Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberi petunjuk dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat
mengerjakan dan menyelesaikan penugasan Makalah Terstruktur Manajemen
Tata Lingkungan Perikanan Budidaya. Makalah ini berisi tentang Probiotik
Alternatif Penanggulangan Gangguan Linkungan. Penugasan makalah ini
disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mahasiswa dalam mata kuliah
Manajemen Tata Lingkungan Perikanan Budidaya dan dapat menjadi
referensi ilmu pengetahuan bagi pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................3
BAB 1. PENDAHULUAN..............................................................................5
1.1 Latar Belakang.................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah............................................................................8
1.3 Tujuan............................................................................................8
BAB 2. PEMBAHASAN..............................................................................10
2.1 Ikan Mas (Cyprinus Carpio L)..........................................................10
2.2 Bioaktif Alami.................................................................................12
2.3 Kunyit (Curcuma Domestika)...........................................................15
2.4 Dampak Kunyit sebagai Bioaktif Alami bagi Kegiatan Budidaya...........17
2.5 Penerapan Kunyit sebagai bioaktif alami bagi Kegiatan Budidaya.......19
BAB 3. PENUTUP.................................................................................... 22
3.1 Kesimpulan....................................................................................22
3.2 Saran............................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................24
3
DAFTAR GAMBAR
4
DAFTAR LAMPIRAN
5
BAB 1. PENDAHULUAN
6
artinya makanan tersebut dapat diterima oleh konsumen secara sensoris, dan
fungsi tersier, Makanan fungsional dikonsumsi bukan berupa obat (serbuk),
kapsul, tablet, tetapi dikonsumsi dalam bentuk makanan (Diandini, 2017).
Kunyit menurut Rahayu (2013), memiliki banyak kandungan kimia antara lain
glukosa, fruktosa, protein, minyak atsiri dan kurkumin serta turunannya
monodesmetoksik kurkumin dan bidesmetoksik kurkumin hingga 50-60%. Bahan
bioaktif utama kunyit adalah kurkumin. Penelitian telah menunjukkan bahwa
kurkumin memiliki sifat antioksidan kuat, penyembuhan, dan anti-inflamasi. Sumber
antioksidan lain yaitu bayam. Kandungan flavonoid pada bayam memiliki fungsi
sebagai antioksidan yang dapat menghalangi tubuh dari radikal bebas.
7
Ikan menurut Widiastuti (2019), merupakan salah satu sumber protein
hewani yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Jenis ikan yang
banyak dibudidayakan dan digemari masyarakat khususnya Sulawesi Tengah
salah satunya adalah ikan mas. Ikan mas adalah salah satu jenis ikan yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan karena
mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan dan
makanan yang tersedia. Selain itu juga memiliki potensi yang sangat baik
untuk dikembangkan karena mudah untuk dipijahkan, tahan terhadap
penyakit, pemakan segala dan pertumbuhannya cepat. Menurut Cahyono
(2000), ikan mas memiliki pertumbuhan yang tergolong cepat karena pada
umur 5 bulan sejak telur menetas bobot badannya sudah mencapai 500
g/ekor, sedangkan kecepatan pertumbuhan ikan mas di kolam biasanya 3 cm
setiap bulan dalam periode penebarannya.
1.3 Tujuan
8
4. Untuk mengetahui jumlah dosis probiotik yang optimal untuk kegiatan
budidaya perairan
5. Untuk mengetahui manfaat dari penggunan probiotik alami dalam
kegiatan budidaya perairan.
9
BAB 2. PEMBAHASAN
Ikan mas menurut Ridwantara, et al., (2019), adalah salah satu jenis
ikan air tawar yang memiliki prospek yang baik untuk dibudidayakan. Ikan
mas adalah jenis ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan
digemari masyarakat. Usaha pembesaran ikan mas telah berkembang pesat
sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Ikan mas (Cyprinus carpio)
merupakan spesies ikan air tawar yang sudah lama dibudidayakan dan
terdomestikasi dengan baik di dunia. Indonesia memiliki strain ikan mas yang
dikenal masyarakat, beberapa strain ikan mas yang dibudidayakan yakni
Majalaya, Punten, Sinyonya, Domas, Merah/Cangkringan, Kumpai dan
sebagainya. Ikan mas varietas majalaya merupakan ikan mas yang memiliki
keunggulankeunggulan baik secara fisik, fisiologis maupun genetik. Ikan ini
pertama dikembangkan di daerah Majalaya, Bandung, merupakan hasil
seleksi Bapak H. Ayub. Informasi pertama adanya varietas ini berasal dari
Bapak H. Ajin sebagai petugas perikanan Kecamatan Majalaya, kemudian
pada tahun 1974 varietas ini mulai diteliti oleh Lembaga Penelitian Perikanan
Darat (kini Balai Penelitian Perikanan Air Tawar) dan dikembangkan oleh
Pangkalan Budidaya Air Tawar (kini Balai Budidaya Air Tawar) serta Fakultas
Perikanan Institut Pertanian Bogor. Keunggulan ikan mas majalaya yaitu laju
pertumbuhannya relatif cepat, tahan terhadap infeksi bakteri Aeromonas
hydrophilla, rasanya lezat dan gurih dan tersebar luas di Indonesia.
Fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan ikan mas majalaya tergolong
tinggi, yakni 84.000—110.000 butir per kilogram induk.
10
Gambar 1. Ikan Mas Jalapaya (Ridwantara, et al. 2019)
Ikan mas adalah ikan air tawar yang hidup di sungai-sungai Indonesia.
Ikan ini juga menjadi ikan budidaya sejak tahun 1920-an. Meski populer di
Indonesia, ternyata ikan mas yang hidup disekitar kita umumnya berasal dari
Cina, Taiwan, Jepang, dan Eropa. Sampai saat ini, ada lebih dari sepuluh
jenis ikan mas yang telah teridentifikasi berdasarkan morfologi atau ciri
fisiknya. Di beberapa daerah di Indonesia, ikan ini memiliki julukan yang
11
berbeda-beda, mulai dari ikan tombro, ikan raja, ikan tikeu, ikan kacra, dan
ikan rayo. Ikan mas tergolong jenis ikan paling populer dan menjadi favorit
berbagai kalangan karena rasa dan kandungan nutrisinya yang baik bagi
tubuh. Ikan yang masuk dalam famili Cyprinidae ini mempunyai warna sangat
beragam dan bervariasi. Biasanya, warna ikan ini meliputi kekuningan,
merah, oranye, serta abu-abu kehitaman.
12
serangga untuk membantu penyerbukan dan lain-lain. Metabolit sekunder
juga memiliki manfaat bagi makhluk hidup lainnya. Metabolisme sekunder
menghasilkan sejumlah besar senyawa-senyawa khusus yang terhubung
dengan metabolisme primer dalam hal senyawa pembangun dan enzim
dalam biosintesis.
13
Gambar 2. Gambaran umum klasifikasi Bio-aktif (Saida, et al. 2022)
Senyawa bioaktif adalah nutrisi dan non nutrisi yang ada dalam
matriks makanan dan dapat menghasilkan efek fisiologis di luar sifat nutrisi
klasiknya. Artinya, senyawa bioaktif adalah senyawa yang terkandung dalam
tumbuhan, hewan, manusia, juga bahan makanan tertentu yang memiliki
fungsi fisiologis. Senyawa bioaktif memiliki kemampuan untuk memodulasi
satu atau lebih proses metabolisme yang menghasilkan peningkatan kondisi
kesehatan yang lebih baik. Sehingga, senyawa bioaktif diperlukan tubuh
untuk mengoptimalkan proses metabolisme juga meningkatkan kesehatan.
Efek kesehatan yang dimiliki senyawa bioaktif, biasanya dikarenakan senyawa
14
tersebut memiliki sifat antioksida, antimikroba, antiinflamasi, ataupun
antikarsinogenik. Contoh senyawa bioaktif adalah:
2.3 Kunyit
15
ntrium deklofenak, piroksikam, dan fenil butason dengan harga yang relatif
mahal atau suplemen makanan (Vitamin-plus) dalam bentuk kapsul. Produk
bahan jadi dari ekstrak kunyit berupa suplemen makanan dalam bentuk
kapsul (Vitamin-plus) pasar dan industrinya sudah berkembang. Suplemen
makanan dibuat dari bahan baku ekstrak kunyit dengan bahan tambahan
Vitamin B1, B2, B6, B12, Vitamin E.
16
2.4 Dampak Kunyit sebagai Bioaktif Alami bagi Kegiatan Budidaya
17
Herbal untuk komoditas perikanan mempunyai keunggulan untuk
dikembangkan. Arah kebijakan bidang perikanan adalah peningkatan
produksi yang aman dikonsumsi. Suplementasi berbagai herbal sangat
potensial digunakan sebagai tambahan pada pakan dasar ikan budidaya
sehingga mampu meningkatakan pertumbuhandan imunitas. Beberapa
herbal teresterial seperti temulawak, bawang putih, kunyit dan Aloe
veradiketahui mempunyai khasiat untuk kesehatan dan pertumbuhan. Herbal
merupakan bahan alami dengan berbagai kandungan senyawa yang memiliki
fungsi beragam. Secara empirik, herbal sebagai alternatif obat telah
digunakan dalam pencegahan maupun pengobatan berbagai penyakit
terutama berkaitan dengan sistem imunitasdan promotor pertumbuhan.
Herbal temulawak diketahui dapat meningkatkan imunitas tubuh.
Penelitian yang dilakukan diet suplementasi temulawak pada ikan tawes
dapat memperbaiki kondisi kesehatan, meningkatkan sintasan, pertumbuhan
relatifdan intakepakan dengan dosis 9 g/kg pakan. Selanjutnya ikan tengadak
yang diberikan suplemen tepung temulawak dapat meningkatkan
pertumbuhan (Purbomartono, et al., 2022).
18
penyakit baik pada ikan maupun udang sekaligus mampu meningkatkan
pertumbuhan ikan (Mose, et al., 2019).
19
Ekstrak kunyit segar dicampur dengan pakan kemudian diberikan
melalui metode oral pada pemeliharaan ikan mas, dengan perlakuan
pencegahan (diberikan pada hari ke-0 hingga hari ke-14 sebanyak 1 L
ekstrak/2 kg pakan, pengobatan (diberikan pada hari ke-15 hingga hari ke-21
sebanyak 1 L ekstrak/1 kg pakan), dan pengendalian (diberikan pada hari ke-
0 hingga hari ke-21 sebanyak I L ekstrak/1 kg pakan). Uji tantang dilakukan
pada hari ke-14, menggunakan bakteri E. tarda. Pada saat uji tantang pada
hari ke-14 ikan dipuasakan. Frekuensi pemberian pakan yaitu tiga kali dalam
sehari, dengan jadwal pemberian pagi (07.00-08.00), siang (12.00- 13.00),
dan malam (19.00-20.00) WIB. Setelahnya dilakukan pengendalian kualitas
air yang digunakan untuk perlakuan merupakan air tanah yang ditampung
dalam tandon air tawar dan dialirkan ke laboratorium. Kelayakan kualitas air
pemeliharaan dipastikan tetap terjaga untuk masing-masing parameter
antara lain kelarutan oksigen (DO), tingkat keasaman (pH), kadar nitrit, dan
amonia, sedangkan untuk parameter suhu diamati setiap hari. Air
pemeliharaan disifon setiap tiga hari sekali dan dilakukan pergantian air
sebanyak 50% setiap minggu setelah pengambilan sampel uji kualitas air
sesuai dengan metode dari APHA.
20
metode infusi diperoleh hasil zona hambat 0 mm karena tidak terbentuknya
zona hambat dan tumbuhnya bakteri pada bagian bawah kertas cakram.
21
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
22
dengan pakan kemudian diberikan melalui metode oral pada
pemeliharaan ikan. terkahir mengukur zona hambat kemampuan
antibakteri dari ekstrak kunyit segar yang diekstraksi melalui empat
metode ekstraksi berbeda.
3.2 Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Diandini, A. K. (2017). Uji kesukaan es krim kefir labu kuning. Jurnal Riset
Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung, 9(1), 16-22.
Nurfitriah, S. F., Jayanti, K., Putri, B. A., Trisnawati, T., Putri, R., Oktavia, S.
S., & Arfania, M. (2021). Aktivitas Antipiretik dari Beberapa Senyawa
Aktif. Jurnal Buana Farma, 1(3), 14-20.
Rahayu, S. T., Asgar, A., Hidayat, I. M., Kusmana, K., dan Djuariah, D.
(2013). Evaluasi kualitas beberapa genotipe bayam (Amaranthus sp)
pada penanaman di Jawa Barat. Berita Biologi, 12(2), 153-160.
Ridwantara, D., Buwono, I. D., Suryana, A. A. H., Lili, W., & Suryadi, I. B. B.
(2019). Uji kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan mas
mantap (Cyprinus carpio) pada rentang suhu yang berbeda. Jurnal
Perikanan Kelautan, 10(1).
Saidi, I. A., Azara, R., & Yanti, E. (2022). Nutrisi dan Komponen Bioaktif pada
Sayuran Daun. Umsida Press, 1-140.
24
Wahjuningrum, D., Ikhsan, M. N., & Sukenda, Y. E. (2014). Penggunaan
ekstrak kunyit sebagai pengendali infeksi bakteri Edwardsiella tarda
pada ikan mas The use of Curcuma longa extract to control
Edwardsiella tarda infection on Clarias sp. Jurnal Akuakultur Indonesia,
13(1), 1-10.
Widhoyo, H., Kurdiansyah, K., & Yuniarti, Y. (2020). Uji fitokimia pada
tumbuhan purun danau (Lepironia articulata). Jurnal Sylva Scienteae,
2(3), 484-492.
25
DAFTAR LAMPIRAN
26
Lampiran 3 Kelabora, D M. (2013). Pengaruh Suhu Terhadap Kelangsungan
Hidup dan Pertumbuhan Larva Ikan Mas (Cyprinus carpio). Jurnal Perikanan
Terubuk. 38 (1), 126-265.
27
Lampiran 4 Nurfitriah, S. F., Jayanti, K., Putri, B. A., Trisnawati, T., Putri, R.,
Oktavia, S. S., & Arfania, M. (2021). Aktivitas Antipiretik dari Beberapa
Senyawa Aktif. Jurnal Buana Farma, 1(3), 14-20.
28
Lampiran 5 Purbomartono, C., Husin, A., Bagasnabila, I. S., Zularini, F. G.
D., Susiyani, A. T., Purwaningsih, E. P., & Purnomo, P. (2022). Efektivitas dan
Potensi Herbal untuk Peningkatan Pertumbuhan Benih Ikan Mas. Sainteks,
19(2), 219-229.
Lampiran 6 Rahayu, S. T., Asgar, A., Hidayat, I. M., Kusmana, K., dan
Djuariah, D. (2013). Evaluasi kualitas beberapa genotipe bayam (Amaranthus
sp) pada penanaman di Jawa Barat. Berita Biologi, 12(2), 153-160.
29
Lampiran 7 Ridwantara, D., Buwono, I. D., Suryana, A. A. H., Lili, W., &
Suryadi, I. B. B. (2019). Uji kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan
mas mantap (Cyprinus carpio) pada rentang suhu yang berbeda. Jurnal
Perikanan Kelautan, 10(1).
30
Lamiran 8 Saidi, I. A., Azara, R., & Yanti, E. (2022). Nutrisi dan Komponen
Bioaktif pada Sayuran Daun. Umsida Press, 1-140.
31
Lampiran 9 Wahjuningrum, D., Ikhsan, M. N., & Sukenda, Y. E. (2014).
Penggunaan ekstrak kunyit sebagai pengendali infeksi bakteri Edwardsiella
tarda pada ikan mas The use of Curcuma longa extract to control
Edwardsiella tarda infection on Cyprinus carpio. Jurnal Akuakultur Indonesia,
13(1), 1-10.
32
Lampiran 10 Widhoyo, H., Kurdiansyah, K., & Yuniarti, Y. (2020). Uji
fitokimia pada tumbuhan purun danau (Lepironia articulata). Jurnal Sylva
Scienteae, 2(3), 484-492.
33
Lampiran 11 Widiastuti, I. M. (2019). Pertumbuhan dan kelangsungan
hidup (survival rate) ikan mas (Cyprinus carpio) yang dipelihara dalam wadah
terkontrol dengan padat penebaran yang berbeda. Media Litbang Sulteng,
2(2), 12-17.
34