Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nutritional assesment adalah sebuah penyelidikan yang dilakukan secara hati-hati dan
mendetail dari segi data objektif maupun data subjektif yang berhubungan dengan makanan
individu dan asupan nutrisi, gaya hidup, serta riwayat kesehatan. Definisi lain dari nutritional
assessment adalah sebuah cara terstruktir untuk mengetahui status gizi dan kebutuhan energi
yang bersyaratkan pengukuran objektif dilengkapi dengan parameter obejektif yang
berhubungan dengan indikasi spesifik suatu penyakit, sehingga dapat ditemukan perawatan
yang cocok utnuk pasien.
Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan berbagai cara baik secara langsung atau
tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung yaitu melalui metode antropometri,
biokimia, klinis, dan biofisik. Penilaian status gizi secara tidak langsung yaitu melalui metode
statistik vital, faktor ekologi, dan survei konsumsi.
Salah satu metode yang digunakan dalam penentuan status gizi perseorangan atau
kelompok adalah survey konsumsi pangan (dietary assessment). Penilaian konsumsi makanan
adalah metode penentuan status gizi secara langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi
yang dikonsumsi. Penggunaan metode frekuensi pangan bertujuan untuk memperoleh data
konsumsi pangan secra kualitatif dan informasi deskriptif tentang pola konsumsi. Metode ini
umumnya tidak digunakan untuk memperoleh data kuantitatif pangan ataupun asupan
konsumsi zat gizi. Namun metode frekuensi pangan dapat juga digunakan untuk menilai
konsumsi pangan secara kuantitatif. Hal ini tergantung dari tujuan studi, apakah hanya ingin
menggali frekuensi penggunaan pangan saja atau juga sekaligus dengan konsumsi zat
gizinya. Dengan metode ini kita dapat menilai fekuensi penggunaan pangan atau kelompok
pangan tertentu selama kurun waktu tertentu yang spesifik dan sekaligus dapat
memperkirakan konsumsi zat gizinya. Kuisioner mempunyai dua komponen utama yaitu
daftar pangan dan frekuensi penggunaan pangan.
Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan mengingat metode status gizi denngan cara
survei konsumsi begitu penting dan sering digunakan, baik dalam skala nasional, regional,
dan lokal maka makalah ini akan membahas tentang salah satu metode pengukuran makanan
yaitu metode Frekuensi Makanan atau Food Frekuency.
2.1 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Metode Frekuensi Makanan (Food Frequency Questioner) ?
2. Apa jenis Metode Food Frekuensi Makanan (Food Frequency Questioner) ?
3. Apa saja kelebihan Metode Food Frekuensi Makanan (Food Frequency
Questioner)?
4. Apa saja kekurangan Metode Food Frekuensi Makanan ?
5. Bagaimana langkah-langkah Metode Food Frekuensi Makanan ?
6. Bagaimana mengidentifikasi dan meganalisis Metode Food frekuensi makanan
(Food Frequency Questioner) ?

3.1 Tujuan
3.1.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dalam pembuatan makalah ini untuk mengetahui dan memahami
konsep Metode Frekuensi Makanan (Food Frequency Questioner), mengidentifikasi
dan menganalisis serta menginterpretasikan data sesuai dengan hasil yang didapatkan
secara objektif.
3.1.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami pengertian Metode Frekuensi Makanan (Food
Frequency Questioner).
2. Mengetahui dan memahami jenis Metode Food Frekuensi Makanan (Food
Frequency Questioner).
3. Mengetahui dan memahami kelebihan Metode Food Frekuensi Makanan
(Food Frequency Questioner).
4. Mengetahui dan memahami kekurangan Metode Food Frekuensi Makanan
(Food Frequency Questioner).
5. Mengetahui dan memahami langkah-langkah Metode Food Frekuensi
Makanan (Food Frequency Questioner).
6. mengidentifikasi dan meganalisis Metode Food frekuensi makanan (Food
Frequency Questioner) yang telah dilakukan.

4.1 Manfaat
Manfaat makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan ilmu mengenai
Metode Frekuensi Makanan (Food Frequency Questioner) dan dapat menentukan
metode yang akan digunakan setelah menjadi ahli gizi kemudian hari.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Metode Frekuesi Makanan ( Food Frequency Questioner)

Metode frekuesi makanan ( food frequency questioner) adalah metode untuk


mengetahui atau memperoleh data tentang pola dan kebiasaan makan individu pada kuru
waktu tertentu biasanya 1 bulantetapi dapat juga 6 bulan atau 1 tahun terakhir.

2. PRINSIP PENGGUNAAN FFQ

Prinsip umum dalam penggunaan FFQ dan Semi FFQ adalah kekerapan konsumsi pangan
sebagai faktor risiko munculnya kasus gizi salah. Kekerapan konsumsi pangan inilah
yang harus dapat terukur dengan tepat melalui metode FFQ. Berdasarkan pertimbangan
ini maka beberapa prinsip FFQ adalah sebagai berikut:

1. Studi pendahuluan

2. Daftar makanan dan minuman

3. Kelompok bahan makanan

4. Periode waktu lama

5. Kalibrasi dengan metode lain

6. Mengukur kecenderungan

7. Diagnosis dini (prospektif)

8. Pada individu atau kelompok berisiko

9. Instrumen diujicoba

10. Skor konsumsi pangan

11. Kelompok literasi rendah

12. Interview langsung

a. Studi Pendahuluan Pengukuran yang sistematis pada metode FFQ maupun semi FFQ
adalah diawali dengan studi pendahuluan. Studi pendahuluan bertujuan untuk
mengidentifikasi bahan makanan yang akan dimasukkan dalam daftar FFQ maupun
Semi FFQ. Daftar bahan makanan disesuaikan dengan besarnya korelasi dengan
risiko paparan konsumsi dan timbulnya penyakit. Penyakit yang dimaksudkan adalah
penyakit yang terbukti berhubungan dengan risiko gizi salah. Makanan yang tidak ada
kaitannya dengan risiko gizi salah (malnutrition) sebaikan dihapus dalam daftar FFQ
maupun semi FFQ (Shai et al. 2004). Penghapusan beberpa item makanan dalam FFQ
adalah bertujuan untuk efisiensi waktu wawanca dan tepat dalam interprertasi hasil.
Daftar bahan makanan yang terlalu banyak sementara tidak satupun yang dikonsumsi
oleh subjek adalah salah satu sebab wawancara lama dilakukan. Prinsip kekerapan
konsumsi adalah penting diperhatikan dalam bentuk kesesuaian daftar makanan
dengan pilihan paling populer responden (Rafael A Garcia, Douglas Taren, Nocolette
2000).
b. Daftar Makanan dan Minuman. Berdasarkan hasil studi pendahuluan diperoleh daftar bahan
makanan. Daftar bahan makanan ini adalah daftar yang sudah diseleksi secara hati hati.
Tujuannya agar wawancara lebih efektif dan kekerapan konsumsi makanan lebih akurat.
Membuat daftar makanan terlalu banyak disaat yang sama tidak semua dikonsumsi oleh
responden, adalah tidak efektif karena tidak memberikan nilai skor.
c. Kelompok Bahan Makanan. Seringkali skor konsumsi pangan dihitung berdasarkan kelompok
bahan makanan. Tujuannya adalah untuk menilai skor konsumsi menurut paparan kelompok
bahan makanan. Kelompok bahan makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran, dan
buah. Pada setiap kelompok dihitung skor konsumsi pangan. Ini hanya untuk membedakan
kontribusi setiap sumber bahan makanan terhadap skor total konsumsi pangan.
d. Periode Waktu lama. Metode FFQ juga memiliki prinsip pengukuran dalam durasi waktu
yang lama. Waktu mingguan, bulanan dan harian. Periode pengukuran waktu yang berjangka
lama dimaksudkan untuk mendeskripsikan peluang perbedaan konsumsi antar hari dan
minggu.
e. Kalibrasi dengan metode lain. Metode FFQ karena sifatnya kualitatif maka perlu dikalibrasi
dengan metode lain. Metode yang sering digunakan untuk kalibrasi adalah metodee Food
Recall 24 Jam. Ini khususnya digunakan jika memakai metode semi FFQ. (Upreti et al. 2012).
f. Mengukur kecenderungan. Metode FFQ fokus pada ukuran sebaran bukan ukuran memusat.
Ukuran sebaran lebih cocok untuk mengukur keragaman konsumsi pangan. Atas prinsip tidak
ada satu bahan makanan mampu memenuhi semua kebutuhan zat gizi. Skor Konsumsi pangan
identik dengan nilai sebaran.
g. Skor Konsumsi Pangan. Metode ini adalah metode yang didasarkan pada skor konsumsi
bukan pada jumlah yang dikonsumsi. Penekanan pada jenis makanan lebih penting
h. karena ingin mengukur keragaman. Jika skor konsumsi tinggi berarti makanan yang
dikonsumsi beragam. h. Kelompok literasi rendah. Pada umumunya metode FFQ digunakan
dengan interview langsung, maka dapat dilakukan pada kelompok atau individu dengan status
rendah literasi. Tidak diperlukan kemampuan baca tulis responden seperti pada metode food
account.
3. Jenis Metode Frekuesi Makanan ( Food Frequency Questioner)

Jenis metode frekuensi makanan dibagi menjadi 2, yaitu:

1. FFQ kualitatif
metode frekuensi kulitatif sering disebut sebagai metode FFQ . metode ini tergolong
metode kualitaitif karena pengukuranya menekankan pada frekunesi makan .
informasi yang diperoleh merupakan pola dan kebiasan makan (habitual intakes) .
kosumsi makan yang ditanya adalah yang spesifik untuk zat gizi tertentu , makan
tertentu atau kelompok makan tertentu
panduan untuk melakukan wawancara FFQ adalah menggunakan format isia
( kuisioner) . Kuisioner memuat adaftar sejumlah makana atau bahan makana dan
frekuensi yang sering dikonsumsi oleh responden . Jenis makanna yang diacntumkan
dalam format adalah yang sering dikonsumsi oleh sebagian besar orang (culture
specific) dan tujuan pengumpulan data. Jika pengumpulan data ditujukan untuk
mengetahui pola konsumsi makana sumber vitamin A , daftar makana atau bahan
makana yang terdapat dalam formulir adalah makana atau bahan makanan yang
merupakan sumeber vitamin A. pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara
wawancara atau angket (responden sendiri yang memberi tanda pada kuisioner)
langkah dalam melakukan pengumpulan data dengan mengunakan frekuensi makanan
adalah :
a) menyiapkan formilir FFQ
b) memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan pengumpulan data kepada
responden
c) menanyakan jenis makana yang biasa dimakan dalam sebulan terakhir, dan
petugas mempersilahkan responden untuk menebri tanda pada daftar
maknaan yang tersedia pada quisioner
d) apabila responden tidak dapat memberi tanda pada formulir , petugas
menanyakan secara terperinci makanan yang biasa dimakan mulai dari harian
, mingguan, sampai pada bulanan , kemudian berilah tanda pada kolom
waktu
e) kolom isian di isi hanya pada satu kelompok waktu. misalnya sampel biasa
makan nasi 3 kali sehari maka pada kolom minggu dan bulan perlu tidak
diisi. . sebaliknya apabila sampel makanan daging 3 kali dalam sebulan ,
kolom hari dan minggu tidak perlu diisi
f) mengulang menayakan kembali apa yang telah ditandai pada formulir isian
g) memberikan ucapa terimakasih kepada responden

format kuisioner yang telah diisi, selanjutnya dilakuakan pengolahan data untuk
mendapatkan gambaran pola dan kebiasaan makan. Pengolahan dilakukan atas
dasar frekuensi konsumsi makanan dalam kurun waktu tertentu, misalnya
frekunsi makanan dalam sehari atau dalam seminggu.Jika tujuan pengumpulan
data untuk mengetahui pola makan sumber vitamin A, frekuensi makanan sehari
menjadi pilihan. Apabila konsumsi makanan sumber vitamin A dalam sehari 3
x , responden tergolong mempunyai kebiasaan makan sumber vitamin A yang
baik

pengolahan data dapat dilkakukan untuk mengetahui pola kebiasaan pada


populasi atau kelompok Masyarakat

kelebihan metode ini yaitu relative murah dan sederhana , pengukuran dapat
dilakukan sendiri oleh responden, tidak membutuhkan latihan khusus , serta
dapat menjelaskan hubungan penyakit dengan kebiasaan makan sehari hari

kekurangan metode ini yaitu tidak dapat di gunakan untuk menghitung asupan
zat gizi sehaari , pengembangan kuisioner sulit dilakukan karena terpaku pada
jenis makanan dan frekuensi makan , cukup menjemukan bagi petugas dan
responden karena terlalu banyak jenis makanan yang ditanyakan , petlu
dilakukan uji kuisioner terlebih dahulu untuk menentukan jenis makanan yang
masuk dalam dafta keesioner serta responden harus jujur dan upaya motivasi
yang tinggi untuk dapat memberikan informasi yang benar
2. FFQ semi kuantitatif
Metode ferekuensi semikuantitaif (semi kuantitatif food frequensi questionnaire) atau
sering disingkat SFFQ adalah metode untuk mengetahui gambaran kebiasaaan asupan
gizi individu pada kurun waktu tertentu .
Tujuan metode ini adalah untuk mengetahui rata-rata asupan zat gizi individu dalam
sehari
metode SFFQ sama dengan metode frekuensi makana kualitatif (FFQ) baik dalam hal
format maupun cara melakukan wawancara . pembedanya adalah responden ditanya juga
tentang rata-rata besara atau ukuran setiap kali makan . Ukuran makanan yang di
konsumsi setiap lali makan dalam bentuk berat atau ukuran rumah tangga (URT) atau
dalam sebutan kecil (small atau S ), sedang (medium atau M) Dan besar (large atau L) .
Dengan demikian dapat diketahui rata-rata berat makanan dalam sehari sehingga dapat
dihitung zat gizi per hari dengan bantuan daftar komposisi makanan (DKBM) atau
daftar penukar atau sofware komputer
Data yang telah diperoleh dari wawancara selanjutnya dilakukan pengolahan data.
Frekuensi mkanan dan berat makanan yg dikonsumsi per kali makan, selanjutnya
dikonversi dalam rata-rata asupan per hari .
Sebagai contoh
konsumsi nasi 3 x sehari
jika setiap kali makan nasi beratnya 150 gram
maka konsumsi nasi ddalam sehari 3 x 150 gram = 450 gram
jika konsumsi tahu 4 x seminggu
setiap kali makan beratnya 40 gram
maka berat konsmsi tahu sehari 4/7 x 50 gram = 28,6 gram sehar

3. Kelebihan dan Kekurangan FFQ


kelebihan metode ini dalah dapat memperoleh gambaran asupan zat gizi per hari karena
setiap kali makan dapat diperkirakan berat atau URT , serta asupan zat gizi yang
diperoleh merupakan asupan zat gizi yang merupakan kebiasaan makan dalam 1 bulan
terakhir. Selain itu, kelebihan metode ini antara lain : relative murah, sederhana, dapat
dilakukan sendiri oleh responden, tidak memerlukan latihan khusus, dan dapat membantu
menjelaskan hubungan natra penyakit dan kebiasaan makan
kekurangan metode ini adalah jumlah (besarnya) konsumsi makanan merupakan berat
rata-rata yang biasa dikonsumsi , buka berat riil dikonsumsi responden, tidak dapat
menghitung intake zat gizi, sulit mengembangkan kuisioner pengumpulan data, membuat
pewawancara bosan, dan responden harus jujur serta motivasi tinggi.

4. Langkah - Langkah Penggunaan FFQ

Setelah disediakan formulir FFQ yang bersifat final, maka dapat digunakan untuk pengumpulan data
konsumsi pangan. Langkah langkah penggunaan FFQ adalah:

1. Baca seluruh isi formulir FFQ yang terdiri dari tiga kolom utama masing masing (1) Nomor (2)
Bahan makanan dan minuman dan (3) Frekuensi makan. Khusus untuk kolom frekuensi makan dibagi
menjadi 6 bagian masing masing. Setiap bagian merupakan pilihan items frekuensi makan. Pilihan
item frekuensi makan dibagi menurut rating kekerapan konsumsi yaitu (1) lebih dari tiga kali sehari
(2) satu kali sehari (3) Tiga sampai enam kali seminggu (4) Satu sampai dua kali seminggu (5) Dua kali
sebulan dan (6) Tidak pernah. Contoh formulir FFQ adalah sebagai berikut:
2. Perkenalkan diri dan tujuan anda melakukan wawancara konsumsi pangan.

3. Tanyakan frekuensi makanan setiap bahan makanan yang ada pada daftar. Berikan kesempatan
kepada responden atau subjek untuk menjawab tentang kekerapan konsumsi.

4. Tulis jawaban responden dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang berkesesuaian.

5. Ucapkan terimakasih untuk mengakhiri sesi wawancara.

6. Jumlahkan seluruh skor konsumsi pada baris akhir formulir FFQ.

7. Tentukan Skor Konsumsi Pangan Responden atau Subjek.

DAPUS : Par’I .Muhammad Holli.. 2018 .Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC.
Jakarta

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Survey-
Konsumsi-Pangan_SC.pdf. Diakses pada 25 Februari 2020 pukul 19.38 WIB

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123964-S-5336-Faktor-faktor-Literatur.pdf. Diakses
pada 25 Februari 2020 pukul 19.46 WIB

Anda mungkin juga menyukai