Dosen Pegajar : Prof. Dr. H. Syahruddin Nawi, S.H., M.H. Dr. H. Maduppa Abbas,S.H.,M.H. Dr. Arfah Tjolleng,S.H.,M.H
Disusun Oleh : Muhammad Afandy Saputra 0053 0255 2021
MAGISTER ILMU HUKUM
PASCASARJANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2022 A. PENGERTIAN FILSAFAT Filsafat ilmu hukum berasal dari Bahasa Yunani yakni “Philosopia”, “Philo = Cinta, dan “Sopia” = Kebijaksanaan, yang berarti cinta akan kebijaksanaan. Pengertian Sophia sebagai Kebijaksanaan memiliki pengertian yang Mendalam & sikap hidup yang benar. Dalam cakrawala lain kebijaksanaan berarti: 1. Kerajinan 2. Kebenaran 3. Pengetahuan yang luas 4. Kebijakan intelektual 5. Pertimbangan yg sehat Menurut sejarah Socrates yang pertama kali menyebut diri sebagai philosophus (pencinta kebijaksanaan) sebagai protes terhadap kaum terpelajar yang menamakan diri sebagai sophist (bijaksana). Socrates mengkritik kaum sofist yang yang memanfaatkan pengetahuannya untuk mencari keuntungan dengan menerima pembayaran dari apa yang mereka sampaikan, sehingga esensi kebijaksanaan mereka tidak lebih dari sekadar masalah pencaharian. Maka, adapun dibawah ini menurut pendapat Ahli mengenai Filsafat Hukum, yakni: - Menurut Prof. Dr. Ida Bagus Wyasa Putra, SH., M.Hum, filsafat adalah hasil berfikir filsafat dan berfikir filsafat adalah berfikir tentang sebab (thingking of cause). - Menurut Plato Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli - Menurut Aristoteles filsafat adalah Ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalam ilmu matematika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika. - Menurut Deskartes Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya. - Menurut Al Farabi Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud, bagaimana hakikat yang sebenarnya. Perbedaan filsafat dengan ilmu pengetahuan, dibedakan dari : a. Dari sudut pandang (objek formal): 1. Bertolak dari yg umum (general) 2. Memperhatikan tatalitas fenomena 3. Mengenai hakekat atau segi bathiniah dari semua obyek materialnya b. Dari sudut objek material: 1. Mencakup segala sesuatu atau segenap kenyataan yang ada. 2. Lebih luas dan bersifat umum / universal. Adapun perbedaan Ilmu Hukum dengan Filsafat Hukum, yakni adalah : a. Filsafat Hukum : 1. Mengkaji sgl sesuatu mengenai hokum 2. Objek formalnya tdk dipengaruhi oleh ruang, waktu dan golongan 3. Menyentuh segi bathiniah atau hakikat hukum 4. Mempertanyakan apakah hukum itu 5. Suatu cabang dari filsafat. b. Ilmu Hukum 1. Mengkaji sebagian dari realitas hokum yang ada 2. Objek formalnya dibatasi oleh ruang, waktu dan gol 3. Menyangkut segi lahiriah saja. 4. Mempertanyakan apakah yang merupakan hukum 5. Suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri.
Adapun istilah dari Filsafat Hukum dari berbagai negara, yaitu :
di Indonesia - Filsafat Hukum di Jerman - Philosophie des recht - Rechtsphilosophie di Prancis - Philosophie du droit di Inggeris - Philosophy of law - Legal philosophy
B. POKOK BAHASAN FILSAFAT HUKUM
a. Zaman dahulu : 1. Keadilan sebagai tujuan hukum 2. Hubungan negara dgn hukum 3. Hukum alam b. Zaman Sekarang : 1. Keadilan 2. Hubungan negara dgn hukum 3. Hubunngan hk dgn kekuasaan 4. Mengapa hk harus ditaati 5. Aliran dan Madzhab 6. Hukum dan nilai sosial 7. Hukum dan perobahan masy 8. Hak asasi manusia 9. Hak milik 10. Masalah kontrak 11. pertanggung jawaban 12. Tujuan Hukum
C. SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT
Dimana Filsafat lahir di Yunani pada abad keenam Sebelum Masehi (SM) dan dalam bahasa Yunani filsafat disebut philosophia yang dapat diartikan sebagai cinta akan kebijaksanaan. D. PENJELASAN TENTANG FILSAFAT HUKUM Filsafat Hukum juga merupakan bagian dari ilmu-ilmu hukum. Adapun masalah yang dibahas dalam lingkup filsafat hukum, meliputi : 1) Masalah hakikat dari hukum; 2) Masalah tujuan hukum; 3) Mengapa orang mentaati hukum; 4) Masalah mengapa negara dapat menghukum; 5) Masalah hubungan hukum dengan kekuasaan. Selanjutnya mengenai Sejarah Perkembangan Filsafat Hukum meliputi : 1) Filsafat Hukum pada Zaman Yunani Masa keemasan filsafat di Yunani diawali dengan kemunculan tokoh-tokohnya seperti Sokrates, Plato, dan Aristoteles dimana kemunculan mereka mulai melepas pemikiran masayarakat Yunani yang pada saat itu masih percaya dengan mitos-mitos dewa dewi Olimpus. 2) Filsafat Hukum Pada Zaman Pertengahan Pada zaman pertengahan, dasar ketaatan terhadap hukum telah mengalami perubahan yang awalnya berdasar pada hukum alam menjadi karena kehendak ilahi yang dikarenakan jatuhnya kerajaan Romawi dan berkembangnya agama Kristen dan Islam di Eropa. Tokoh filsafat pada zaman pertengahan ini, antara lain Agustinus (354- 430) dan Thomas Aquinas (1225- 1275). Pada abad pertengahan ini muncul pemikiran tentang adanya hukum yang abadi yang berasal dari rasio Tuhan (lex aeterina). Munculnya dua aliran filsafat masa Skolastik, yaitu via antiqua dan via moderna dimana via antiqua memihak pihak gereja dan via Modena memihak pihak pada Kaisar menimbulkan pemikiran yang bersifat sekuler dengan memisahkan secara tegas urusan duniawi (negara) dan keagamaan (gereja) dan terus berkembang pada zaman modern. 3) Filsafat Hukum Pada Zaman Modern Pada zaman moderen ini posisi manusia mulai ditempatkan secara lebih mandiri, dengan rasio manusia dapat menentukan apa yang terbaik bagi dirinya dan menganggap bahwa hukum positif tidak perlu lagi bergantung pada rasio Tuhan. Gagasan rasionalisme pada zaman ini membawa pegaruh besar dalam hukum sehingga Ideologi absolutisme dan feodelisme menjadi tidak populer lagi. 4) Filsafat Hukum Pada Masa Sekarang Pada zaman sekarang rasionalisme dilengkapi dengan empirisme yang berkembang pesat pada abad ke 19 dan menjadikan factor sejarah mendapat perhatian utama termasuk dalam lapangan hukum. Perhatian yang besar terhadap faktor sejarah ini antara lain diberikan oleh Hegel (1770-1831) dan Karl Marx(1818- 1883). Pada Abad ke-20 lahir berbagai aliran filsafat seperti Neokantianisme, Neohegelianisme, dan Neomarxisme yang menjadi aliran filsafat paling umum sampai saat ini. Empirisme terus berkembang pada Abad ke-20 dan mengambil bentuk pragmatism dimana kebenaran itu wajib diuji dengan dunia realistis yang melahirkan aliran-aliran filsafat hukum yang disebut dengan Realisme Hukum.
E. ALIRAN - ALIRAN DALAM FILSAFAT HUKUM
1) Aliran Hukum Alam Ada dua pandangan dalam pembahasan hukum kodrat ini, yakni: pandangan teologis dan pandangan sekuler. a) Pandangan Teologis: Dalam pandangan teologis dikatakan bahwa seluruh alam semesta diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai ciptaannya. b) Pandangan Sekuler: Dalam pandangan skuler, diyakini bahwa manusia memiliki kemampuan akal budi yang menjadi sumber tatanan moral dalam diri dan masyarakat manusia. 2) Aliran Hukum Positif Aliran ini disebut juga dengan positivisme hukum. Aliran ini berpandangan bahwa hukum itu adalah perintah penguasa (law is a command of the lewgivers). Aliran hukum positif ini dapat dibedakan dalam dua corak, yakni: a) Aliran Hukum Positif Analitis (Analitical Jurisprudence) atau biasa disebut positivisme sosiologis yang dikembangkan oleh Jhon Austin dimana hukum adalah perintah dari penguasa negara dan b) Aliran Hukum Murni (Reine Rechtslehre) atau dikenal juga dengan positivisme yuridis yang dikembangkan oleh Hans Kelsen dimana hukum harus dibersihkan dari anasir-anasir non yuridis.seperti unsur sosiologis, politis, historis, bahkan etis. 3) Mazhab Sejarah Mazhab Sejarah timbul sejalan dengan gerakan nasionalisme di Eropa yang mengarah kepada bangsa, tepatnya jiwa bangsa (volksgeist). Adapun tokoh tokoh pada mazhab ini ialah: Friedrich Karl von Savigny, Puchta, dan Henry Summer Maine. 4) Aliran Sociological Jurisprudence Menurut aliran sociological jurisprudence, hukum yang baik haruslah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup di masyarakat. Aliran ini memisahkan secara tegas antara hukum positif (the positive law) dengan hukum yang hidup di masyarakat (the living law). Para Tokoh dalam aliran ini antara lain: Eugen Ehrlich dan Roscoe Pound. 5) Aliran Utilitarian Utiliarianisme atau Utilitisme adalah aliran yan meletakkan kemanfaatan sebagai tujuan utama hukum. Pendukung utama utilitarianisme ini adalah: Jeremy Bentham, John Stuart Mill, dan Rudolf von Jhering. F. ASPEK-ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM 1) Hukum dan Keadilan Kajian Theo Huijbers menunjukan ada dua paham filsafat mengenai keterkaitan “Hukum dan Keadilan”. Aliran filsafat hukum alam mereflesikan pandangan bahwa hukum sama dengan keadilan, hukum yang tidak adil bukan hukum. Keadilan merupakan salah satu tujuan dari hukum selain dari kepastian hukum itu sendiri dan juga kemanfaatan hukum. Konsep dasar hukum itu sesungguhnya berbicara pada dua konteks persoalan yang seringkali terjadi benturan, dimana terkadang hukum positif tidak menjamin sepenuhnya rasa keadilan,dan sebaliknya rasa keadilan seringkali tidak memiliki kepastian hukum. Untuk mencari jalan tengahnya maka komprominya adalah bagaimana agar semua hukum positf yang ada selalu merupakan cerminan dari rasa keadilan itu sendiri. 2) Hukum dan Kekuasaan Antara hukum dan kekuasaan mempunyai hubungan yang sangat erat bagaikan dua sisi mata uang. Hubungan hukum dan kekuasaan yang pertama terjadi karena hukum pada dasarnya bersifat memaksa, dan kekuasaan dipergunakan untuk mendukung hukum agar ditaati oleh anggota masyarakat. Hukum tidak hanya membatasi kebebasan individu terhadap individu yang lain, tetapi juga kebebasan wewenang dari penguasa negara. Dalam penerapannya, hukum itu memerlukan dukungan kekuasaan. Seberapa besar dukungan kekuasaan itu diperlukan tergantung pada kesadaran hukum masyarakat yang bersangkutan. Makin tinggi kesadaran hukum masyarakat, makin berkuranglah dukungan kekuasaan itu diperlukan. Kekuasaan itu diperlukan oleh karena hukum bersifat memaksa. Tanpa adanya kekuasaan, pelaksanaan hukum di masyrakat akan mengalami hambatan- hambatan. Hukum dan Nilai Sosial Budaya Antara hukum di satu pihak dengan nilai-nilai sosial budaya di lain pihak terdapat kaitan yang erat. Kaitan yang erat antara hukum dan nilai-nilai sosial budaya masyarakat itu bahwa hukum yang baik tidak lain adalah hukum yang mencerminkan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. G. MANFAAT FILSAFAT HUKUM Adapun manfaat Filsafat Hukum adalah : 1. Manfaat ideal dapat ditemui oleh orang yang mempelajari hukum terutama terhadap pemahamannya tentang eksistensi manusia dalam dinamika kehidupan. 2. Manfaat praktis agar manusia dpt menggali, mengolah dan memanfaatkan setiap potensi dalam diri dan diluar menuju tingkat kehidupan yg lebih baik 3. Manfaat riil mangantar manusia kepada sebuah pengertian dan kebijaksanaan hidup untuk menerima kenyataan yang ada dan menerima keberadaannya.