Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Muhammad Irfan

NIM : 10322126
KELAS : HTN-D
PENGANTAR SOSIOLOGI HUKUM
Sejarah Sosiologi Hukum diperkenalkan pertama kali oleh Anzilotti yang berasal dari Italia
pada tahun 1882. Pada hakekatnya sosiologi hukum berasal dari hasil-hasil pemikiran para
ahli, baik dibidang filsafat hukum, maupun sosiologi hukum. Ilmu sosiologi hukum mengarah
kedalam ilmu yang menjelaskan hukum positif yang berlaku, artinya isi dan bentuknya
berubah -ubah menurut waktu dan tempat dengan bantuan faktor kemasyarakatan. Menurut
C.J.M Schyut sosiologi mempunyai tugas mengungkapkan sebab atau latar belakang
timbulnya ketimpangan antara tata tertib masyarakat yang dicita-citakan dengan keadaan
masyarakat yang sesuai didalam realita kehidupan.
Beberapa ahli menafsirkan sosiologi hukum diantaranya, Soerjono Soekanto menafsirkan
bahwa sosiologi hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis dan
empiris menganalisa atau mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-
gejala lainnya. Kemudian Satjipto Raharjo mendeskripsikan sosiologi merupakan
pengetahuan hukum terhadap pola perilaku masyarakat dalam konteks sosial. R. Otje Salman
menurutnya sosiologi hukum adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
hukum dan gejala-gejala sosial secara empiris analitis. Sedangkan menurut H.L.A Hart
mengungkapkan bahwa sosiologi hukum merupakan suatu konsep tentang hukum yang
mengandung unsur-unsur kekuasaan yang terpusatkan kepada kewajiban tertentu didalam
kewajiban tertentu didalam gejala hukumyang tampak dari kehidupan bermasyarakat, dan inti
dari suatu sistem hukum terletak pada kesatuan antara aturan utama dan aturan tambahan.
Sosiologi hukum mempunyai objek kajian fenomena hukum, sebagaiman telah dituliskan
oleh Curzon, bahwa Roscou Pound menunjukkan studi sosiologi hukum sebagai studi yang
didasarkan pada konsep hukum sebagai alat pengendalian sosial. Sedangkat Liyod
berpandangan bahwa sosiologi hukum sebagai suatu ilmu deskriptif, yang memanfaatkan
teknis-teknis empiris. Sosiologi hukum merupakan cabang khusus sosiologi yang
menggunakan metode kajian yang lazim dikembangkan dalam iilmu-ilmu sosiologi.
Beberapa objek sosiologi hukum diantaranya, sosiologi hukum mengkaji hukum dalam
wujudnya, dan mengkaji seperangkat kaidah khusus yang berlaku serta dibutuhkan yang
berfungsi untuk menegakkan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat. Kemudian sosiologi
hukum mengkaji suatu proses yang berusaha membentuk warga masyarakat sebagai makhluk
sosial, dan menyadari eksistensinya sebagai kaidan sosial yang terdapat didalam masyarakat.
Terdapat dua aliran didalam sosiologi hukum, yaitu aliran positif dan aliran normatif. Aliran
positif merupakan aliran ang didalamnya membicarakan kejadian yang dapat diamati dari
luar secara resmi, didalam aliran positif tidak memasukkan hal-hal yang tidak dapat diamati
dari luar seperti nilai dan tujuan, aliran ini dipelopori oleh Donald Black, Donald Black
menyatakan perihal terjadinya kekaburan antara ilmu dan kebijaksanaan dalam sosiologi
hukum. Sedangkan aliran normatif berpandangan hukum bukan merupakan fakta yang
teramati tetapi merupakan suatu institusi nilai, dan hukum mengandung nilai-nilai dan
bekerja untuk mengekpresikan nilai-nilai tersebut didalam masyarakat, menurut aliran
normatif hukum bersifat derivartif karena tidak dapat dipisahkan dari institusi primer seperti
politik dan ekonomi.
Tokoh-tokoh didalam sosiologi hukum diantaranya, Karl Marx (1818-1883) menurutnya
hukum dan kekuasaan politik itu merupakan sarana kapitalis yang berkuasa di bidang
ekonomi, untuk melanggengkan kegunaan harta kekayaan sebagai sarana produksi dan sarana
ekploitasi dan hukum bukan saja berlaku sebagai fungsi politik saja, melainkan sebagai
fungsi ekonomi. Pokok pemikiran Karl Marx dalam sosiologi hukum adalah Hukum adalah
alat yang menyebabkan timbulnya konflik dan perpecahan. Hukum tidak berfungsi untuk
melindungi. Hukum hanya melindungi kelompok-kelompok yang dominan, Hukum bukan
merupakan alat integrasi tetapi merupakan pendukung ketidaksamaan dan ketidakseimbangan
yang dapat membentuk perpecahan kelas, Hukum dan kekuasaan merupakan sarana dari
kaum kapitalis yang berkuasa di bidang ekonomi, untuk melanggengkan kekuasaan, Hukum
bukanlah model idealis dari moral masyarakat atau setidaktidaknya masyarakat bukanlah
manisfestasi normatif dari apa yang telah dihukumkan. marx mengatakan bahwa hukum
adalah tatanan peraturan yang memenuhi kepentingan kelas orang yang punya dalam
masyarakat. Karl Marx memandang masyarakat sebagai suatu keseluruhan yang antagonis.
Dalam pandangannya watak dasar seperti ini ditentukan oleh hubungan konflik antar kelas-
kelas sosial yang kepentingan-kepentingannya saling bertentangan dan tak dapat didamaikan
karena perbedaan kedudukan mereka dalam tatanan ekonomi. Henri S Maine (1882-1888)
berpandangan dalam bidang sosiologi hukum, yaitu masyarakat bukanlah masyarakat yang
serba laten melainkan yang bersifat Contigent. Dari sinilah ia dicetuskan sebagai bapak teori
Evolusi klasik. Teori ini mengatakan bahwa masyarakat yang progresif adalah masyarakat
yang bergerak dari status ke kontrak, Dalam mayarakat terdapat askripsi-askripsi tertentu,
yang sesungguhnya merupakan penganugerahan atribut dan kapasitas kepada warga
masyarakat yang bersangkutan, dengan posisi masing-masing didalam tatanan status yang
telah diradisikan dalam masyarakat, Kenyataan dalam masyarakat akan berubah tatkala
msayarakat melakukan transisi ke situasi-situasi baru, yang berhubungan dengan
membeasrnya agregasi dalam kehiduan. Juga kian meningkatnya interdepedensi antara
segmen-segmen sosial dalam kehidupan ekonomi. Pemikiran maine tersebut didasarkan pada
asumsi bahwa masyarakat bukan sebagai suatu tipe ideal yang permanen, melainkan sebagai
suatu sistem variabel yang tak pernah bias terbebas dari berlakunya dinamika proses. Oliver
Wendell Holmes (1841-1935) Holmes beroandangan sosiologi hukum adalah bahwa setiap
hakim bertanggungjawab memformulasi hukum lewat keputusan-keputusannya. Hakim harus
selalu sadar dan yakin bahwa hukum itu adalah bukan suatu hal yang Omnipressnt in the sky,
melainkan sesuatu yang senantiasa hadir dalam situasi-situasi konkrit To meet the social
need, dirinya menuliskan the life of law is not logic : it has been experience, bahwa
kehidupan hukum tidak pernah berdasarkan logika, melainkan merupakan pengalaman yang
isinya harus dilukiskan oleh sosiologi hukum. Menurut Oliver Wendell Holmes hukum bukan
saja dilihat dari definisi yurisprudensi tetapi ramalan-ramalan yang akan diputuskan oleh
pegadilan. Pendekatan yang digunakan oleh Holmes adalah pragmatis. Hakim harus benar-
benar memperhatikan pembuatan keputusan hukum dan bagi Holmes hukum merupakan hal
yang aktual bagi hukum.

Sumber : Buku Pengantar Sosiologi Hukum, Dr. Fithriatus Shalihah, S.H,. M.H

Anda mungkin juga menyukai