1706072115
FILSAFAT HUKUM B – PARALEL
1
Antonius Cahyadi dan E. Fernando M. Manullang, Pengantar ke Filsafat Hukum, (Jakarta:
Prenada, 2010), hlm. 86 dan Agus Brotosusilo, Purnawidhi Wardhana Purbacaraka, dan M. Sofyan
Pulungan, Diktat Filsafat Hukum untuk Universitas Indonesia Fakultas Hukum, (sociological
jurisprudence and the sociology of law), hlm. 509.
2
Ibid, hlm. 91 dan hlm 512.
3
Ibid, hlm. 91-92 dan hlm.512.
MUTIA RAMADINA
1706072115
FILSAFAT HUKUM B – PARALEL
terjadi pelanggaran maka diperlukan aparat untuk dapat memberikan sanksi bagi si
pelanggar.
Selain itu Webber juga membedakan antara doktrin hukum dan sosiologi
hukum. Doktrin hukum berusaha untuk mewujudkan dan menanamkan makna intrensik
yang terkandung didalam sebuah norma hukum guna menjaga konsistensi dari
keberlakuan norma hukum tersbut dalam sebuah satu kesatuan sistem. Sedangkan
sosiologi hukum adalah ilmu yang mencoba memahami tingkah laku masyarakat yang
nantinya akan menjadi salah satu unsur dari pembentukan hukum yang valid.
Menurut P. Zelnick, pada dasarnya ada tiga tahapan dalam proses
perkembangan sociological jurisprudence, yaitu:
1. Tahap ketika Pound merintis sociological jurisprudence untuk pertama kalinya.
Dalam tahap pertama ini dirumuskan bahwa tugas lawyer adalah sebagai
engineer masyarakat (social engineer), dan program aksi mereka adalah
mencoba untuk menyelaraskan kepentingan-kepentingan individu dan kebutuhan
sosial pada nilai-nilai demokrasi yang dimiliki masyarakat barat
2. Ketertarikan dengan metodologi. Pada masa ini keahlian para lawyer dan para
sosiolog disintesiskan, para yuris akhirnya melatih diri mereka dengan
metodologi dan metode penelitian sosiologi, seperti tentang survey dan
statistika4.
Jadi kesimpulannya tidaklah mungkin berbicara mengenai hukum tanpa
meninjau aspek aspek sosiologis dan historis. Dan dengan sudut pandang seperti ini,
maka hukum tidak akan sulit diterima oleh rasio masyarakat luas dikarenakan sudah
dapat dirasionalisasikan oleh tiap tiap masyarakat yang menjadi sumber dari hukum itu
sendiri. Dan unntuk itulah pentingnya hukum yang hidup didalam masyarakat
dibandingkan dengan hukum yang sifatnya prosedural dan ritual saja tetapi tidak
mengakomodir nilai nilai yang hidup dan berkembang didalam masyarakat.
4
Ibid, hlm 113-114.