A. Sociological Jurisprudence
Sociological Jurisprudence merupakan salah satu aliran pemikiran dalam ruang filsafat
hukum. Aliran ini memandang bahwa hukum sebagai suatu kenyataan sosial sehingga hukum itu
harus mencerminkan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat di mana hukum itu berada. Pada
awal perkembangannya, aliran ini bermula dari adanya pertentangan antara aliran positivisme
hukum (tesis) dengan aliran sejarah (antitesis). Positivisme hukum memandang bahwa semua
persoalan di masyarakat harus diatur dalam hukum tertulis yang dibuat oleh pemerintah atau
penguasa yang berwenang dan lebih mengedepankan akal atau rasio manusia ketimbang sifat-
sifat irasional misalnya moral, kebenaran dan nilai-nilai yang dianggap abstrak
lainnya. ositivisme hukum yang berkembang pada masa-masa pencerahan menilai tidak
seharusnya hukum memasukan unsur-unsur non-yuridis dalam proses penegakan hukum.
Singkatnya, penganut aliran positivisme hukum menganggap bahwa tidak ada norma hukum
selain hukum positif atau hukum tertulis misalnya dalam konteks Indonesia misalnya Undang-
undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah, Peraturan Menteri dan lain-lainnya.
Di sisi yang lain hadirlah aliran sejarah. Aliran ini memandang bahwa hukum tumbuh dan
berkembang sesuai dengan keadaan masyarakat dari masa ke masa dan melihat bahwa hukum
bukan berasal dari perintah penguasa melainkan manifestasi dari sejarah perjalanan panjang
suatu bangsa yang terwujud dalam semangat atau jiwa bangsa tersebut (Volkgeist). Aliran
Hukum Sejarah menganggap Positivisme Hukum terlalu angkuh untuk melupakan masyarakat
sebagai tempat di mana hukum itu bergerak. Tanpa adanya masyarakat, hukum hanyalah
kumpulan tulisan mati, dan pengalaman (yakni proses ketika hukum berinteraksi di tengah
masyarakat) merupakan sumber hukum utama yang memberi makna dan isi bagi hukum tersebut.
Lebih jauh lagi, aliran ini memandang bahwa hukum tertulis bukan hadir untuk memaksa
masyarakat tunduk dan patuh secara mutlak, namun sebaliknya, hukum tertulis harus melihat dan
mengikuti pada pandangan-pandangan yang telah disepakati masyarakat dan telah lama
berkembang di tengah-tengah suatu bangsa sebagai hukum yang
sesungguhnya. Aliran Sociological Jurisprudence juga disebut dengan istilah Functional
Anthropological (metode fungsional) bertujuan untuk memisahkan antara Sociological
Jurisprudence dengan sosiologi hukum, perbedaan mendasar antara keduanya adalah sosiologi
hukum menitikberatkan pada pendekatan masyarakat ke hukum sedangkan SJ berfokus pada
masuknya hukum ke masyarakat. Sosiologi hukum merupakan cabang dari sosiologi sedangkan
SJ merupakan nama aliran dalam ruang filsafat hukum.
B. Sociology of Law
Sosiologi hukum pada dasarnya lahir dari hasil pemikiran para ahli di bidang filsafat
hukum maupun sosiologi. Hasil pemikiran tersebut tidak hanya berasal dari kumpulan individu,
melainkan juga dari mazhab atau aliran yang mewakili sekelompok ahli pemikir yang memiliki
berbagai macam pendapat. Sosiologi hukum saat ini berkembang dengan pesat, dan sebagaimana
diketahui ilmu sosiologi hukum diarahkan untuk menjelaskan hukum positif yang berlaku.
Dalam pengertian lain isi dan bentuk hukum yang berubah-ubah sesuai waktu dan tempat,
dibantu dengan faktor-faktor sosial atau kemasyarakatan.
Sosiologi hukum merupakan cabang dari sosiologi yang relatif masih muda, namun tetap
menjadi penting karena berkaitan dengan aspek kehidupan sosial masyarakat. Sampai dengan
saat ini, sosiologi hukum belum mempunyai batas-batas yang jelas. Meskipun selalu mendapat
perhatian secara khusus, masih belum mencapai kesepakatan mengenai pokok-pokok
persoalannya atau masalah yang akan dipecahkannya di kalangan para ahli hukum maupun
sosiologi. Pada awalnya sangat sulit untuk dipahami bahwa antara sosiologi dan hukum dapat
dipersatukan sementara ahli hukum memperhatikan masalah quid juris, sedangkan ahli sosiologi
mempunyai tugas untuk menguraikan quid facti berdasarkan fakta-fakta sosial dalam
masyarakat.
Sosiologi Hukum merupakan ilmu yang mempelajari perilaku hukum dari warga atau
masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, sosiologi hukum adalah suatu cabang ilmu
pengetahuan yang secara analitis dan empiris menganalisis atau mempelajari hubungan timbal
balik antara hukum dan gejala-gejala sosial lainnya. Sedangkan menurut Satjipto Rahardjo,
sosiologi hukum adalah pengetahuan hukum terhadap pola piker perilaku masyarakat dalam
konteks sosialnya.
Konteks pendekatan sosiologi hukum lebih melihat hukum sebagai bangunan sosial (sosial
institution) yang tidak terlepas dari bangunan sosial lainnya. Hukum tidak dipahami sebagai teks
dalam undang-undang atau peraturan tertulis, tetapi sebagai kenyataan sosial yang menafest
dalam kehidupan. Hukum tidak dipahami secara tekstual normatif, tetapi secara kontekstual.
Sejalan dengan itu maka pendekatan hukum tidak hanya dilandasi oleh sekedar logika hukum,
tetapi juga dengan logika sosial dalam rangka seaching for the meaning.