A. Pendahuluan
Survei diet atau penilaian tingkat konsumsi makanan adalah salah satu
metode yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok
secara tidak langsung. Survei konsumsi makanan dilakukan dengan melihat jumlah
dan jenis zat gizi yang dikonsumsi, dimana survei ini dapat mengidentifikasikan
kelebihan dan kekurangan zat gizi. Secara umum, survei konsumsi makanan
dimaksudkan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan
bahan makanan dan zat gizi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
konsumsi makanan tersebut.
Berdasarkan jenis data yang diperoleh, maka pengukuran konsumsi makanan
menghasilkan dua jenis data konsumsi, yaitu bersifat kualitatif dan kuantitatif.
1. Metode kualitatif
a. Metode frekuensi makanan (food frequency)
b. Metode riwayat makan (dietary history)
c. Metode pendaftaran makanan (food list)
d. Metode telepon.
2. Metode kuantitatif
a. Metode recall 24 jam
b. Perkiraan Makanan(estimated food record)
c. Penimbangan makanan(food weighing)
d. Metode (food account)
e. Metode inventaris(inventori method)
f. Pencatatan(hosehold food record)
2
FFQs semula dirancang untuk menyediakan informasi kualitatif deskriptif
tentang pola-pola konsumsi makanan. Waktu itu untuk mengembangkan dan
memberikan informasi gizi dengan rata-rata ukuran porsi. Beberapa FFQs dikenal
sebagai semi kuantitatif, termasuk perkiraan-perkiraan ukuran porsi di mana
responden diminta untuk menunjukkan jumlah spesifik frekuensi konsumsi makanan
(misalnya ½ cangkir, ¾ cangkirdan lain-lain) atau ukuran porsi yang biasa mereka
gunakan dengan berdasarkan satu tetapan ukuran.
FFQs telah digunakan secara luas dalam studi epidemiologis untuk
mengetahui hubungan antara diet dan penyakit. Halini bertujuan untukmengetahui
asupan responden dalam populasi (misalnya tinggi, menengah, atau asupan rendah)
atau sebagai penentu asupan absolut.
Dua FFQs terkenal adalah Harvard atau kuesioner Willett (Willett et al, 1985)
dan kuesioner Block (Block et al, 1986). Keduanya adalah American FFQs dan telah
digunakan di banyak studi. Responden bisa dikelompokkanpada kategori asupan zat
gizi yang perlu dihitung menggunakan tabel komposisi makanan yang sesuai.
Dalam studi epidemiologis besar, data tentang diet dari FFQs dibandingkan
dengan hasil-hasil penyakit tertentu seperti diagnosis kanker, atau faktor-faktor
resiko untuk penyakit seperti HDL-cholesterol. FFQs mungkin juga digunakan untuk
mengidentifikasi pola makanan berhubungan dengan ketidak cukupanasupan zatgizi
spesifik menggunakan metode statistik seperti analisis komponen utama (misalnya
Flood et al, 2008; Nettleton et al, 2008; Northstone et al, 2008;), analisis kelompok
(misalnya Wirfält et al, 2009) atau mengurangi regresi peringkat (Vujkovic et al,
2009).
3
3. Setelah draf kuesioner frekuensi pangan siap, maka perlu dilakukan uji coba
dilapangan dengan menggunakan responden/subjek yang mirip dengan calon
subjek/responden sesungguhnya.
4. Contoh penggunaan frekuensi makanan missal roti dikonsumsi dalam seminggu
ada tiga kali dan dalam sehari satu kali, maka frekuensinya sebanyak (3hari x
1kali)/7hari = 0,4 kali perhari
4
2. 5 = dikonsumsi 1-3 kali perbulan
3. 10 = dikonsumsi 1-3 kali perminggu
4. 25 = dikonsumsi lebih dari 3 kali perminggu
5. 35 = dikonsumsi 1 kali perhari
6. 50 = dikonsumsi lebih dari 1 kali perhari
Interpretasi dari hasil yang telah diketahui :
Setelah pemberian skor, kemudian totalkan skor nilai tersebut dari setiap
responden, Semakin besar total skor nilai dari responden, maka menunjukkan
banyak makanan yang sering dikonsumsi oleh responden tersebut. Ini menunjukkan
pola makan responden semakin baik. Sebaliknya semakin kecil total skor nilai, maka
menunjukkan semakin jarang dan semakin sedikit jenis makanan yang dikonsumsi.
Dan ini menunjukkan pola makan responden yang tidak baik.
E. Semikuantitatif (SQFF)
Adalah metoda untuk mengetahui gambaran kebiasaan asupan gizi individu
pada kurun waktu tertentu. Metode ini sama dengan metoda frekuensi makanan baik
formatnya maupun cara melakukannya, yang membedakan adalah pada responden
ditanyakan juga tentang besaran atau ukuran (dapat dalam URT atau berat) dari
setiap makanan yang dikonsumsi selama periode tertentu, seperti hari, minggu atau
bulan. Dengan demikian dapat diketahui asupan gizi yang dikonsumsi untuk periode
tertentu dengan bantuan daftar komposisi bahan makanan (DKBM) aatau daftar
penukar.
Langkah-langkah penggunaan ffq semikuantitatif
1. Lakukan pendekatan responden
2. Tanyakan kesediaan responden
3. Mulailah tanyakan makanan pokok yang dikonsumsi setiap hari, minggu, bulan,
atau bahkan sampai 1 tahun.
5
4. Untuk memudahkan biasanya yang ditanyakan perhari adalah makanan pokok,
lauk nabati, sayuran. Lauk hewani ditanyakan perminggu atau perbulan. Untuk
buah musiman ditanyakan perminggu atau perbulan atau pertahun.
5. Tanyakan juga porsinya apakah kecil, besar atau sedang.
6. Kalau semua sudah terisi dalam frekuensi dan porsi, jadikan semua data
frekuensi dan porsi dengan hari selanjutnya diubah dalam gram. Bila minggu
maka dibagi 7 hari dan seterusnya.
7. Pengolahannya adalah berdasarkan frekuensi yang paling sering dikonsumsi
dan berat pangan dalam suatu kelompok pangan. Misal sumber pangan
pokokatau karbohidrat, yang paling sering adalah beras dengan berat x gram.
8. Sumber data tersedia:
a. USDA Foods Commonly Eaten by Individuals
Ukuran porsi sedang menggunakan porsi median dikonsumsi setiap
kesempatan makan.
Ukuran porsi kecil dan besar didasarkan pada persentil ke-25 dan ke-75.
Contoh :
Responden dengan konsumsi buah Apel 200 gram, Frekuensi 4 kali per
minggu dengan porsi kecil. Maka data tersebut dimasukkan dalam table
semi FFQ adalah sebagai berikut :
6
Berikut merupakan contoh ukuran pada FFQ :
a. Berdasarkan GNA FFQ
7
b. Berdasarkan MNA FFQ
9
Rata-rata perhari adalah frekuensi/jumlah hari, maka karena makan udang 2x
dalam sebulan maka perhitungannya adalah 2/30 = 0,07 kali perhari. 30 adalah
jumlah hari dalam seminggu. Sedangkan berat makanan perharinya adalah
(berat bahan makanan x frekuensi)/hari, maka konsumsi udang dalam sehari
adalah (100 x 2)/30 = 6,7 gram.
Kepiting
Rata-rata perhari adalah frekuensi/jumlah hari, maka karena makan kepiting 1x
dalam setahun maka perhitungannya adalah 1/365 = 0,003 kali perhari. 365
adalah jumlah hari dalam setahun. Sedangkan berat makanan perharinya
adalah (berat bahan makanan x frekuensi)/hari, maka konsumsi kepiting dalam
sehari adalah (100 x 1)/365 = 0,27 gram.
Berdasarkan hasil perhitungan maka sumber protein yang paling sering
dikonsumsi adalah ayam dengan berat 150 gram.
Setelah diketahui jumlah bahan makanan dan makanan yang dikonsumsi oleh
responden, maka dilakukan perhitungan nilai gizi dari bahan makanan tersebut.
Analisis kandungan beberapa zat gizi dilakukan dengan menggunakan DKBM.
Jadi ayam yang dimakan dapat kita hitung nilai gizinya adalah energi 498 Kal,
proteinnya 39,3 gram, lemak 34,7 gram, karbohidrat 5,6 gram.
Berikut merupakan penelitian dari Flinders University South Australia
membandingkan penggunaan WFR (Weighed Food Record) dengan FFQ.
Collecting dietary data in the clinical research setting is labour intensive and can be
burdensome for studyparticipants. The aim of this study was to assess the agreement
between data obtained from 2 different dietaryassessment methods, a 74-item semi-
quantitative food frequency questionnaire (FFQ) and 3-day weighed food records (WFR)
used to estimate dietary intake over the preceding month. One hundred and fifty nine
subjects,aged between 31 and 74 years (53 males, 65 females), enrolled in a clinical trial at
the Commonwealth Scientificand Industrial Research Organisation, Division of Health
Sciences and Nutrition, (CSIRO HSN) Adelaide,Australia. Group mean intakes and
individual mean intakes estimated by the two measures were compared. Onehundred and
eighteen (91%) three-day WFR and their corresponding FFQ were analysed. Pearson
correlationcoefficients ranged from 0.22 for cholesterol to 0.78 for alcohol (median 0.41).
Mean energy and nutrient intakeswere within ± 20% difference. The FFQ gave lower
carbohydrate intake estimates, percentage energy fromcarbohydrate (P <0.001) and dietary
fibre (P <0.05) and gave higher percentage energy from saturated fatestimates, poly -
unsaturated fatty acids (P <0.001) and mono-unsaturated fatty acids (P <0.05). Subjects
werealso ranked into quintiles and the quintiles cross-tabulated. The FFQ classified more
than two thirds of thesubjects within ±1 quintile difference for all nutrients. We conclude that
this FFQ can capture similarinformation as WFR and may be used for estimation of dietary
intakes over a relatively short time in clinicalintervention trials.
10
Kita menyimpulkan bahwa FFQ ini hampir sama dengan WFR dan dapat
digunakan untuk estimasi asupan diet dalam waktu relatif singkat dalam intervensi
klinis.
CONTOH-CONTOH KUESIONER FFQ
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
TABEL USDA
25
F. KESIMPULAN
1. Food Frequency Questionnaire Method (FFQ) adalah metode dietary
assessment dalam konteks individual level yang mencatat frekuensi makan
individu terhadap suatu bahan makanan (< 100) dalam kurun waktu tertentu
(hari, minggu, bulan dan tahun).
2. FFQ terdiri dari 2 jenis yaitu FFQ kualitatif dan FFQ semi Kuantitatif (SQ-
FFQ).
3. FFQ kualitatif sifatnya spesifik (fokus pada kelompok-kelompok makanan
tertentu, atau makanan yang dikonsumsi secara berkala dalam kaitannya
dengan acara khusus atau musim) atau luas (untuk memungkinkan perkiraan
jumlah asupan makanan dan keragaman makanan) serta dengan frekuensi
penggunaan secara harian, mingguan, bulanan, tahunan.
4. FFQ Semi-kuantitatif (SQ-FFQ) adalah FFQ kualitatif dengan penambahan
perkiraan sebagai ukuran porsi: standar atau kecil, sedang, besar.
5. Penggunaan Metode FFQ kualitatif, mudah dan dapat dilakukan secara
individual tetapi tidak bisa menentukan intake gizi seseorang dalam sehari.
Penggunaan Metode FFQ Semi-kuantitatif (SQ-FFQ) dapat menggambarkan
intake bahan makanan atau kelompok bahan makanan dan gizi tertentu pada
umumnya, pada suatu periode waktu tertentu. Namun standar pemorsian tidak
sesuai jika digeneralisasi secara internasional.
26
Daftar pustaka
http://nutritionquest.com/assessment/list-of-questionnaires-and-screeners/
Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC
Vegan.2009.Survey KonsumsiMakanan.:
http://kesehatanvegan.com/2009/12/01/survey-konsumsi-makanan/
27