Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TENTANG PENGGUNAAN PESTISIDA NABATI


RAMAH LINGKUNGAN

Disusun Oleh :
ZaharaFebriani 202202015
Dosen Pengampu:
Dodi Aprianto, S.P., M.P.

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PAT PETULAI REJANG LEBONG 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
    Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Curup, 13 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................


i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................
1
1.2 Tujuan ..........................................................................................................................
2
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi pestisida nabati?...............................................................................................
3
2.2 Maanfaat dan pengaplikasian pestisida nabati...............................................................
4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kementerian Pertanian melakukan gerakan Genta organik yaitu suatu
gerakan pertanian pro organik yang meliputi pemanfaatan pupuk organik,
pupuk hayati, dan pembenah tanah sebagai solusi terhadap masalah pupuk
mahal. Gerakan ini mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik,
pupuk hayati, dan pembenah tanah secara mandiri. Menteri Pertanian
(Mentan), Syahrul Yasin Limpo mendorong pemerintah daerah untuk ikut
gotong royong menyukseskan Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik)
dalam rangka mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Menurut SYL,
salah satu cara memperbaiki kesuburan tanah adalah mengurangi penggunaan
pupuk kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik. Dengan
demikian, produksi pertanian bisa ditingkatkan dan pencemaran lingkungan
bisa ditekan. "Jangan pakai pupuk kimia saja, tetapi lebih banyak pupuk
organik.
Kimia masih mungkin dibutuhkan karena ini berskala ekonomi kan dan
beberapa varietas membutuhkan, tetapi kita dahului dengan memberi makan
dengan nutrisi dengan organik," ujar SYL. Sejalan dengan hal tersebut
Kementerian Pertanian melalui Pusat Penyuluhan Pertanian melakukan
agenda kegiatan Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras) volume 09 pada
Selasa (28/02/2023) bertemakan pembuatan pestisida nabati ramah
lingkungan yang diselenggarakan secara virtual di AOR BPPSDMP Pada
arahan agenda Ngobras, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM
Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan penggunaan pestisida, agrokimia
sangat tinggi dan berlebihan tentunya mengakibatkan banyak kerugian
diantaranya mikroba mati, residu kimia tidak bisa di urai dan naiknya suhu
atmosfir bumi.Solusi dari kenaikan harga pupuk, pestisida yaitu genta organik
yang merupakan gerakan tani pro organik dengan memanfaatkan pupuk
hayati, pupuk berimbang, pestisida nabati yang ramah lingkungan. ujar Dedi

1
Nursyamsi. Narasumber Ngobras, M. Sugiannur yang merupakan penyuluh
pertanian swadaya BPP menjelaskan pada paparan materinya bagaimana
membuat pestisida nabati yang ramah lingkungan, mempunyai pengendali
yang luas, serta tidak kalah bersaing dengan pestisida sistetis/kimia buatan
pabrikan. Bahan-bahan untuk pembuatan pestisida nabati ini sendiri beraneka
ragam yang diambil dari tumbuhan disekitar kita yang disinyalir mempunyai
kandungan atau unsur-unsur sebagai pengendali hama maupun penyakit
tanaman, seperti daun nimba, daun sirsak, daun serai, tembakau, bawang
putih, gadung, akar tuba, lengkuas, jahe dan masih banyak lagi yang lainnya
jelas M.Sugiannur. Lebih lanjut M. Sugiannur mengatakan untuk membuat
pestisida nabati langkah yang dilakukan diantaranya dengan melakukan
fermentasi pada ekstrak bahan-bahan pestisida nabati, dengan menambahkan
satu zat khusus atau bahan khusus yang mempunyai kandungan khusus selain
dari pada insektisida , fungisida, bakterisida, yang bersifat organik tetapi juga
mempunyai kandungan pelarut bahan yang sangat kuat serta perekat
penembus dan perata yang sangat baik.
Selain mensosialisasikan gerakan genta organik, Kementerian Pertanian
terus memaksimalkan kinerja program-program utamanya sekaligus
mengusahakan pembiayaan peningkatan SDM melalui berbagai
mekanismenya, di antaranya melalui Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
(PHLN).
Salahsatu PHLN yaitu SIMURP, program ini diarahkan pada
peningkatan produktivitas tanaman dalam menghadapi perubahan iklim
global, peningkatan IP dan meningkatkan pendapatan petani melalui
penerapan Climate Smart Agriculture (CSA) atau Pertanian Cerdas Iklim.hvy

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan Pestisisda Nabati?
2. Bagaimana Manfaat dan Pengaplikasian Pestisida Nabati?

2
1.3 Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Dapat menjelaskan definisi pestisida nabati.
2. Menjelaskan manfaat dan pengaplikasian pestisida nabati

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pestisida Nabati


Pestisida nabati pada dasarnya memanfaatkan senyawa sekunder
tumbuhan sebagai bahan aktifnya. Senyawa ini berfungsi sebagai penolak,
penarik, dan pembunuh hama serta sebagai penghambat nafsu makan hama.
Penggunaan bahan-bahan tanaman yang telah diketahui memiliki sifat
tersebut di atas khususnya sebagai bahan aktif pestisida nabati diharapkan
mampu mensubstitusi penggunaan pestisida sintetis sehingga residu bahan
kimia sintetis pada berbagai produk pertanian yang diketahui membawa
berbagai efek negatif bagi alam dan kehidupan di sekitarnya dapat ditekan
serendah mungkin (Wiratno, 2011). Petani seringkali mengendalikan hama
dan penyakit tanaman dengan menggunakan bahan-bahan kimia buatan
pabrik dengan harga yang relatif mahal.
Bahan-bahan alami yang tersedia di alam dapat digunakan sebagai
bahan pengendali organisme pengganggu tanaman yang tidak mengganggu
kelestarian lingkungan dan kesehatan manusia (Pracaya, 2008). Petani selama
ini tergantung pada penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan hama
dan penyakit tanaman. Selain yang harganya mahal, pestisida kimia juga
memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan dapat mengancam kesehatan
masyarakat apabila hasil pertanian yang dikonsumsi dalam jangka panjang.
Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia antara lain adalah:
 Hama menjadi kebal (resisten)
 Peledakan hama baru (resurjensi)
 Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen
 Terbunuhnya musuh alami
 Pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia
 Kecelakaan bagi pengguna.

4
Melihat bahaya dari penggunaan pestisida kimia tersebut, untuk
mengatasi permasalahan tersebut, perlu dilakukan pembenahan terhadap cara
budidaya tanaman agar lebih berwawasan lingkungan dengan memerhatikan
dan memanfaatkan sumber daya hayati yang melimpah di alam. Dengan
demikian secara perlahan akan tercipta keseimbangan ekologi yang
berkesinambungan. Selanjutnya, petani pada khusunya diharapkan mampu
mengembangkan pestisida yang ramah lingkungan. 
Konsep pertanian ramah lingkungan adalah konsep pertanian yang
mengedepankan keamanan seluruh komponen yang ada pada lingkungan
ekosistem dimana pertanian ramah lingkungan mengutamakan tanaman
maupun lingkungan serta dapat dilaksanakan dengan menggunakan bahan
yang relatif murah dan peralatan yang relatif sederhana tanpa meninggalkan
dampak yang negatif bagi lingkungan, antara lain dengan memanfaatkan
senyawa sekunder tanaman sebagai bahan aktif pestisida. Pestisida dengan
bahan aktif yang bersumber dari tanaman dikenal sebagai pestisida nabati
(Regnault-Roger 2005).Sebagai salah satu alternatif pertanian ramah
lingkungan khususnya dalam hal pengendalian serangga hama tanaman,
penggunaan pestisida nabati dinilai aman digunakan.
Secara umum pestisida nabati (PESNAB) dapat diartikan sebagai suatu
pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan
organik lainya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama dan penyakit
tanaman. Pestisida nabati digolongkan menjadi pestisida alami yang bahan
bakunya mudah diperoleh di sekitar kita. Tanaman yang berpotensi sebagai
bahan pestisida memiliki ciri beraroma kuat, rasa yang pahit, tidak disukai
serangga hama, dan dapat digunakan sebagai tanaman obat. Adapun tanaman
yang dapat digunakan sebagai bahan baku pestisida nabati seperti daun
pepaya, brotowali, bawang putih, mimba, kipait, saliara, suren, dan jarak
pagar

2.2 Manfaat dan cara Pengaplikasian Pestisida Nabati


Adapun beberapa manfaat dan keunggulan pestisida nabati, antara lain:

5
1. Bahan bakunya mudah didapat karena tersedia di alam sehingga
berpengaruh pula pada harga yang relatif murah. Hal ini dapat mengatasi
kesulitan ketersediaan dan mahalnya harga pestisida sintetis atau
kimiawi
2. Sifat pestisida nabati (alami) mudah terurai (biodegradable) di alam,
sehingga tidak mencemarkan lingkungan (ramah lingkungan).
3. Peralatan yang digunakan cukup sederhana sehingga petani bisa
membuatnya sendiri.
4. Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko
dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis sehingga resiko
overdosis dapat dihindari
5. Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang.
6. Tidak menimbulkan kekebalan pada serangga karena pestisida ini cepat
terurai.

Berikut salah satu teknik pembuatan pestisida nabati yaitu bisa


menggunakan bahan seperti daun mimba, daun pepaya, ekstra akar tuba, jarak
pagar serta bawang putih.
1) Siapkan  bahan yang terdiri dari  5 jenis tanaman pesnab masing – masing
200 gr
2) Potong-potong kemudian haluskan
3) Tambahkan 10 liter air, rendam kurang lebih selama 24 jam
4) Setelah itu, keesokan harinya saring dengan kain kassa.
5) Tambahkan  bahan perata perekat.
6) Pestisida nabati siap digunakan
Pengaplikasian pestisida nabati dapat dilakukan dengan cara
penyemprotan yang diulangi setiap minggu atau dua minggu sekali.
Kombinasi bahan pesnab sebaiknya berganti-ganti atau bervariasi.
Pengendalian wereng coklat, penyemprotan harus mengenai pangkal batang
padi agar mengenai koloni wereng. Sedangkan, pada pengendalian walang
sangit, penyemprotan perlu dilakukan saat walang sangit masih fase nimfa

6
(pradewasa).  Nimfa walang sangit belum aktif terbang dan kutikulanya
masih tipis aplikasi dapat dilakukan seminggu sekali setelah membentuk
malai serta untuk mengendalikan kutu tanaman, cairan pestisida nabati perlu
ditambahkan deterjen cair agar lilin yang ada pada tubuh kutu dapat terlarut.
Untuk memperoleh hasil pengendalian yang optimal maka penggunaan
pestisida nabati sebaiknya ditujukan untuk mencegah terjadinya serangan
OPT bukan untuk tindakan pengendalian. 
Tanpa disadari konsumen, produk pertanian yang ditawarkan pada
masyarakat mengandung berbagai bahan berbahaya (misalnya residu pestisida
sintetik) yang terikutkan dalam produk pertanian yang dapat mengancam
kesehatan masyarakat apabila dikonsumsi dalam jangka panjang.
Untuk itu, penting kesadaran stakeholder (pengambil kebijakan)
mengantisipasi teknologi produksi dengan muatan lokal yang lebih akrab
lingkungan dan menjamin kesehatan jangka panjang bagi masyarakat.
Konsep pertanian ramah lingkungan adalah konsep pertanian yang
mengedepankan keamanan seluruh komponen yang ada pada lingkungan
ekosistem dimana pertanian ramah lingkungan mengutamakan tanaman
maupun lingkungan serta dapat dilaksanakan dengan menggunakan bahan
yang relatif murah dan peralatan yang relatif sederhana tanpa meninggalkan
dampak yang negatif bagi lingkungan.
Salah satunya adalah teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit
Tumbuhan dengan menggunakan Pestisida Nabati.
Secara umum pestisida nabati (PESNAB) dapat diartikan sebagai suatu
pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan
organik lainya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama dan penyakit
tanaman.
Pestisida nabati digolongkan menjadi pestisida alami yang bahan
bakunya mudah diperoleh di sekitar kita.
Secara global terdapat lebih dari 1500 jenis tumbuhan dan telah
dilaporkan dapat digunakan sebagai sumber bahan baku pestisida nabati.

7
Sedangkan di Indonesia, sebenarnya sangat banyak jenis tumbuhan
penghasil pestisida nabati, dan diperkirakan ada sekitar 2400 jenis tanaman
yang termasuk ke dalam 235 famili.
Tanaman yang berpotensi sebagai bahan pestisida memiliki ciri
beraroma kuat, rasa yang pahit, tidak disukai serangga hama, dan dapat
digunakan sebagai tanaman obat.
Sejumlah tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan baku pestisida
nabati seperti daun pepaya, brotowali, bawang putih, mimba, kipait, saliara,
suren, dan jarak pagar.
Manfaat dan Keunggulan Pestisida Nabati
Beberapa manfaat dan keunggulan pestisida alami, antara lain:
1. Bahan bakunya tersedia di alam sehingga harganya murah. Hal ini dapat
mengatasi kesulitan ketersediaan dan mahalnya harga pestisida
sintetis/kimiawi
2. Mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan
lingkungan (ramah lingkungan).
3. Pembuatan pestisida nabati menggunakan peralatan yang sederhana
sehingga petani dapat membuatnya secara mandiri
4. Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko
dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis sehingga resiko
overdosis dapat dihindari
5. Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang.
6. Tidak menimbulkan kekebalan pada serangga karena pestisida ini cepat
terurai.
Sifat Dan Fungsi Pestisida Nabati
Pestisida nabati atau disingkat dengan mempunyai sifat dan fungsi sebagai
berikut:
1. Sebagai penghambat nafsu makan (anti feedant) bagi OPT
2. Sebagai penolak (repellent)
3. Sebagai penarik (atractant)
4. Sebagai penghambat perkembangan

8
5. Pengaruh langsung sebagai racun
6. Mencegah OPT untuk meletakan telur.

Cara membuat pestisida nabati:


 Siapkan  bahan yang terdiri dari   5 jenis tanaman pesnab @ 200 gr
 Potong-potong lalu haluskan
 Tambahkan 10 liter air, rendam selama 24 jam
 Keesokan harinya saring dengan kain kassa.
 Tambahkan  bahan perata perekat.
 Pestisida nabati siap digunakan
Aplikasi :
 Aplikasi dilakukan dengan cara penyemprotan
 Aplikasi dapat diulangi setiap minggu atau dua minggu sekali. 
 Kombinasi bahan pesnab sebaiknya berganti-ganti/ bervariasi.
Untuk pengendalian wereng coklat, penyemprotan harus mengenai
pangkal batang padi agar mengenai koloni wereng.
Untuk pengendalian walang sangit, penyemprotan perlu dilakukan saat
walang sangit masih fase nimfa (pradewasa).  Nimfa walang sangit belum
aktif terbang dan kutikulanya masih tipis. Aplikasi dapat dilakukan seminggu
sekali setelah membentuk malai.
Untuk mengendalikan kutu tanaman, cairan pestisida nabati perlu
ditambahkan deterjen cair agar lilin yang ada pada tubuh kutu dapat terlarut.
PENGGUNAAN / APLIKASI UNTUK PENYAKIT TUMBUHAN
Pestisida nabati dapat digunakan untuk mengendalian berbagai jenis
penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur dan bakteri, beberapa
diantaranya adalah penyakit busuk buah kakao, penyakit bercak daun, dan
penyakit bulai jagung. Penyemprotan dilakukan secara merata pada
permukaan tanaman dengan dosis 250 mL dilarutkan ke dalam 1 tangki (10 L
air).
Pengendalian penyakit tanaman yang ada di pangkal batang atau dalam
tanah dilakukan dengan menyiramkan aau menyemprotkan larutan pestisida

9
nabati pada bagian pangkal batang tanaman. Beberapa penyakit yang ada di
dalam tanah yang bisa dikendalikan antara lain penyakit layu pada tanaman
tomat, cabai, terong dan penyakit busuk pangkal batang lada.Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pestisida nabati adalah
1. Pestisida nabati mempunyai kemampuan yang lebih rendah daripada
pestisida anorganik, sehingga hasilnya tidak bisa dilihat dengan cepat
seperti aplikasi pestisida anorganik. Aplikasinya harus dilakukan secara
berkala dengan intensitas yang lebih sering daripada pestisida anorganik
(misal: seminggu 2 kali) untuk memberikan hasil yang omtimal.
2. Bahan racun yang terkandung dalam pestisida nabati mudah rusak oleh
faktor lingkungan, terutama suhu. Oleh karena itu, aplikasi sebaiknya
dilakukan pada waktu sore hari.
3. Dengan hanya menggunakan pestisida nabati tidak bisa menjamin
permasalahan hama dan penyakit tumbuhan pasti dapat diatasi 100%, oleh
karena itu penggunaan metode pengendalian yang lain seperti penggunaan
varietas tahan, pemupukan berimbang, sanitasi, rotasi, penggunaan agensia
hayati atau bahkan penggunaan pestisida anorganik (kalau memang sangat
sangat diperlukan) perlu dilakukan.
4. Pemantauan terhadap serangan hama dan penyakit tumbuhan merupakan
hal yang paling penting untuk dilakukan
5. Mencegah lebih baik daripada mengobati.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konsep pertanian ramah lingkungan adalah konsep pertanian yang
mengedepankan keamanan seluruh komponen yang ada pada lingkungan
ekosistem dimana pertanian ramah lingkungan mengutamakan tanaman
maupun lingkungan serta dapat dilaksanakan dengan menggunakan bahan
yang relatif murah dan peralatan yang relatif sederhana tanpa meninggalkan
dampak yang negatif bagi lingkungan.
Salah satunya adalah teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit
Tumbuhan dengan menggunakan Pestisida Nabati.
Secara umum pestisida nabati (PESNAB) dapat diartikan sebagai suatu
pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan
organik lainya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama dan penyakit
tanaman.
Pestisida nabati digolongkan menjadi pestisida alami yang bahan
bakunya mudah diperoleh di sekitar kita.
Secara global terdapat lebih dari 1500 jenis tumbuhan dan telah
dilaporkan dapat digunakan sebagai sumber bahan baku pestisida nabati.
Sedangkan di Indonesia, sebenarnya sangat banyak jenis tumbuhan
penghasil pestisida nabati, dan diperkirakan ada sekitar 2400 jenis tanaman
yang termasuk ke dalam 235 famili.
Tanaman yang berpotensi sebagai bahan pestisida memiliki ciri
beraroma kuat, rasa yang pahit, tidak disukai serangga hama, dan dapat
digunakan sebagai tanaman obat.
Sejumlah tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan baku pestisida
nabati seperti daun pepaya, brotowali, bawang putih, mimba, kipait, saliara,
suren, dan jarak pagar.

11
3.2 Saran
Pada penyajian dalam laporan ini mungkin tidak menampilkan
penjelasan penjelasan secara mendalam. Selain itu juga penulis meminta
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sehingga penulis dapat
meng-upgrade diri lebih baik dalam pembuatan laporan

12
DAFTAR PUSTAKA

Adam, Lukman. 2014. Kinerja Ekonomi Pangan Nasional: Dinamika Dan


Reformulasi Kebijakan. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 5 No. 2, hal:
173 – 192

Badan Pusat Statistik. 2016. Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan


(Sustainable Development Goals) Di Indonesia. Jakarta.

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/100982/AGROKIMIA-NABATI-
RAMAH-LINGKUNGAN/

13

Anda mungkin juga menyukai