Anda di halaman 1dari 27

Analisis dan Interpretasi Data Survei Konsumsi Makanan Metode Kualitatif

A. Pendahuluan
Survei diet atau penilaian tingkat konsumsi makanan adalah salah satu
metode yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok
secara tidak langsung. Survei konsumsi makanan dilakukan dengan melihat jumlah
dan jenis zat gizi yang dikonsumsi, dimana survei ini dapat mengidentifikasikan
kelebihan dan kekurangan zat gizi. Secara umum, survei konsumsi makanan
dimaksudkan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan
bahan makanan dan zat gizi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
konsumsi makanan tersebut.
Berdasarkan jenis data yang diperoleh, maka pengukuran konsumsi makanan
menghasilkan dua jenis data konsumsi, yaitu bersifat kualitatif dan kuantitatif.
1. Metode kualitatif
a. Metode frekuensi makanan (food frequency)
b. Metode riwayat makan (dietary history)
c. Metode pendaftaran makanan (food list)
d. Metode telepon.
2. Metode kuantitatif
a. Metode recall 24 jam
b. Perkiraan Makanan(estimated food record)
c. Penimbangan makanan(food weighing)
d. Metode (food account)
e. Metode inventaris(inventori method)
f. Pencatatan(hosehold food record)

B. Metode Frekuensi Makanan (Food Frequency)


Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data tentang frekuensi
konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu
seperti hari,minggu, bulan atau tahun.Selama ini dengan metode frekuensi makanan
dapat memperoleh gambaran pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif, tapi
karena periode pengamatannya lebihlama dan dapat membedakan individu
berdasarkan rangking tingkat konsumsi zat gizi,maka cara ini paling sering
digunakan dalam penelitian epidemiologi gizi.
1
Kuesioner frekuensi makanan memuat daftar bahan makanan atau makanan
danfrekuensi penggunaan makanan tersebut pada periode tertentu. Bahan makanan
yangada dalam daftar kuesioner tersebut adalah yang dikonsumsi dalam
frekuensiyang cukup sering oleh responden.
Langkah-langkah metode frekuensi makanan:
1.Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar makanan yang
tersediapada kuesioner mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran porsinya.
2.Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis-jenis bahan
makananterutama bahan makanan yang merupakan sumber-sumber zat gizi
tertentuselama periode tertentu pula.
Kelebihan metode frekuensi makanan:
1. Relatif murah dan sederhana
2. Dapat dilakukan sendiri oleh responden
3. Tidak memerlukan latihan khusus
4. Dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan
kebiasaanmakan.
Kekurangan metode frekuensi makanan:
1. Tidak dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari
2. Sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data
3. Cukup menjemukan bagi pewawancara
4. Perlu membuat percobaan pendahuluan untuk menentukan jenis
bahanmakanan yang akan masuk dalam daftar kuesioner
5. Responden harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi.
Metode frekuensi makanan digunakan untuk memperoleh data tentang
frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode
tertentu seperti hari, minggu, bulan atau tahun.
Metode sangat banyak digunakan dalam penelitian epidemiologi karena
metode ini relative sensitive mendeteksi kekurangan maupun kelebihan zat gizi
mikro (vitamin, mineral) yang banyak dihubungkan dengan kejadian penyakit
tertentu.
Metode ini juga cepat, murah, dan mudah dilakukan dilapangan. Keunggulan
FFQ yang lain mampu mendeteksi kebiasaan makan masyarakat dalam jangka
panjang dalam waktu yang relative singkat.

2
FFQs semula dirancang untuk menyediakan informasi kualitatif deskriptif
tentang pola-pola konsumsi makanan. Waktu itu untuk mengembangkan dan
memberikan informasi gizi dengan rata-rata ukuran porsi. Beberapa FFQs dikenal
sebagai semi kuantitatif, termasuk perkiraan-perkiraan ukuran porsi di mana
responden diminta untuk menunjukkan jumlah spesifik frekuensi konsumsi makanan
(misalnya ½ cangkir, ¾ cangkirdan lain-lain) atau ukuran porsi yang biasa mereka
gunakan dengan berdasarkan satu tetapan ukuran.
FFQs telah digunakan secara luas dalam studi epidemiologis untuk
mengetahui hubungan antara diet dan penyakit. Halini bertujuan untukmengetahui
asupan responden dalam populasi (misalnya tinggi, menengah, atau asupan rendah)
atau sebagai penentu asupan absolut.
Dua FFQs terkenal adalah Harvard atau kuesioner Willett (Willett et al, 1985)
dan kuesioner Block (Block et al, 1986). Keduanya adalah American FFQs dan telah
digunakan di banyak studi. Responden bisa dikelompokkanpada kategori asupan zat
gizi yang perlu dihitung menggunakan tabel komposisi makanan yang sesuai.
Dalam studi epidemiologis besar, data tentang diet dari FFQs dibandingkan
dengan hasil-hasil penyakit tertentu seperti diagnosis kanker, atau faktor-faktor
resiko untuk penyakit seperti HDL-cholesterol. FFQs mungkin juga digunakan untuk
mengidentifikasi pola makanan berhubungan dengan ketidak cukupanasupan zatgizi
spesifik menggunakan metode statistik seperti analisis komponen utama (misalnya
Flood et al, 2008; Nettleton et al, 2008; Northstone et al, 2008;), analisis kelompok
(misalnya Wirfält et al, 2009) atau mengurangi regresi peringkat (Vujkovic et al,
2009).

C. Tahapan Melakukan Frekuensi Makanan


1. Membuat kuesioner frekuensi pangan berdasarkan kebutuhan zat gizi yang
diteliti khususnya pangan sumber vitamin dan mineral tertentu serta kebiasaan
makan masyarakat
2. Daftar nama makanan dan minuman dibuat berdasarkan kelompok pangan lalu
dibuat kategori respon berapa kali frekuensi yang ada terhadap daftar nama
makanan dan minuman termasuk suplemen yng sudah dibuat. Frekuensi
pangan yang ditulis berupa berapa kali perhari hingga berapa kali pertahun,
setelah itu dibuat rata-rata harian.

3
3. Setelah draf kuesioner frekuensi pangan siap, maka perlu dilakukan uji coba
dilapangan dengan menggunakan responden/subjek yang mirip dengan calon
subjek/responden sesungguhnya.
4. Contoh penggunaan frekuensi makanan missal roti dikonsumsi dalam seminggu
ada tiga kali dan dalam sehari satu kali, maka frekuensinya sebanyak (3hari x
1kali)/7hari = 0,4 kali perhari

D. Latihan menggunakan kuesioner frekuensi pangan


Langkah-langkah penggunaan kuesioner frekuensi pangan :
1. Melakukan pendekatan pada responden (rapport)
2. Menanyakan kesediaan responden untuk terlibat dalam penelitian dan
konsekuensi dari penelitian (informed consent dan ethical clearance)
3. Mulai menanyakan kepada subjek dari makanan pokok atau pangan sumber
karbohidrat yang biasa dikonsumsi setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, atau
bahkan sampai satu tahun
4. Mengisikan kolom perhari dengan frekuensi suatu makanan atau bahan
makanan tertentu yang dimakan dalam satu hari.
5. Semua data nama makanan dan minuman serta suplemen sudah terisi dengan
frekuensi, maka semua data frekuensi dijadikan dalam hari; berapa kali perhari.
Bila data yang diperoleh dalam minggu, maka frekuensi dibagi tujuh hari (7 hari),
bila data dalam bulan maka frekuensi dibagi tiga puluh hari (30 hari)
6. Cara menyajikan frekuensi pangan adalah berdasarkan frekuensi yang paling
sering dikonsumsi dalam satu kelompok pangan, atau berdasarkan kajian zat
gizi tertentu misal kajian anemia gizi dihubungkan dengan konsumsi pangan
kaya zat besi dan pangan yang menghambat penyerapan zat besi.
Bahan Per Hari Per Minggu Perbulan
Sumber Zat Score
Makanan 1x 2x 3x 1x 2x 3x 4x 5x 1x 2x 3x 4x 5x 6x
ZAT BESI Hati ayam
ikan
bayam
Daun
singkong
sawi

Penentuan skor dalam FFQ adalah


1. 0 = tidak pernah dikonsumsi 1 bulan terakhir

4
2. 5 = dikonsumsi 1-3 kali perbulan
3. 10 = dikonsumsi 1-3 kali perminggu
4. 25 = dikonsumsi lebih dari 3 kali perminggu
5. 35 = dikonsumsi 1 kali perhari
6. 50 = dikonsumsi lebih dari 1 kali perhari
Interpretasi dari hasil yang telah diketahui :
Setelah pemberian skor, kemudian totalkan skor nilai tersebut dari setiap
responden, Semakin besar total skor nilai dari responden, maka menunjukkan
banyak makanan yang sering dikonsumsi oleh responden tersebut. Ini menunjukkan
pola makan responden semakin baik. Sebaliknya semakin kecil total skor nilai, maka
menunjukkan semakin jarang dan semakin sedikit jenis makanan yang dikonsumsi.
Dan ini menunjukkan pola makan responden yang tidak baik.

frekuensi porsi Rata- Berat


Nama Berat
Porsi x/hari x/minggu x/bulan x/tahun k s b rata g/hari
makanan (gram)
x/hari

Ket : k= kecil, b=besar, s=sedang

E. Semikuantitatif (SQFF)
Adalah metoda untuk mengetahui gambaran kebiasaan asupan gizi individu
pada kurun waktu tertentu. Metode ini sama dengan metoda frekuensi makanan baik
formatnya maupun cara melakukannya, yang membedakan adalah pada responden
ditanyakan juga tentang besaran atau ukuran (dapat dalam URT atau berat) dari
setiap makanan yang dikonsumsi selama periode tertentu, seperti hari, minggu atau
bulan. Dengan demikian dapat diketahui asupan gizi yang dikonsumsi untuk periode
tertentu dengan bantuan daftar komposisi bahan makanan (DKBM) aatau daftar
penukar.
Langkah-langkah penggunaan ffq semikuantitatif
1. Lakukan pendekatan responden
2. Tanyakan kesediaan responden
3. Mulailah tanyakan makanan pokok yang dikonsumsi setiap hari, minggu, bulan,
atau bahkan sampai 1 tahun.

5
4. Untuk memudahkan biasanya yang ditanyakan perhari adalah makanan pokok,
lauk nabati, sayuran. Lauk hewani ditanyakan perminggu atau perbulan. Untuk
buah musiman ditanyakan perminggu atau perbulan atau pertahun.
5. Tanyakan juga porsinya apakah kecil, besar atau sedang.
6. Kalau semua sudah terisi dalam frekuensi dan porsi, jadikan semua data
frekuensi dan porsi dengan hari selanjutnya diubah dalam gram. Bila minggu
maka dibagi 7 hari dan seterusnya.
7. Pengolahannya adalah berdasarkan frekuensi yang paling sering dikonsumsi
dan berat pangan dalam suatu kelompok pangan. Misal sumber pangan
pokokatau karbohidrat, yang paling sering adalah beras dengan berat x gram.
8. Sumber data tersedia:
a. USDA Foods Commonly Eaten by Individuals
 Ukuran porsi sedang menggunakan porsi median dikonsumsi setiap
kesempatan makan.
 Ukuran porsi kecil dan besar didasarkan pada persentil ke-25 dan ke-75.
 Contoh :
Responden dengan konsumsi buah Apel 200 gram, Frekuensi 4 kali per
minggu dengan porsi kecil. Maka data tersebut dimasukkan dalam table
semi FFQ adalah sebagai berikut :

Karena porsinya besar maka menggunakan persentil ke 75 yaitu 138.


b. Nutrition Canada Food Consumption Portion Data
 Ukuran porsi sedang menggunakan porsi mean (rata-rata) yang
dikonsumsi.
 Ukuran porsi kecil dan besar didasarkan pada ± 1 SD

6
Berikut merupakan contoh ukuran pada FFQ :
a. Berdasarkan GNA FFQ

7
b. Berdasarkan MNA FFQ

Berikut merupakan perhitungan dan contoh analisis FFQ :


Responden A

Bahan Per Hari Per Minggu Perbulan


Sumber Zat Score
Makanan 1x 2x 3x 1x 2x 3x 4x 5x 1x 2x 3x 4x 5x 6x
Zat besi Kangkung v 15
Hati ayam v 10
Telur v 25
Jagung v 1
Bayam v 25
Daging v 50
Ikan v 10
Jeruk v 50
Total skor responden a adalah 186
8
Responden B

Bahan Per Hari Per Minggu Perbulan


Sumber Zat Score
Makanan 1x 2x 3x 1x 2x 3x 4x 5x 1x 2x 3x 4x 5x 6x
Zat besi Kangkung V 25
Hati ayam v 10
Telur v 25
Jagung V 10
Bayam v 10
Daging v 15
Ikan v 1
Jeruk v 25
Total skor responden B adalah 121
Maka dapat diambil kesimpulan jika konsumsi zat besi responden A lebih baik
daripada responden B.
Berikut merupakan perhitungan dan contoh analisis semi FFQ :

frekuensi porsi Rata- Berat


Nama Berat
urt Porsi x/hari x/minggu x/bulan x/tahun k s b rata g/hari
makanan (gram)
x/hari
steak 200 1ptg bsr 1 2 √ 0,3 57
Ayam 150 1ptg bsr 1 1 √ 1 150

Udang 100 2ekr bsr 2 √ 0,07 6,7

kepiting 100 1ekr sdg 1 √ 0,003 0,27


Keterangan :
 Steak
Rata-rata perhari adalah frekuensi/jumlah hari, maka karena makan steak 2x
dalam seminggu maka perhitungannya adalah 2/7= 0,3 kali perhari. 7 adalah
jumlah hari dalam seminggu. Sedangkan berat makanan perharinya adalah
(berat bahan makanan x frekuensi)/hari, maka konsumsi steak dalam sehari
adalah (200 x 2)/7 = 57 gram.
 Ayam
Rata-rata perhari adalah frekuensi/jumlah hari, maka karena makan ayam 1x
dalam sehari maka perhitungannya adalah 1/1= 1 kali perhari. Sedangkan berat
makanan perharinya adalah (berat bahan makanan x frekuensi)/hari, maka
konsumsi ayam dalam sehari adalah (150 x 1)/1 = 150 gram.
 Udang

9
Rata-rata perhari adalah frekuensi/jumlah hari, maka karena makan udang 2x
dalam sebulan maka perhitungannya adalah 2/30 = 0,07 kali perhari. 30 adalah
jumlah hari dalam seminggu. Sedangkan berat makanan perharinya adalah
(berat bahan makanan x frekuensi)/hari, maka konsumsi udang dalam sehari
adalah (100 x 2)/30 = 6,7 gram.
 Kepiting
Rata-rata perhari adalah frekuensi/jumlah hari, maka karena makan kepiting 1x
dalam setahun maka perhitungannya adalah 1/365 = 0,003 kali perhari. 365
adalah jumlah hari dalam setahun. Sedangkan berat makanan perharinya
adalah (berat bahan makanan x frekuensi)/hari, maka konsumsi kepiting dalam
sehari adalah (100 x 1)/365 = 0,27 gram.
Berdasarkan hasil perhitungan maka sumber protein yang paling sering
dikonsumsi adalah ayam dengan berat 150 gram.
Setelah diketahui jumlah bahan makanan dan makanan yang dikonsumsi oleh
responden, maka dilakukan perhitungan nilai gizi dari bahan makanan tersebut.
Analisis kandungan beberapa zat gizi dilakukan dengan menggunakan DKBM.
Jadi ayam yang dimakan dapat kita hitung nilai gizinya adalah energi 498 Kal,
proteinnya 39,3 gram, lemak 34,7 gram, karbohidrat 5,6 gram.
Berikut merupakan penelitian dari Flinders University South Australia
membandingkan penggunaan WFR (Weighed Food Record) dengan FFQ.
Collecting dietary data in the clinical research setting is labour intensive and can be
burdensome for studyparticipants. The aim of this study was to assess the agreement
between data obtained from 2 different dietaryassessment methods, a 74-item semi-
quantitative food frequency questionnaire (FFQ) and 3-day weighed food records (WFR)
used to estimate dietary intake over the preceding month. One hundred and fifty nine
subjects,aged between 31 and 74 years (53 males, 65 females), enrolled in a clinical trial at
the Commonwealth Scientificand Industrial Research Organisation, Division of Health
Sciences and Nutrition, (CSIRO HSN) Adelaide,Australia. Group mean intakes and
individual mean intakes estimated by the two measures were compared. Onehundred and
eighteen (91%) three-day WFR and their corresponding FFQ were analysed. Pearson
correlationcoefficients ranged from 0.22 for cholesterol to 0.78 for alcohol (median 0.41).
Mean energy and nutrient intakeswere within ± 20% difference. The FFQ gave lower
carbohydrate intake estimates, percentage energy fromcarbohydrate (P <0.001) and dietary
fibre (P <0.05) and gave higher percentage energy from saturated fatestimates, poly -
unsaturated fatty acids (P <0.001) and mono-unsaturated fatty acids (P <0.05). Subjects
werealso ranked into quintiles and the quintiles cross-tabulated. The FFQ classified more
than two thirds of thesubjects within ±1 quintile difference for all nutrients. We conclude that
this FFQ can capture similarinformation as WFR and may be used for estimation of dietary
intakes over a relatively short time in clinicalintervention trials.

10
Kita menyimpulkan bahwa FFQ ini hampir sama dengan WFR dan dapat
digunakan untuk estimasi asupan diet dalam waktu relatif singkat dalam intervensi
klinis.
CONTOH-CONTOH KUESIONER FFQ

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
TABEL USDA

25
F. KESIMPULAN
1. Food Frequency Questionnaire Method (FFQ) adalah metode dietary
assessment dalam konteks individual level yang mencatat frekuensi makan
individu terhadap suatu bahan makanan (< 100) dalam kurun waktu tertentu
(hari, minggu, bulan dan tahun).
2. FFQ terdiri dari 2 jenis yaitu FFQ kualitatif dan FFQ semi Kuantitatif (SQ-
FFQ).
3. FFQ kualitatif sifatnya spesifik (fokus pada kelompok-kelompok makanan
tertentu, atau makanan yang dikonsumsi secara berkala dalam kaitannya
dengan acara khusus atau musim) atau luas (untuk memungkinkan perkiraan
jumlah asupan makanan dan keragaman makanan) serta dengan frekuensi
penggunaan secara harian, mingguan, bulanan, tahunan.
4. FFQ Semi-kuantitatif (SQ-FFQ) adalah FFQ kualitatif dengan penambahan
perkiraan sebagai ukuran porsi: standar atau kecil, sedang, besar.
5. Penggunaan Metode FFQ kualitatif, mudah dan dapat dilakukan secara
individual tetapi tidak bisa menentukan intake gizi seseorang dalam sehari.
Penggunaan Metode FFQ Semi-kuantitatif (SQ-FFQ) dapat menggambarkan
intake bahan makanan atau kelompok bahan makanan dan gizi tertentu pada
umumnya, pada suatu periode waktu tertentu. Namun standar pemorsian tidak
sesuai jika digeneralisasi secara internasional.

26
Daftar pustaka

Daphane.2011.Pengukuran konsumsi makanan tingkat kelompok rumah tangga dan


perorangan.http://nounna-daphne.blogspot.com/2011/07/pengukuran-
konsumsi-makanan-tingkat.html

Efendy.2011.Survey KonsumsiPangan. :www.survei-konsumsi-pangan.com

Fahmida, Umi dan Drupadi HS Dillon. 2007. Handbook Nutritional


Assessment.SEAMEO-TROPMED RCCN UI : Jakarta.

food frequency questionnaires. www.Ffood-frequency-questionnaires-


ffq&v=TcJSY55l1. cancer research centre of fred hutchinson university of
washington
Gibson, Rosalind S. 1990. Principles of Nutritional Assessment. New York: Oxford
University Press,Inc.

http://nutritionquest.com/assessment/list-of-questionnaires-and-screeners/

Laksmi Widajanti. 2009. Survei Konsumsi Gizi. Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Diponegoro

Medical research council http://dapa-toolkit.mrc.ac.uk/dietary-


assessment/methods/food-frequency-questionnaire/index.html

Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC

Vegan.2009.Survey KonsumsiMakanan.:
http://kesehatanvegan.com/2009/12/01/survey-konsumsi-makanan/

27

Anda mungkin juga menyukai