OLEH :
NIT.20201216
MADIUN
2021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI....................................................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1
pestisida yang lain. Ketergantungan petani akan pestisida dikarenakan adanya rasa
ketakutan gagal panen yang disebabkan oleh hama, hal ini menyebabkan penggunaan
pestisida meningkat padahal akan membahayakan petani itu sendiri (Prayitno & Et.al,
2014). Petani cenderung menggunakan pestisida tanpa mengetahui takaran dan terkesan
dosisnya berlebih. Ketika pestisida digunakan dengan dosis berlebih maka hama akan
menjadi kebal dan saat pestisida tersebut dipakai lagi tidak akan bisa membasmi hama
tersebut dan bisa berpengaruh semakin buruk.
Setiap petani seharusnya mendapatkan edukasi tentang pestisida. Edukasi bagi para
petani memerlukan wadah yang bisa menaungi para petani agar bisa menjadi petani
cerdas. Oleh karena itu, mengedukasi para petani sangat diperlukan agar para petani
tersebut bisa mengurangi penggunaan pestisida agar lingkungan tetap terjaga dan tidak
merugikan manusia.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak – pihak terkait,
antara lain :
1. Masyarakat
2. Pemerintah
2
pada suatu daerah yang memiliki potensi besar dalam bidang pertaniannya untuk
terus berkembang.
3. Penulis
Wuri Azwita, Tenten, dan Betty dalam penelitian berjudul “Peran Kelompok
Tani dalam Meningkatkan Produktivitas Usahatani Padi” meneliti hubungan antara
kelompok tani dengan hasil yang didapatkan ketika panen. Adanya peran aktif dalam
kelompok tani diperlukan agar segala informasi bisa tersalurkan dan nantinya
produktivitas hasil pertanian juga meningkat (Handayani et al., 2019). Perbedaan
dengan penelitian penulis dapat dilihat dari penelitian ini hanya membahas peran
kelompok tani, sedangkan penulis juga akan membahas tentang kelompok tani
namun juga ditambahkan lagi bagaimana cara – cara mengurangi penggunaan
pestisida pada lahan pertanian.
3
Selanjutnya, penelitian dengan menggunakan pendekatan cross sectional
study di Kelurahan adalah “Hubungan Pengetahuan, Persepsi Dan Perilaku Petani
Dalam Penggunaan Pestisida Pada Lingkungan Di Kelurahan Maharatu Kota
Pekanbaru”. Dalam penelitian ini, Widi Prayitno, Zulfan Saam, dan Tengku
Nurhidayah memaparkan keterkaitan antara kondisi ekonomi, tingkat pengetahuan,
dan persepsi masyarakat tentang pestisida. Objek penelitian ini adalah usia,
pendidikan, pengalaman, penghasilan, tingkat sosial ekonomi, pengetahuan, dan
persepsi tentang pestisida (Prayitno & Et.al, 2014). Perbedaan dengan penelitian
yang dilakukan penulis dapat dilihat bahwa penelitian ini hanya menggunakan
metode survei pada penelitian yang digunakan, sedangkan penulis akan
menggunakan metode kuantitatif namun juga disertai metode survei agar hasil
penelitian lebih akurat.
Perbedaan hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa penelitian terdahulu lebih
memfokuskan pada dampak negatif yang disebabkan oleh pestisida ketika
penggunaannya berlebihan dan kebanyakan kasus tersebut terjadi karena kurangnya
pengetahuan yang dimiliki petani. Beberapa penelitian juga dilakukan untuk
mengetahui cara mengurangi penggunaan pestisida dan hampir seluruh penelitian
dilakukan dengan metode kuantitatif, sedangkan penelitian yang dilakukan penulis
akan membahas mulai dari dampak negatif pestisida lalu disertai bagaimana cara
pengurangan penggunaan pestisida dan metode yang digunakan lebih beragam bukan
hanya satu metode penelitian.
4
BAB 2
LANDASAN TEORI
Pestisida sering disebut dengan pembasmi hama merupakan suatu bahan yang
digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu.
Berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu pest yang berarti hama dan cida berarti
pembunuh. Tikus, burung, siput, tunga, dan hewan lainya itulah yang disebut hama oleh
para petani. Sesuai dengan peraturan Pemerintah Pertanian
No.07/PERMENTAN/SR.140/2/2007 menyatakan bahwa pestisida merupakan semua zat
kimia atau bahan lainnya serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
1. Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman, bagi
tanaman, atau hasil-hasil pertanian.
2. Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman, bagian
tanaman, atau hasil- hasil pertanian.
3. Mengendalikan rerumputan.
5. Mengendalikan atau mencegah hama- hama luar pada hewan peliharaan atau ternak.
Racun perut/lambung
Racun kontak
Racun nafas
Racun saraf
Racun protoplasmik
Racun sistemik
6
1. Mencemari air dan tanah, pestisida ada yang tidak terdegradasi di tanah akibatnya
akan menumpuk dan menyebabkan pencemaran, sedangkan di air, pestisida bisa
sampai pada akhir rantai makanan.
3. Membuat hama menjadi resisten, ketika pembasmian hama dilakukan namun dosis
yang digunakan malah berlebih akan membuat hama tersebut kebal dan ketika
disemprotkan dengan pestisida tersebut maka tidak akan mati.
Kelompok tani merupakan salah satu cara akurat untuk mengatasi permasalah
tentang penggunaan pestisida yang berlebih. Suatu kelompok tani berguna bagi para petani
yang minim akan pengetahuan tentang bidang pertanian. Suatu kelompok tani di dalamnya
tentu ada seseorang yang cukup ahli dalam bidang pertanian. Ketika suatu permasalah
muncul, maka anggota kelompok tani saling berdiskusi mencari penyelesaiannya, namun
ketika tidak didapat penyelesaian sudah menjadi tugas ketua dari kelompok tani untuk
mendiskusikannya dengan dinas pertanian di daerah setempat.
Kelompok tani berfungsi sebagai wahana belajar, wahana kerjasama dan gotong
royong, serta unit penting dalam kemajuan pembangunan pertanian (Handayani et al.,
2019). Diharapkan dengan adanya kelompok tani dapat menjadikan para petani memiliki
pengetahuan dalam bidang pertanian yang membuat petani cerdas dan bijak dalam
7
penggunaan pestisida agar tidak berdampak buruk pada lingkungan dan kesehatan
manusia.
Menurut Smith, pengendalian hama terpadu (PHT) merupakan suatu konsep untuk
mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT) serta penyakit dengan
menggunakan pendekatan multidisiplin yang bertujuan untuk mengelola perkembangan
hama dan penyakit dalam suatu ekosistem. PHT merupakan salah satu program
pemerintah dalam melakukan pembangunan pertanian berkelanjutan yang dimulai sejak
tahun 1986 dan terbukti mampu menurunkan penggunaan pestisida kimia (Mariyono &
Irham, 2010).
Suatu ekosistem pertanian yang dijaga tentunya tidak akan menyebabkan ledakan
hama penyakit. Hama pengganggu yang ada dalam pertanian diakibatkan karena tidak
adanya ketersediaan makanan secara berkala di setiap tempat. Ketika perkembangbiakan
hama meledak pasti para petani akan cenderung menggunakan pestisida dengan dosis yang
berlebih dan bisa berdampak buruk pada ekosistem pertanian tersebut. Padahal apabila
ekosistem dijaga, hama tersebut dapat dikendalikan dengan predator alamai yang ada
dalam ekosistem tersebut.
Predator adalah binatang yang memangsa sesama binatang (Santosa & Sulistyo,
2012). Predator alami atau bisa disebut musuh alami untuk hama pertanian menjadi salah
satu cara mengurangi penggunaan pestisida. Penggunaan predator alami merupakan salah
satu konsep dalam program PHT yang juga bisa disebut dengan pengendalian biotik/hayati
(Sianipar et al., 2017). Predator alami yang mudah kita kenali seperti ular sebagai predator
8
hama tikus, burung hantu sebagai predator hama tikus dan serangga, parasitoid sebagai
predator hama wereng coklat, dan masih banyak lagi.
9
BAB 3
METODE PENELITIAN
Tempat penelitian ditentukan secara sengaja di lahan pertanian yang ada di provinsi
Jawa Timur, diperoleh informasi bahwa Jawa Timur merupakan daerah dengan luas lahan
baku sawah terbesar di Indonesia. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai
bulan Februari 2022.
Pada penelitian inipopulasi yang diambil oleh penulis adalah petani di sekitar lahan
pertanian sebanyak 200 petani. Sedangkan pengambilan sampel dilakukan secara random
sampling dari (Priyono, 2008) dengan rumus :
N
n= + N ( d )2
1
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Jumlah populasi
10
3.5. Pengolahan dan Analisis Data
Pada penelitian ini data akan dikumpulkan secara manual dengan melakukan
pengecekan data yang telah dikumpulkan , lalu melakukan pengkodean jawaban yang
diberikan oleh responden, selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel. Setelah data diperoleh
lalu dianalisis berupa jawaban yang diberikan responden. Analisis hasil yang didapatkan
dari data berupa variabel seperti sikap petani pada penggunaan pestisida dan secara umum
akan menghasilkan distribusi serta presentase setiap variabel (Priyono, 2008).
f
p= ×100
n
Keterangan :
p = Persentase (%)
11
DAFTAR PUSTAKA
12