Anda di halaman 1dari 14

UNIVERSITAS INDONESIA

PERBANDINGAN PERSYARATAN UNTUK MENDAPATKAN PERLINDUNGAN DAN


PENAMAAN VARIETAS ANTARA BOLIVIA DENGAN INDONESIA

TUGAS MATA KULIAH PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN


Dosen Pengampu: Ranggalawe Suryasaladin, S.H., M.H., LL.M.

NAMA : GALIH WAHYU WICAKSONO


NPM : 2206010304
KELAS : HUKUM KEKAYAAN INTELEKTUAL

PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM


JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Saya panjatkan
puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada
kami sehingga sayabisa menyelesaikan makalah PERBANDINGAN PERSYARATAN UNTUK
MENDAPATKAN PERLINDUNGAN DAN PENAMAAN VARIETAS ANTARA
BOLIVIA DENGAN INDONESIA. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh Bapak Ranggalawe Suryasaladin, S.H., M.H., LL.M pada mata kuliah Perlindungan Varietas
Tanaman.

Terlepas dari segala hal tersebut, Saya sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya saya dengan lapang dada menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini.Akhir kata saya berharap
semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Jakarta, 13 April 2023

Galih Wahyu Wicaksono

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 2
BAB II .......................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 3
A. Syarat Untuk Mendapatkan Pelindungan dan Penamaan Varietas Tanaman Pada Negara
Bolivia ...................................................................................................................................................... 3
B. Perbandingan Ketentuan Pelindungan dan Penamaan Varietas Tanaman Negara Bolivia
Dengan Indonesia .................................................................................................................................... 7
BAB III....................................................................................................................................................... 10
PENUTUP .................................................................................................................................................. 10
Kesimpulan ............................................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Varietas tanaman telah dikembangkan selama beberapa abad dengan salah satunya melalui
pertukaran benih dan berbagi pengetahuan yang dilakukan oleh para petani. Seiring
berkembangnya zaman, pengembangan varietas tanaman secara komersial dilakukan oleh
perseoran atau perusahaan benih telah memunculkan adanya hak kekayaan intelektual. Pemuliaan
tanaman menciptakan peran penting dalam meningkatkan suatu produksi dan perbaikan dari suatu
kualitas tanaman, baik resistensi, toleransi, maupun kualitas suatu produk tanaman yang akan
dihasilkan dari adanya pemuliaan tanaman.
Suatu Varietas untuk mendapatkan perlindungan harus memenuhi beberapa syarat, salah
satunya adalah keunikan atau kebaruan. Dalam ketentuan UPOV, suatu varietas baru akan
mendapatkan pelindungan HKI apabila memenuhi kriteria Distinctness, Uniformity, dan Stability.
Adanya perlindungan terhadap Varietas Tanaman hasil dari kegiatan pemuliaan merupakan
jaminan atas varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia, agar varietas tanaman yang
dihasilkan dari kegiataan pemuliaan yang dilakukan oleh pemulia tanaman tidak dicuri oleh orang
lain atau pihak lain.
Bolivia merupakan negara yang terletak di benua Amerika Selatan. Negara yang berbatasan
dengan brazil, Paraguay, chili, dan peru ini memiliki iklim rata-rata tropis. Bolivia memiliki
sumber daya alam yang sangat melimpah, mulai dari sektor pertambangan sampai dengan
pertanian. Salah satu sektor penyokong pendapatan negara Bolivia adalah pertanian hal ini
dibuktikan dengan jumlah penggunaan lahan sebesar 34.3% untuk sektor agrikultur atau
pertanian1, dengan hasil sektor pertanian yang menjadi komiditi unggulan adalah kedelai. Bolivia
juga termasuk dalam 10 negara produsen kedelai terbesar di dunia, hal ini berdasarkan dari data
yang didapat pada tahun 2021/2022, dimana Bolivia menghasilkan sebanyak 3.000.000. (tiga juta)
metrik ton kedelai2. Data tersebut membuktikan bahwa sektor pertanian sangat mendorong
perekonomian negara Bolivia.

1
The World Factbook, https://www.cia.gov/the-world-factbook/countries/bolivia/, diakses pada 11 April 2023 pukul
21.30 WIB.
2
10 Negara Produsen Kedelai Terbesar Dunia, 2022, katadata,
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/22/ini-10-negara-produsen-kedelai-terbesar-brasil-juaranya,
diakses pada 12 April 2023 pukul 17.27 WIB.

1
Untuk mendukung kegiatan sektor Pertanian, Bolivia menerbitkan peraturan terkait dengan
pelindungan varietas tanaman, hal ini untuk menjaga hasil dari kegiatan pemuliaan yang dilakukan
oleh para pemulia di negara Bolivia. Ketentuan tentang perlindungan hak pemulia sendiri mulanya
diatur pada Bolivia Decision No. 345 of the Commision of the Andean Community Establishing
the Common Regime on the Protection of the Rights of Breeders of New Plant Varieties yang
diterbitkan pada tahun 1993. Pada tahun 2001, Bolivia mengeluarkan Regulations on Protection
of Plant Varieties Issued by Ministerial Resolution No. 040 of April 2, 2001, of the Ministry of
Agriculture, Livestock and Rural Development. Adanya dua peraturan tersebut membuktikan
keseriusan Pemerintah Bolivia dalam memberikan kepastian hukum serta pelindungan kepada
Pemulia Tanaman dan Varietas Tanaman baru dari hasil kegiatan pemuliaan tanaman.
Dalam peraturan tersebut, untuk mendapatkan pelindungan varietas tanaman, adalah jika
suatu varietas memenuhi kriteria Novel (kebaruan), Distinct (berbeda), Uniform (seragam), dan
Stable (stabil). Hal ini berbeda dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia, yang mana untuk
mendapatkan pelindungan varietas tanaman suatu varietas harus memenuhi kriteria Baru, Unik,
Seragam, dan Stabil. Hal ini sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000
tentang Pelindungan Varietas Tanaman. Dalam tulisan ini akan membahas terkait tentang syarat
pemberian Pelindungan Varietas Tanaman dan Penamaan Varietas Tanaman pada negara Bolivia
dan perbandingannya dengan ketentuan yang berlaku di Negara Republik Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ketentuan untuk mendapatkan pelindungan varietas tanaman yang berlaku pada
negara Bolivia?
2. Bagaimana perbedaan serta perbandingan ketentuan pelindungan dan penamaan veritas
tanaman dengan negara Indonesia?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Syarat Untuk Mendapatkan Pelindungan dan Penamaan Varietas Tanaman Pada
Negara Bolivia
Varietas tanaman untuk mendapatkan pelindungan harus memenuhi suatu kriteria yang
diatur dalam suatu undang-undang yang berlaku pada otoritas suatu negara. Varietas tanaman
merupakan salah satu kompenen yang sangat penting dari sistem pertanian dan industri benih,
sehingga pelindungan dari varietas tanaman tidak dapat diabaikan begitu saja. Pelindungan
varietas tanaman memiliki sifat sui generis dari paten yang merupakan pelindungan terhadap
varietas tanaman yang dihasilkan dari kegiatan pemuliaan yang dilakukan oleh pemulia tanaman.3
Sampai dengan saat ini maupun nanti pada masa yang akan datang, keberhasilan pada sektor
pertanian sangat ditentukan dari keunggulan varietas yang digunakan, yang mana varietas tersebut
memiliki potensi hasil panen tertentu yang sesuai dengan lingkungan varietas tersebut tumbuh dan
karakteristik dari varietas tanaman tersebut.
Dalam ketentuan UPOV 1991 sendiri, suatu varietas tanaman akan mendapatkan
pelindungan apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Distinct (Berbeda)
Suatu Varietas dianggap berbeda jika dapat dibedakan dengan jelas dari varietas yang lain yang
mana sudah menjadi pengetahuan umum diajukan permohonan.
b. Uniform (Sergam)
Suatu Varietas dianggap seragam jika subjek varietas yang diharapkan dari proses propagasi
memiliki ciri-ciri yang seragam dan relevan.
c. Stabilty (Stabil)
Suatu Varietas akan dianggap stabil apabila karakteristik suatu varietas memiliki karakteristik
pokok yang tetap dan tidak berubah setelah dilakukan perbanyakan yang berulang pada tiap
akhir siklus perbanyakan yang telah dibuat oleh Pemulia.4
Selanjutnya, terkait dengan penamaan suatu varietas hasil dari kegiatan pemuliaan, dalam UPOV
1991 sendiri diatur dalam Pasal 20 ayat 1 sampai dengan Pasal 20 ayat 8.

3
Tim Pengkajian Hukum, 2011, Laporan Akhir Tim Pengkajian Hukum tentang Perlindungan Varietas Tanaman Lokal
Dalam Hukum Nasional dan Internasional, Jakarta, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukm dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
4
International Convention for the Protection of New Varietes of Plant 1991

3
Ketentuan Pelindungan varietas tanaman pada negara Bolivia sendiri, pada pokoknya tidak
jauh dari ketentuan yang diatur dalam UPOV 1991. Hal ini dikarenakan, pembentukan undang-
undang pelindungan varietas tanaman mengacu pada UPOV 1991. Untuk mendapatkan
pelindungan varietas tanaman, berdasarkan undang-undang pelindungan varietas tanaman Bolivia,
suatu varietas harus memenuhi kriteria sebagai beirkut:
1. Kebaruan
2. Berbeda
3. Seragam
4. Stabil
5. Telah mendapatkan denominasi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan pasal 18 sampai
29 Bolivia Regulations on Protection of Plant Varieties.
Ketentuan di atas berdasarkan pada Article 11 dalam Bolivia Regulations on Protection of
Plant Varieties. Adapun maksud dari Novelty atau kebaruan adalah suatu varietas dianggap baru
apabila jika pada saat dilakukan reproduksi atau propagasi, atau produk hasil panen, belum dijual
atau secara hukum dialihkan kepada pihak ketiga oleh pemulia untuk tujuan komersialisme atas
varietas tersebut. Suatu dikatakan hilang apabila kegiatan eksploitasi dilakukan sekurang-
kurangnya 1 (satu) tahun sebelum tanggal ppengajuan permohonan untuk pemberian hak
pelindungan varietas tanaman atau klaim prioritas, jika penjualan atau pengalihan telah dilakukan
pada wilayah negara Bolivia atau eksploitasi tersebut dilakukan sekurang-kurangnya 4 (empat)
tahun untuk jenis varietas pohon, dan sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun untuk varietas tanaman
merambat sebelum tanggal pengajuan permohonan atau prioritas yang diklaim jika penjualan atau
pengalihan dilakukan diluar wilayah negara Bolivia. Selanjutnya, suatu kebaruan dikatakan tidak
hilang apabila dalam konidisi:
a. Akibat dari suatu pelanggaran yang merugikan pemulia atau penerusnya;
b. Bagian dari perjanjian untuk mengalihkan ha katas varietas, asalkan belum dialihkan secara
fisik kepada pihak ketiga;
c. Bagian dari perjanjian yang mengikat pihak ketiga atas nama pemilik, bahan reproduksi atau
propagasi yang ada;
d. Merupakan bagian dari saut perjanjian dengan pihak ketiga dalam melaksanakan uji lapangan
atau laboratorium, uji pengolahan skala kecil untuk menilai suatu varietas;

4
e. Berhubungan dengan bahan panen yang telah diperoleh sebagai produk sekunder atau
kelebihan dari varietas atau kegiatan yang disebut dalam bagian III dan IV pada Article 14
Bolivia Regulations on Protection of Plant Varieties; atau
f. Diproduksi dari kegiatan yang melanggar hukum.
Kemudian mengenai Distinction atau Perbedaan, suatu varietas diakatakan berbeda, jika
dapat dibedakan dengan jelas dengan varietas yang lain yang keberdaanya telah menjadi
pengetahuan umum saat dilakukan permohonan pelindungan dan Permohonan di suatu negara
permohonan agar mendapatkan hak kepelikan atau untuk memasukan varietas ke daftar resmi,
akan diketahui secara umum dari varietas tersebut sejak tanggal diajukannya permohonan, jika hal
tersebut mengarah pada pemberian hak atau pendaftaran varietas, tergantung pada kasusnya.
Selanjutnya, maksud dari Uniformity atau keseragaman dalam syarat sebagaimana diatur dalam
undang-undang pelindungan varietas tanaman, suatu varietas dikatakan seragam apabila sifat-sifat
yang relevan cukup seragam, akan tetapi hal ini harus mempertimbangkan variasi yang mungkin
diharapkan dari hasil reproduksi atau propagasinya.
Terkait dengan Denominasi varietas, diatur pada Article 18-29 Bolivia Regulations on
Protection of Plant Varieties. Pada Negara Bolivia, suatu varietas akan dikenal dengan denominasi
yang generik5, kemudian suatu denominasi varietas harus berbeda dari varietas yang telah ada baik
dari spesies yang sama atau spesies yang sejnis, dan harus dapat diidentifikasi tanpa membuat
kebingungan6. Menariknya, pada ketentuan denominasi di Bolivia, suatu varietas juga dapat
didenominasi sebagai nama imajiner atau melalui kode7. Selain itu, diatur juga terkait dengan
hambatan terkait dengan denominasi varietas yaitu, terdapat penggunaan yang dikecualikan oleh
hak sebelumnya dari pihak ketiga, kesulitan terkait dengan identifikasi atau reproduksi,
denominasi yang identik atau mungkin membingungkan dengan denominasi varietas lain,
denominasi yang identik atau mungkin membingungkan dengan sebutan lain, risiko adanya eror
atau kebingungan sehubungan dengan ciri-ciri varietas atau kekhususan lainnya8.

5
Article 18 Regulations on Protection of Plant Varieties Issued by Ministerial Resolution No. 040 of April 2, 2001, of
the Ministry of Agriculture, Livestock and Rural Development
6
Article 19 Regulations on Protection of Plant Varieties Issued by Ministerial Resolution No. 040 of April 2, 2001, of
the Ministry of Agriculture, Livestock and Rural Development
7
Article 20 Regulations on Protection of Plant Varieties Issued by Ministerial Resolution No. 040 of April 2, 2001, of
the Ministry of Agriculture, Livestock and Rural Development
8
Article 21 Regulations on Protection of Plant Varieties Issued by Ministerial Resolution No. 040 of April 2, 2001, of
the Ministry of Agriculture, Livestock and Rural Development

5
Dalam pengajuan permohonan denomninasi, harus diajukan oleh pemulia kepada kantor
PVT Nasional, kemudian apabila permohonan tidak memenuhi ketentuan yang sebagaimana diatur
dalam undang-undang, maka kantor PVT Nasional akan menolak pendaftaran dan akan meminta
kepada pemulia untuk mendaftarkan denominasi dengan waktu tertentu, apabila jika tidak depunih
pemulia, maka permohonan tersebut akan ditolak secara permanen9. Permohonan denominasi
dapat diajukan setelah hak pemulia diterbitkan atau dikabulkan10. Kemudian terdapat ketentuan
bahwasannya suatu varietas hanya dapat menjadi subjek aplikasi untuk pemberian hak pemulia di
bawah denominasi yang sama, terdaftar di wilayah asalnya11. Hal ini harus didaftarkan sebelum
verifikasi.
Adapun terdapat larangan penggunaan denominasi yang telah terdaftar, yakni apabila
permohonan denominasi telah diterima, dilarang menggunakan sebutan yang identik atau serupa.
Larangan ini tetap berlaku setelah varietas tersebut berhenti digunakan karena denominasi telah
memperoleh arti tertentu dalam kaitannya dengan varietas tersebut12. Selanjutnya, diatur pula
terkait dengan kewajiban penggunaan denominasi, yakni apabila setiap orang yang melakukan
penawaran untuk dijual, dipasarkan, atau dengan cara apapun mengalihkan reproduksi tanaman
atau bahan perbanyakan suatu varietas yang dilindungi, wajib menggunakan denominasi varietas
tersebut, termasuk setelah hak pemulia yang berkaitan dengan varietas tersebut berakhir13. Ketika
varietas ditawarkan untuk dijual, dipasarkan, denominasi varietas dapat digabungkan dengan
merek dagang, nama dagang, atau merek lainnya dengan menyebutkan denominasi varietas yang
didaftarkan14.

9
Article 24 Regulations on Protection of Plant Varieties Issued by Ministerial Resolution No. 040 of April 2, 2001, of
the Ministry of Agriculture, Livestock and Rural Development
10
Article 25 Regulations on Protection of Plant Varieties Issued by Ministerial Resolution No. 040 of April 2, 2001, of
the Ministry of Agriculture, Livestock and Rural Development
11
Article 26 Regulations on Protection of Plant Varieties Issued by Ministerial Resolution No. 040 of April 2, 2001, of
the Ministry of Agriculture, Livestock and Rural Development
12
Article 27 Regulations on Protection of Plant Varieties Issued by Ministerial Resolution No. 040 of April 2, 2001, of
the Ministry of Agriculture, Livestock and Rural Development
13
Article 28 Regulations on Protection of Plant Varieties Issued by Ministerial Resolution No. 040 of April 2, 2001, of
the Ministry of Agriculture, Livestock and Rural Development
14
Article 29 Regulations on Protection of Plant Varieties Issued by Ministerial Resolution No. 040 of April 2, 2001, of
the Ministry of Agriculture, Livestock and Rural Development

6
B. Perbandingan Ketentuan Pelindungan dan Penamaan Varietas Tanaman Negara Bolivia
Dengan Indonesia
Indonesia mengatur perlindungan varietas tanaman melalui Undang-Undang Nomor 29
Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman (UU PVT). Pengaturan Perlindungan
Varietas Tanaman di Indonesia, selain didorong oleh adanya konvensi UPOV, juga karena lahirnya
TRIPS. Mengingat Indonesia anggota WTO, maka Indonesia memiliki kewajiban untuk
melaksanakan ketentuan yang terdapat dalam TRIPS15. Hak PVT merupakan hak eksklusif yang
dimilik pemulia berupa kegiatan memproduksi atau memperbanuak benih, menyiapkan untuk
kegiatan propagasi, mengilankan, menawarkan, menjual, melakukan ekspor dan atau impor, dan
mencadangkan untuk kegiatan sebelumnya16. Atas dasar peraturan perundangan berlaku, yakni
UU PVT, yang mendapatkan perlindungan adalah varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia
melalui kegiatan pemuliaan yang memiliki ciri-ciri unggul dan potensial berkembang atau bernilai
ekonomi, plasma nuftah (SDG) juga aprent stock yang berharga dan berguna menghasilkan
varietas hibrida atau varietas turunan esensial, juga memenuhi persyaratan Baru, Unik, Seragam,
dan Stabil (BUSS)17. Maksud dari baru, unik, seragam, dan stabil dijelaskan lebih jauh pada ayat-
ayat selanjutnya. Pada Pasal 2 (2) misalnya, suatu varietas dinyatakan memenuhi syarat baru
apabila "pada saat penerimaan permohonan hak PVT bahan perbanyakan atau hasil panen dari
varietas tersebut belum pernah diperdagangkan di Indonesia atau sudah diperdagangkan tetapi
tidak lebih dari setahun, atau telah diperdagangkan di luar negeri tidak lebih dari empat tahun
untuk tanaman semusim dan enam tahun untuk tanaman tahunan." Uji kebaruan dilakukan secara
administratif untuk menilai legalitas apakah tanaman tersebut masih termasuk baru diedarkan di
masyarakat atau telah ada sebelumnya. Unik diatur dalam Pasal 2 (3) yakni suatu varietas akan
dianggap unik apabila varietas tersebut "dapat dibedakan secara jelas dengan varietas lain yang
keberadaannya sudah diketahui secara umum pada saat penerimaan permohonan hak PVT".
Kemudian Pasal 2 (4) UU PVT mengatur bahwa varietas dianggap seragam jika "sifat-sifat utama
atau penting pada varietas tersebut terbukti seragam meskipun bervariasi sebagai akibat dari

15
Elsya Lucia Gracella, Budi Santoso, & Edy Sismarwoto, 2020, Perlindungan Hukm Terhadap Hak Pemulia (Breeder’s
Rights) dan Hak Petani (Farmer’s Rights) Menurut Undang-Undang No. 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan
Varietas tanaman, Diponegoro Law Jurnal, Volume 9, Nomor 2.
16
Prasetyo Hadi Purwandoko & Moch. Najib, 2103, Perlindungan Varietas Tanaman Sebagai Salah Satu Bentuk
Perlidnunngan Hak Eknomi Para Pemulia Tanaman Menuju Kethanan Pangan Nasional, Jurnal Yustisia UNS, Volume
2, Nomor 3.
17
Tim Pengkajian Hukum, 2011, Perlindungan Varietas Tanaman, Jakarta, Badan Pembinaan Hukum Nasional.

7
cara tanam dan lingkungan yang berbeda-beda". Sedangkan Pasal 2 (5) UU PVT menyatakan
varietas dapat dianggap stabil apabila "sifat-sifatnya tidak mengalami perubahan setelah ditanam
berulang-ulang, atau untuk yang diperbanyak melalui siklus perbanyakan khusus, tidak
mengalami perubahan pada setiap akhir siklus tersebut".18
Jika ditelaah atau dikomparasikan dengan ketentuan undang-undang pelindungan varietas
tanaman negara Bolivia, secara garis besar memang tidak begitu banyak perbedaan dalam hal
pemberian hak PVT dan penamaan varietas tanaman. Namun pada ketentuan Bolivia Regulations
on Protection of Plant Varieties, mengatur lebih detail terkait dengan suatu kebaruan pada varietas.
Pada ketentuan tersebut dijelaskan hal-hal apa saja yang mebuat suatu kebaruan itu hilang dan hal
apa saja yang mebuat suatu kebaruan tidak hilang, sedangkan dalam UU PVT tidak menjelaskan
atau mengatur secara detil perbuatan apa saja yang dapat menghilangkan suatu kebaruan. Suatu
kebaruan dikatakan hilang apabila telah dilakukan eksploitasi diluar wilayah negara bolivia
sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun untuk tanaman pohon dan untuk tanaman merambat selama
6 (tahun) sebelum tanggal permohonan perlindungan varietas tanaman, serta dalam jangka waktu
1 (satu) tahun sebelum tanggal permohonan perlindungan varietas tanaman untuk kegiatan
eksploitasi yang dilakukan di wilayah negara Bolivia. Hal in berbeda dengan ketentuan yang
berlaku di Indonesia, yang mana menyatakan bahwa varietas dinyatakan baru apabila belum
pernah diperdagangkan di wilayah Indonesia atau sudah diperdagangkan tetapi tidak lebih dari 1
(satu) tahun atau telah diperdagangkan di luar negeri tidak lebih dari 4 (empat) tahun untuk
tanaman musiman dan 6 (enam) tahun untuk tanaman tahunan. Indonesia hanya mengenal jenis
tanaman musiman dan tahunan, berbeda dengan ketentuan yang berlaku pada Bolivia yang mana
menegaskan jenis tanaman yakni tanaman merambat dan tanaman jenis pohon.
Selanjutnya terkait dengan penamaan varietas, di Indonesia sendiri diatur dalam UU PVT
dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 121 Tahun 2013. Penamaan suatu varietas diatur dalam
Pasal 2 ayat (6) UU PVT yang berbunyi sebagai berikut:
“Varietas yang dapat diberi PVT harus diberi penanaman yang selanjutnya menjadi nama
varietas yang bersangkutan, dengan ketentuan bahwa:
a. nama varietas tersebut terus dapat digunakan meskipun masa perlindungan telah habis;
b. pemberian nama tidak boleh menimbulkan kerancuan terhadap sifat-sifat varietas;

18
Muh. Aldhyansah Dodhy Putra, 2022, Uji Keunikan Sebagai Syarat Diberikan Hak Perlindungan Varietas Tanaman,
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan, Volume 6, Nomor 2.

8
c. penanaman varietas dilakukan oleh pemohon hak PVT dan didaftarkan pada Kantor PVT;
d. apabila penanaman tidak sesuai dengan ketentuan butir b, maka Kantor PVT berhak
menolak penanaman tersebut dan meminta penanaman baru;
e. apabila nama varietas tersebut telah dipergunakan untuk varietas lain, maka pemohon
wajib mengganti nama varietas tersebut;
f. nama varietas yang diajukan dapat juga diajukan sebagai merek dagang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku19.”
Terkait dengan syarat penamaan varietas pada negara Bolivia dengan Indonesa, terdapat
perbedaan yang mencolok, yakni pada negara Bolivia, kompisis penamaan dapat berupa kode yang
diatur pada Article 22 Bolivia Regulations on Protection of Plant Varieties. Hal tersebut sangat
berbeda dengan ketentuan penamaan yang berlaku di Indonesia, yang mana Indonesia sendiri tidak
menerima penamaan suatu varietas berupa kode atau penamaan yang imajiner. Penamaan varietas
tanaman di Indonesia tidak boleh menimbulkan kerancuan terhadap sifat-sifat varietas dan tidak
boleh bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban
umum, kesusilaan, norma-norma agama, Kesehatan, dan kelestarian lingkungan hidup.

19
Pasal 2 ayat (6) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman

9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Secara garis besar memang tidak begitu banyak perbedaan dalam hal pemberian hak PVT dan
penamaan varietas tanaman antara Bolivia dengan Indonesia. Namun pada ketentuan undang-
undang pelindungan varietas tanaman Bolivia, mengatur lebih detail terkait dengan suatu kebaruan
pada varietas. Pada ketentuan tersebut dijelaskan hal-hal apa saja yang mebuat suatu kebaruan itu
hilang serta hal apa saja yang mebuat suatu kebaruan tidak hilang, sedangkan dalam UU PVT tidak
menjelaskan atau mengatur secara detil perbuatan apa saja yang dapat menghilangkan suatu
kebaruan.
Terkait dengan syarat penamaan varietas pada negara Bolivia dengan Indonesa, terdapat
perbedaan yang mencolok, yakni pada negara Bolivia, kompisis penamaan dapat berupa kode yang
diatur pada Article 22 Undang-Undang Pelindungan Varietas Tanaman Bolivia. Hal tersebut
sangat berbeda dengan ketentuan penamaan yang berlaku di Indonesia, yang mana Indonesia
sendiri tidak menerima penamaan suatu varietas berupa kode atau penamaan yang imajiner.

10
DAFTAR PUSTAKA
BUKU DAN JURNAL
Elsya Lucia Gracella, Budi Santoso, & Edy Sismarwoto, 2020, Perlindungan Hukm Terhadap Hak
Pemulia (Breeder’s Rights) dan Hak Petani (Farmer’s Rights) Menurut Undang-Undang
No. 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas tanaman, Diponegoro Law Jurnal,
Volume 9, Nomor 2
Muh. Aldhyansah Dodhy Putra, 2022, Uji Keunikan Sebagai Syarat Diberikan Hak Perlindungan
Varietas Tanaman, Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan, Volume 6, Nomor 2.
Prasetyo Hadi Purwandoko & Moch. Najib, 2103, Perlindungan Varietas Tanaman Sebagai Salah
Satu Bentuk Perlidnunngan Hak Eknomi Para Pemulia Tanaman Menuju Kethanan Pangan
Nasional, Jurnal Yustisia UNS, Volume 2, Nomor 3.
Tim Pengkajian Hukum, 2011, Laporan Akhir Tim Pengkajian Hukum tentang Perlindungan
Varietas Tanaman Lokal Dalam Hukum Nasional dan Internasional, Jakarta, Direktorat
Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukm dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia.
Tim Pengkajian Hukum, 2011, Perlindungan Varietas Tanaman, Jakarta, Badan Pembinaan
Hukum Nasional.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN ARTIKEL


Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman
Decision No. 345 of the Commission of the Andean Community Establishing the Common Regime
on the Protection of the Rights of Breeders of New Plant Varieties.
Regulations on Protection of Plant Varieties Issued by Ministerial Resolution No. 040 of April 2,
2001, of the Ministry of Agriculture, Livestock and Rural Development October 1993.
The World Factbook, https://www.cia.gov/the-world-factbook/countries/bolivia/, diakses pada 11
April 2023 pukul 21.30 WIB.
10 Negara Produsen Kedelai Terbesar Dunia, 2022, katadata,
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/22/ini-10-negara-produsen-kedelai-
terbesar-brasil-juaranya, diakses pada 12 April 2023 pukul 17.27 WIB.

11

Anda mungkin juga menyukai