Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL ILMIAH

PENGURANGAN PENGGUNAAN PESTISIDA PADA LAHAN


PERTANIAN

OLEH :

MUTIARA CANDRA FITRIANA

NIT.20201216

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI BANGUNAN DAN JALUR


PERKERETAAPIAN

POLITEKNIK PERKERETAAPIAN INDONESIA

MADIUN

2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI....................................................................................................................................i

BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang......................................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian..................................................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian................................................................................................2
1.5. Penelitian Terdahulu.............................................................................................3
BAB 2 LANDASAN TEORI.....................................................................................................5

2.1. Pengertian Pestisida..............................................................................................5


2.2. Pengelompokan Pestisida.....................................................................................5
2.3. Dampak Negatif Pestisida....................................................................................6
2.4. Kelompok Tani.....................................................................................................7
2.5. Pengendali Hama Tanaman..................................................................................7
2.6. Predator Alami......................................................................................................8
BAB 3 METODE PENELITIAN...............................................................................................9

3.1. Jenis dan Desain Penelitian..................................................................................9


3.2. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................................9
3.3. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian..........................................................9
3.4. Pengumpulan Data................................................................................................9
3.5. Pengolahan dan Analisis Data..............................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sektor pertanian adalah salah satu sektor kunci dalam pembangunan perekonomian
negara Indonesia karena Indonesia adalah negara agraris. Hal ini didukung dengan kondisi
iklim tropis sehingga mengalami hujan lebat dan sinar matahari sepanjang waktu, yang
merupakan elemen penting untuk pertanian. Sektor pertanian Indonesia memiliki luas
lahan lebih dari 7 juta hektare. Sektor pertanian Indonesia umumnya terdiri dari 2 jenis,
yaitu lahan perkebunan besar dan lahan produksi petani kecil.

Kementerian ATR/BPN melakukan pengecekan/pengukuran luas lahan baku


pwersawahan dan tercatat 7.463.948 hektare lahan baku persawahan. Seluruh luas lahan
baku persawahan pada 17 Desember tahun 2019 ditetapkan dengan Keputusan Menteri
ATR/BPN No.686/SK-PG.03.03/XII/2019. Data menunjukkan bahwa Pulau Jawa lah yang
memiliki luas lahan baku persawahan terbanyak. Jawa Timur menduduki sebagai provinsi
dengan lahan baku persawahan terluas di Pulau Jawa dan juga di Indonesia. Provinsi ini
memiliki luas lahan baku sebesar 1,2 jutahektare. Kemudian disusul oleh Jawa Tengah
seluas 1.049.661 hektare dan Jawa Barat seluas 928.218 hektare. Hal inilah yang
menyebabkan Pulau Jawa disebut sebagai lumbung padi nasional

Peningkatan sektor pertanian harus dilakukan, hal ini memerlukan berbagai


sarana yang mendukung agar hasil yang diperoleh memuaskan terutama untuk memenuhi
kebutuhan nasioanal dalam bidang pangan di Indonesia. Sarana yang mendukung
peningkatan ini adalah alat – alat pertanian, pupuk, dan bahan kimia atau biasa disebut
pestisida. Seperti yang kita ketahui, pupuk dan pestisida cukup berbahaya bagi lingkungan.
Lalu, apakah itu pestisida?

Menurut Kementerian Pertanian Republik Indonesia, pestisida adalah semua zat


kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk
membasmi/membunuh segala macam hama. Para ahli mengelompokkan pestisida agar
mudah dikenal berdasarkan jenis sasaran, bentuk fisik, asal bahan aktif, dan sifat cara kerja
racun. Organisme yang menjadi sasaran pestisida jenisnya ada insektisida, fungisida,
herbisida, dan lain – lain. Pestisida berdasarkan bentuk fisiknya berupa cair, padat, dan
aerosol. Bahan aktif pestisida seperti sintetik anorganik, organik organoklorin,
heterosiklik, dan karbamat. Sedangkan pestisida berdasarkan sifat dan cara kerja dibagi
menjadin racun kontak, racun pernapasan, racun lambung, dan lain – lain.

Kaitannya dengan lahan pertanian pestisida digunakan oleh petani untuk


membasmi hama pada tanaman. Namun, dalam memilih jenis pestisida para petani
cenderung tertarik pada merk yang sering digunakan oleh seseorang padahal banyak merk

1
pestisida yang lain. Ketergantungan petani akan pestisida dikarenakan adanya rasa
ketakutan gagal panen yang disebabkan oleh hama, hal ini menyebabkan penggunaan
pestisida meningkat padahal akan membahayakan petani itu sendiri (Prayitno & Et.al,
2014). Petani cenderung menggunakan pestisida tanpa mengetahui takaran dan terkesan
dosisnya berlebih. Ketika pestisida digunakan dengan dosis berlebih maka hama akan
menjadi kebal dan saat pestisida tersebut dipakai lagi tidak akan bisa membasmi hama
tersebut dan bisa berpengaruh semakin buruk.

Setiap petani seharusnya mendapatkan edukasi tentang pestisida. Edukasi bagi para
petani memerlukan wadah yang bisa menaungi para petani agar bisa menjadi petani
cerdas. Oleh karena itu, mengedukasi para petani sangat diperlukan agar para petani
tersebut bisa mengurangi penggunaan pestisida agar lingkungan tetap terjaga dan tidak
merugikan manusia.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah dari karya tulis ini adalah :

1. Bagaimana dampak dari penggunaan pestida pada lahan pertanian?

2. Bagaimana cara mengurangi penggunaan pestisida pada lahan pertanian?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang tersebut tujuan dari karya tulis ini adalah :

1. Mengetahui dampak penggunaan pestisida pada lahan pertanian.

2. Mengetahui cara mengurangi penggunaan pestisida pada lahan pertanian.

3. Mengetahui berbagai macam – macam jenis pestisida

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak – pihak terkait,
antara lain :

1. Masyarakat

Masyarakat khususnya para petani dapat menambah pengetahuan mengenai


pestisida agar bisa menjadi petani cerdas dengan bijak menggunakan pestisida agar
panen yang dihasilkan aman dikonsumsi dan lingkungan tetap terjaga.

2. Pemerintah

Diharapkan dengan karya tulis ini, pemerintah khususnya Kementerian


Pertanian Indonesia bisa mengedukasi para petani dan memberikan dukungan penuh

2
pada suatu daerah yang memiliki potensi besar dalam bidang pertaniannya untuk
terus berkembang.

3. Penulis

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan bisa terjun langsung untuk


membantu mengedukasi para petani didaerahnya.

1.5. Penelitian Terdahulu


Sudah banyak penelitian terkait pestisida yang berkembang di Indonesia.
Terkait penelitian terdahulu dengan mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Petani
dalam Menggunakan Pestisida” menguraikan bagaimana petani dan pestisida sulit
dipisahkan, para petani tersebut menggunakan pestisida tanpa mengetahui takaran
yang sesuai padahal itu akan berdampak buruk bagi lingkungan bahkan kesehatan
manusia (Yuantari et al., 2013). Penelitian tersebut menjabarkan rendahnya
pengetahuan petani akan penggunaan pestisida dan dampak negatif dari pestisida.
Perbedaan dengan hasil penelitian penulis dapat dilihat pada penelitian ini juga ada
bahasan mengenai keamanan saat menggunakan pestisida, sedangkan dalam
penelitian penulis lebih memfokuskan pada cara pengurangan penggunaan pestisida
dan dampak yang pestisida berikan pada lingkungan.

Selanjutnya penelitian dengan mengambil judul “Usaha Pengendalian


Pencemaran Lingkungan Akibat Penggunaan Pestisida Pertanian” menjelaskan
bagaimana peranan dari pestisida, dampak negatif pestisida, dan pencegahan
pencemaran oleh pestisida (Andriyani, 2006). Penelitian ini membahas lebih
mendalam mengenai bagaimana penggunaan pestisida yang aman dan cara agar
pestisida tidak mencemari lingkungan. Perbedaan dengan penelitian penulis dapat
dilihat pada penelitian ini terfokus untuk meneliti bagaimana cara mengurangi
penggunaan pestisida dan hampir sama dengan penelitian terdahulu yang pertama,
sedangkan penulis juga akan meneliti bagaimana cara mengurangi penggunaan
pestisida namun juga disertai dampak negatif pestisida pada lingkungan.

Wuri Azwita, Tenten, dan Betty dalam penelitian berjudul “Peran Kelompok
Tani dalam Meningkatkan Produktivitas Usahatani Padi” meneliti hubungan antara
kelompok tani dengan hasil yang didapatkan ketika panen. Adanya peran aktif dalam
kelompok tani diperlukan agar segala informasi bisa tersalurkan dan nantinya
produktivitas hasil pertanian juga meningkat (Handayani et al., 2019). Perbedaan
dengan penelitian penulis dapat dilihat dari penelitian ini hanya membahas peran
kelompok tani, sedangkan penulis juga akan membahas tentang kelompok tani
namun juga ditambahkan lagi bagaimana cara – cara mengurangi penggunaan
pestisida pada lahan pertanian.

3
Selanjutnya, penelitian dengan menggunakan pendekatan cross sectional
study di Kelurahan adalah “Hubungan Pengetahuan, Persepsi Dan Perilaku Petani
Dalam Penggunaan Pestisida Pada Lingkungan Di Kelurahan Maharatu Kota
Pekanbaru”. Dalam penelitian ini, Widi Prayitno, Zulfan Saam, dan Tengku
Nurhidayah memaparkan keterkaitan antara kondisi ekonomi, tingkat pengetahuan,
dan persepsi masyarakat tentang pestisida. Objek penelitian ini adalah usia,
pendidikan, pengalaman, penghasilan, tingkat sosial ekonomi, pengetahuan, dan
persepsi tentang pestisida (Prayitno & Et.al, 2014). Perbedaan dengan penelitian
yang dilakukan penulis dapat dilihat bahwa penelitian ini hanya menggunakan
metode survei pada penelitian yang digunakan, sedangkan penulis akan
menggunakan metode kuantitatif namun juga disertai metode survei agar hasil
penelitian lebih akurat.

“Usaha Menurunkan Penggunaan Pestisida Kimia dengan Program


Pengendalian Hama Terpadu” berusaha mengatasi permasalahan akan tingginya
penggunaan pestisida kimia pada lahan pertanian dengan cara pengendalian hama
secara terpadu dan berdampak pada meningkatnya kualitas lingkungan dan
kesehatan masyarakat. Peran dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk
menyosialisasikan pengendalian hama terpadu di masyarakat luas (Mariyono &
Irham, 2010).

Perbedaan hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa penelitian terdahulu lebih
memfokuskan pada dampak negatif yang disebabkan oleh pestisida ketika
penggunaannya berlebihan dan kebanyakan kasus tersebut terjadi karena kurangnya
pengetahuan yang dimiliki petani. Beberapa penelitian juga dilakukan untuk
mengetahui cara mengurangi penggunaan pestisida dan hampir seluruh penelitian
dilakukan dengan metode kuantitatif, sedangkan penelitian yang dilakukan penulis
akan membahas mulai dari dampak negatif pestisida lalu disertai bagaimana cara
pengurangan penggunaan pestisida dan metode yang digunakan lebih beragam bukan
hanya satu metode penelitian.

4
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Pestisida

Pestisida sering disebut dengan pembasmi hama merupakan suatu bahan yang
digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu.
Berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu pest yang berarti hama dan cida berarti
pembunuh. Tikus, burung, siput, tunga, dan hewan lainya itulah yang disebut hama oleh
para petani. Sesuai dengan peraturan Pemerintah Pertanian
No.07/PERMENTAN/SR.140/2/2007 menyatakan bahwa pestisida merupakan semua zat
kimia atau bahan lainnya serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :

1. Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman, bagi
tanaman, atau hasil-hasil pertanian.

2. Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman, bagian
tanaman, atau hasil- hasil pertanian.

3. Mengendalikan rerumputan.

4. Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan.

5. Mengendalikan atau mencegah hama- hama luar pada hewan peliharaan atau ternak.

6. Mengendalikan hama- hama liar.

7. Mengendalikan atau mencegah binatang- binatang yang dapat menyebabkan penyakit


pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi, dengan penggunaan pada tanaman,
tanah, air.

Menurut The United States Environmental Pesticide Act, pestisida merupakan


semua zat tunggal atau campuran yang penggunaannya khusus untuk mnegendali,
mencegah, membasmi gangguan serangga. Pengertian lainnya, pestisida adalah semua
jenis zat ataupun campuran yang digunakan sebagai pengatur pertumbuhan pada tanaman
(Djojosumarto, 2008).

2.2. Pengelompokan Pestisida

Berdasarkan target sasarannya, pestisida dapat dikelompokkan sebagai berikut


(Srikandi, 2010) :

1. Akarisida, jenis pestisida pembasmi tungau

2. Nematisida, jenis pestisida pembasmi nematoda

3. Moluskasida, jenis pestisida pembasmi siput


5
4. Rodentisida, jenis pestisida pembasmi tikus

5. Herbisida, jenis pestisida pembasmi gulma

6. Insektisida, jenis pestisida pembasmi serangga

7. Fungisida, jenis pestisida pembasmi jamur

8. Bakterisida, jenis pestisida pembasmi bakteri

Sedangkan berdasarkan cara kerjanya, mengadopsi dari IRAC (Insecticide


Resistance Action Commite) pestisida dapat dikelompokkan sebagai berikut (Hudayya &
Jayanti, 2012) :

1. Berdasarkan cara kerja masuk dalam jasad sasaran dikelompokkan menjadi :

 Racun perut/lambung

 Racun kontak

 Racun nafas

 Racun saraf

 Racun protoplasmik

 Racun sistemik

2. Berdasarkan cara kerja menurut sifat kimia dikelompokan menjadi :

 Organoklorin merupakan pestisida yang residunya sangat sulit diuraikan.

 Organofosfat merupakan pestisida yang mengakibatkan hambatan pada enzim


asetilkolinesterase.

 Karbamat merupakan pestisida yang cara kerjanya sama dengan organofosfat,


namun sifatnya cepat terurai.

 Piretroid merupakan pestisida yang bersifat stabil apabila terpapar matahari


dan harganya murah.

2.3. Dampak Negatif Pestisida

Pestisida memang diperlukan dalam bidang pertanian, namun ketika


penggunaannya secara sembarangan akan mengakibatkan kerugian bagi manusia dan juga
lingkungan. Dampak negatif penggunaan pestisida menurut (Andriyani, 2006) adalah
sebagai berikut :

6
1. Mencemari air dan tanah, pestisida ada yang tidak terdegradasi di tanah akibatnya
akan menumpuk dan menyebabkan pencemaran, sedangkan di air, pestisida bisa
sampai pada akhir rantai makanan.

2. Pencemaran udara, penyemprotan pestisida ketika tidak memperhatikan kondisi


cuaca maka akan terbang terbang kemana-mana dan akan mengalami
fotodekomposisi.

3. Membuat hama menjadi resisten, ketika pembasmian hama dilakukan namun dosis
yang digunakan malah berlebih akan membuat hama tersebut kebal dan ketika
disemprotkan dengan pestisida tersebut maka tidak akan mati.

4. Munculnya spesies hama baru

5. Merusak keseimbangan ekosistem

6. Menganggu kesehatan masyarakat, penyemprotan pestisida yang kurang tepat akan


meninggalkan sisa residu pada hasil panen dan ketika dikonsumsi akan menganggu
kesehatan manusia.

2.4. Kelompok Tani

Kelompok tani merupakan suatu organisasi/wadah para petani dalam memeroleh


segala informasi mengenai pertanian. Menurut Dinas Pertanian Tanaman Pangan,
kelompok tani adalah sekumpulan petani yang terikat atas dasar kesamaan, kepentingan,
sosial, ekonomi, budaya, keakraban, serta serasi untuk mencapai cita-cita bersama (Pane,
2018). Kelompok tani merupakan sesuatu yang menaungi /wadah untuk para petani dan
jajarannya secara non formal saling belajar, bertukar gagasan dalam menyelesaikan suatu
masalah berghubungan dengan bidang pertanian dengan dasar kesamaan dan kekeluargaan
(Ramadhan et al., 2018).

Kelompok tani merupakan salah satu cara akurat untuk mengatasi permasalah
tentang penggunaan pestisida yang berlebih. Suatu kelompok tani berguna bagi para petani
yang minim akan pengetahuan tentang bidang pertanian. Suatu kelompok tani di dalamnya
tentu ada seseorang yang cukup ahli dalam bidang pertanian. Ketika suatu permasalah
muncul, maka anggota kelompok tani saling berdiskusi mencari penyelesaiannya, namun
ketika tidak didapat penyelesaian sudah menjadi tugas ketua dari kelompok tani untuk
mendiskusikannya dengan dinas pertanian di daerah setempat.

Kelompok tani berfungsi sebagai wahana belajar, wahana kerjasama dan gotong
royong, serta unit penting dalam kemajuan pembangunan pertanian (Handayani et al.,
2019). Diharapkan dengan adanya kelompok tani dapat menjadikan para petani memiliki
pengetahuan dalam bidang pertanian yang membuat petani cerdas dan bijak dalam

7
penggunaan pestisida agar tidak berdampak buruk pada lingkungan dan kesehatan
manusia.

2.5. Pengendali Hama Tanaman


Pestisida sering disalahgunakan dalam pemakaiannya atau salah dalam penggunaan
dosisnya. Ketika suatu pestisida tersebut disemprotkan, suatu hama bukannya mati tetapi
justru akan resiten atau kebal terhadap pestisida tersebut, oleh karena diperlukan
pengendalian hama secara terpadu.

Menurut Smith, pengendalian hama terpadu (PHT) merupakan suatu konsep untuk
mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT) serta penyakit dengan
menggunakan pendekatan multidisiplin yang bertujuan untuk mengelola perkembangan
hama dan penyakit dalam suatu ekosistem. PHT merupakan salah satu program
pemerintah dalam melakukan pembangunan pertanian berkelanjutan yang dimulai sejak
tahun 1986 dan terbukti mampu menurunkan penggunaan pestisida kimia (Mariyono &
Irham, 2010).

Kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi salah satunya dengan menjaga


keamanan pangan. Adanya konsep berwawasan lingkungan, maka ditetapkan
pengendalian hama tanaman (PHT) dan pelaksanaannya menjadi tanggung jawab bersama.
Penerapan PHT salah satunya untuk mengendalikan berkembangbiaknya OPT serta
memperkecil akibat dari OPT tersebut dan meningkatkan produktivitas/hasil panen, namun
PHT berbeda konsep dengan OPT secara konvensional yang sangat berkaitan dengan
penggunaan pestisida (Moekasan & Prabaningrum, 2011). Ketika PHT diterapkan, maka
penggunaan pestisida harus memperhatikan sasaran, mutu, jenis, waktu, dosis, dan cara
agar nantinya pestisida digunakan seminimal mungkin.

2.6. Predator Alami

Suatu ekosistem pertanian yang dijaga tentunya tidak akan menyebabkan ledakan
hama penyakit. Hama pengganggu yang ada dalam pertanian diakibatkan karena tidak
adanya ketersediaan makanan secara berkala di setiap tempat. Ketika perkembangbiakan
hama meledak pasti para petani akan cenderung menggunakan pestisida dengan dosis yang
berlebih dan bisa berdampak buruk pada ekosistem pertanian tersebut. Padahal apabila
ekosistem dijaga, hama tersebut dapat dikendalikan dengan predator alamai yang ada
dalam ekosistem tersebut.

Predator adalah binatang yang memangsa sesama binatang (Santosa & Sulistyo,
2012). Predator alami atau bisa disebut musuh alami untuk hama pertanian menjadi salah
satu cara mengurangi penggunaan pestisida. Penggunaan predator alami merupakan salah
satu konsep dalam program PHT yang juga bisa disebut dengan pengendalian biotik/hayati
(Sianipar et al., 2017). Predator alami yang mudah kita kenali seperti ular sebagai predator

8
hama tikus, burung hantu sebagai predator hama tikus dan serangga, parasitoid sebagai
predator hama wereng coklat, dan masih banyak lagi.

9
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Menentukan Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini sifatnya deskriptif, yaitu memberikan gambaran mendetail mengenai


Pengurangan Pestisida Pada Lahan Pertanian. Sedangkan desain penelitian ini
menggunakan penelitian survei yaitu penelitian yang didesain dengan menggunakan
kuesioner/lembaran berisi pertanyaan tentang penelitian yang dilakukan. Nantinya
pertanyaan yang diberikan akan menyinggung tentang dampak yang dirasakan akibat
penggunaan pestisida. Lalu akan disosialisasikan tentang cara pengurangan pestisida
dengan predator alami, pengendalian hama tanaman, dan menghidupkan kembali
kelompok tani.

3.2. Menentukan Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ditentukan secara sengaja di lahan pertanian yang ada di provinsi
Jawa Timur, diperoleh informasi bahwa Jawa Timur merupakan daerah dengan luas lahan
baku sawah terbesar di Indonesia. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai
bulan Februari 2022.

3.3. Menentuan Populasi dan Sampel Penelitian

Pada penelitian inipopulasi yang diambil oleh penulis adalah petani di sekitar lahan
pertanian sebanyak 200 petani. Sedangkan pengambilan sampel dilakukan secara random
sampling dari (Priyono, 2008) dengan rumus :

N
n= + N ( d )2
1

Keterangan :

n = Besar sampel

N = Jumlah populasi

d = Tingkat kepercayaan yang diinginkan

3.4. Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh
dengan melakukan observasi serta berdasarkan jawaban yang diberikan para petani
terhadap kuesioner yang dibagikan oleh penulis dan juga data sekunder yang didapatkan
melalui lembaga/instansi yang berkaitan, literatur, buku atau media lain yang sesuai
dengan penelitian ini.

10
3.5. Pengolahan dan Analisis Data
Pada penelitian ini data akan dikumpulkan secara manual dengan melakukan
pengecekan data yang telah dikumpulkan , lalu melakukan pengkodean jawaban yang
diberikan oleh responden, selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel. Setelah data diperoleh
lalu dianalisis berupa jawaban yang diberikan responden. Analisis hasil yang didapatkan
dari data berupa variabel seperti sikap petani pada penggunaan pestisida dan secara umum
akan menghasilkan distribusi serta presentase setiap variabel (Priyono, 2008).

f
p= ×100
n

Keterangan :

p = Persentase (%)

f = Frekuensi yang diperoleh

n = Jumlah sampel yang digunakan

11
DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, R. (2006). USAHA PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT


PENGGUNAAN PESTISIDA PERTANIAN. Kesehatan Lingkungan, 3, 95–106.
Djojosumarto, P. (2008). Pestisida dan Aplikasinya. Agromedia Pustaka.
Handayani, W. A., Tedjaningsih, T., & Rofatin, B. (2019). USAHATANI PADI THE ROLE OF
FARMER GROUP IN IMPROVING RICE FARMING. 1(November), 80–88.
Hudayya, A., & Jayanti, H. (2012). Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerjanya.
Yayasan Bina Tani Sejahtera.
Mariyono, J., & Irham. (2010). Usaha menurunkan penggunaan pestisida kimia dengan program
pengendalian hama terpadu. Manusia dan Lingkungan, VIII(l), 30–36.
Moekasan, T. K., & Prabaningrum, L. (2011). Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsepsi
Pengendalian hama Terpadu (PHT). Yayasan Bina Tani Sejahtera.
Pane, M. R. (2018). Fakultas pertanian universitas muhammadiyah sumatera utara medan
2018.
Prayitno, W., & Et.al. (2014). Hubungan Pengetahuan Persepsi Dan Perilaku Petani Dalam
Penggunan Pestisida Pada Lingkungan di Kelurahan Maharatu Kota Pekanbaru. Pusat
Penelitian Lingkungan Hidup Riau, 220–237.
Priyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. Zifatama Publishing.
Ramadhan, A., Irnad, & Utama, S. P. (2018). PENGARUH LINGKUNGAN KERJA
KELOMPOK TANI DAN PERANAN SUMBERDAYA KONTAK TANI TERHADAP
KINERJA PETANI DESA SIDO URIP KABUPATEN BENGKULU UTARA. 1–8.
Santosa, S. J., & Sulistyo, J. (2012). Peranan Musuh alami Hama Utama Padi Pada Ekosistem
Sawah. Jurnal Inovasi Pertanian, 33(1), 1–10.
Sianipar, M. S., Purnama, A., Santosa, E., Soesilohadi, R. C. H., Natawigena, W. D., Susniahti,
N., & Primasongko, A. (2017). Populasi Hama Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens
Stal.), Keragaman Musuh Alami Predator Serta Parasitoidnya Pada Lahan Sawah Di
Dataran Rendah Kabupaten Indramayu. Agrologia, 6(1).
https://doi.org/10.30598/a.v6i1.245
Srikandi. (2010). Hubungan Antara Tingkat Residu Pestisida dan Komunitas Biota Tanah pada
Lahan Padi Sawah.
Yuantari, M. G. C., Widiarnako, B., & Sunoko, H. R. (2013). Tingkat Pengetahuan Petani
dalam Menggunakan Pestisida ( Studi Kasus di Desa Curut Kecamatan Penawangan
Kabupaten Grobogan ). 142–148.

12

Anda mungkin juga menyukai