Anda di halaman 1dari 13

Perbedaan & Persamaan

Sociolocical Jurisprudence,
Sociology of Law dan Socio Legal
(Dalam Kontek Kajian Hukum)

Agus Brotosusilo, 2012 1


Sosiological Jurisprudence:
Penganut faham Sosiological Jurisprudence
sangat percaya pada otonomi ilmu hukum. Hukum
adalah disiplin yang sama sekali berbeda dengan
disiplin lainnya.

Soetandyo (dikutip Sulistowati, 2012)


mengungkapkan istilah “sociological” mengacu
pada pemikiran realisme dalam ilmu hukum, yang
meyakini bahwa meskipun hukum adalah sesuatu
yang dihasilkan melalui proses yang dapat
dipertanggungjawabkan secara logika imperatif,
namun the life of law has not been logic, it is
experince. Kenyaataan-kenyataan sosial perlu
diperhatikan dalam sebuah putusan hakim dalam
penyelesaian perkara.
Agus Brotosusilo, 2012. 2
Sociology of Law:
Apabila Sosiological
Jurisprudence dalam kajiannya
mempergunakan metode yuridis
sehingga kajiannya bersifat
normatif, Sosiologi
Hukum/Sociology of Law
menerapkan metode sosiologis
yang empiris.

Agus Brotosusilo, 2012. 3


Pendekatan empiris & normatif
Dalam pendekatan empiris seperti
dalam kajian ilmu-ilmu alamiah
(natural sciences) hubungan antara
kondisi dan kelanjutannya tunduk
pada rumus ”sebab-akibat
(causation)”, dalam kajian normatif
yang tergolong dalam kategori
”humanitarian sciences” hubungan
antara kondisi dan kelanjutannya
berdasarkan ”imputation”.
Agus Brotosusilo, 2012. 4
Perbedaan causality
dengan imputation
Hans Kelsen menjelaskan perbedaan antara
prinsip hubungan causality dengan prinsip
hubungan imputation : di dalam phenomena
pada disiplin ilmu-ilmu alamiah, hubungan
antara kondisi dan konsekuensinya –yaitu
sebab dan akibatnya--, tidak tergantung sama
sekali pada tindakan manusia.

Sebaliknya, di dalam phenomena pada


disiplin hukum, hubungan antara kondisi dan
konsekuensinya tergantung pada tindakan
manusia (-manusia).
5
Agus Brotosusilo, 2012.
Sebab-akibat & imputasi
• Lebih rinci lagi dikemukakannya bahwa
hubungan kausalitas berwujud sebagai
serangkaian rantai hubungan yang tidak
terhitung jumlahnya, karena setiap sebab
yang konkret menimbulkan akibat; dan setiap
akibat yang konkret menjadi sebab bagi
akibat berikutnya; jadi setiap kejadian
konkret adalah hasil interaksi dari mata-
rantai hubungan sebab-akibat yang tidak
terhitung jumlahnya.
• Sedangkan dalam hubungan imputasi
hubungan tersebut hanya satu langkah saja:
hanya terbatas pada kondisi yang
menimbulkan konsekuensinya. 6
Agus Brotosusilo, 2012.
Contoh Kasus
lmu-ilmu alamiah (natural sciences) /Hubungan
Sebab-Akibat,
• Misal: Siklus Pendek Air Laut, Air Laut 
Evaporasi  Awan  Air Hujan  Terus Berulang
Kembali…..
Ilmu Hukum (Normatif)/Hubungan Imputasi,
• Misal: Pelanggaran Pasal 348 ayat (1) KUHP
• “Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam
dengan pidana penjara paling lama 5 tahun 6 bulan”
• Unsur-Unsur Pasal (Kondisi)  Akibat Hukum
Yang Muncul. (Titik/Berhenti)

7
Agus Brotosusilo, 2012.
Contoh Kasus
• Kemampuan Manusia (Ahli Hukum) Untuk
Menganalisis Sebuah Kasus Hukum?

8
Agus Brotosusilo, 2012.
Socio-Legal Studies:
Socio-Legal Studies mempromosikan kajian interdisipliner
terhadap hukum. Kajian interdisipliner menggunakan
methode dari satu disiplin --hukum maupun non-hukum--,
yang ditentukan secara cermat yang dipandang relevan,
dengan memanfaatkan hasil kajian disiplin-disiplin non-
hukum, untuk memperoleh pemahaman yang lebih benar
dan mendalam mengenai disiplin hukum.

Banakar (2005) Studi Socio Legal adalah suatu


pendekatan alternatif yang menguji studi doktrinal
terhadap hukum. Kata ‘Socio’ dalam socio-legal studies
merepresentasikan keterkaitan antarkonteks dimana
hukum itu berada.
 

Agus Brotosusilo, 2012. 9


Socio-Legal Studies:
Dengan demikian Socio-Legal Studies semakin
mempererat keterkaitan antara disiplin hukum dengan
Ilmu-Ilmu Sosial.

Berbeda dengan Sosiologi Hukum yang merupakan


pewaris ilmiah Sosiologi, Socio-Legal Studies seringkali
mempergunakan Sosiologi (dan ilmu-ilmu sosial lainnya)
bukan sebagai sarana analisis substantif, tetapi hanya
sebagai alat untuk pengumpulan data.

Agus Brotosusilo, 2012. 10


Persamaan Sociological Jurisprudence,
Sociology of Law dan Socio Legal

Persamaan Sociological Jurisprudence,


Sociology of Law dan Socio Legal  (Sulistyowati,
2012) adalah memposisikan hukum dalam
konteks kemasyarakatan yang luas, dengan
berbagai implikasi metodologisnya.

Penekanannya terletak tidak menempatkannya


sebagai hukum bahan yang terberai, terisolasi
dari kebudayaan dan relasi kekuasaan di antara
para perumus hukum, penegak hukum, para
pihak dan masyarakat luas.

Agus Brotosusilo, 2012. 11


.

Agus Brotosusilo, 2011. 12


Sumber:
• Utama: Pemaparan Dr. Agus Brotosusilo
di Kementerian Penertiban Aparatur
Negara, Jakarta, 17 Januari 2012
• Tambahan: Lloyd's Introduction to
Jurisprudence by Michael Freeman

Agus Brotosusilo, 2011. 13

Anda mungkin juga menyukai