Anda di halaman 1dari 5

A.

Identifikasi dan Karakteristik Keilmuan dari Sosiologi Hukum

Pengertian Sosiologi Hukum Dari sudut sejarah, sosiologi hukum untuk pertama kalinya

diperkenalkan oleh seorang Itali yang bernama Anzilotti, pada tahun 1882.Sosiologi hukum pada

hakekatnya lahir dari hasil-hasil pemikiran para ahli, baik di bidang filsafat hukum, ilmu maupun

sosiologi (Yesmil Anwar dan Adang,2008,109). Sosiologi hukum saat ini sedang berkembang pesat.

Ilmu ini diarahkan untuk menjelaskan hukum positif yang berlakuartinya isi dan bentuknya

berubahubah menurut waktu dan tempat, dengan bantuan faktor kemasyarakatan.

Menurut C.J.M Schuyt, salah satu tugas Sosiologi Hukum adalah mengungkapkan sebab atau

latar belakang timbulnya ketimpangan antara tata tertib masyarakat yang dicita-citakan dengan

keadaan masyarakat yang ada di dalam kenyataan. Menurut Ronni Hanitijo Soemitro ilmu hukum

dapat dibedakan ke dalam 2 (dua) cabang spesialisasi, yaitu Studi tentang Law in Books dan Studi

tentang Law in Actions. Law in books disebutkan bagi studi/kajian tentang hukum sebagaimana

tercantum di dalam kitab Undang-Undang atau sebagaimana di dalam peraturan Perundang-undangan,

dengan kata lain studi tentang hukum sebagai norma atau kaedah.

Hukum sebagai norma atau kaedah bersifat otonom, artinya bahwa hukum tersebut berdiri

sendiri dan bebas dari segala pengaruh. Sedangkan Law in Actions disebutkan bagi studi/kajian

tentang hukum sebagai gejala/proses sosial. Hukum sebagai gejala/proses sosial sifatnya heteronom,

artinya hukum tersebut memiliki pengaruh dan hubungan timbal balik dengan gejala sosial lainnya

seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, agama dan lainlain. Hukum sebagai gejala sosial yang

bersifat empiris, dapat dipelajari sebagai independent variable maupun sebagai dependent variable.

Hukum yang dipelajari sebagai dependent variable merupakan resultante (hasil) dari berbagai

kekuatan dalam proses sosial dan studi tersebut dikenal sebagai Sosiologi Hukum. Dilain pihak,

hukum dipelajari sebagai independent variable menimbulkan pengaruh dampak kepada berbagai

aspek kehidupan sosial dan studi yang demikian dikenal sebagai Studi Hukum Masyarakat.
1. Hukum sebagai Norma/Kaedah

a. Ilmu tentang pengertian Hukum

b. Ilmu tentang kaedah Hukum

c. Psikologi Hukum

2. Hukum sebagai gejala sosial

a. Sejarah Hukum

b. Perbandingan Hukum

Dari uraian di atas, lebih lanjut dapat disimak beberapa pendapat para sarjana terkait dengan

pengertian/definisi sosiologi hukum antara lain :

1. Soerjono Soekanto Sosiologi Hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis

dan empiris menganalisa atau mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-

gejala lainnya.

2. Satjipto Raharjo Sosiologi Hukum (sosiologi of law) adalah pengetahuan hukum terhadap pola

perilaku masyarakat dalam konteks sosial.

3. R. Otje Salman Sosiologi Hukum adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara

hukum dan gejala-gejala sosial lainnya secara empiris analitis.

Sosiologi hukum merupakan bagian dari kajian hukum yang objeknya adalah fenomena hukum dengan

menggunakan optik ilmu sosial dan pendekatan teoretis-sosiologis. Pendekatan teoretis-sosiologis

mengemukakan bahwa dalam upaya untuk melihat dan mengamati hukum secara keseluruhan, maka

dalam memahami hukum perlu bantuan-bantuan ilmu lain yang dalam upayanya untuk mengamati

perilaku manusia maka diperlukan pendekatan teori-teori ilmu sosial yang melengkapi teori-teori yang

terdapat dalam hukum itu sendiri.

Sebagai contohnya, dalam melihat efektivitas undang-undang tentang kebebasan pers dan

ekspresi masyarakat maka perlu dikemukakan pula teori demokrasi deliberatif dari Jurgen Habermas

yang sejatinya merupakan teori sosial, khususnya dalam ranah ilmu politik. Meski demikian tetap perlu
dipertegas bahwa kajian sosiologi hukum (sociological jurisprudence) merupakan kajian hukum

dengan menggunakan perspektif sosial, yang artinya masih menempatkan hukum sebagai norma sosial.

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena sosial yang terjadi dalam

masyarakat. Fenomena sosial dalam masyarakat banyak ragamnya kadang kala fenomena

sosial berkembang menjadi suatu masalah sosial akibat perbedaan cara pandang mengenai

Fenomena tersebut. Dalam menyelesaikan masalah sosial dibutuhkan suatu teori untuk

menyelesaikannya. Teori- teori tersebut lahir dari pengalaman- pengalaman yang terjadi

dalam kehidupan sehari- hari. Karena setiap individu mengalami pengalaman yang berbeda

maka teori yang muncul juga akan berbeda pula antara satu individu dengan individu lainnya.

Disimpulkan bahwa tidak ada teori yang dapat menyeluruh membahas mengenai masalah

sosial di masyarakat.

B. TEORI-TEORI SOSIOLOGI HUKUM

1. Teori Fungsional Struktural / Structural Function Theory

Secara garis besar fakta sosial yang menjadi pusat perhatian sosiologi terdiri atas dua tipe

yaitu struktur social dan pranata sosial. Menurut teori fungsional structural, struktur sosial

dan pranata sosial tersebut berada dalam suatu sistem sosial yang berdiri atas bagian-bagian

atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan menyatu dalam keseimbangan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa teori ini (fungsional – structural)

menekankan kepada keteraturan dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam

masyarakat. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam system sosial, fungsional

terhadap yang lain, sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau

hilang dengan sendirinya. Dalam proses lebih lanjut, teori inipun kemudian berkembang

sesuai perkembangan pemikiran dari para penganutnya.

Emile Durkheim, seorang sosiolog Perancis menganggap bahwa adanya teori

fungsionalisme-struktural merupakan suatu yang ‘berbeda’, hal ini disebabkan Para


fungsionalis kontemporer menyebut keadaan normal sebagai ekuilibrium, atau sebagai suatu

system yang seimbang, sedang keadaan patologis menunjuk pada ketidakseimabangan atau

perubahan social.

B. Teori Konflik / Conflict Theory

Teori Konflik yang digagas oleh Marx didasarkan pada kekecewaannya pada sistem

ekonomi kapitalis yang dianggapnya mengeksploitasi buruh. Bagi Marx, dalam masyarakat

terdapat dua kekuatan yang saling berhadapan, yakni kaum borjuis yang menguasai sarana

produksi ekonomi dan kaum proletar atau buruh yang dikendalikan oleh kaum borjuis. Antara

kedua kelompok ini selalu terjadi konflik. Karl Marx melihat masyarakat manusia sebagai

sebuah proses perkembangan yang akan menyudahi konflik melalui konflik.

C. Teori Interaksi Simbolik / Simbolic Interaction Theory

Teori teraksionisme simbolik mewarisi tradisi dan posisi intelektual yang berkembang

di Eropa pada abad 19 kemudian menyeberang ke Amerika terutama di Chicago. Namun

sebagian pakar berpendapat, teori interaksi simbolik khusunya George Herbert Mead (1920-

1930an), terlebih dahulu dikenal dalam lingkup sosiologi interpretatif yang berada di bawah

payung teori tindakan sosial (action theory), yang dikemukakan oleh filosof sekaligus

sosiolog besar Max Weber (1864-1920).

Meskipun teori interaksi simbolik tidak sepenuhnya mengadopsi teori Weber namun

pengaruh Weber cukup penting. Salah satu pandangan Weber yang dianggap relevan dengan

pemikiran Mead, bahwa tindakan sosial bermakna jauh, berdasarkan makna subyektifnya

yang diberikan individu-individu. Tindakan itu mempertimbangkan perilaku orang lain dan

kerenanya diorientasikan dalam penampilan.

Di bawah ini dapat dilihat  gambar mengenai  Kontrak Sosial berdasarkan Interaksionisme

Simbolik
D. Teori Pertukaran Sosial / Social Exchange Theory

Teori pertukaran ini memusatkan perhatiannya pada tingkat analisa mikro, khususnya

pada tingkat kenyataan sosial antarpribadi (interpersonal). Pada pembahasan ini akan

ditekankan pada pemikiran teori pertukaran oleh Homans dan Blau. Homans dalam

analisanya berpegang pada keharusan menggunakan prinsip-prinsip psikologi individu untuk

menjelaskan perilaku sosial daripada hanya sekedar menggambarkannya. Akan tetapi Blau di

lain pihak berusaha beranjak dari tingkat pertukaran antarpribadi di tingkat mikro, ke tingkat

yang lebih makro yaitu struktur sosial. Ia berusaha untuk menunjukkan bagaimana struktur

sosial yang lebih besar itu muncul dari proses-proses pertukaran dasar.

Anda mungkin juga menyukai