Anda di halaman 1dari 9

Definisi Xeroftalmia

Kata Xeroftalmia ( bahasa latin ) berarti “mata kering”, karena terjadi


kekeringan pada selaput lendir ( konjungtiva) dan selaput bening ( kornea) mata.

Xeroftalmia adalah istilah yang menerangkan gangguan kekurangan vitamin Apada mata,
termasuk terjadinya kelainan anatomi bola mata dan gangguan fungsi selretina yang berakibat
kebutaan

Patofisiologi1.

Metabolisme Vitamin A
Vitamin A dalam bentuk aktif berupa asam retinoat. Sedangkan secara alami sumbervitamin A
didapatkan dari hewani dalam bentuk pro-vitamin A dan dari tumbuhan
dalam bentuk beta karoten. Dikenal tiga macam karoten yaitu α, β, dan γ
-
karoten. β
-karoten memilki aktivitas yang paling tinggi. Proses pembentukan vitamin A darisumber hewani
dan tumbuhan menjadi bentuk aktif (asam retinoat) dapat diuraikansebagai berikut :

Absorbsi pro-vitamin A dan karoten di dinding usus halus, kemudian diubah menjadiretinol

Retinol diangkut ke dalam hepar oleh kilomikron, kemudian di dalam parenkim hatisebagian dari
retinol akan diesterifikasi menjadi retinil-palmitat dan disimpan dalamsel stelat. Sebagian lagi
akan berikatan dengan Retinol Binding Protein (RBP) danprotein lain yang disebut
trasthyretinuntuk dibawa ke target sel

Pada target sel, retinol akan berikatan dengan reseptor yang terdapat pada membransel (
RBP receptor ) kemudian di dalam sel berikatan dengan retinol binding proteinintraseluler, yang
akan diubah menjadi asam retinoat oleh enzim spesifik

Asam retinoat selanjutnya akan memasuki inti sel dan berikatan dengan reseptor padainti. Asam
retinoat ini berperan dalam transkripsi gen.

Kadar vitamin A dan retina binding protein (RBP) dalam darah dapatditentukan dengan
menggunakan metode kromatografi cair tekanan tinggi
(high pressure liquid chromatography/ HLPC ). Metode ini cukup akurat dan cepat. NilaiVitamin
A dalam plasma adalah 0,7 μmol/l (50 μg/l) sering didapatkan pada orang dewasa yang sehat,
tidak ada batasan yang jelas tentang berapa nilai yangmengidentifikasikan seseorang mengalami
hipervitaminosis, tetapi kemungkinan diatas 3,5 μmol/l (100 μg/l). Pembagian tingkat status
vitamin A berdasarkan kadarvitamin A darah adalah :
- < 10μg/l indikasi kekurangan vitamin A
- 10-19μg/l disebut rendah
- 20-50μg/l disebut cukup
-> 50 μg/ldisebut tinggi

Tanda dan Gejala Klinis


Kurang vitamin A ( KVA ) adalah kelainan sistemik yang mempengaruhi
jaringanepitel dari organ-organ seluruh tubuh, termasuk paru-paru, usus, mata dan
organ lain, akantetapi gambaran yang karakteristik langsung terlihat pada mata.
Kelainan kulit padaumumnya tampak pada tungkai bawah bagian depan dan
lengan atas bagian belakang, kulittampak kering dan bersisik seperti sisik ikan.
Kelainan ini selain disebabkan karena KVAdapat juga disebabkan karena
kekurangan asam lemak essensial, kurang vitamin golongan Batau kurang energi
protein (KEP) tingkat berat atau gizi buruk. Gejala klinis pada mata akantimbul
bila tubuh mengalami KVA yang telah berlangsung lama. Gejala tersebut akan
lebihcepat timbul bila anak menderita penyakit campak, diare, ISPA dan penyakit
infeksi lainnya.Tanda-tanda dan gejala klinis KVA pada mata menurut
WHO/USAIDUNICEF/HKI/IVACG, 1996 sebagai berikut :
XN : buta senja ( hemeralopia, nyctalopia )

XIA : xerosis konjungtiva

XIB : xerosis konjungtiva disertai bercak bitot

X2 : xerosis kornea

X3A : keratomalasia atau ulserasi kornea kurang dari 1/3 permukaan kornea

X3B : keratomalasia atau ulserasi kornea sama atau lebih dari 1/3 permukaan kor
nea
XS : jaringan parut kornea ( sikatriks/scar)

XF : fundus xeroftalmia, dengan gambaran seperti cendol

XN, XIA, XIB, X2


biasanya dapat sembuh kembali normal dengan pengobatan yang baik.Pada
stadiumX2 merupakan keadaan gawat darurat yang harus segera diobati karena
dalambeberapa hari bisa berubah menjadi X3

X3A dan X3B


bila diobati dapat sembuh tetapi dengan meninggalkan cacat yang bahkandapat
menyebabkan kebutaan total bila lesi (kelainan ) pada kornea cukup luas
sehinggamenutupi seluruh kornea ( optic zone kornea ).

Buta Senja

13
XN, XIA, XIB, X2
biasanya dapat sembuh kembali normal dengan pengobatan yang baik.Pada
stadium
X2
merupakan keadaan gawat darurat yang harus segera diobati karena dalambeberapa hari bisa
berubah menjadi
X3
.
X3A dan X3B
bila diobati dapat sembuh tetapi dengan meninggalkan cacat yang bahkandapat
menyebabkan kebutaan total bila lesi (kelainan ) pada kornea cukup luas
sehinggamenutupi seluruh kornea ( optic zone kornea ).
1.

Buta Senja
Buta SenjaButa senja merupakan gejala awal dan tersering pada defisiensi vitamin
A, merupakanakibat dari disfungsi fotoreseptor sel batang pada retina, dengan
gejala kesulitan melihat padasinar redup. Penilaian dilakukan dengan adanya
riwayat kesulitan melihat pada sore hari.Untuk mendeteksi apakah anak menderita
buta senja dengan cara :

Bila anak sudah dapat berjalan, anak tersebut akan membentur/menabrak


bendadidepannya, karena tidak dapat melihat.

Bila anak belum dapat berjalan, agak sulit untuk mengatakan anak tersebut buta
senja.Dalam keadaan ini biasanya anak diam memojok bila didudukkan ditempat
kurangcahaya karena tidak dapat melihat benda atau makanan di depannya.Kelompok risiko
tinggi buta senja adalah usia prasekolah (>1 tahun) dan wanitahamil. Riwayat buta
senja pada ibu hamil didapatkan pada akhir masa kehamilan sampai 3tahun setelah
melahirkan. Prevalensi xeroftalmi ditemukan sebesar 1% pada anak <1 tahundan
5% pada ibu hamil. Buta senja pada anak biasanya berespon baik pada 48 jam
denganpemberian terapi standar 200.000 IU vitamin A peroral. Rekomendasi
pemberian vitamin A pada wanita hamil sebesar 10.000 IU perhari atau 25.000 IU perminggu
peroral selama 4minggu atau lebih, dengan maksud meminimalisasi toksisitas yang dapat
terjadi pada fetus
2.

Xerosis Konjungtiva
Xerosis konjungtiva, menunjukkan suatu awal metaplasia keratinisasi pada
epiteldengan hilangnya sel-sel goblet penghasil mukus. Lesi tidak mempengaruhi
tajampenglihatan.
Tanda – tanda :

Selaput lendir bola mata tampak kurang mengkilat atau terlihat sedikitberkeriput,
dan berpigmentasi dengan permukaan kasar dan kusam.
Orang tua sering mengeluh mata anak tampak kering atau berubah warnakecoklatan

Xerosis konjungtiva dan bercak bitot


Xerosis yang lebih lanjut dapat menyebabkan bercak bitot (X1B), yang tersusun
darikumpulan deskuamasi keratin epitel. Bercak bitot dapat berupa gelembung,
atau seperti busasabun, hampir selalu bilateral dan daerah temporal. Lesi di daerah
nasal menunjukkandefisiensi yang lebih lanjut.Dalam keadaan lebih berat :

Tampak kekeringan meliputi seluruh permukaan konjungtiva


Konjungtiva tampak menebal, berlipat-lipat dan berkerut
Orang tua mengeluh mata anaknya tempak bersisik
Standar terapi dengan vitamin A 200.000 IU pada 2 hari berturut-turut
memberikan responklinis dalam beberapa hari, walaupun pengobatan masih
diperlukan beberapa minggu sampai beberapa bulan

Xerosis Kornea
Xerosis kornea (X2) merupakan keadaan gawat darurat medis, tampak
bilateral,granular, berkabut dan tidak bercahaya, pada pemeriksaan dengan senter
gambarannya sepertikulit jeruk. Edema stroma merupakan keadaan yang sering
ditemukan pada xerosis kornea.Penebalan plak keratinisasi dapat ditemukan pada
permukaan kornea, biasanya didaerahinterpalpebra. Keadaan umum anak biasanya
buruk ( gizi buruk dan menderita penyakitinfksi dan sistemik lain ). Xerosis kornea
dapat berkembang cepat menjadi ulkus dankeratomalasia bila tidak diterapi dengan
vitamin A dan terapi suportif lainnya

Ulkus Kornea atau Keratomalasia


Ulkus kornea (X3A), gambarannya kecil, oval, defek bergaung, sering pada
daerahinferior, perifer permukaan kornea, disertai injeksi konjungtiva, kadang ada
hipopion. Ulkusdapat dangkal atau dalam, menyebabkan perforasi. Terapi vitamin
A berespon baik,perbaikan kornea disertai jaringan parut atau lekoma adheren.

Keratomalasia (perlunakan kornea) mencakup seluruh permukaan kornea,


lesiberwarna kuning keabuan. Biasanya satu mata lebih berat dari yang lainnya.
Xeroftalmiakornea aktif pada kedua mata jarang terjadi. Terapi keratomalasia dan
ulkus kornea yang
kurang dari ⅓ permukaan kornea biasanya menyebabkan perforasi.
Kadangkala matamenonjol tetapi tidak preforasi, menyebabkan stafiloma. Vitamin
A dan terapi suportif dapatmenghindari kerusakan lebih berat.

Sikatriks Kornea
Sikatriks kornea (XS) adalah konsekuensi kebutaan yang disebabkan oleh
perbaikanulkus dan keratomalasia. Parut kornea akibat defisiensi vitamin A harus
dibedakan denganparut kornea akibat penyebab lain seperti trauma atau infeksi
dengan menganalisa secaracermat pada riwayat pasien atau orangtuanya.Kornea
tampak menjadi putih atau bola mata mengecil. Penderita menjadi buta yangsudah
tidak dapat disembuhkan walaupun dengan operasi cangkok kornea.

Diagnosis
Untuk mendiagnosis xeroftalmia dilakukan :
1.

Anamnesis, dilakukan untuk mengetahui faktor risiko tinggi yang menyebabkan


anak rentan menderita xeroftalmia.a.

Identitas penderita
Nama anak
umur anak
Jenis kelamin
Jumlah anak dalam keluarga
Jumlah anak balita dalam keluarga
Anak ke berapa

Berat lahir : Normal/BBLRb.

Identitas OrangtuaNama ayah/ibuAlamat/tempat tinggalPendidikanPekerjaanStatus


perkawinan

2.Keluhan penderitaa.

Keluhan utamaIbu mengeluhkan anaknya tidak bisa melihat pada sore hari (buta
senja ) atau adakelainan dengan matanya
b.Keluhan tambahanTanyakan keluhan lain pada mata tersebut dan kapan
terjadinya ?
Upaya apa yang telah dilakukan untuk pengobatannya ?
3.Riwayat penyakit yang diderita sebelumnya
Apakah pernah menderita campak dalam waktu < 3 bulan ?
Apakah anak sering mendrita diare da atau ISPA ?
Apakah anak pernah menderita pneumonia ?
Apakah anak pernah menderita infeksi cacingan ?
Apakah anak pernah menderita Tuberculosis ?4.

Kontak dengan pelayanan kesehatanTanyakan apakah anak ditimbang secara teratur


mendapatkan imunisasi, mendapatsuplementasi kapsul vitamin A dosis tinggi dan
memeriksakan kesehatan baik diposyandu atau puskesmas.

5.Riwayat pola makan anak


Apakah anaj mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan ?
Apakah anak mendapatkan MP-ASI setelah umur 6 bulan ?
Sebutkan jenis dan frekuensi pemberiannya
Bagaimana cara memberikan makan kepada anak : Sendiri/Disuapi

.6.Pemeriksaan fisik Dilakukan untuk mengetahui tanda-tanda ataugejala klinis dan


menentukan diagnosisserta pengobatannya, terdiri dari :
a. Pemeriksaan umum

Dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit-penyakit yang terkait


langsungmaupun tidak langsung dengan timbulnya xeroftalmia seperti gizi buruk,
penyakitinfeksi, dan kelainan fungsi hati.Yang terdiri dari :- Antropometri:
Pengukuran berat badan dan tinggi badan- Penilaian Status gizi- Periksa matanya
apakah ada tanda-tanda xeroftalmia.- Kelainan pada kulit : kering, bersisik.
b. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan mata untuk melihat tanda Xeroftalmia dengan menggunakan
senteryang terang. (Bila ada, menggunakan loop.)
Apakah ada tanda kekeringan pada konjungtiva (X1A)
Apakah ada bercak bitot (X1B)Apakah ada tanda-tanda xerosis kornea (X2)
Apakah ada tanda-tanda ulkus kornea dan keratomalasia (X3A/X3B)
Apakah ada tanda-tanda sikatriks akibat xeroftalmia (XS)
Apakah ada gambaran seperti cendol pada fundus oculi dengan
opthalmoscope(XF).7.

Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendukung


diagnosa kekuranganvitamin A, bila secara klinis tidak ditemukan tanda-tanda
khas KVA, namun hasilpemeriksaan lain menunjukkan bahwa anak tersebut risiko
tinggi untuk menderitaKVA. Pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan
serum retinol. Biladitemukan serum retinol < 20 ug/dl, berarti anak tersebut
menderita KVA sub klinis.8.

PemeriksaanPemerikasaan yang dapat dilakukan dalam membantu penegakkan


diagnosa buta senjaadalah :
Dark adaptometri
(tes adaptasi gelap)
Rod scotometri
Elektroretinografi
Conjunctival impression citology (CIC)

https://www.scribd.com/doc/98127794/REFERAT-xeroftalmia

Anda mungkin juga menyukai