NPM : 2306296800
Program Studi : Magister Hukum
Peminatan Hukum & Sistem Peradilan Pidana
Mata Kuliah : Filsafat Hukum
Tugas : Review Topik 5“Sociological Jurisprudence;
Sociology of Law; and Socio-Legal Studies”
Dosen : Dr. Agus Brotosusilo, S.H., M.A
Sociological Jurisprudence
Sociological jurisprudence merupakan salah satu aliran dari berbagai pendekatan, dimana
tumbuh dan berkembang di Amerika yang dipelopori oleh Roscoe Pound dengan karya-karyanya
yang terkenal seperti Scope and purpose of sosiological jurisprudence (1912), Outline of Lectures
on Jurisprudence (1903), The Spirit of Common Law (1921), An Introduction to the Philosophy of
Law (1922), The Task of Law (1944), Interpretation of Legal History (1923), dan lain-lain.
Sedangkan tokoh lainnya adalah Benjamin Cordozo dan Kantorowics
Pendekatan Sociological Jurisprudence melihat hukum sebagai alat yang memiliki dampak
nyata dalam masyarakat. Sociological Jurisprudence mempertimbangkan bagaimana hukum
memengaruhi kehidupan sehari-hari, serta bagaimana penerapannya dapat mempengaruhi
kesejahteraan dan hak-hak di dalam masyarakat.1 Dengan demikian, pendekatan ini membantu
memastikan bahwa hukum tidak hanya mematuhi aspek normatifnya, tetapi juga memperhatikan
dampak sosial dan individu yang berada di bawahnya.
1
Atip Latipulhayat, “Grotius”, Padjadjaran Jurnal Ilmu Hukum,Vol. 4, No.1, 2007, hlm. 211.
sehingga norma positif tidak menjadi acuan primer dalam sistem perundang-undangan, melainkan
nilai atau kenyataan yang hidup dan dipraktikkan dalam masyarakat.2
Sociology of Law
Dari sudut sejarah, sosiologi hukum untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh seorang
Itali yang bernama Anzilotti, pada tahun 1882.Sosiologi hukum pada hakekatnya lahir dari hasil-
hasil pemikiran para ahli, baik di bidang filsafat hukum, ilmu maupun sosiologi (Yesmil Anwar
dan Adang,2008,109). Sosiologi hukum saat ini sedang berkembang pesat. Ilmu ini diarahkan
untuk menjelaskan hukum positif yang berlakuartinya isi dan bentuknya berubah ubah menurut
waktu dan tempat, dengan bantuan faktor kemasyarakatan. Menurut C.J.M Schuyt, salah satu tugas
Sosiologi Hukum adalah mengungkapkan sebab atau latar belakang timbulnya ketimpangan antara
tata tertib masyarakat yang dicita-citakan dengan keadaan masyarakat yang ada di dalam
kenyataan.4
Konsepsi Ideal Filsafat Hukum dalam Perspektif Sosiologi Hukum Menurut Max Weber
bahwa kita perlu memahami makna dan tujuan di balik perbuatan-perbuatan individu dalam
masyarakat. Ini membantu kita memahami bagaimana hukum dan sistem hukum mempengaruhi
perilaku sosial. Metode ini juga bermanfaat dalam menciptakan perdamaian dan kerjasama antara
sosiologi hukum dan filsafat hukum. Dalam konteks ini, Weber menganggap bahwa pemahaman
tentang makna dan tujuan di balik hukum dan sistem hukum adalah kunci untuk memahami peran
hukum dalam membentuk kelakuan sosial. Hal ini membantu menghubungkan aspek-aspek
2
Otje Salman, Filsafat Hukum (Perkembangan dan Dinamika Masalah), (Bandung: Refika Aditama, 2009), hlm. 72
3
Lili Rasjidi, Pengantar Filsafat Hukum, Mandar Maju, Bandung, 1992, hlm. 47
4
Fithriatus Shalihah, “Sosiologi Hukum”, PT RAJAGRAFINDO PERSADA,2017, hlm 2-3
filsafat hukum dengan pemahaman tentang bagaimana hukum berperan dalam masyarakat dari
sudut pandang sosiologi hukum.5
Hal ini berbeda dengan Konsepsi Sosiologi Hukum menurut Erlich menyoroti pentingnya
melampaui sistematisasi ilmu hukum tradisional sebagai titik tolak dalam sosiologi hukum. Erlich
berpendapat bahwa sosiologi hukum harus lebih dari sekadar mengkaji peraturan hukum dan
struktur hukum formal. Ia harus menggali lebih dalam untuk memahami dampak sebenarnya dari
hukum dalam kehidupan sosial dan masyarakat. Ini mencakup pemahaman tentang bagaimana
hukum memengaruhi interaksi sosial, konflik, perilaku manusia, dan dinamika sosial secara
keseluruhan.6
Hal pertama yang perlu dipahami dari studi sosio legal, tidak sama dengan sosiologi hukum, ilmu
yang sudah banyak dikenal di Indonesia sejak lama. Kata “socio” tidaklah merujuk pada sosiologi
atau ilmu sosial. Para akademisi sosiolegal pada umumnya berumah di fakultas hukum. Mereka
mengadakan kontak secara terbatas dengan para ahli sosiologi, karena studi ini hampir tidak
dikembangkan di jurusan sosiologi atau ilmu sosial yang lain.7 Pada prinsipnya studi sosio legal
adalah studi hukum, yang menggunakan pendekatan metodologi ilmu sosial dalam arti yang luas.
Mengutip pendapat Wheeler dan Thomas (dalam Banakar, 2005), studi sosiolegal adalah suatu
pendekatan alternatif yang menguji studi doctrinal terhadap hukum. Kata “socio” dalam socio-
legal studies merepresentasi keterkaitan antar konteks dimana hukum berada (an interface with a
context within which law exists). Itulah sebabnya mengapa ketika seorang peneliti sociolegal
menggunakan teori sosial untuk tujuan analisis, mereka sering tidak sedang bertujuan untuk
memberi perhatian pada sosiologi atau ilmu sosial yang lain, melainkan hukum dan studi hukum
(Banakar & Travers, 2005). Sebagai suatu school of thought “baru”, studi ini melalui berbagai
buku mutahir dan jurnal sudah menggambarkan teori, metode, dan topik-topik yang semakin
mantapmenjadi perhatian dari para penekunnya.
5
John R. Bowen, Islam, Law and Equality in Indonesia: An Antropology of Public Reasoning, Cambrigde:
University Press, 2003. hlm. 74
6
ibid, hlm. 76
7
R. Banakar & M. Travers (eds.), Theory and Method in Socio-Legal Research. Onati: Hart Publishing Oxford and
Portland Oregon. 2005, hlm. 91