Anda di halaman 1dari 6

Ronald Dworkin

Ronald Dworkin adalah seorang filsuf hukum terkemuka dari generasinya. Dia adalah
seorang pengacara sekaligus akademisi hebat yang selalu menginspirasi banyak akademisi
dan telah mendorong banyak dari mereka untuk berpartisipasi dalam pembangunan berbasis
pada moralitas berdasarkan wacana hukum yang bertujuan untuk mengubah kondisi dalam
dunia yurisprudensi secara luar biasa. Ide-ide ilmiahnya yang unik dituangkan dalam banyak
buku dan jurnal dengan mengembangkan interpretasi ilmiah yang kuat tentang hukum dan
menguraikan pendapat-pendapat kritis tidak hanya pada isu-isu Anglo-Amerika saja tetapi
juga berbagai masalah hukum secara global. Ronald Dworkin adalah seorang advokat
pejuang Hak Asasi Manusia yang mengembangkan kombinasi ilmiah tentang hukum yang
menarik dan menguraikan isu-isu penting kontemporer serta isu yang menjadi perhatian
publik, termasuk pertanyaan tentang bagaimana hukum harus berkaitan atau berurusan
dengan isu-isu seperti ras, aborsi, euthanasia, kebebasan berpendapat, dan kesetaraan dengan
cara-cara yang dapat diakses oleh semua orang. Argumentasi Hukum yang dikemukakannya
adalah solusi untuk masalah spesifik dari filsafat liberal klasik yang didasarkan pada konsepsi
bahwa hukum harus memperoleh pengakuannya dari moralitas.1 Keyakinan utamanya adalah
bahwa hukum harus didasarkan pada integritas moral dan dipahami sebagai gagasan moral
bahwa pemerintah harus bertindak berdasarkan prinsip setiap anggota masyarakat harus lah
diperlakukan secara adil dan tidak dibeda-bedakan.

Terdapat seorang sarjana yang merupakan pendahulu Dworkin yang merupakan


seorang sarjana dengan reputasi internasional yang sangat berpengaruh dan sangat percaya
pada liberalisme, kesetaraan, kemanusiaan, hak dan martabat, 2 ia adalah kritikus utama dan
seorang profesor di Oxford University, ia bernama H.L.A Hart. Profesor Hart adalah seorang
tokoh terkenal dalam filsafat politik dan hukum Inggris dan juga ia adalah pelopor besar teori
positivisme hukum.3 Konsep - konsep Teori dan filsafat hukum yang dikemukakan oleh Hart
dituangkan dalam buku nya yang terkenal dengan judul The Concept Of Law.4 Teori
tradisonal Positivisme yang dikemukan oleh Hart bermaksud untuk memisahkan hukum dari
moralitas dan terdapatnya aturan pengakuan yang akan mengidentifikasi standar-standar yang

1
Godfrey Hodgson. 2013. 'Ronald Dworkin Obituary. The Guardian, 14 February.
2
Marcus Williamson. 2013. Professor Ronald Dworkin: Legal Philosopher Acclaimed as the Finest of his
Generation'. Independent, 15 February.
3
Ronald Dworkin. 1969. 'Morality and the Law'. New York Review of Books, 22 May.
4
H.L.A. Hart. 1961. The Concept of Law. Oxford University Presss.
merupakan aturan dari sistem hukum. Pendapat yang dikemukakan oleh Hart terkait hal ini
sangatlah berbeda dengan pendapat Dworkin, bahkan Dworkin dengan tegas membantah
terhadap adanya aturan pengakuan dan dugaan pemisahan antara hukum dan moral, Dworkin
berpendapat bahwa penalaran hukum adalah bentuk penalaran moral dan hukum, sehingga
tanpa moralitas penalaran hukum tidak lain hanyalah mitos belaka. 5

Teori berbasis moralitas Dworkin pun akhirnya diakui pada skala besar, tidak hanya
pada dunia Anglo-Amerika, melainkan banyak negara lain seperti India yang menggunakan
kontribusi ilmiah dari buah-buah pemikiran Profesor Dworkin, seperti yang dapat ditemukan
dalam Keputusan Mahkamah Agung India banyak juga mengutip teori-teori / pendapat yang
dikemukakan oleh Dworkin.6 Pada banyak isu penting seperti aksi afirmatif, apertheid,
keadilan hukum, hak perempuan, dan hak minoritas, pengadilan dan hakim diseluruh dunia
banyak mengutip pandangan Dworkin dengan murah hati dalam pernyataan hukum mereka. 7
Dworkin ialah filsuf hukum yang pandangannya paling banyak dikutip dari zaman
kontemporer dan ia adalah raksasa intelektual yang tulisannya benar-benar menghiasi dunia
hukum. Dalam penulisan ini, penulis bermaksud untuk memaparkan berbagai fase kehidupan
Profesor Dworkin dan perjalanannya memberikan kontribusi ilmiah dan pemikiran-pemikiran
hukum.

AWAL MULA KEHIDUPAN DWORKIN

Ronald Myles Dworkin lahir di Providence, Rhodes Island, Amerika Serikat pada 11
Desember 1931 dalam keluarga keturunan Yahudi-Amerika. Ayahnya bernama David W.
Dworkin telah bermigrasi dari Lithuania ke Amerika Serikat selama masa kecilnya. Setelah
perceraian orang tuanya , Ronald Dworkin diasuh dan dibesarkan oleh Ibunya yang bernama
Madeline Talamo yang merupakan seorang guru piano. Setelah bercerai dengan Ayahnya,
Ibu Dworkin pun kemudian menikah lagi tapi sayangnya suami keduanya meninggal
dikarenakan penyakit hati menyerang dalam rentang waktu yang sangat singkat dari
pernikahan mereka. Tragedi ini menempatkan mereka dalam situasi yang sangat sulit.
Namun, meskipun menghadapi masa-masa sulit, ibu Dworkin masih bisa membesarkan
ketiga anaknya seorang diri dengan penghasilan yang didapatkannya dari menjadi guru
piano.8 Ronald Dworkin adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Saudara perempuannya yang
5
Marshall Cohen. 1983. Ronald Dworkin and Contemporary Jurisprudence. New Jersey: Rowman and
Allanheld. p. vii.
6
S.R. Bommai v. Union of India, (1994) 3 SCC1.
7
Arthur Chaskalson. 2003. From Wickedness to equality: The Moral Transtormation of South African Law,
International Journal of Constitutional Law 1(4). pp. 590-609. 4 November.
8
bernama Fern Cohen memiliki usia 5 tahun lebih tua darinya dan ia tinggal di New York,
sedangkan adik laki-lakinya bernama Alan merupakan seorang pengacara di Rhodes Island.
(Liptak,2013)

PENDIDIKAN

Ronald Dworkin bersekolah di sekolah umum yang bernama Boston Latin School
(BLS) dan ia termasuk murid yang berprestasi. Setelah menyelesaikan sekolahnya, ia
berkuliah di Universitas Harvard dan semenjak kuliah ia meraih nilai A disemua mata kuliah
selama 4 tahun masa studinya dan memperoleh gelar Bachelor of Arts in Philosopy atau gelar
sarjana filsafat pada tahun 1953 (Hodgson 2013). Setelah menyelesaikan pendidikannya di
Universitas Harvard ia menerima beasiwa untuk melanjutkan studi pascasarjananya yakni
Rhodes Scholar yang merupakan beasiswa yang diberikan oleh Rhodes Trust, sebuah
lembaga yang didirikan oleh Cecil John Rhodes, seorang pebisnis, penambang besar, dan
politisi di Afrika Selatan. Ia pun pergi ke Universitas Oxford sebagai penerima beasiswa
Rhodes dan meraih gelar Master Of Arts in Jurispridence atau bisa disebut juga dengan
Magister Hukum. Di Oxford, ia diajar oleh banyak Profesor terkemuka salah satunya yakni
Sir Rupert Cross (15 Juni 1912 – 12 September 1980) yang merupakan seorang Advokat dan
juga Akademisi.9 Cross adalah sosok yang tidak hanya mendorong Dworkin dalam
menyuarakan pikirannya secara luas tetapi juga membantu dalam membentuk dirinya dengan
baik dan pada akhirnya membentuk dirinya dengan baik dan pada akhirnya menjadi seorang
sarjana dan filsuf bereputasi Internasional. Walaupun Dworkin mengambil hukum sebagai
jurusan pilihannya dalam menempuh pendidikan pascasarjana akan tetapi dia menghabiskan
sebagian besar waktunya dengan para filsuf karena studi filsafat telah sangat dekat di hatinya.

Pada tahun 1955, Ronald Dworkin kembali ke Universitas Harvard untuk


mendapatkan gelar Doktor dibidang hukum dan lulus dengan posisi teratas pada tahun 1957.
Fakultas Hukum Universitas Harvard pun merekomendasikan namanya untuk menjadi
panitera kepada Hakim Learned Hand yang merupakan seorang Hakim Amerika yang sudah
dikenal secara internasional. Dworkin membuat Learned Hand sangat terkesan dengan
kinerjanya. Bagaimanapun, di Oxford dan Harvard, ia ternyata menjadi siswa berprestasi
yang tidak hanya berpengaruh tetapi juga meninggalkan tanda atau jejak yang tak
terhapuskan di benak gurunya serta teman sekelasnya dengan pemahaman yang mendalam
tentang isu-isu akademik dan keinginan untuk belajar yang sangat kuat. Dworkin memiliki

Adam Liptak. 2013. 'Ronald Dworkin, Scholar of the Law, Is Dead at 81, New York Times. 14 February.
9
Stephen Guest. 1991. Ronald Dworkin. Stanford: Stanford University Press. p. 2.
magnet yang kuat dalam hal berorasi dan tulisan-tulisannya juga menjadikannya pusat
perhatian dikalangan akademisi hukum.

Penting untuk disebutkan bahwa Universitas Oxford secara resmi pernah mengundang
Profesor H.LA. Hart untuk mengevaluasi disertasi Dworkin.10 Profesor Hart sangat terkesan
dengan temuan Dworkin dalam disertasinya. Hart menilai Dworkin sebagai siswa yang bisa
mengintimidasinya secara intelektual dan siswa yang dapat memperoleh nilai tertinggi dari
setiap ujian yang diikutinya (Lacey, 2004). Kemudian Profesor Hart lah yang
merekomendasikan nama Dworkin untuk menjadi Ketua Yurisprudensi terkenal di Oxford
sebagai pengganti dirinya. Seiring berjalannya waktu, Profesor Dworkin ternyata menjadi
kritikus terkenal dari teori hukum positivisme Profesor Hart yang mengundang perhatian
banyak sarjana dan perdebatan antara Hart dengan Dworkin menjadi yurisprudensi yang telah
terkenal secara global. Dalam bukunya yang berjudul Taking Rights Seriously 11
, Dworkin
secara kontroversal menyerang teori-teori positivisme yang dicetuskan oleh Profesor Hart.

PERNIKAHAN DWORKIN

Adam Liptak, penulis biografi majalah Dworkin, menyatakan bahwa Dworkin


bertemu seorang wanita bernama Betsy Ross, putri dari seorang kaya raya di Kota New York,
ia bertemu dengan Betsy dihari-hari terakhir ia bekerja bersama Hakim Learned Hand pada
tahun 1958, dan Dworkin pun menikahinya. Betsy lahir di Manhattan dari pasangan Walter
dan Adelaide Ross. Dia adalah seorang wanita cantik dan menjadi pasangan hidup Dworkin.
Setelah selesai dengan pekerjaannya sebagai panitera dari Hakim Learned Hand, Dworkin
bergabung dengan Firma Hukum yang berbasis di New York yakni Sullivan dan Cromwell,
dan ia bekerja disana hanya selama empat tahun yakni sejak tahun 1958 hingga 1962. Namun
segera ia menyadari bahwa minatnya ada ditempat lain dan ia pun tidak melanjutkannya lagi.
Pekerjaannya memberinya banyak kesempatan untuk berpergian keluar negeri, namun karena
keluarganya berdomisili di Amerika Serikat, istrinya membujuknya agar kembali ke Amerika
dan mempertimbangkan untuk berkarir di dunia akademis. Dworkin ingat ia mendapatkan
telegram dari istrinya di Stockholm, dimana saat itu ia sedang mengerjakan sebuah
kesepakatan/perjanjian dengan kilennya sehingga ia pun gagal memenuhi janjinya kepada
istrinya untuk berada di rumah pada hari ulang tahun Dworkin. Pada tahun berikutnya ia pun
kembali mendapat telegram dari istrinya yang berkata “Kamu akan dapat pekerjaan baru atau

10
Nicola Lacey. 2004. A Life of H.LA. Hart: The Nightmare and the Noble Dream. New York: Oxford
University Press. p. 186.
11
Ronald Dworkin. 1978. Taking Righs Seriosly. Cambridge: Harvard University Press. p. 22.
istri baru”.12 Ternyata pada tahun berikutnya Dworkin mendapat pekerjaan baru sebagai
akademisi di Fakultas Hukum Universitas Yale. Tampaknya Tuhan memilihnya untuk
menjadi seorang akademisi. Istrinya pun sangat bahagia dan ia pun mendorong Dworkin
untuk melanjutkan perjalanan ilmiahnya di Inggrsi dan Amerika Serikat. Namun setelah 41
tahun pernikahan Dworkin dan istirnya yang bernama Betsy, pada tahun 2000 Betsy
meninggal dunia karena penyakit Kanker. Kematian istrinya merupakan suatu kehilangan
besar bagi Dworkin, istrinya adalah sumber insipirasi dan dukungan luar biasa baginya.

Setelah kematian Besty, Dworkin kemudian menikah dengan Irene Brendel yang
merupakan mantan istri dari Pianis yang bernama Alfred Brendel, 13 pernikahannya dengan
Irene memberi Dworkin semangat hidup baru dan cinta baru yang sangat mendorongnya
untuk melanjutkan kontribusi ilmiahnya sampai hari-hari terakhir hidupnya. Dworkin
mendedikasikan karyanya yang terkenal dalam Buku Justice For Hedgehogs 14
untuk Irene
sebagai pendamping hidup Dworkin hingga akhir hayatnya.

KEPANITERAAN HUKUM DENGAN HAKIM LEARNED HAND

Setelah mendapat gelar sarjana hukum pada tahun 1957, Dworkin bergabung dengan
Hakim Learned Hand sebagai panitera hukum atas rekomendasi dari Fakultas Hukum
Universitas Harvard.15 Hakim Hand adalah salah satu hakim Amerika yang paling
berpengaruh pada masanya yang memegang posisi sebagai hakim pengadilan tingkat dua atau
tingkat banding Amerika Serikat yang terdapat di Manhattan. 16 Dia memberi tahu Dworkin
bahwa dia tidak memerlukan Dworkin untuk menyusun pendapatnya seperti pada umumnya
hakim yang meminta paniteranya pada masa itu. “ Saya tidak tahu bagaimana anda menulis,
Dworkin pun berkata saya menulis dengan sangat baik” (Hodgson 2013). Terdapat suatu hal
yang dipermasalahkan oleh Learned Hand dimana ia mempertanyakan apakah Mahkamah
Agung Amerika Serikat telah memutuskan dengan benar tekait dengan Brown v Board of
Education, Topeka Kansas 17
yang merupakan putusan penting Mahkamah Agung AS yang
menyatakan bahwa undang-undang negara bagian AS yang menetapkan segregasi rasial di
sekolah umum adalah tidak konstitusional dan melanggar Klausul Perlindungan setara dari

12
Adam Liptak. 2005. Tribute to Ronald Dowrkin. The Transcendent Lauyer. New York: New York University
School of Law. p. 18
13
Mat Schudel. 2013. 'Ronald Dworkin Infuential Legal Theorist, Dies ar 81'. The Washington Post, 14
February 2013.
14
Ronald Dworkin. 2011. Justice for Hedgehogs. Cambridge: Harvard Universiry Press.
15
Martha Minow. 2013. 'In Memoriam: Ronald Dworkin', Harvard Law Review 127(2). p. 506.
16
Ronald Dworkin. 1994. 'Mr. Liberty, New York Review of Books. 11 August.
17
347 U.S. 483(1954).
Amandemen keempat Belas Konstitusi, bahkan jika sekolah yang dipisahkan memiliki
fasilitas dengan kualitas yang sama. Putusan Mahkamah Agung ini dihargai secara global
oleh banyak pihak namun tidak dengan Learned Hand. Namun dalam hal ini Dworkin tidak
sependapat dengan Hand dan lebih setuju dengan putusan yang dikeluarkan oleh Mahkamah
Agung terkait Brown v Board of Education, Topeka Kansas akan tetapi Dworkin tetap
menghargai nya. 18

HARI-HARI BERSAMA SULLIVAN DAN CROMWELL

Pada tahun 1959, Dworkin bergabung dengan firma hukum terkemuka yang berbasis
di New York, Sullivan dan Cromwell.19 Dia bekerja disana untuk empat tahun sejak 1958
hingga 1962 dan menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan transaksi bisnis
internasional. Namun dia tidak bisa menunjukan minatnya untuk menjadi seorang pengacara
namun ia lebih tertarik pada penelitian, pengajaran, dan filsafat hukum. Setelah
meninggalkan firma hukum ia bergabung dengan Fakultas Hukum Yale. Sebelumnya ia
sempat menolak tawaran untuk menjadi juru tulis dari Hakim Frankfurter yang merupakan
seorang hakim Mahkamah Agung Amerika Serikat, meskipun dia kemudian menyesali
keputusannya dengan berkata :” Ini merupakan suatu kesalahan serius dan saya tidak bisa
benar-benar menyimpulkan mengapa saya bisa membuat keputusan semacam itu, saya hanya
ingin memulai dan saya kemudian mengetahui bahwa banyak pengacara yang menganggap
ajakan itu adalah suatu keuntungan besar menjadi juru tulis dari seorang Hakim Agung
Termashur Felix Frankfurter. Jelas keputusan yang saya buat adalah suatu kesalahan krusial
dan saya melewatkan kesempatan besar” (Liptak 2005: 18). Setelah menyesali keputusannya

barulah Dworkin diajak oleh Hakim Learned untuk menjadi Paniteranya (Liptak 2013: 81).
Hand menyukai Dworkin dengan kecerdasan yang dimilikinya dan juga Dworkin mengagumi
Hand sebagai orang yang sangat berpengaruh dan mentor yang membimbingnya untuk
meraih kesuksesan karirnya (Dworkin 1996: 340).

18
Ronald Dworkin. 1996. Freedom's Law: he Moral Reading of the American Constitution. Cambridge: Harvard
University 1Press. p. 340.
19
Marcus Williamson. 2013. Professor Ronald Dworkin: Legal Philosopher acclaimed as the finest of his
generation'. ndependent. 16 February.

Anda mungkin juga menyukai