Anda di halaman 1dari 3

MUTIA RAMADINA

1706072115
FILSAFAT HUKUM B – PARALEL

SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE, SOCIO-LEGAL STUDIES, AND


SOCIOLOGY OF LAW

Perkembangan konsep sociologycal jurisprudence adn sociology of law


berangkat dari pemikiran bahwa hukum tidak dapat dipisahkan dari kondisi sosial
sebuah masyarakat. Dimana masyarakat dan hukum saling mengisi satu sama lain dan
mengakibatkan perkembangan pemikiran kearah pencarian hubungan antara hukum dan
masyarakat

Walaupun pada intinya konsep sociological jurisprudence dan sociology of law


melihat konsep yang sama, namun tetap saja ada perbedaan diantara kedua ilmu hukum
ini. Sogiological jurisprudence melihat permasalah dari konteks hukum ke masyarakat,
sedangan sociology of law melihat dari masyarakat ke hukum.
Pemikiran ini pertama kali digagas oleh Roscoe Pound yang menyampaikan
bahwa dalam menangani suatu permasalahan sosial, telah terdapat nilai-nilai yang hidup
di dalam masyarakat yang kemudian dijadikan patokan dari masyarakat mengenai apa
yang seharusnya diperbuat untuk menyelesaikan permasalahan sosial itu. Dan hukum
menurut Pound adalah sarana sosial, dan hukum yang ada harus dilihat dari aktualisasi
hukum tersebut kepada masyarakat.
Karakter khusus atau ciri-ciri dari pemikiran hukum yang sosiologis itu sendiri
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pandangan hukum sebagai suatu metode kontrol sosial;
2. Para ahli hukum sosiologis amat skeptik dengan aturan-aturan yang ada
dalam buku-buku teks hukum yang terkodifikasi, karena menurut mereka
yang lebih utama adalah hukum dalam kenyataannya di masyarakat (law in
action) karena mereka menganggap bahwa berlakunya suatu hukum tidak
menyelesaikan masalah;
3. Para ahli hukum sosiologis pada umumnya sepakat mengenai pentingnya
memanfaatkan ilmu-ilmu sosial, termasuk sosiologi terhadap hukum;
4. Para ahli hukum sosiologis mendukung relativism dan menolak naturalism,
mereka melihat kenyataan sebagai sesuatu hal yang membangun konsepsi
MUTIA RAMADINA
1706072115
FILSAFAT HUKUM B – PARALEL

masyarakat untuk mencari solusi dari banyak permasalahan tidak berasal


dari alam1.
Sociological Jurisprudence pada awal keberadaannya banyak dipengaruhi oleh
teori Charles Darwin mengenai teori evolusi. Pertama-tama Herbert Spencer yang
berkontribusi untuk menerapkan teori evolusi kedalam ilmu sosial, ia percaya bahwa
evolusi menjadi kunci bagi kehidupan manusia, karena itu sebaiknya proses yang
perkembangan sosial dan hukum berjalan sesuai dengan hukum evolusi yang akan
berjalan pararel dengan perkembangan evolusi biologis2.
Teori laissez faire berada dalam tataran pemahaman ekonomis dan pemahaman
filosofis mengenai sikap tindak. Teori ini muncul sebagai reaksi dari merkantilisme
yang menganggap bahwa Negara mempunyai kewajiban untuk mengembangkan
kesejahteraan ekonomi Negara dengan mengatur perdagangan antar Negara dan
perdagangan di daerah jajahan. Adam Smith mengatakan bahwa campur tangan
Negara justru akan menimbulkan kerugian bagi perekonomian Negara, dan
kesejahteraan tertinggi serta keuntungan bagi manusia pada umumnya dapat tercapai
apabila perekonomian diserahkan pada mekanisme alami ekonomi manusia. Sejalan
dengan teori Adam Smith, Maltus dan Ricardo mengatakan bahwa tidak ada gunanya
untuk memperbaiki tingkat hidup rakyat miskin dengan peraturan perundang-undangan
yang sifatnya mengobati karena justru akan menambah situasi mereka menjadi semakin
buruk3.
Ahli hukum lain yang pandangannya berpengaruh besar terhadap perkembangan
sociology of law dan sociological jurisprudence lainnya adalah Max Webber. Webber
melihat bahwa hukum adalah sesuatu yang tidak hanya berdimensi normatif namun juga
bernuansa politik, sosial, ekonomi dan budaya. Norma hukum yang ada juga bukan
hanya sebatas peraturan akan tetapi juga konvensi (perjanjian antar masyarakat).
Konvensi akan lebih menimbulkan reaksi masyarakat karena berasal dari masyarakat
sendiri sehingga tidak memerlukan lembaga khusus untuk memberikan sanksi apabila
terjadi pelanggaran norma dalam masyarakat. Berlainan dengan peraturan yang abila

1
Antonius Cahyadi dan E. Fernando M. Manullang, Pengantar ke Filsafat Hukum, (Jakarta:
Prenada, 2010), hlm. 86 dan Agus Brotosusilo, Purnawidhi Wardhana Purbacaraka, dan M. Sofyan
Pulungan, Diktat Filsafat Hukum untuk Universitas Indonesia Fakultas Hukum, (sociological
jurisprudence and the sociology of law), hlm. 509.
2
Ibid, hlm. 91 dan hlm 512.
3
Ibid, hlm. 91-92 dan hlm.512.
MUTIA RAMADINA
1706072115
FILSAFAT HUKUM B – PARALEL

terjadi pelanggaran maka diperlukan aparat untuk dapat memberikan sanksi bagi si
pelanggar.
Selain itu Webber juga membedakan antara doktrin hukum dan sosiologi
hukum. Doktrin hukum berusaha untuk mewujudkan dan menanamkan makna intrensik
yang terkandung didalam sebuah norma hukum guna menjaga konsistensi dari
keberlakuan norma hukum tersbut dalam sebuah satu kesatuan sistem. Sedangkan
sosiologi hukum adalah ilmu yang mencoba memahami tingkah laku masyarakat yang
nantinya akan menjadi salah satu unsur dari pembentukan hukum yang valid.
Menurut P. Zelnick, pada dasarnya ada tiga tahapan dalam proses
perkembangan sociological jurisprudence, yaitu:
1. Tahap ketika Pound merintis sociological jurisprudence untuk pertama kalinya.
Dalam tahap pertama ini dirumuskan bahwa tugas lawyer adalah sebagai
engineer masyarakat (social engineer), dan program aksi mereka adalah
mencoba untuk menyelaraskan kepentingan-kepentingan individu dan kebutuhan
sosial pada nilai-nilai demokrasi yang dimiliki masyarakat barat
2. Ketertarikan dengan metodologi. Pada masa ini keahlian para lawyer dan para
sosiolog disintesiskan, para yuris akhirnya melatih diri mereka dengan
metodologi dan metode penelitian sosiologi, seperti tentang survey dan
statistika4.
Jadi kesimpulannya tidaklah mungkin berbicara mengenai hukum tanpa
meninjau aspek aspek sosiologis dan historis. Dan dengan sudut pandang seperti ini,
maka hukum tidak akan sulit diterima oleh rasio masyarakat luas dikarenakan sudah
dapat dirasionalisasikan oleh tiap tiap masyarakat yang menjadi sumber dari hukum itu
sendiri. Dan unntuk itulah pentingnya hukum yang hidup didalam masyarakat
dibandingkan dengan hukum yang sifatnya prosedural dan ritual saja tetapi tidak
mengakomodir nilai nilai yang hidup dan berkembang didalam masyarakat.

4
Ibid, hlm 113-114.

Anda mungkin juga menyukai