Dosen Pengampuh :
Yetti purnama, S.ST., M.Keb
Disusun oleh :
Kelompok 1
Tingkat 2b
❖ Khairunnisa (F0G020055)
❖ Sella Fajariyani (F0G020050)
❖ Tria Utami (F0G020053)
❖ Armelia Gamayanti Shafira (F0G020065)
❖ Melindra Cahyani (F0G020066)
❖ Enersi Agrey Nelly Putri (F0G020067)
❖ Tri Anita Febbri Wulandari (F0G020071)
❖ Ceni Pratiwi (F0G020073)
❖ Sysca Syaputry (F0G020074)
❖ Tasya Amelia Putri (F0G020078)
❖ Fofi Agustin (F0G020080)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
KATA PENGANTAR
3
BAB I PENDAHULUAN
4
3.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA
13
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus yang berjudul “Analisis Situasi Secara
Partisipasif”.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang kepada Ibu Rasumawati, SKM.,
MA.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas dan kepada
segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
14
BAB I
PENDAHULUAN
14
Masyarakat memiliki potensi dan kekuatan dari sumber-sumber daya alam dan sosial
budaya yang dimilikinya. Potensi tersebut perlu digali melalui strategi yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Cara menggali inilah yang merupakan initi dalam pemberdayaan
masyarakat. Dalam pemberdayaan masyarakat, kita harus berpegang teguh terhadap konsep
dan memahami betul kebutuhan masyarakat dan permasalahan yang dihadapinya. Masyarakat
harus terlibat dalam penyusunan pemecahan masalahan yang akan diselesaikan melalui
pemberdayaan.
14
BAB II
TINJAUAN TEORI
Istilah partisipasi sekarang ini menjadi kata kunci dalam setiap program pengembangan
masyarakat dimana-mana. Partisipasi sepadan dengan arti peran serta, ikut serta, keterlibatan,
atau proses belajar bersama saling memahami, menganalisis, merencanakan dan melakukan
tindakan oleh sejumlah anggota masyarakat.
Asngari (2001: 29) menyatakan bahwa penggalangan partisipasi itu dilandasi adanya
pengertian bersama dan adanya pengertian tersebut adalah karena diantara orang-orang itu
saling berkomunikasi dan berinteraksi sesamanya. Dalam menggalang peran serta semua
pihak itu diperlukan terciptanya suasana yang bebas atau demokratis dan terbinanya
kebersamaan.
Jadi dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi
adalah suatu keterlibatan mental dan emosi serta fisik peserta dalam
memberikan respon terhadap kegiatan yang melaksanakan dalam proses belajar mengajar
serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.
14
Bentuk partisipasi yang nyata yaitu :
14
- Pendidikan
Dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi.
Pendidikan dianggap dapat memengaruhi sikap hidup seseorang terhadap
lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan bagi peningkatan kesejahteraan seluruh
masyarakat.
- Pekerjaan dan penghasilan
Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang akan
menentukan berapa penghasilan yang akan diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan
yang baik dan mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang untuk
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. Pengertiannya bahwa untuk
berpartisipasi dalam suatu kegiatan, harus didukung oleh suasana yang mapan
perekonomian.
- Lamanya tinggal
Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan pengalamannya
berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan berpengaruh pada partisipasi
seseorang. Semakin lama ia tinggal dalam lingkungan tertentu, maka rasa memiliki
terhadap lingkungan cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang besar dalam
setiap kegiatan lingkungan tersebut.
Kodrat bagi setiap orang, laki-laki maupun perempuan ingin dihargai kemampuan,
harkat dan martabatnya. Dari kenyataan tersebut maka seluruh lapisan masyarakat perlu
diajak berperanserta atau berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pembangunan. Melalui
perencanaan partisipatif diharapkan hubungan yang erat antara masyarakat dengan
kelembagaan masyarakat secara terus-menerus. Masyarakat diberi kesempatan untuk
menyyatakan masalah yang dihadapi dan gagasan-gagasan sebagai masukan untuk
berlangsungnya proses perencanaan berdasarkan kemampuan warga masyarakat desa itu
sendiri.
Dalam perencanaan partisipatif, semua warga atau kelompok dalam masyarakat pada
dasarnya berhak untuk berperan didalamnya agar dapat mengungkapkan permasalahan
dan kebutuhan mereka. Terdapat beberapa ciri khusus perencanaan partisipatif dilihat
14
dari adanya peran serta masyarakat dalam proses pembangunan desa. Ciri-ciri tersebut
adalah :
- adanya hubungan yang erat antara masyarakat dengan kelembagaan secara terus-
menerus.
- masyarakat atau kelompok masyarakat diberi kesempatan untuk menyatakan
permasalahan yang dihadapi dan gagasan-gagasan sebagai masukan berharga.
- proses berlangsungnyya berdasarkan kemampuan warga masyarakat itu sendiri.
- warga masyarakat berperan penting dalam setiap keputusan.
- warga masyarakat mendapat manfaat dari hasil pelaksanaan perencanaan.
Analisis sosial atau yang lebih akrab dikenal ansos ini merupakan sebuah proses
atau mekanisme yang akan membahas problematika-probelmatika yang terjadi pada
sebuah objek analisa dan pada akhirnya akan menghasilkan apa sebenarnya yang
menjadi akar permasalahan atas problematika-problematika tersebut. Dari sana kita dapat
menentukan apa sebenarnya yang dibutuhkan untuk dicarikan solusi yang tepat. Analisis
sosial merupakan usaha untuk menganalisis sesuatu keadaan atau masalah sosial secara
objektif. Analisis sosial diarahkan untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai
situasi sosial dengan menelaah kaitan-kaitan historis, struktural dan konsekuensi
14
masalah. Analisis sosial akan mempelajari struktur sosial, mendalami fenomena-
fenomena sosial, kaitan-kaitan aspek politik, ekonomi, budaya, dan agama. Sehingga
akan diketahui sejauh mana terjadi perubahan sosial, bagaimana institusi sosial yang
menyebabkan masalah-masalah sosial, dan juga dampak sosial yang muncul akibat
masalah sosial.
Inilah yang seringkali tidak dilalui oleh para problem solver. Mereka seringkali
menghasilkan solusi atas problematika yang hadir bukan berdasarkan hasil analisis
mendalam namun hanya berdasarkan dugaan yang argumentasinya lemah atau bahkan
hanya berdasarkan pada kemauannya saja. Mungkin permasalahan yang nyata di
lapangan akan terselesaikan, namun karena ia tak akan menyentuh sampai ke akarnya
maka akan hadir permasalahan-permasalahan baru atau bahkan permasalahan yang nyata
tersebut tidak hilang sama sekali.
Pada dasarnya semua realitas sosial dapat dianalisis, namun dalam konteks
transformasi sosial, maka paling tidak objek analisa sosial harus relevan dengan target
perubahan sosial yang direncanakan yang sesuai dengan perubahan. Secara umum objek
sosial yang dapat dianalisis antara lain ;
14
- Dimensi-dimensi subyektif masyarakat (ideologi, nalar, kesadaran, logika berpikir,
nilai, norma, yang hidup di masyarakat).
- Analisa sosial bukan suatu bentuk pemecahan masalah, melainkan hanya diagnosis
(pencarian akar masalah), yang sangat mungkin digunakan dalam menyelesaikan
suatu masalah, karena analisa sosial memberikan pengetahuan yang lengkap, sehingga
diharapkan keputusan atau tindakan yang diambil dapat merupakan pemecahan yang
tepat.
- Analisa sosial tidak bersifat netral, selalu berasal dari keberpihakan terhadap suatu ke-
yakinan. Soal ini berkait dengan perspektif, asumsi-asumsi dasar dan sikap yang
diambil dalam proses melakukan analisa. Karena pernyataan di atas, maka analisa
sosial dapat digunakan oleh siapapun.
- Analisa sosial selalu menggunakan ‘tindakan manusia’ sebagai sentral atau pusat
dalam melihat suatu fenomena nyata.
Untuk menghasilkan tahap perencanaan yang maksimal maka kita perlu sebuah
metode yang tepat, salah satunya adalah analisis situasi. Analisis situasi itu sendiri terdiri
atas beberapa analisis antara lain :
- Analisis Masalah : adalah sebuah metode agar kita mampu menentukan akar masalah
dari berbagai masalah yang terjadi dalam sebuah lembaga atau realita. Segala
informasi tentang harapan dan realita dieksplorasi kemudian diklarifikasi.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis sosial atau yang lebih akrab dikenal ansos ini merupakan sebuah proses atau
mekanisme yang akan membahas problematika-probelmatika yang terjadi pada sebuah objek
analisa dan pada akhirnya akan menghasilkan apa sebenarnya yang menjadi akar
permasalahan atas problematika-problematika tersebut. Dari sana kita dapat menentukan apa
sebenarnya yang dibutuhkan untuk dicarikan solusi yang tepat. Secara umum objek sosial
yang dapat dianalisis antara lain masalah sosial, sistem sosial, dan lembaga-lembaga sosial.
14
3.2 Saran
Dengan ini diharapkan para bidan dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan dalam
komunitas secara partisipasif dengan melakukan analisis situasi dan sosial terlebih dahulu.
Sehingga dalam penerapannya masyarakat tidak hanya dijadikan objek perubahan yang telah
terkonsep, namun juga ikut serta dalam segala aspek yang akan diubah dan dijalankan mereka
kelak. Karena dengan begitu makna partisipasif akan tercapai.
14
DAFTAR PUSTAKA
Definisi ini meminjam uraian Popkewitz. Lihat Popkewitz, Thomas. Paradigm and Ideology
in Educational Research. New York: Palmer Press, 1984.
14