adalah suatu keadaan dimana
terkumpulnya pus dalam rongga pleura terdapat di
satu tempat atau seluruh rongga pleura.
• Infeksi sitemik akibat dari perluasan infeksi pada
paru (Soeparman, Waspadji S. (2001).
Pathway Bronkopneumonia
Konsep Asuhan Keperawatan Bronkopneumonia

Pengkajian
• Identitas Pasien meliputi nama, usia, alamat, pekerjaan, dll.
• Keluhan Utama, saat dikaji biasanya penderita
bronchopneumonia akan mengeluh sesak nafas, disertai
batuk ada secret tidak bisa keluar.
• Riwayat penyakit sekarang, keluhan mulai dirasakan saat
pasien mengalami batuk menetap dengan produksi sputum
setiap hari terutama pada saat bangun pagi, produksi sputum
(hijau, putih/kuning) dan banyak sekali.
• Riwayat penyakit dahulu, pasien mempunyai riwayat penyakit
pneumonia, serta pernah melakukan faktor resiko yang dapat
memicu terjadinya bronchopneumonia seperti memiliki
riwayat merokok.
• Pengkajian fokus
Sistem Pernafasan
Gejala :
Nafas cepat (dengan batuk menetap dengan produksi sputum
setiap hari (terutama pada saat bangun tidur). Produksi
sputum (Hijau, putih/ kuning) dan banyak sekali. Riwayat
pneumonia berulang, biasanya terpajan pada polusi
kimia/iritan pernafasan dalam jangka panjang misalnya rokok,
polusi udara misalnya: debu, asap pabrik.
Tanda :
•Sesak napas, penggunaan otot bantu pernafasan, pernapasan
cuping hidung.
•Pucat dengan sianosis bibir. Suara nafas krakles lembab,
kasar.
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d
hipersekresi jalan napas
2. Gangguan pertukaran gas b.d Perubahan
membran alveolus-kapiler
3. Resiko hipovolemia b.d evaporasi
Rencana Keperawatan
No Diagnosa Outcome Intervensi

1 Bersihan Jalan Bersihan Jalan Napas Manajemen Jalan Napas


Napas Tidak Efektif    
  Setelah dilakukan tindakan Tindakan :
keperawatan, diharapkan bersihan 1.1 Monitor pola napas
jalan napas pasien meningkat dengan (frekuensi)
kriteria hasil: 1.2 Monitor bunyi napas
1.1 Produksi sputum (cukup menurun) tambahan
1.2 Dispnue (cukup menurun) 1.3 Lakukan fisioterapi dada, bila
1.3 Gelisah (cukup menurun) perlu
1.4 Frekuensi napas (cukup membaik) 1.4 Kolaborasi pemberian
  mukolitik
 
2 Gangguan Pertukaran Gas Pemantauan Respirasi
Pertukaran Gas    
  Setelah dilakukan tindakan Tindakan :
  keperawatan, diharapkan 2.1 Monitor pola napas
  kemampuan pertukaran gas 2.2 Monitor saturasi oksigen
meningkat dengan kriteria 2.3Auskultasi bunyi napas
hasil:  
2.1Dispnue (cukup menurun)  
2.2 Bunyi napas tambahan
(cukup menurun)
2.3 Gelisah (cukup menurun)
 
3 Resiko Status Cairan Pemantauan Cairan
Hipovolemia    
  Setelah dilakukan tindakan Tindakan :
keperawatan, diharapkan status 3.1 Monitor elastisitas atau
cairan pasien membaik dengan turgor kulit
kriteria hasil : 3.2 Monitor frekuensi dan
3.1 Suhu tubuh (cukup membaik) kekuatan nadi
3.2 Membran mukosa (cukup 3.3 Monitor waktu pengisian
membaik) kapiler
3.3 Frekuensi nadi (cukup  
membaik)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai