Anda di halaman 1dari 6

TUGAS SOSIOLOGI HUKUM

ANALISIS ARTIKEL “PARADIGMA HUKUM SOSIOLOGIS”

Nama : Frisca Dyan Areza Kelas : PKnH B 2019


NIM : 19401244006 Hari, Tanggal : Sabtu, 19 Februari 2022

A. Definisi Aliran Hukum Sosiologis


Sosiologi hukum dua kata yaitu sosiologi dan hukum. Hukum merupakan suatu
alat control sosial dari pemerintah. Hukum merupakan kehidupan normatif dari suatu
negara dan warga negaranya, seperti perundang undangan, proses peradilan dan
putusan peradilan. Namun, hukum tidak mencakup control sosial terhadap jalannya
institusi pemerintahan. Sedangkan sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari
struktur sosial dan proses sosial termasuk didalamnya perubahan sosial. Struktur sosial
merupakan keseluruhan jalinan antara unsur sosial pokok yaitu norma sosial, Lembaga
sosial dan kelompok serta lapisan sosial. Sedangkan proses sosial merupakan pengaruh
timbal balik antara berbagai segi kehidupan Bersama yang ada didalam masyarakat.
Hukum sosiologis merupakan hukum yang berbicara tentang hakikat manusia
dan masyarakat. Hukum sosiologis melihat perilaku hukum yang tumbuh dan muncul
didalam kehidupan sosial dan masyarakat. Hukum sosiologis ditandai dengan adanya
suatu karakter dan suatu pandangan hukum sebagai suatu metode control sosial. Hukum
dalam kenyataanya atau dalam realitas sosial dan pentingnya pemanfaatan sosiologi
terhadap hukum itu sendiri.

B. Sejarah Munculnya Aluran Hukum Sosiologis

Aliran sosiologis beradal dari pemikiran Roscoe Pound, seorang berkebangsaan


amerika yang memiliki aliran pemikiran jurisprudence yang berkembang di Amerika
Serikat sejak tahun 1930. Aliran ini disebut sociological karena dikembangkan dari
pemikiran seorang hakim yaitu Oliver Wendel Holmes yang mengatakan bahwa
sekalipun hukum itu benar merupakan sesuatu yang dihasilkan lewat proses yang dapat
dipertangungjawabkan menurut imperatif logika, namun life of law has not been logic,
it is experience. Maka, dalam sociological jurisprudence, focus kajian adalah persoalan
kaidah positif, factor sosiologis secara realistis. Roscoe Pound merupakan pendasar
utama bagi aliran hukum sosiologis, hal ini didasarkan pada banyaknya hasil karya
sosiologi pada abad ke XX yang dilahirkan oleh Roscoe Pound.

Mahzab sociological jurisprudence merupakan studi yang mengkaji proses


penyelesaian sengketa dibawa Bernama social engineering. Pendekatan Pound
mengartikan adanya transformasi dari semua sengketa tersebut dalam pengertian
“tuntutan sosial”. Transformasi ini dinyatakan dengan digunakannya suatu catalog
“kepentingan-kepentingan” yang telah disusun secara rinci oleh Pound. Kepentingan
ini merupakan kepentingan individu, kepentingan public dan kepentingan masyarakat.
Perubahan yang ada dalam masyarakat pada abad XIX memberi pengaruh pada cara
pendekatan hukum yang selama ini digunakan. Pertumbuhan jumlah penduduk,
problem sosial menyebabkan munculnya gambaran sosial baru yang membawa suatu
perubahan atas peranan dan pengaturan hukum.

Aliran sosiologis yang lebih muda muncul didorong oleh reaksi terhadap cara
memandang suatu tempat manusia dalam masyarakat. Penganut aliran sosiologis
melihat adanya sebuah kesatuan antara individu dan masyarakat. Teori sosial tentang
hukum dirujuk dari pemikiran Marx, Maine, Durkheim dan Weber. Sehingga asas teori
sosial yang mutakhir tentang hukum ini umumnya didasarkan pada keempat tokoh
tersebut ditambah dengan oemikiran Eugen Ehlich sebagai perintih pemikiran yang
klasik. Menurut Hunt, aliran sosiologis dipelopori oleh Hammaker, Eugen Ehrlich dan
Max Weber. Hammaker meletakan pada dasar hukum sosiologis dibelanda. Hunt
menyatakan bahwa hukum merupakan gejala masyarakat karena perkembangan hukum
sesuai dengan perkembangan masyarakat.

Sosiologi tentang hukum merupakan cabang sosiologi yang melihat bahwa


hukum merupakan bagian dari masyarakat yang ada. Hukum menjadi variable dalam
masyarakat bersamaan dengan variable lainnya. Sedangkan ilmu hukum sosiologis
merupakan cabang ilmu hukum. Ilmu ini memfokuskan diri pada pembuatan hukum
dan prinsipnya dan keberlakuan serta efektifitas di masyarakat.

C. Persamaan dan Perbedaan antara aliran hukum positivisme dan aliran sosiologis
a. Aliran positivisme memandang hukum sebagai kaidah yang tercantum dalam
perundangan sedangkan aliran sosiologisme memandang hukum merupakan
suatu kenyataan sosial.
b. Positivisme memandang hukum sebagai suatu yang otonom sedangkan
sosiologisme memandang hukum sebagai suatu yang sangat dipengarugi oleh
factor non hukum dalam masyarakat.
c. Positivisme mempersoalkan hukum sebagai “das sollen” sedangkan
sosiologisme memandang hukum sebagai “das sein”
d. Positivisme berpandangan yuridis-dogmatik sedangkan sosiologisme
berpandangan empiris.
e. Metode yang digunakan dalam positivistis adalah preskriptif yaitu menerima
hukum positif dan penerapannya. Sedangkan dalam sosiologisme metode yang
digunakan adalah deskriptif karena sosiologis mengkaji dengan menggunakan
Teknik survey lapangan, observasi perbandingan, analisis statistic dan
eksperimen.

D. Kontribusi tokoh-tokoh aliran hukum sosiologis.


1. Agust Comte
Comte menggunakan istilah sosiologi untuk menamai ilmu sosial bermetode
ilmiah. Metode penelitian sosial dengan mengadakan observasi, eksperimen,
komparasi dan penelitian historis merupakan Langkah yang sangat khas dalam
sosiologis. Comte merumuskan tahap perkembangan masyarakat secara apriori
yaitu hahap teologis, tahap matafisis, dan tahap scientific atau positif.
2. Max Weber
Weber melihat bawa hukum tidak hanya berdimensi normative, namun juga
memiliki pengaruh oleh dimensi normative dan non normative. Sehingga,
weber membedakan antara doktrin hukum dan sosiologi hukum. Doktrin hukum
berusaha untuk menumbuhkan, mengembangkan dan memantapkan makna
intrinsic yang terkandung dalam peraturan hukum dan menjaga konsistensi
logisnya berkaitan dengan peraturan hukum lainnya yang berada dalam satu
system yang sama, sedangkan sosiologi hukum memahami tingkah laku
anggotan masyarakat yang berkaitan dengan hukum yang dilaksanakan dan
mencari keyakinan masyarakat seperti apa yang membuat hukum dapat
dinyakatan sah. Weber mengklasifikasina kecenderungan umum dalam
perkembangan masyarakat kaitu perkembangan ahukum yang bersifat
tradisional dengan tipe pemikiran hukum yang formal-irrasional karena
didominasi oleh otoritas raja.
3. Eugen Ehrlich
Menurut Ehrlich, sumber hukum bukan peraturan perundang-undangan namun
dari aktifitas masyarakat. Suatu hukum hidup dalam masyarakat mendasari
aturan formal dari system hukum yang ada dan menjadi tugas hakim untuk
mengintegrasikan dua macam hukum tersebut.
4. Rosce Pound
Menurut pound, hukum merupakan konsilitator dari kepentingan yang saling
berkonflik dan hukum merupakan pedoman berkelakuan yang bertujuan untuk
menciptakan kebaikan dan menjadi alat bagi pemenuh kebutuhan dengan
sedikir memunculkan friksi dan Kesia siaan. Peranan hukum dalam
menciptakan keseimbangan hak dalam masyarakat, bahkan pengadilan dengan
pertimbangan hukum dapat memberikan keadilan bagi anggota masyarakat
yang kehilangan haknya.
5. Emile Durkheim
Durkheim memperhatikan struktur dan kelembagaan masyarakat. Durkheim
mengemukakan apa saja yang dapat dilakukan oleh suatu individu dalam
masyarakat tergantung pada social order dan kebebasan itu tidak ada dalam
individu bamun dalam kerangka masyarakat.
6. Talcott Parsons
Parsons memahami keberadaan individu tidak lepas dari keberadaan
lingkungan. Maka kebebasan individu terikat [ada lingkungan sosialnya.
Individu harus mempertimbangkan segala sesuatu dengan system sosialnya.
7. Schyut
Schyut membahas konsep the rule of law dari sudut sosiologis. Konsep ini
mengakui semua orang meiliki kedudukan yang sama dihadapan hukum. Pada
hakikatnya, konsep rule of law lahir untuk menunjang kepentingan tujuan
gologan borjuis dalam merebut kekuasaan ningrat.
8. Herbert Spencer
Herbet berpendapat bahwa proses perkembangan sosial dan hukum berjalan
sesuai dengan perkembangan evolusi bologis. Perkembangan yang ada dalam
manusia dan masyarakat diaturdengan legislasi.
E. Kehidupan masyarakat sebagai norma

Pendekatan sosiologi sesantiasa bersifat anti formal. Maka, sumber hukum tidak
hanya diambil dari sumber formal. Sumber hukum yang sebenarnya merupakan
aktivitas masyarakat itu sendiri. Pusat dan gaya Tarik perkembangan hukum tidak
terletak dalam perundang-undangan namun didalam masyarakat. Maka, hukum positif
hanya akan berkembang dengan efektif jika selaras dengan hukum yang hidup dalam
masyarakat. Hukum yang ada didalam masyarakatlah yang mendasari aturan formal
dari system hukum yang ada dan menjadi tugas para hakim dan para yuris untuk
mengintegrasikan ber,aca, hukum tersebut. Dalam hal ini hakim harus mengetahui
peraturan hukum dan pengetahuan tentang masyatakat dan dinamikanya. Dalam
menyelesaikan persoalan hukum, hakim harus menggunakan ilmu hukum sosisologis.

F. Hukum sebagai sarana pengatur perilaku masyarakat

Hukum merupakan sarana yang digunakan untuk mengubah perilaku warga


masyarakat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Problem yang menjadi
perhatian utama dari para sosiolog adalah mendorong dalam pembuatan hukum dan
menafsitan aturan hukum harus didasarkan pada fakta sosial dimana hukum itu
diterapkan. Hukum yang berkembang dimasyarakat harus peka terhadap perkembangan
yang ada. Perkembangan hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat diindonesia
lebih luas jangkauan dan ruanglingkupnya pada konsep law as o tool of social
engereering. Hal ini disebabkan oleh lebih menonjolnya peranan perundang-undangan
dalam pembaharuan hukum Indonesia serta sikap yang menunjukan kepekaan terhadap
kenyataan masyarakat yang menolak penerapan mekanitsime konsep law as o tool of
social engereering. Serta Indonesia sebenarnya sudah menjalankan asas hukum sebagai
suatu sarana pembaharuan dalam masyarakat.

Sebagai sarana control sosial, hukum dapat menjaga stabialitas dan


keseimbangan dalam masyarakat. Hukum merupakan bagian dari masyarakat yang
timbul dan berposes dalam masyarakat. Masyarakatlah yang dapat menenrukan luasnya
cakupan hukum serta batas dan kegunaanya. Maka, budaya hukum dangat penting
untuk diaplikasikan dalam semua elemen masyarakat. Hukum sebagai alat dalam
pengubah masyarakat memiliki peranan yang penting terutama dalam perubahan yang
direncanakan. Hukum merupakan alat yang ampuh dalam pengadaan perubahan sosial.
Hukum tidak hanya dipahami sebagai aturan yang tertulis maupun tidak, namun
berkaitan erat dengan perilaku masyarakat dan ketaatan masyarakat dengan hukum
yang ada.

Anda mungkin juga menyukai