SOSIOLOGI HUKUM
Dosen Pegajar :
Prof. Dr. H. Syahruddin Nawi, S.H., M.H.
Dr. Nurul Qamar.S.H.,M.H
Dr. Hasbuddin Khalid,S.H.,M.H
Disusun Oleh :
Muhammad Afandy Saputra
0053 0255 2021
Hukum menurut Utrecht adalah Himpunan petunjuk hidup perintah dan larangan
yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh
seluruh anggota masyarakat oleh karena itu pelanggaran petunjuk hidup tersebut
dapat menimbulkan tindakan oleh pemerintah/penguasa itu.
Menurut Brade Meyer: Sociology of the law – Menjadikan hukum sebagai alat
pusat penelitian secara sosiologis yakni sama halnya bagaimana sosiologi meneliti
suatu kelompok kecil lainnya. Tujuan penelitian adalah selain untuk menggambarkan
betapa penting arti hukum bagi masyarakat luas juga untuk menggambarkan proses
internalnya hukum.
Secara garis besar fakta sosial yang menjadi pusat perhatian sosiologi terdiri
atas dua tipe yaitu struktur sosial dan pranata sosial.
Menurut teori fungsional struktural, struktur sosial dan pranata sosial tersebut
berada dalam suatu sistem sosial yang berdiri atas bagian-bagian atau elemenelemen
yang saling berkaitan dan menyatu dalam keseimbangan. Teori ini menekankan
kepada keteraturan dan mengabaikan konflik dan perubahanperubahan dalam
masyarakat.
Emile Durkheim menganggap bahwa adanya teori fungsionalisme-struktural
merupakan suatu yang ‘berbeda’, hal ini disebabkan Para fungsionalis kontemporer
menyebut keadaan normal sebagai ekuilibrium, atau sebagai suatu sistem yang
seimbang, sedang keadaan patologis menunjuk pada ketidakseimbangan atau
perubahan sosial.
Teori ini digagas oleh Karl Marx yang didasarkan pada kekecewaannya pada
sistem ekonomi kapitalis yang dianggapnya mengeksploitasi buruh.
Teori ini dikemukakan oleh George Herbert Mead yang dipengaruhi oleh
filosofi sosiolog Max Weber.
A. Sosiologi Hukum mempunyai kegunaan dalam Praktik Hukum Ciri dan fungsi dari
Sosiologi Hukum kemudian dapat dipakai dalam praktik Hukum, dikarenakan apa
yang dianalisa berupa empiris, maka dalam praktiknya sangat diperlukan, karena
berupa hal yang nyata dan tidak bersifat abstrak.
Dapat dilihat bagaimana Sosiologi Hukum sangat turut serta dalam pembangunan
masyarakat Indonesia, terlebih lagi Indonesia berdasarkan Hukum.
E. Tujuan dari pembuatan Hukum yang efektif yang berfokus pada masyarakat Efektif
atau tidak efektifnya suatu penerapan Hukum dalam masyarakat semua itu dapat
diketahui lewat analisa empiris. Analisa Sosiologi akan mengemukakan apakah
hukum tersebut efektif dalam penggunaannya dalam masyarakat ataukah masyarakat
mengadakan kekebalan terhadap hukum yang diterapkan.
7. Ruang Lingkup Sosiologi Hukum
bagaimana cara-cara yang paling efektif dari hukum dalam pembentukan polapola
kelakuan.
Bahwa perkembangan ilmu hukum di masa depan perlu diarahkan secara lebih
empiris dan induktif daripada kecendrungan yang bersifat deduktif dan normatif seperti
yang selama ini dikembangkan, ketika paradigma ini tidak mampu lagi menerangkan
realitas yg diamatinya. OKI, sisa-sisa dari materi pendidikan hukum dogmatik baru,
diisi dengan materi yang sifatnya mengasah nalar. Misalnya Penalaran Hukum,
Metodologi Hukum, dan Filsafat Hukum.
A. Hukum dan Sistem Sosial Masyarakat. Pada hakekatnya, hal ini merupakan obyek
yang menyeluruh dari sosiologi hukum, oleh karena tak ada keragu-raguan lagi bahwa
suatu sistem hukum merupakan pencerminan daripada suatu sistem sosial di mana
sistem hukum tadi merupakan bagiannya.
Baik hukum substantif maupun hukum ajektif, di satu pihak berisikan ketentuan-
ketentuan tentang bagaimana manusia akan dapat menjalankan serta
memperkembangkan kesamaan derajat manusia, menjamin kesejahteraan dan
seterusnya. Akan tetapi, di lain pihak hukum dapat menjadi alat yang ampuh untuk
mengendalikan warga-warga masyarakat.
- Tidak samanya bahasa kerangka pemikiran yang digunakan antara ahli sosiologi
dengan ahli hukum;
- Sulitnya bagi para sosiologi hukum untuk menempatkan dirinya dialam yang
normatif;
- Pada umumnya para sosiolog dengan begitu saja menerima pendapat bahwa
hukum merupakan himpunan peraturan-peraturan yang statis;
A. Filsafat hukum Konsep yang dilahirkan oleh paham positivisme (Hans Kelsen) yaitu
“stufenbau des recht” atau hukum bersifat hirarkis artinya hukum itu tidak boleh
bertentangan dengan ketentuan yang lebih tinggi derajatnya dengan urutannya
sebagai berikut:
- Konstitusi;
- Mazhab sejarah, oleh Carl Von Savigny (hukum itu tidak dibuat, tetapi tumbuh
dan terbentuk bersama tumbuhnya masyarakat);
- Mazhab utility, oleh Jeremy Bentham (hukum itu harus bermanfaat bagi
masyarakat guna mencapai kehidupan yang bahagia);
- Aliran sociological jurisprudence, oleh Eugen Ehrlich (hukum yang di buat
harus sesuai dengan hukum yang hidup di dalam masyarakat atau living law);
- Aliran pragmatical legal realism, oleh Roscoe Pound (law as a tool of social
engineering).
B. Ilmu hukum Ilmu hukum yang menyatakan bahwa hukum itu adalah gejala sosial
merupakan pendukung Ilmu Sosiologi Hukum.
- Solidaritas sosial organis yaitu terdapat dalam masyarakat modern dimana kaidah
hukumnya bersifat restitutif (yang diasosiasikan dalam hukum perdata).
Max Weber, dengan teori ideal type, menerangkan bahwa hukum mencakup;
B. Hukum Berfungsi Sebagai Sarana Social Engineering Hukum dapat bersifat sosial
engineering : merupakan fungsi hukum dalam pengertian konservatif, fungsi tersebut
diperlukan dalam tiap bentuk masyarakat, termasuk pada masyarakat yang sedang
mengalami proses pergolakan dan pembangunan. Mencakup kekuatan-kekuatan
yang menciptakan serta memelihara ikatan sosial yang menganut teori imperatif
tentang fungsi hukum.
hukum dan kesadaran norma yang semestinya, pejabat-pejabat hukum yang tidak
sadar akan kewajibannya untuk memelihara hukum negara, adanya kekuasaan dan
wewenang, ada paradigma hubungan timbal balik antara gejala sosial lainnya dengan
hukum.
Sosiologi Hukum merupakan cabang Ilmu yang termuda dari cabang ilmu Hukum
yang lain, hal itu tampak pada Hasil karya tentang sosiologi hukum yang hingga kini
masih sangat sedikit. Hal itu di karenakan eksistensi sosiologi Hukum sebagai ilmu
yang baru yang Berdiri sendiri, banyak di tentang oleh para ahli, baik ahli hukum
ataupun ahli sosiologi.
Menurut Soerjono Soekanto, Sosiologi Hukum adalah cabang ilmu hukum yaitu ilmu
hukum tentang kenyataan dan merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang
antara lain meneliti mengapa manusia patuh pada hukum dan mengapa dia gagal
untuk menaati hukum tersebut serta faktor-faktor sosial lain yang mempengaruhinya.
Pendapatnya ini dilandaskan pada pengertian tentang disiplin yaitu suatu ajaran
tentang kenyataan yang meliputi;