1. Dari sudut sejarah sosiologi hukum untuk pertama kalinya di perkenalkan seorang
itali yang bernama Anzilotti pada tahun 1882, Jelaskan hakekat lahirnya sosiologi
hukum dari hasil pemikiran para ahli ...........
Jawab :
Sosiologi hukum pada hakekatnya lahir dari hasil-hasil pemikiran para ahli, baik
di bidang filsafat hukum, ilmu maupun sosiologi. Hasil hasil pemikiran tersebut tidak
saja berasal dari individu-individu tetapi mungkin juga berasal dari mazhab-mazhab
atau aliran-aliran yang mewakili sekelompok ahli pemikir yang secara garis besar
mempunyai pendapat yang berbeda. Sosiologi hukum saat ini sedang berkembang
pesat. Ilmu ini diarahkan untuk menjelaskan hukum positif yang berlaku (artinya isi dan
bentuknya yang berubah-ubah menurut waktu dan tempat) dengan bantuan faktor-
faktor kemasyarakatan.
Berbeda halnya dengan ilmu hukum normatif yang memandang hukum dalam
hukum itu sendiri (apa yang tertuang dalam peraturan). Eksponen dari aliran
positivisme Joh Austin, mengatakan “the study of the nature should be a study of law as
it actually exists in a legal system, and not of law as it ought to be on moral ground”
(bahwa studi tentang sifat hukum seharusnya merupakan studi tentang hukum yang
benarbenar terdapat dalam sistem hukum, dan bukan hukum yang seharusnya ada
dalam norma-norma moral). Sedangkan sosiologi hukum memandang hukum dari luar
hukum. Dalam hal ini, sosiologi hukum mencoba untuk memperlakukan sistem hukum
dari sudut pandang ilmu sosial. Pada dasarnya sosiologi hukum berpendapat bahwa
hukum hanyalah salahsatu dari banyak sistem sosial dan bahwa justru sistemsistem
sosial lain yang terdapat di dalam masyarakat memberi arti dan pengaruh terhadap
hukum.
Menurut Achmad Ali, yang mengutip dari Friedman, sosiologi hukum beranjak
dari asumsi dasar “...The people who make, apply, or use the law are human being.
Their behavoir is social behavior. Yet, the study of law has proceeded in relative
isolation from other studies in the social sciences...”. Asumsi dasar tersebut
beranggapan bahwa orang yang membuat, yang menerapkan, atau yang menggunakan
hukum adalah manusia. Perilaku mereka adalah perilaku sosial. Namun kajian hukum
secara relatif telah memisahkan diri dari studistudi lain di dalam ilmu sosial.
Selanjutnya, Achmad Ali mengatakan bahwa dengan menggunakan pandangan-
pandangan sosiologi terhadap hukum, kita akan menghilangkan kecenderungan untuk
senantiasa mengidentikkan hukum sebagai undang-undang belaka (seperti yang dianut
oleh kalangan kaum positivistis atau legalistis).
Sosiologi hukum merupakan teori tentang hubungan antara kaidah hukum dan
kenyataan kemasyarakatan. Hubungan hukum dapat dipelajari dengan dua cara yaitu :
1.Menjelaskan kaidah hukum dari sudut kenyataan kemasyarakatan; dan
Apa yang dikemukakan oleh Soetandyo tersebut, akan lebih jelas apabila kita
menyimak apa yang diungkapkan oleh seorang bapak ilmu sosiologi hukum Roscoe
Pound. Ia mengungkapkan bahwa “The main problem to which sociological jurists are
addressing themselvestoday is to enable and to compel law making and also
interpretation and application of legal rules, to make more account and more intelligent
account of the social fact upon which law must proceed and to which it is to be
applied..”
Pound, memandang bahwa problem utama yang dewasa ini menjadi perhatian
dari para praktisi sosiologi hukum adalah bagaimana mendorong pembuat hukum
menafsirkan dan menerapkan aturan aturan hukum yang lebih mengacu pada fakta-
fakta sosial, hukum tersebut diterapkan.