Nim : J1B123015
Kelas : GIZI A
Mata kuliah : EPIDEMIOLOGI GIZI
Penelitian ini menunjukkan bahwa FFQ mandiri sebanyak 169 item yang
dikembangkan sebelumnya cukup valid untuk penilaian pola makan pada populasi
orang dewasa umum di NL.namun tidak ada standar emas untuk pengukuran asupan
makanan. Sangat penting agar kesalahan kedua metode yang digunakan dalam
penelitian ini sedapat mungkin independen satu sama lain mengandalkan memori jangka
pendek. Selain itu, metode 24-HDR berbasis pewawancara dengan menggunakan
pertanyaan terbuka, sedangkan FFQ dilakukan sendiri dengan pertanyaan
tertutup.Terlalu salah klasifikasiTerdapat lebih banyak perempuan dibandingkan laki-
laki yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Alasannya mungkin karena perempuan
lebih bersedia peduli terhadap asupan gizi dan kesehatan dibandingkan laki-laki.
Ada empat faktor perilaku penggunaan tembakau ; a) aktivitas fisik yang tidak
memadai, b) penggunaan alkohol yang berbahaya,dan c) pola makan yang tidak sehat.
Telah diselidiki secara aktif dalam etiologi dan penatalaksanaan NCD. FFQ telah
banyak digunakan untuk memperkirakan tingkat asupan konstituen makanan untuk studi
tentang hubungan penyakit pola makan FFQ. Pemilihan item makanan dan ukuran porsi
yang terkait sangat penting untuk penilaian faktor makanan yang akurat. Perbedaan
gender dalam preferensi makanan dan jumlah konsumsi dapat dengan mudah diamati.
Hasil ini tampaknya sebagian disebabkan oleh fakta bahwa NGS-FFQ dan
metode referensi menunjukkan kesalahan pengukuran yang umum terjadi pada
pria. Dibandingkan dengan perempuan, laki-laki lebih cenderung melaporkan kesulitan
dalam mengingat apa dan berapa banyak yang mereka makan selama survei pola
makan. Sebaliknya, perkiraan asupan menggunakan GS-FFQ memiliki pola yang
sama, terlepas dari apakah itu terjadi pada pria atau wanita. Penelitian kami adalah
penelitian pertama yang menilai kinerja FFQ berdasarkan apakah gender
dipertimbangkan selama tahap pengembangan.
POLA MAKAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI STATUS GIZI ANAK DI POSYANDU
JAKARTA UTARA
Pola makan balita dinilai salah satunya menggunakan food recall 1x24 jam
diolah menggunakan program Nutrisurvei untuk mendapatkan nilai energi, protein,
lemak, karbohidrat, besi, kalsium, fosfor, vitamin A, C dan D. Nilai asupan zat gizi
dibandingkan dengan AKG 2013 untuk memperoleh persentase pemenuhan zat gizi dan
digunakan untuk menentukan terpenuhi atau tidaknya asupan zat gizi masingmasing
kelompok umur. Pola makan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi
beserta empat faktor lain sebagai variabel independen. Status gizi ditentukan
menggunakan acuan Berat Badan menurut Umur dan Lingkar Lengan Atas menurut
Umur . Jumlah responden 70 balita dari dua posyandu di Jakarta Utara. Posyandu
dipilih mewakili dua keadaan sosial demografi. Analisis data menggunakan korelasi
Chi-square. Selang kepercayaan yang digunakan 95%.
Masa balita merupakan masa yang paling penting dan perlu untuk mendapatkan
perhatian dalam proses partumbuhan dan perkembangan anak. Untuk itu dalam masa
ini, perlu untuk selalu melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Anak menempati posisi strategis dalam pembangunan sumberdaya manusia masa depan.
Anak merupakan kelompok penduduk yang paling rentan terhadap gangguan kesehatan
dan gizi karena status imunitas, diet dan psikologi anak belum dewasa atau masih dalam
taraf perkembangan.
Jumlah balita yang berusia 24-59 bulan dari posyandu Sukapura berjumlah 77
balita, jika menggunakan rumus Slovin maka diperoleh jumlah responden minimal 65
balita. Terdapat perbedaan jumlah responden antara posyandu Kelapa Gading dan
Sukapura, karena pada posyandu Kelapa Gading secara keseluruhan, tidak semua balita
datang ke posyandu untuk mengikuti kegiatan penimbangan rutin setiap bulan. Warga
yang berada di sekitar posyandu Kelapa Gading banyak yang membawa balitanya ke
dokter pribadi atau rumah sakit untuk pemeriksaan rutin setiap bulannya sehingga
meskipun yang terdaftar di posyandu jumlah balitanya banyak, tetapi yang datang untuk
penimbangan ke posyandu jumlahnya sedikit. Jumlah responden yang ditetapkan adalah
mengikuti jumlah responden minimal yang berasal dari posyandu Kelapa Gading, yaitu
sejumlah 35 responden.
Data antropometri pengukuran berat badan balita dilakukan dengan cara balita
berdiri diatas timbangan berat badan kemudian dicatat berat badan balita. Tinggi badan
balita dilakukan pengukuran ketika balita berdiri diatas timbangan berat badan dengan
menarik Microtoise pada sisi depan timbangan kemudian dicatat tinggi badan balita.
Lingkar lengan bagian atas dari balita dilakukan pengukuran dengan menggunakan pita
ukur LILA dari bahan fiberglass. Pengukuran dilakukan pada pertengahan antara ujung
bahu dengan ujung sikut pada tangan yang tidak aktif kemudian dicatat lingkar lengan
atas dari balita. Analisis data dilakukan secara deskriptif
HUBUNGAN ANTARA GOLONGAN DARAH DAN PENYAKIT
JANTUNG KORONER: Desain Cross Sectional
Yoma Kristiani Tarukbua
Lucia Panda
Ventje Kawengian
Remaja adalah usia perpindahan atau peranjakan dari masa anak-anak menuju
dewasa. Kemenkes RI telah menetapkan kategori periode usia remaja yaitu berusia
antara 10-18 tahun.Pada usia remaja akan mengalami pertumbuhan fisik, psikis serta
perilakunya. Pada usia ini, remaja mengalami proses pencarian identitas diri dan
berusaha mengenal dirinya sendiri, banyak remaja yang mengalami kegagalan di masa
ini dan menimbulkan berbagai masalah. Masalah yang dialami remaja cukup kompleks
dan dapat berpengaruh terhadap kesehatan dan perilakunya. Menurut Riset Kesehatan
Dasar tahun 2018, diketahui bahwa prevalensi gizi pada remaja di Indonesia mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya. Hal ini kemungkinan disebabkan karena perilaku
makan remaja putri yang tidak baik sehingga dapat mempengaruhi status
gizinya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara perilaku makan
dengan status gizi pada remaja putri. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
Literature Review dengan pendekatan systematic literature review. Populasi dalam
penelitian ini adalah remaja putri. Proses pelaksanaan penelitian ini yaitu dengan
mengumpulkan artikel yang berhubungan dengan topik penelitian dan dirangkum dari
berbagai penelitian yang telah melalui proses pencarian, seleksi, penilaian dan sintesis
untuk menjawab pertanyaan peneliti. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 4 artikel
yang menyatakan ada hubungan antara perilaku makan dengan status gizi pada remaja
putri dan 1 artikel yang mengatakan tidak ada hubungan. Perilaku merupakan kebiasaan
atau perilaku seseorang yang berhubungan dengan konsumsi makanan.