Anda di halaman 1dari 3

MANIFESTASI KLINIS

Dibagi menjadi gejala pada mata dan gejala di luar mata.


Gejala pada mata disebut sebagai xeroftalmia dan menurut WHO (1982) dibuat kriteria
kelainan sebagai berikut
a. Buta senja (night blindness,XN), yang diketahui bila anak sering jatuh atau salah
menangkap benda yang diberikan saat senja. Gangguan mata ringan ini, menurut Nani,
terutama sekali terjadi pada anak dengan status gizi kurang. Adanya rabun ayam/rabun senja
dapat dilihat pada anak-anak usia 2-3 tahun atau usia dia dapat berjalan. Gejalanya bisa
diketahui dan akan tampak menjelang sore hari, dimana anak sering nabrak-nabrak, benda di
hadapannya kalau berjalan, atau tidak fokus dalam mengambil sesuatu. Pendek kata, matanya
tak bisa beradaptasi dalam gelap atau tempat yang kurang terang, terutama menjelang senja.
b. Kekeringan pada konjungtiva (conjungtival xerosis,XIA) merupakan proses perubahan
bulbus, yaitu kering, tebal, keriput dan terjadi penimbunan pigmen.
Konjungtiva atau selaput lendir mata atau bagian putih mata merupakan pelindung bola mata.
Seharusnya, pada mata yang sehat, selaput lendir ini tampak bening, tidak merah, tidak
berlendir dan transparan.
Jika mengalami gangguan, warna mata anak akan berubah menjadi keabu-abuan, mata
tampak kering, kusam dan tak lagi berkilau. Juga mulai timbul kekeringan pada bagian luar
mata. Kelainan ini dapat diketahui dengan pemeriksaan sederhana, menggunakan senter dan
kaca pembesar. Di tempat prakter dokter mata, pasien akan diperiksa degan alat yang disebut
biomikroskop.
Pada stadium awal, gejalanya ada yang disertai bercak (Bitot spot) dan tidak. Bercak yang
tampak terutama di celah mata sisi luar atau di pinggir kornea (daerah limbus), yaitu suatu
bintik seperti busa sabun, yang terdiri atas sel-sel keratin (sel tanduk).
Stadium ini bisa diobati dengan pemberian kapsul vitamin A. Mata akan membaik dalam 2-3
hari dan kelainan akan menghilang dalam waktu dua minggu. Selain itu, untuk membantunya
akan diberikan pula tetesan air mata buatan agar matanya tidak kering.
c. Bercak bitot (Bitot spot,XIB), berupa bercak berwarna putih berbuihdan terdiri dari
penimbunan sel epitel.
d. Kekeringan pada kornea (corneal ulceration/keratomalacia) < 1/3 permukaan (X3A), akibat
keringnya epitel sehingga kejernihan korne berkurang.
e. Ulkus pada kornea (corneal ulceration/keratomalacia 1/3 permukaan (X3B)
f. Jaringan parut pada kornea (corneal scar,XS)
g. Xeroftalmia fundus (XF).
Gejala di luar mata adalah nafsu makan berkurang dan gangguan pertumbuhan.
Sering disertai dengan mudahnya terserang penyakit infeksi, berkurangnya nafsu makan, dan
pertumbuhan yang mengalami hambatan. Beberapa penelitian pada binatang percobaan
memperlihatkan defisiensi vitamin A dapat mempengaruhi fungsi keseimbangan, menimbulkan
perubahan pada tekanan serebrospinal, menimbulkan kelainan metabolisme zat besi sehingga
menyebabkan anemia dan mudahnya terserang penyakit.
Kelainan pada kulit biasanya terdapat pada paha sisi anterior dan lengan atas sisi
posterior berupa kulit yang kering dengan papula keatin sekitar folikel rambut dan terdapat
gumpalan keratin dalam folikel.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan kadar vitamin A dalam darah

DIAGNOSIS
1. Anamnesa terpimpin Kurang buah dan sayur hijau, kuning, jingga dan kurang
makan hati
2. Pemeriksaan fisik atau gejala klinik ;Gejala fungsional : adaptasi gelap,
fotofobia, hemeralopi.
3. Laboratorium
a. Kadar vitamin A plasma kurang konklusif
b. Pemeriksaan PA garukan epitel konjungtiva (diagnosis dini) tampak
eratinisasi epitel konjungtiva
4. Pemeriksaan fundus okuli
Xeroftalmia fundus = bercak-bercak putih fundus
5. Uji adaptasi gelap, Tes adaptasi gelap dapat membantu dalam diagnosis
defisiensi vitamin A. Xerosis konjungtiva dapat dideteksi dengan pemeriksaan
biomikroskopik pada konjungtiva. Konsentrasi karoten plasma turun dengan cepat tapi
penurunan vitamin A lebih lambat. (5,6)
PENGOBATAN
Umumnya kebutuhan sehari-hari vitamin A dapat dipenuhi dengan pemberian diet yang
mengandung telur, susu, mentega, hati, sayuran berupa daun atau yang berwarna kuning
(wortel dan sebagainya), buah-buahan yang berwarna kuning (tomat, pepaya, dan
sebagainya).
Pemberian vitamin A dengan tujuan mengobati defisiensi vitamin A dan menambah
persediaan vitamin A dalam hepar. Preparat yang dianjurkan adalah :
a. Oral : oil based solution retinol palmitat atau asetat sebagai kapsul sengan/tanpa tambahan
vitamin E.
b. Intramuskular : water miscible retinol palmitat
Pengobatan xeroftalmia :
a. setelah dibuat diagnosa
110 mg retinol palmitat atau 66 mg retinol asetat (200.000 SI) per oral atau 55 mg retinol
palmitat ( 100.000 SI) intravena
b. Hari berikutnya
110 mg retinol palmitat atau 66mg retinol asetat (200.000 SI) per oral
c. Sebelum dipulangkan/klinis memburuk/2-4 minggu kemudian
110 mg retinol palmitat atau 66mg retinol asetat (200.000 SI) per oral
PROGNOSIS
Kekurangan vitamin A diobati dengan pemberian vitamin A tambahan sebanyak 20 kali
dosis harian yang dianjurkan selama 3 hari. lalu diikuti dengan pemberian sebanyak 3 kali
dosis harian yang dianjurkan selama 1 bulan. setelah itu diharapkan semua gejala sudah
hilang .(3)

PENCEGAHAN
Pencegahan defisiensi vitamin A sudah bisa dilakukan pada bayi saat usianya 6 bulan.
Di usia ini, anak sudah perlu asupan gizi di samping ASI seperti makanan yang berasal dari
hewan (susu, daging ayam, hati, telur) atau dari sayuran hijau daerta buah berwarna merah
dan kuning (mangga, pepaya)." Kapsul vitamin A warna biru diberikan kepada anak usia 6-11
bulan, sedangkan anak balita diberi kapsul vitamin A berwarna merah. Vitamin A dosis tinggi,
baik yang biru maupun merah, tidak diperjual belikan dan diberikan secara gratis
diposyandu. Jadi, selain untuk meningkatkan kesehatan mata, intervensi ini pun dimaksudkan
untuk menurunkan tingkat kematian anak. Oleh karena itu, orang tua harus paham tentang gizi
dan memperhatikan kebutuhan gizi anak karena anak belum dapat memilih makanan yang
baik untuk dirinya

http://dokter-ichigo.blogspot.co.id/2012/05/refarat-defisiensi-vitamin.html

Anda mungkin juga menyukai