Anda di halaman 1dari 11

TUGAS RANGKUMAN

SOSIOLOGI HUKUM

Dosen Pegajar :
Prof. Dr. H. Syahruddin Nawi, S.H., M.H.
Dr. Nurul Qamar.S.H.,M.H
Dr. Hasbuddin Khalid,S.H.,M.H

Disusun Oleh :
Muhammad Afandy Saputra
0053 0255 2021

MAGISTER ILMU HUKUM


PASCASARJANA FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2022
Sosiologi Hukum

Definisi Sosiologi Hukum

Definisi Sosiologi menurut Soerjono Soekanto adalah ilmu yang memusatkan


perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk
mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.

Hukum menurut Utrecht adalah Himpunan petunjuk hidup perintah dan larangan
yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh
seluruh anggota masyarakat oleh karena itu pelanggaran petunjuk hidup tersebut
dapat menimbulkan tindakan oleh pemerintah/penguasa itu.

Menurut Soerjono Soekanto, sosiologi hukum merupakan suatu cabang ilmu


pengetahuan yang antara lain meneliti, mengapa manusia patuh pada hukum, dan
mengapa dia gagal untuk mentaati hukum tersebut serta faktor-faktor sosial lain yang
mempengaruhinya (Pokok-Pokok Sosiologi hukum).

Menurut David N. Schiff, sosiologi hukum adalah studi sosiologi terhadap


fenomena-fenomena hukum yang spesifik yaitu yang berkaitan dengan masalah legal
relation, juga proses interaksional dan organizational socialization, typikasi, abolisasi
dan konstruksi sosial.

Menurut Brade Meyer: Sociology of the law – Menjadikan hukum sebagai alat
pusat penelitian secara sosiologis yakni sama halnya bagaimana sosiologi meneliti
suatu kelompok kecil lainnya. Tujuan penelitian adalah selain untuk menggambarkan
betapa penting arti hukum bagi masyarakat luas juga untuk menggambarkan proses
internalnya hukum.

Sociology in the law – Untuk memudahkan fungsi hukumnya, pelaksanaan fungsi


hukum dengan dibantu oleh pengetahuanatau ilmu sosial pada alatalat hukumnya.

Gejala sosial lainnya – Sosiologi bukan hanya saja mempersoalkan penelitian


secara normatif (dassollen) saja tetapi juga mempersoalkan analisa-analisa normatif
didalam rangka efektifitas hukum agar tujan kepastian hukum dapat tercapai.
Jadi, Sosiologi hukum adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
hukum dengan pola-pola dan gejala-gejala sosial dalam masyarakat lainnya secara
empiris analitis.

1. Obyek Sosiologi Hukum

- Beroperasinya hukum di masyarakat (ius operatum) atau Law in Action dan


pengaruh timbal balik antara hukum dan masyarakat.
- Dari segi statiknya (struktur) : kaidah sosial, lembaga sosial, kelompok sosial
dan lapisan sosial.
- Dari segi dinamiknya (proses sosial), interaksi dan perubahan sosial.

Menurut Soerjono Soekanto ;

1) Hukum dan struktur sosial masyarakat;

2) Hukum, kaidah hukum dan kaidah sosial lainnya;

3) Stratifikasi sosial dan hukum;

4) Hukum dan nilai sosial budaya;

5) Hukum dan kekerasan;

6) Kepastian hukum dan keadilan hukum;

7) Hukum sebagai alat untuk melakukan perubahan sosial.

2. Pendekatan-pendekatan dalam Sosiologi Hukum

1) Pendekatan Instrumental Menurut pendapat Adam Podgorecki yang dikutip oleh


Soerjono Soekanto yaitu bahwa Sosiolohi Hukum merupakan suatu disiplin Ilmu
teoritis yang umumnya mempelajari ketenteraman dari berfungsinya hukum. Dengan
tujuan disiplin ilmu adalah untuk mendapatkan prinsip-prinsip hukum dan ketertiban
yang didasari secara rasional dan didasarkan pada dogmatis yang mempunyai dasar
yang akurat.
2) Pendekatan Hukum Alam Menurut Philip Seznik yaitu pendekatan instrumental
merupakan tahap menengah dari perkembangan / pertumbuhan Sosiologi Hukum dan
tahapan selanjutnya akan tercapai, bila ada otonomi dan kemandirian intelektual.

3. Kegunaan Sosiologi Hukum

- Mengetahui dan memahami perkembangan hukum positif (tertulis/tidak tertulis) di


dalam negara /masyarakat;

- Mengetahui efektifitas berlakunya hukum positif di dalam masyarakat;

- Mampu menganalisis penerapan hukum di dalam masyarakat;

- Mampu mengonstruksikan fenomena hukum yang terjadi di masyarakat;

- Mampu memetakan masalah-masalah sosial dalam kaitan dengan penerapan


hukum di masyarakat.

4. Pandangan Sosiologi Terhadap Hukum

Hukum merupakan lembaga kemasyarakatan (social institution) yang


merupakan himpunan nilai-nilai, kaidah-kaidah dan pola-pola perilaku yang berkisar
pada kebutuhan-kebutuhan pokok manusia. Hukum juga merupakan suatu gejala
sosial budaya yang berfungsi untuk menerapkan kaidah-kaidah dan pola-pola
perikelakuan tertentu terhadap individu-individu dalam masyarakat.

5. Teori-teori dalam Sosiologi Hukum

A. Teori Fungsional Struktural / Structural Function Theory

Secara garis besar fakta sosial yang menjadi pusat perhatian sosiologi terdiri
atas dua tipe yaitu struktur sosial dan pranata sosial.

Menurut teori fungsional struktural, struktur sosial dan pranata sosial tersebut
berada dalam suatu sistem sosial yang berdiri atas bagian-bagian atau elemenelemen
yang saling berkaitan dan menyatu dalam keseimbangan. Teori ini menekankan
kepada keteraturan dan mengabaikan konflik dan perubahanperubahan dalam
masyarakat.
Emile Durkheim menganggap bahwa adanya teori fungsionalisme-struktural
merupakan suatu yang ‘berbeda’, hal ini disebabkan Para fungsionalis kontemporer
menyebut keadaan normal sebagai ekuilibrium, atau sebagai suatu sistem yang
seimbang, sedang keadaan patologis menunjuk pada ketidakseimbangan atau
perubahan sosial.

B. Teori Konflik /Conflict Theory

Teori ini digagas oleh Karl Marx yang didasarkan pada kekecewaannya pada
sistem ekonomi kapitalis yang dianggapnya mengeksploitasi buruh.

Bagi Marx, dalam masyarakat terdapat dua kekuatan yang saling


berhadapan, yakni kaum borjuis yang menguasai sarana produksi ekonomi dan kaum
proletar atau buruh yang dikendalikan oleh kaum borjuis. Antara kedua kelompok ini
selalu terjadi konflik. Marx melihat masyarakat manusia sebagai sebuah proses
perkembangan yang akan menyudahi konflik melalui konflik.

C. Teori Interaksi Simbolik / Simbolic Interaction Theory

Teori ini dikemukakan oleh George Herbert Mead yang dipengaruhi oleh
filosofi sosiolog Max Weber.

Salah satu pandangan Weber yang dianggap relevan dengan pemikiran


Mead, bahwa tindakan sosial bermakna jauh, berdasarkan makna subyektifnya yang
diberikan individu-individu. Tindakan itu mempertimbangkan perilaku orang lain dan
kerenanya diorientasikan dalam penampilan. D. Teori Pertukaran Sosial / Social
Exchange Theory

Teori pertukaran ini memusatkan perhatiannya pada tingkat analisa mikro,


khususnya pada tingkat kenyataan sosial antarpribadi (interpersonal). Teori ini
dikemukakan oleh Homans dan Blau. Homans dalam analisanya berpegang pada
keharusan menggunakan prinsip-prinsip psikologi individu untuk menjelaskan perilaku
sosial daripada hanya sekedar menggambarkannya. Akan tetapi, Blau di lain pihak
berusaha beranjak dari tingkat pertukaran antarpribadi di tingkat mikro, ke tingkat yang
lebih makro yaitu struktur sosial. Ia berusaha untuk menunjukkan bagaimana struktur
sosial yang lebih besar itu muncul dari prosesproses pertukaran dasar.
6. Alasan Mempelajari Sosiologi Hukum

A. Sosiologi Hukum mempunyai kegunaan dalam Praktik Hukum Ciri dan fungsi dari
Sosiologi Hukum kemudian dapat dipakai dalam praktik Hukum, dikarenakan apa
yang dianalisa berupa empiris, maka dalam praktiknya sangat diperlukan, karena
berupa hal yang nyata dan tidak bersifat abstrak.

B. Pembahuruan dalam proses Hukum, Undang-Undang dan Kebijakan Sosial Dalam


sebuah analisa Sosiologi Hukum, maka akan ditemukan mana UndangUndang,
Hukum maupun Kebijakan Sosial yang diterapkan telah berjalan dengan baik dan
mana yang tidak. Hasil dari penganalisaan itu, kemudian dapat dijadikan dasar dalam
pengembangan ataupun pembahuruan dalam semua proses tadi.

Dapat dilihat bagaimana Sosiologi Hukum sangat turut serta dalam pembangunan
masyarakat Indonesia, terlebih lagi Indonesia berdasarkan Hukum.

C. Hukum memasuki masa Sosiologi Hukum yang bersifat dinamis kemudian


berubah, hal inilah yang menjadi alasan mengapa kita mempelajari Sosiologi Hukum.
Perubahan ini, meninjau bahwa pembuatan Hukum tidak saja hanya melibatkan apa
yang dibutuhkan Negara tapi apa yang dibutuhkan dalam perkembangan masyarakat
atau yang dikenal dengan istilah tinjauan empiris. Perkembangan Hukum inilah yang
menyebabkan Hukum masuk ke masa Sosiologi, karena ditinjau dari apa yang
dibutuhkan masyarakat.

D. Studi tentang Sosiologi dalam mempersiapkan Hukum Menjadi mahasiswa Hukum,


hal inilah yang menjadi dasar dalam penelitian Hukum itu sendiri. Dikarenakan Subjek
Hukum itu sendiri adalah Orang maka hal ini sangat erat hubungannya dengan
interkasi. Studi Sosiologi inilah yang kerap Dijadikan Mahasiswa dalam analisa suatu
penerapan Hukum.

E. Tujuan dari pembuatan Hukum yang efektif yang berfokus pada masyarakat Efektif
atau tidak efektifnya suatu penerapan Hukum dalam masyarakat semua itu dapat
diketahui lewat analisa empiris. Analisa Sosiologi akan mengemukakan apakah
hukum tersebut efektif dalam penggunaannya dalam masyarakat ataukah masyarakat
mengadakan kekebalan terhadap hukum yang diterapkan.
7. Ruang Lingkup Sosiologi Hukum

A. Pola-pola perikelakuan (hukum) warga-warga masyarakat Pola-pola perikelakuan


dalam masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau berkelakuan yang sama dari orang-
orang yang hidup bersama dlm masyarakat. Sampai sejauh manakah hukum
membentuk pola-pola perikelakuan atau apakah hukum yang terbentuk dari pola-pola
kelakuan itu. Di dalam hal yang pertama,

bagaimana cara-cara yang paling efektif dari hukum dalam pembentukan polapola
kelakuan.

B. Hubungan timbal balik antara perubahan Perubahan dalam hukum dengan


perubahan-perubahan sosial dan budaya. Untuk meneliti hal itu, diperlukan
pengetahuan yang cukup mengenai Hukum sebagai suatu gejala sosial.

8. Kontribusi Sosiologi Hukum Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Bahwa perkembangan ilmu hukum di masa depan perlu diarahkan secara lebih
empiris dan induktif daripada kecendrungan yang bersifat deduktif dan normatif seperti
yang selama ini dikembangkan, ketika paradigma ini tidak mampu lagi menerangkan
realitas yg diamatinya. OKI, sisa-sisa dari materi pendidikan hukum dogmatik baru,
diisi dengan materi yang sifatnya mengasah nalar. Misalnya Penalaran Hukum,
Metodologi Hukum, dan Filsafat Hukum.

9. Masalah yang Disoroti Sosiologi Hukum

A. Hukum dan Sistem Sosial Masyarakat. Pada hakekatnya, hal ini merupakan obyek
yang menyeluruh dari sosiologi hukum, oleh karena tak ada keragu-raguan lagi bahwa
suatu sistem hukum merupakan pencerminan daripada suatu sistem sosial di mana
sistem hukum tadi merupakan bagiannya.

B. Persamaan-persamaan dan Perbedaan-perbedaan Sistem-sistem Hukum.


Penelitian di bidang ini penting bagi suatu ilmu perbandingan serta untuk dapat
mengetahui apakah memang terdapat konsep-konsep hukum yang universal, oleh
karena kebutuhan masyarakat setempat memang menghendakinya.

C. Sifat Sistem Hukum yang Dualistis.

Baik hukum substantif maupun hukum ajektif, di satu pihak berisikan ketentuan-
ketentuan tentang bagaimana manusia akan dapat menjalankan serta
memperkembangkan kesamaan derajat manusia, menjamin kesejahteraan dan
seterusnya. Akan tetapi, di lain pihak hukum dapat menjadi alat yang ampuh untuk
mengendalikan warga-warga masyarakat.

10. Faktor Penghambat Perkembangan Sosiologi Hukum

- Tidak samanya bahasa kerangka pemikiran yang digunakan antara ahli sosiologi
dengan ahli hukum;

- Sulitnya bagi para sosiologi hukum untuk menempatkan dirinya dialam yang
normatif;

- Pada umumnya para sosiolog dengan begitu saja menerima pendapat bahwa
hukum merupakan himpunan peraturan-peraturan yang statis;

- Kadangkala seorang sosiolog merasakan adanya kesulitan-kesulitan untuk


menguasai keseluruhan data tentang hukum yang demikian banyaknya yang pernah
dihasilkan oleh beberapa generasi ahli-ahli hukum;

- Para ahli hukum lebih memusatkan perhatian pada kejadian-kejadian konkret


sedangkan para sosiolog menganggap kejadian konkret tersebut sebagai refleksi dari
gejala-gajala atau kecenderungan-kecenderungan umum.

11. Penyebab Lahirnya Sosiologi Hukum

A. Filsafat hukum Konsep yang dilahirkan oleh paham positivisme (Hans Kelsen) yaitu
“stufenbau des recht” atau hukum bersifat hirarkis artinya hukum itu tidak boleh
bertentangan dengan ketentuan yang lebih tinggi derajatnya dengan urutannya
sebagai berikut:

- Grundnorm atau dasar sosial hukum;

- Konstitusi;

- Undang-undang dan kebiasaan;

- Putusan badan pengadilan.


Beberapa aliran yang mendorong tumbuh dan berkembangnya Sosiologi Hukum
sebagai ilmu seperti;

- Mazhab sejarah, oleh Carl Von Savigny (hukum itu tidak dibuat, tetapi tumbuh
dan terbentuk bersama tumbuhnya masyarakat);
- Mazhab utility, oleh Jeremy Bentham (hukum itu harus bermanfaat bagi
masyarakat guna mencapai kehidupan yang bahagia);
- Aliran sociological jurisprudence, oleh Eugen Ehrlich (hukum yang di buat
harus sesuai dengan hukum yang hidup di dalam masyarakat atau living law);
- Aliran pragmatical legal realism, oleh Roscoe Pound (law as a tool of social
engineering).

B. Ilmu hukum Ilmu hukum yang menyatakan bahwa hukum itu adalah gejala sosial
merupakan pendukung Ilmu Sosiologi Hukum.

C. Sosiologi yang berorientasi dibidang hukum Emile Durkheim menjelaskan bahwa


di dalam masyarakat selalu ada solidaritas sosial yang meliputi; Solidaritas sosial
mekanis yaitu terdapat dalam masyarakat sederhana dimana kaidah hukumnya
bersifat represif (yang diasosiasikan dalam hukum pidana);

- Solidaritas sosial organis yaitu terdapat dalam masyarakat modern dimana kaidah
hukumnya bersifat restitutif (yang diasosiasikan dalam hukum perdata).

Max Weber, dengan teori ideal type, menerangkan bahwa hukum mencakup;

- Irasionil materil (pembentuk undang-undang mendasarkan


keputusankeputusannya semata-mata pada nilai-nilai emosional tanpa
menunjuk pada suatu kaidah);
- Irasionil formal (pembentuk undang-undang dan hakim berpedoman pada
kaidah-kaidah diluar akal, oleh karena berdasarkan pada ramalan atau wahyu);
- Rasional materil (keputusan-keputusan para pembentuk undang-undnag dan
hakim merujuk pada kitab suci, kebijaksanaan-kebijaksanaan penguasa atau
ideologi);
- Rasional formal (pembentukan hukum semata-mata atas dasar konsep-konsep
abstrak dari ilmu hukum)
12. Konsep-konsep dalam Sosiologi Hukum

A. Hukum Berfungsi Sebagai Sarana Social Control (Pengendalian Sosial) Hukum


sebagai sosial control : kepastian hukum, dalam artian undang-undang yang dilakukan
benar-benar terlaksana oleh penguasa, penegak hukum. Pengendalian sosial adalah
suatu cara untuk menciptakan kondisi seimbang di dalam masyarakat, yang bertujuan
terciptanya suatu keadaan yang serasi antara stabilitas dan perubahan di dalam
masyarakat.

B. Hukum Berfungsi Sebagai Sarana Social Engineering Hukum dapat bersifat sosial
engineering : merupakan fungsi hukum dalam pengertian konservatif, fungsi tersebut
diperlukan dalam tiap bentuk masyarakat, termasuk pada masyarakat yang sedang
mengalami proses pergolakan dan pembangunan. Mencakup kekuatan-kekuatan
yang menciptakan serta memelihara ikatan sosial yang menganut teori imperatif
tentang fungsi hukum.

C. Wibawa Hukum Melemahnya wibawa hukum seperti yang diutarakan O.


Notohamidjoyo, diantaranya disebabkan karena hukum tidak memperoleh dukungan
yang semestinya dari norma-norma sosial bukan hukum, norma-norma hukum belum
sesuai dengan norma-norma sosial yang bukan hukum, tidak ada kesadaran

hukum dan kesadaran norma yang semestinya, pejabat-pejabat hukum yang tidak
sadar akan kewajibannya untuk memelihara hukum negara, adanya kekuasaan dan
wewenang, ada paradigma hubungan timbal balik antara gejala sosial lainnya dengan
hukum.

13. Kedudukan dan Letak Sosiologi Hukum di Bidang Ilmu Pengetahuan

Sosiologi Hukum merupakan cabang Ilmu yang termuda dari cabang ilmu Hukum
yang lain, hal itu tampak pada Hasil karya tentang sosiologi hukum yang hingga kini
masih sangat sedikit. Hal itu di karenakan eksistensi sosiologi Hukum sebagai ilmu
yang baru yang Berdiri sendiri, banyak di tentang oleh para ahli, baik ahli hukum
ataupun ahli sosiologi.

Menurut Soerjono Soekanto, Sosiologi Hukum adalah cabang ilmu hukum yaitu ilmu
hukum tentang kenyataan dan merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang
antara lain meneliti mengapa manusia patuh pada hukum dan mengapa dia gagal
untuk menaati hukum tersebut serta faktor-faktor sosial lain yang mempengaruhinya.
Pendapatnya ini dilandaskan pada pengertian tentang disiplin yaitu suatu ajaran
tentang kenyataan yang meliputi;

- Disiplin analitis : psikologi, sosiologi;


- Disiplin hukum (perspektif): ilmu hukum normative dan kenyataan (ilmu hukum
kenyataan, antropologi hukum, sosiologi hukum).

Anda mungkin juga menyukai