Anda di halaman 1dari 6

Pemikiran Hukum Zaman Klasik

Pemikiran hukum zaman klasik adalah sebuah aliran pemikiran hukum yang
berkembang pada masa Yunani kuno dan Romawi kuno. Pemikiran ini memiliki
pengaruh besar dalam perkembangan sistem hukum di Barat dan masih
mempengaruhi pemikiran hukum modern.
Periode hukum zaman klasik adalah periode dalam sejarah hukum Barat yang
diperkirakan berlangsung dari abad ke-5 SM hingga abad ke-3 M. Pada periode ini,
terdapat tokoh-tokoh dan pemikiran hukum yang sangat berpengaruh dalam
perkembangan hukum Barat. Beberapa di antaranya adalah
: Sokrates, Plato, Aristoteles, Hammurabi, Gaius, Justinian, dan Ulpian

Pemikiran Hukum pada Zaman Klasik ini memuat beberapa Hal, diantaranya Hukum Alam, Hukum
Positif, Kontrak Sosial, Keadilan Serta Kemanusiaan.

1. Sokrates (469 SM - 399 SM)


Sokrates adalah seorang filsuf Yunani kuno yang mempengaruhi pemikiran hukum
pada periode klasik. Meskipun ia bukanlah seorang ahli hukum, ia memperkenalkan
konsep-konsep etika dan moral yang menjadi dasar untuk hukum yang adil dan benar.

2. Plato (427 SM - 347 SM)


Plato adalah seorang filsuf Yunani kuno yang sangat berpengaruh pada pemikiran
hukum pada periode klasik. Ia menulis dialog-dialog yang membahas tentang keadilan
dan hukum yang adil. Salah satu karyanya yang terkenal adalah "Negara" yang
membahas tentang bentuk pemerintahan yang ideal dan hubungan antara hukum dan
keadilan.
Dalam pemikirannya Plato ameng kualifikasikan keadilan dalam 3 hal.

1.Suatu karakteristik atau sifat yang terberi secara alami dalam diri tiap individu
manusia;
2. Keadilan memungkinkan orang mengerjakan pengkoordinasian (menata) serta
memberi batasan (mengendalikan) pada tingkat “emosi” mereka dalam usaha
menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat bergaul;
3. Keadilan merupakan hal yang memungkinkan masyarakat manusia menjalankan
kodrat kemanusiaannya dalam cara-cara yang utuh dan semestinya.

3. Aristoteles (384 SM - 322 SM)


Aristoteles adalah seorang filsuf Yunani kuno yang sangat berpengaruh pada
pemikiran hukum pada periode klasik. Ia menulis banyak tentang hukum dan
keadilan, dan dikenal dengan teori tentang "hukum alam". Menurutnya, hukum alam
adalah prinsip-prinsip yang berlaku secara universal dan tidak dapat diubah oleh
manusia.

Kemudian Aristoteles membagi hukum menjadi 2 (dua). Pertama hukum alam


(kodrat) yaitu yang mencerminkan aturan alam, selalu berlaku dan tidak pernah
berubah. Yang kedua adalah hukum positif yaitu hukum yang dibuat oleh manusia.
4. Cicero (106-43 SM) merupakan tokoh besar mazhab filsafat Stoa yang populer
pada abad 4 SM (Sebelum Masehi) sampai abad 2 M (Masehi). Pemikirannya banyak
dirujuk dalam pemikiran hukum dan tata negara, serta pemikiran filsafat lainnya.

Cicero mengatakan bahwa hukum tidak bisa dimulai dengan manusia. Manusia adalah
instrumen kebijaksanaan yang lebih tinggi yang mengatur seluruh bumi dan memiliki
kekuatan, melalui moralitas bersama, untuk memerintahkan yang baik dan melarang
kejahatan. Baginya, hukum manusia bisa baik atau buruk tergantung pada apakah
hukum itu selaras dengan hukum alam yang kekal (abadi).

5. Gaius (abad ke-2 M)


Gaius adalah seorang ahli hukum Romawi yang menulis banyak tentang hukum
Romawi. Ia menulis "Institutes", sebuah buku yang menjadi dasar bagi pengajaran
hukum Romawi di universitas-universitas pada masa itu. Ia juga dikenal sebagai
pembuat klasifikasi hukum menjadi "hukum alam" dan "hukum perdata".

6. Justinian I (482 M - 565 M)


Justinian I adalah kaisar Bizantium yang terkenal karena menyusun "Corpus Juris
Civilis", yang merupakan kumpulan hukum Romawi yang berlaku pada masa itu.
Kode ini menjadi dasar bagi hukum sipil di Eropa dan banyak negara lainnya.

7. Ulpian (170 M - 223 M)


Ulpian adalah seorang ahli hukum Romawi yang sangat berpengaruh pada
perkembangan hukum Romawi. Ia menulis banyak tentang hukum perdata dan hukum
publik, serta menulis komentar-komentar tentang karya-karya ahli hukum Romawi
sebelumnya. Karyanya dianggap sebagai salah satu sumber utama untuk memahami
hukum Romawi.

Pemikiran hukum zaman klasik memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan hukum di Barat,
terutama dalam pembentukan sistem hukum Romawi dan hukum sipil. Pemikiran ini menegaskan
pentingnya keadilan, hak asasi manusia, dan hukum yang adil dan berlaku untuk semua orang.

Pemikiran Hukum Zaman Modern

Pemikiran hukum zaman modern adalah periode dalam sejarah hukum Barat yang
dimulai pada abad ke-17 dan masih berlangsung hingga saat ini. Periode ini ditandai
dengan perubahan signifikan dalam pemikiran hukum dan perkembangan hukum di
Barat, terutama sebagai akibat dari perubahan sosial, politik, dan ekonomi yang terjadi
pada masa itu.

Beberapa ciri khas dari pemikiran hukum zaman modern adalah penekanan pada hak-
hak individu dan kebebasan, serta peran negara yang lebih besar dalam mengatur
masyarakat. Pada periode ini, terdapat banyak teori hukum yang berkembang, seperti
positivisme hukum, naturalisme hukum, dan konstitusionalisme.

Tokoh pada era ini diantaranya John Locke, Montesquie, Jeremy Betham, Hans
Kelsen, Ronald Dworkin, John Rawles dan masih banyak lainnya

1. John Locke - Locke adalah seorang filsuf Inggris yang dikenal sebagai salah satu pendiri
konstitusionalisme modern. Locke memandang bahwa pemerintah harus didasarkan pada kontrak
sosial antara penguasa dan rakyat, dan bahwa pemerintah harus melindungi hak-hak individu seperti
hak atas kebebasan, hak atas properti, dan hak atas hidup.

2. Montesquieu - Montesquieu adalah seorang filsuf dan ahli hukum Prancis yang terkenal karena
kontribusinya dalam bidang teori pemisahan kekuasaan. Menurut Montesquieu, kekuasaan harus
dibagi menjadi tiga cabang (eksekutif, legislatif, dan yudikatif) untuk mencegah penyalahgunaan
kekuasaan dan kebebasan individu.

3. Jeremy Bentham - Bentham adalah seorang filsuf dan ahli hukum Inggris yang dikenal karena
kontribusinya dalam bidang utilitarianisme. Bentham memandang bahwa hukum harus didasarkan
pada prinsip kemanfaatan, yang berarti bahwa hukum harus menghasilkan manfaat yang maksimal
bagi masyarakat.

4. Hans Kelsen - Kelsen adalah seorang ahli hukum Austria yang terkenal karena kontribusinya dalam
bidang positivisme hukum. Menurut Kelsen, hukum harus didasarkan pada peraturan-peraturan yang
dibuat oleh pemerintah dan harus terpisah dari nilai-nilai moral atau agama.

5. Ronald Dworkin - Dworkin adalah seorang ahli hukum Amerika yang dikenal karena kontribusinya
dalam bidang teori hukum sebagai integritas. Dworkin memandang bahwa hukum harus didasarkan
pada prinsip keadilan dan bahwa hakim harus memutuskan kasus berdasarkan prinsip-prinsip moral
yang lebih luas.

6. John Rawls - Rawls adalah seorang filsuf Amerika yang terkenal karena kontribusinya dalam bidang
teori keadilan. Menurut Rawls, keadilan harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang adil dan setiap
orang harus memiliki hak yang sama untuk menerima manfaat dari masyarakat.
7. Roscoe Pound - Pound adalah seorang ahli hukum Amerika yang terkenal karena kontribusinya
dalam bidang teori hukum sosial. Pound memandang bahwa hukum harus berfungsi untuk
memajukan kepentingan sosial dan bahwa hakim harus mempertimbangkan faktor-faktor sosial dan
ekonomi dalam membuat keputusan.

Pemikiran hukum zaman modern memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan sistem hukum
di seluruh dunia, terutama dalam perkembangan hukum barat dan hukum internasional. Queer Legal
Theory

Pemikiran Hukum Zaman Kontemporer

Pemikiran hukum zaman post-modern adalah sebuah aliran pemikiran hukum yang berkembang
pada abad ke-20 dan menolak pandangan modernisme yang memiliki keyakinan pada kebenaran
objektif dan universal. Beberapa pemikiran hukum zaman post-modern yang penting antara lain:

Dekonstruksi, Critical Legal Studies (CLS), Feminisme Hukum Post-Modern, Post-Kolonialisme, dan
Queer Legal Theory.

Lalu siapa saja tokoh hukum pada era ini?

Tokoh Hukum Pada eraa ini antara lain : Michel Foucault, Jacques Derrida, Richard
Rorty, Donna Haraway, Judith Butler,

Michel Foucault - Foucault adalah seorang filsuf Prancis yang terkenal karena
kontribusinya dalam bidang kritisisme sosial dan teori kekuasaan. Foucault
memandang bahwa pengetahuan dan kekuasaan saling terkait dan bahwa sistem
hukum harus dipahami dalam konteks politik dan sosial yang lebih luas.

2. Jacques Derrida - Derrida adalah seorang filsuf Prancis yang terkenal karena
kontribusinya dalam bidang dekonstruksi. Derrida memandang bahwa bahasa dan teks
merupakan dasar dari semua bentuk pemikiran dan bahwa teks-teks hukum harus
dibaca secara kritis untuk memahami implikasi politik dan sosialnya.

3. Richard Rorty - Rorty adalah seorang filsuf Amerika yang terkenal karena
kontribusinya dalam bidang pragmatisme dan post-modernisme. Rorty memandang
bahwa kebenaran dan keadilan adalah konsensus sosial yang terus berubah dan bahwa
sistem hukum harus selalu beradaptasi dengan perubahan-perubahan ini.

4. Donna Haraway - Haraway adalah seorang ahli biologi Amerika yang terkenal
karena kontribusinya dalam bidang feminisme dan teori post-humanisme. Haraway
memandang bahwa sistem hukum harus mempertimbangkan implikasi sosial dan etis
dari perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan.

5. Judith Butler - Butler adalah seorang filsuf Amerika yang terkenal karena
kontribusinya dalam bidang teori queer dan feminisme. Butler memandang bahwa
sistem hukum harus mengakui keragaman dan kompleksitas identitas gender dan
seksualitas dalam membuat keputusan.

Secara keseluruhan, tokoh-tokoh hukum pada zaman post-modern memandang bahwa


sistem hukum harus dipahami dalam konteks politik dan sosial yang lebih luas dan
bahwa sistem hukum harus selalu beradaptasi dengan perubahan-perubahan ini.
Mereka juga menekankan pentingnya pengakuan terhadap keragaman dan
kompleksitas identitas sosial dalam sistem hukum.

Lalu apa perbedaan Pemirikan Hukum dari zaman ke zaman?

Perbedaan pemikiran hukum antara zaman klasik, modern dan post-modern antara lain:

1. Zaman Klasik: Pada zaman klasik, hukum dianggap sebagai suatu hal yang objektif dan universal,
yang dapat ditemukan melalui akal budi manusia. Hukum dianggap sebagai sesuatu yang terpisah
dari masyarakat dan politik, dan hanya ditujukan untuk melindungi hak-hak individu.

2. Zaman Modern: Pada zaman modern, terjadi perubahan signifikan dalam pemikiran hukum,
terutama sebagai akibat dari perubahan sosial, politik, dan ekonomi yang terjadi pada masa itu.
Hukum dipandang sebagai alat untuk mengatur masyarakat dan mengatur hubungan antara individu
dan negara. Di samping itu, pemikiran hukum modern juga menekankan pentingnya hak asasi
manusia dan kebebasan individu.

3. Zaman Post-Modern: Pada zaman post-modern, pemikiran hukum menjadi lebih kritis dan reflektif
terhadap peran hukum dalam masyarakat. Pemikiran hukum post-modern menekankan bahwa
hukum tidak dapat dipisahkan dari politik dan sosial, dan bahwa hukum selalu dipengaruhi oleh nilai-
nilai dan kepentingan yang ada dalam masyarakat. Selain itu, pemikiran hukum post-modern juga
menekankan pentingnya pengakuan terhadap keragaman dan kompleksitas identitas sosial dalam
sistem hukum.

Dalam hal ini, perbedaan pemikiran hukum antara zaman klasik, modern, dan post-modern terletak
pada pandangan mereka terhadap hukum sebagai suatu hal yang objektif dan universal pada zaman
klasik, sebagai alat untuk mengatur masyarakat pada zaman modern, dan sebagai sesuatu yang
dipengaruhi oleh nilai-nilai dan kepentingan sosial pada zaman post-modern. Selain itu, pemikiran
hukum pada zaman post-modern menekankan pentingnya pengakuan terhadap keragaman dan
kompleksitas identitas sosial dalam sistem hukum, yang tidak ditemukan pada pemikiran zaman
klasik dan modern.

Anda mungkin juga menyukai