Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PROSES PENYERANGAN HAMA DAN CARA PENGENDALIAN

Di Sususn Oleh :

1. Novi Aziz
2. Khairil Akmal
3. Merliana Idiawati
4. Lia Fitriani

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

PRODI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah membantu kami menyelesaikan makalah
ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk para pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini


karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejauh ini kerugian yang dialami sektor pertanian Indonesia akibat serangan
hama dan penyakit mencapai miliaran rupiah dan menurunkan produktivitas
pertanian sampai 20 persen. Menghadapi seriusnya kendala tersebut, sebagian
besar petani Indonesia menggunakan pestisida kimiawi. Upaya tersebut
memberikan hasil yang cepat dan efektif. Kenyataan ini menyebabkan tingkat
kepercayaan petani terhadap keampuhan pestisida kimiawi sangat tinggi. Sejalan
dengan hal itu, promosi dari perusahan pembuat pestisida yang sangat gencar
semakin meningkatkan ketergantungan petani terhadap pestisida kimiawi. Seperti
halnya kebutuhan pupuk yang terus meningkat, kebutuhan. pestisida juga
memperlihatkan pertumbuhan tiap tahun. Rata-rata peningkatan total konsumsi
pestisida per tahun mencapai 6,33 persen, namun pada kenyataannya di lapangan
diperkirakan dapat mencapai lebih dari 10-20 persen. (A. Djunaedy, 2009).

Penggunaan pestisida kimiawi yang berlebihan memberi dampak negatif


terhadap lingkungan dan manusia. Keseimbangan alam terganggu dan akan
mengakibatkan timbulnya hama yang resisten, ancaman bagi predator. parasit,
ikan, burung dan satwa lain. Salah satu penyebab terjadinya dampak negatif
pestisida terhadap lingkungan adalah adanya residu pestisida di dalam tanah
sehingga dapat meracuni organisme nontarget, terbawa sampai ke sumber-sumber
air dan meracuni lingkungan sekitar. Bahkan, residu pestisida pada tanaman dapat
terbawa sampai pada mata rantai makanan, sehingga dapat meracuni konsumen.
baik hewan maupun manusia. (A. Djunaedy, 2009).

Sejumlah dampak negative penggunaan pestisida seperti telah disebutkan di


atas, mendorong dibuat metode lain. yang dapat dilakukan untuk mengurangi
penggunaan pemberantasan pestisida hama dalam dan usaha penyakit tanaman.
Harga pestisida kimiawi cukup tinggi sehingga membebani biaya produksi
pertanian. Dalam hitungan petani, biaya komponen pestisida mencapai 25 40
persen dari total - biaya produksi pertanian. Tingginya harga pestisida kimiawi
tersebut disebabkan bahan aktif pestisida masih diimpor. Depresiasi nilai rupiah
terhadap dolar Amerika menyebabkan harga pestisida kimiawi semakin tidak
terjangkau oleh petani. Oleh sebab itu, perlu dilakukan adanya biopestisida nabati
agar mengurangi dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia. Penggunaan
biopestida nabati selain sebagai pengendalian dan pemberantas hama juga tidak
akan memberikan residu bagi tanaman dan lingkungan. (A. Djunaedy, 2009).

1.2. Tujuan Penulisan

1. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui potensi biopestisida sebagai


alternatif pengendalian organisme pengganggu tanaman yang ramah
lingkungan.
2. Untuk mengetahui cara pengaplikasian dari biopestisida nabati untuk
pengendalian hama.

1.3. Manfaat Penulisan

1. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui potensi biopestisida sebagai


alternatif pengendalian organisme pengganggu tanaman yang ramah
lingkungan.
2. Untuk mengetahui cara pengaplikasian dari biopestisida nabati untuk
pengendalian hama.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Biopestisida Daun Pepaya


BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Djunaedy, 2009. Biopestisida Sebagai Pengendali Organisme


Pengganggu Tanaman (OPT) Yang Ramah Lingkungan. Dosen Jurusan
Agroteknologi Fak. Pertanian Unijoyo.

Anda mungkin juga menyukai