Dosen Pengampu
Dr. Indien Winarwati, S. H., M. H.
Disusun Oleh:
Maria Angela Putri Andini 200111100298
Dwiky Gita Rizky Faizal Fahmi 200111100302
Zahrotul Maghfirah 200111100300
Mohammad Deni Firmansya 200111100303
BAB I
PENDAHULUAN
1
Buku Filsafat Hukum Bu Indin Ipusnas
2
Munir Fuady, Sosiologi Hukum Kontemporer “Interaksi Hukum, Kekuasaan, dan Masyarakat”, (Jakarta:
Kencana, 2011), hal 61.
hukum melibatkan diri untuk menuangkan pemikiran dan pendapatnya dalam filsafat
hukum untuk menjawab serta menciptakan kepastian hukum atas kebimbangan akan
kebenaran juga keadilan hukum yang berlaku. Hukum akan selalu melibatkan masyarakat
dan terus berkembang menyesuaikan dengan keadaan masyarakat itu sendiri. Maka dari
itu hukum sering kali menimbulkan problematika yang tidak sesuai dengan kondisi
masyarakat, ketegangan yang timbul antara hukum yang berlaku dengan filsafat karena
ada perbedaan antara dasar-dasar dari hukum yang berlaku dengan pemikiran filsafat,
Soerjono Soekanto mengemukakan hal diatas bahwa isi dari peraturan-peraturan yang
berlaku tidaklah lagi dianggap adil dan tidak dapat dipergunakan sebagai ukuran untuk
menilai perilaku dan atau tindakan orang dalam kehidupan sehari-hari.
Perubahan sosial dalam hubungannya dengan sektor hukum merupakan salah satu
kajian penting dari sosiologi hukum. Hubungan antara perubahan sosial dan sektor hukum
tersebut merupakan hubungan interaksi, dalam arti terdapat pengaruh perubahan sosial
terhadap perubahan sektor hukum sementara di lain pihak perubahan hukum juga
berpengaruh terhadap suatu perubahan sosial. Perubahan hukum yang dapat memengaruhi
perubahan sosial sejalan dengan salah satu fungsi hukum, yakni fungsi hukum sebagai
sarana perubahan sosial atau sarana rekayasa masyarakat (social engineering).3 Perubahan
yang terjadi dalam pola hidup masyarakat tidak membuat hukum akan terus diam,
kemungkinan timbulnya pertanyaan-pertanyaan ketidaksesuaian hukum menjadi
tantangan dalam bidang filsafat (hukum) mencari jawaban yang tepat untuk mampu
menontrol pola hidup masyarakat.
Hukum menjadi alat kontrol sosial, yakni menjadi alat untuk mengontrol perilaku
masyarakat. Masyarakat yang saling ketergantungan satu sama lain perlu diterapkan
adanya hukum yang selaras untuk menghindari timbulnya perselisihan dalam pola
kehidupan masyarakat, yang menurut Marcus Tullius Cicerp (106 – 43 SM) sebagai ahli
hukum terbesar bangsa Romawi pernah mengatakann “dimana ada masyarakat disitu ada
hukum ( Ubi Societas ibi ius). Alat kontrol sosial selain daripada hukum adalah agama,
moralitas, adat kebiasaan, Pendidikan, kesenian, pers, keteladanan pemimpin, dan lain-
lain. Masayarakat berharap banyak kepada hukum untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahan praktis yang ada di dalam masyarakat . Oleh karena itu, banyak ahli hukum
melakukan riset atau penilitian efektifitas hukum di masyarakat dengan dasar-dasar teori
filsafat hukum. Adanya persilisihan dialektikan antara filsafat hukum dan ilmu hukum
memunculkan adanya sosiologi hukum. Para ahli sosiologi hukum banyak menggunakan
3
Ibid.
teori Roscoe Pound yang menyatakan bahwa hukum adalah alat untuk
memperbarui/merekayasa masayarakat (Law as a tool of social engineering). Berdasarkan
keterkaitan antara hukum dan masyarakat, sosilogi hukum (Sosiologic of Law) pada
filsafat hukum memiliki peran penting dalam mengatur pola hidup masayarakat dan
memberikan jawaban atas segala pertanyaan yang timbul atas ketidaksesuaian hukum
dalam pola sosial masayarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang dan identifikasi masalah permasalah di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa hubungan antara Sosiologi Hukum (Sosiologic of Law) dan Filsafat Hukum?
2. Bagaimana peran Sosiologi Hukum (Sosiologic of Law) dalam masyarakat?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:
1. Dapat mengetahui hubungan antara Sosiologi Hukum (Sosiologic of Law) dan
Filsafat Hukum
2. Untuk mengetahui peran Sosiologi Hukum (Sosiologic of Law) dalam masyarakat
1.4 Manfaat
Selain itu, terdapat manfaat dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis, makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca
khususnya bidang filsafat hukum sebagai sumber informasi serta literasi dalam
penerapan sosiologis hukum pada filsafat hukum untuk mengatur pola kehidupan
masyarakat.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, makalah ini diharapkan menjadi bahan untuk penyempurnaan dan
menjawab pertanyaan atas hukum dalam bidang filsafat hukum
BAB II
PEMBAHASAN
H.L.A. Hart, berpendapat bahwa filsafat hukum adalah karya pikir bersama antara
filsafat moral, filsafat politik, dan bahasa. Sebagai hasil karya filsafat moral, filsafat
hukum membahas konsep-konsep hukum tentang rasa bersalah, kesalahan, niat, dan
tanggung jawab yang merupakan issue sentral dalam hukum terutama ketika hukum
menekankan konsep konsep di atas dalam pikiran dan perbuatan (H.L.A. Hart,2009).
Mempelajari filsafat hukum Tentunya akan membawa seseorang Pada apa yang dimaksud
mengenai Hukum itu, dengan sebenar-benarnya Dan sedalam-dalamnya. Plato dalam
Tulisannya Andre Ata Ujan, Menyampaikan bahwa seorang filsuf (orang yang ahli
4
Hukum online dalam “ Sosiologi Hukum: Ruang Lingkup, Objek, dan Karakteristiknya “ diakses
dari : https://www.hukumonline.com/klinik/a/sosiologi-hukum-ruang-lingkup-objek-dan-karakteristiknya-
lt62d68736ac169 pada 29 September 2022.
filsafat), tidak Pernah berhenti mencari dan Menemukan kebenaran (searching for Truth)
dan membangun keadilan (to Built justice) (Andre Ata Ujan,2009:17-18). Bahkan
kebenaran dan keadilan, Hasil pemikiran para filsuf Sebelumnya, pun tidak luput dari
Sikap kritik filsafat mereka, sebab Dalam filsafat tidak ada kebenaran Yang final.
Demikian halnya dengan Filsafat hukum, filsafat hukum harus Berupaya mencari dan
menemukan Hakekat hukum secara radikal (sampai ke akar-akarnya), secara Sistematis,
rasional, dan metodis.Filsafat hukum berupaya untuk Menemukan jawaban terdalam dari
Sebuah objek formalnya, yaitu Hukum. Darji Darmodiharjo dan Shidarta,
Mengungkapkan bahwa filsafat Hukum adalah filsafat tingkah laku Dan etika, yang
mempelajari hakekat Hukum secara filosofis. Hukum dikaji Secara mendalam sampai
kepada inti Atau dasarnya yang disebut dengan Hakekat (Darji Darmodiharjo dan
Shidarta, 2004:11).J.J.H. Bruggink dalam bukunya Otje Salman dan Anton F. Susanto,
Mengatakan bahwa filsafat hukum Adalah induk dari semua disiplin Yuridik. Karena
filsafat hukum Membahas masalah-masalah yang Paling fundamental yang timbul Dalam
hukum (Otje Salman dan Anton F. Susanto,2004:64). Filsafat hukum merupakan
kegiatan yang tidak pernah berakhir, karena mencoba memberikan jawaban pada
pertanyaan-pertanyaan abadi. Pertanyaan itu tentunya adalah pertanyaan yang
terhadapnya, hanya dapat diberikan jawaban yang menimbulkan banyak pertanyaan baru.5
Sosiologi hukum pada dasarnya lahir dari hasil pemikiran para ahli di bidang
filsafat hukum maupun sosiologi. Hasil pemikiran tersebut tidak hanya berasal dari
kumpulan individu, melainkan juga dari mazhab atau aliran yang mewakili sekelompok
ahli pemikir yang memiliki berbagai macam pendapat Hukum. Pembentukan sosiologi
hukum sangat dipengaruhi oleh filsafat hukum, demikian menurut Satjipto Rahardjo.
Pemikiran filsafat selalu berusaha untuk menembus hal-hal yang dekat dan secara terus-
menerus mencari jawaban terhadap pertanyaan- pertanyaan yang tuntas (Ultimate). Oleh
karena itu, filsafat hukum mendahului sosiologi hukum. La mempertanyakan keabsahan
dari hukum positif. Mengapa harus positif? Dari mana hukum positif memperoleh
legitimasinya? Mengapa orang harus patuh kepada hukum? Pertanyaan-pertanyaan ini
juga diulang oleh sosiologi hukum. Pengaruh yang khas dari filsafat hukum terlihat jelas
pada kegiatan untuk menetralkan atau merelatifkan dogmatika hukum, tekanannya lebih
diletakkan pada beraksinya atau berprosesnya hukum (law in action). Roscou Pound
berpendapat bahwa hukum merupakan suatu proses yang mendapatkan bentuknya dalam
5
Beniharmoni Harefa dalam dalam jurnal “ KEBENARAN HUKUM PERSPEKTIF FILSAFAT HUKUM”
pembentukan peraturan perundang-undangan dan keputusan hakim atau pengadilan. Ia
mengedepankan idenya tentang hukum sebagai sarana untuk mengarahkan dan membina
masyarakat. Untuk memenuhi fungsinya tersebut, sorotan yang terlalu besar pada aspek
statis dari hukum harus ditinggalkan. Selain Pound, Cardozo berpendapat, bahwa hukum
bukanlah penerapan murni dari peraturan perundang-undangan. Pada hukum berpengaruh
pula kepentingan-kepentingan sosial yang hidup dalam masyarakat. Secara filosofis,
fungsi dari sosiologi hukum adalah menguji apakah benar peraturan perundang-undangan
yang dibuat, berfungsi dalam masyarakat.6
6
Sayap bening law office dalam “ pengaruh dari filsafat hukum “ diakses dari https://bantuanhukum-
sbm.com/artikel-pengaruh-dari-filsafat-hukum pada 29 September 2022.
7
Wignjosoebroto, Hukum: Paradigma, Metode dan Dinamika Masalahnya, (Jakarta: ELSAM, 2002),
h.70.
8
Wignjosoebroto,ibid, h.293.
orang pertama yang berani menganjurkan agar ilmu pengetahuan sosial didayagunakan demi
kemajuan teori-teori yang diperbaharui dan dibangun dalam ilmu hukum.9
Hukum harus peka terhadap perkembangan masyarakat dan harus menyesuaikan diri
dengan keadaan yang telah berubah. Menurut Kusumaatmadja, 10 pengembangan konsep
hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat di Indonesia, lebih luas jangkauan dan ruang
lingkupnya dari pada konsep law as o tool of social Engereering itu sendiri. Hal ini
disebabkan oleh:
Hukum merupakan bagian dari masyarakat, yang timbul dan berproses di dalam dan
untuk kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat dengan warganyalah yang dapat
menentukan luas daya cakup hukum, maupun batas kegunaannya. Kadang-kadang suatu
hukum perlu dicoba terlebih dahulu, karena dengan percobaan seperti ini, akan dapat
diketahui kelemahan-kelemahan hukum itu sendiri dalam mengubah atau mengatur perilaku
masyarakat. Untuk menunjang hal ini, maka budaya hukum sangatlah penting untuk
diaplikasikan oleh semua elemen yang terkait, termasuk masyarakat itu sendiri. 13
Sebagai perilaku, maka bisa dikatakan bahwa kaidah-kaidah hukum sebagai tidak
tertulis. Akan tetapi hukum berkaitan erat dengan perilaku masyarakat dan Alat untuk
mengubah masyarakat (a tool of social engineering), mempunyai peranan penting terutama
dalam perubahan-perubahan yang dikehendaki atau perubahanperubahan yang direncanakan.
Dengan kata lain, secara tidak langsung, hukum dapat menjadi alat yang ampuh untuk
mengadakan perubahan-perubahan sosial. Olehnya itu, hukum tidak hanya dipahami sebagai
seperangkat aturan yang tertulis maupun Ketaatan masyarakat terhadap hukum tersebut. 14
12
Dahlia haliah ma’u dalam jurnal “ paradigma hukum sosiologis “
13
Dahlia haliah ma’u, ibid
14
Dahlia haliah ma’u, ibid.