Oleh : Kelompok 3
Muh.Rafly : A0320509
IRFAN :
HENDRI :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan
Praktikum pestisida dan teknik aplikasi” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah pestisida dan lingkungan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang penggunaan pestisida di kehidupan sehari-hari dan juga di ilmu
pertanian bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dwi Ratna Sari, S.pd., M.P.
selaku Dosen pestisida dan lingkungan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
ini.
Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………….1
DAFTAR ISI………………………………….
……………………………………………..2
BAB 1. PENDAHULU
1.1. LATAR BELAKANG…………….…………….
………………….......................3
1.2. TUJUAN………………………………………………………….….
……………3
BAB 2. PEMBAHASAAN
2.1. Alat
pertanian……………………………………………………………………..
2.2. Sejarah
Sprayer……………………………………………………………………..
2.3. Manfaat Penggunaan
Sprayer………………………………………………………
2.4. Bagian-bagian pada sprayer
otomatis………………………………………………
● Bagian bagian dari
nozzle………………………………………………………
BAB 3 METODE PRAKTIKUM
BAB 4 PENUTUP
A. KESIMPULANNYA..……………………………..…………….…....……..
………8
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Indonesia adalah negara agraris dengan salah satu komoditi utama adalah tanaman
padi. Padi merupakan sumber pangan yang sangat penting bagi rakyat Indonesia. Harefa
dalam [7] menjelaskan proses pemberian zat aditif (pupuk maupun pestisida) memiliki
peranan penting dalam perkembangan industri pertanian. Proses ini berupa pengendalian
yang bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman budidaya serta menjaga
tanaman dari hama yang menghambat pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
Pengertian pengendalian (control) hama harus dibedakan dengan pemberantasan
(eradication). Pengendalian hama dapat didefinisikan sebagai proses membatasi infestasi
hama sedemikian rupa sehingga tanaman dapat dibudidayakan secara produktif dan
efisien. Pengendalian bertujuan hanya menekan populasi hama sampai tingkat populasi
yang tidak merugikan secara ekonomik atau tidak melampaui ambang ekonomi
(economic threshold), sehingga sama sekali tidak bertujuan menekan populasi hama
sampai nol. Sedangkan pemberantasan merupakan usaha mematikan seluruh hama yang
ada baik sedang tumbuh maupun alat-alat reproduksinya, sehingga populasi hama sedapat
mungkin ditekan sampai nol.
Pengendalian secara kimiawi adalah pengendalian hama dengan menggunakan
bahan kimia yang dapat menekan laju pertumbuhan hama yang disebutherbisida. Aplikasi
herbisida dapat dilakukan dengan cara penyemprotan (spraying), pengasapan (fogging),
penghembusan (dusting), pencelupan (dipping), injeksi, penyiraman, dan penaburan.
Pemberian pupuk dan pestisida berbentuk padat dapat dilakukan melalui akar tanaman
Penyemprotan dengan menggunakan sprayer gendong konvensional maupun dengan
menggunakan tenaga listrik masih kurang efisien dalam waktu penyemprotan. Sebagai
negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, Indonesia
dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Menurut data hasil
penelitian yang dilakukan oleh BPS tahun 2013 jumlah petani hortikultura di Indonesia
adalah sejumlah 11,95 juta petani. Seiring dengan perkembangan teknologi, prinsip
efisiensi dan efektifitas kerja sangat diutamakan
Adalah satu teknologi tepat guna yang perlu dikembangkan adalah alat sprayer yang
digunakan untuk sektor pertanian (G.W. Utomo, 2013). Saat ini, alat sprayer yang
digunakan oleh masyarakat desa masih bersifat manual. Sehingga, masyarakat petani
desa masih membutuhkan waktu lama untuk menyiramkan pupuk maupun pestisida di
seluruh lahan pertanian. Selain permasalahan waktu, intensitas dan jarak penyemprotan
air sprayer secara manual masih sangat terbatas. Akibatnya kualitas penyemprotan air
sprayer menjadi tidak merata (M.N. Rahman dkk, 2014).Kalibrasi adalah cara mengukur
banyaknya larutan semprot yang dikeluarkan oleh alat semprot (sprayer), sehingga dapat
diketahui seberapa banyak larutan semprot yang disemprotkan pada setiap satuan lahan.
Kalibrasi merupakan kunci untuk menyeragamkan setiap perlakuan pestisida, misalnya
herbisida.
Sprayer tanaman adalah suatu alat / peralatan pertanian yang memiliki fungsi untuk
memecah cairan, suspensi atau larutan menjadi droplets (butiran cairan) atau spray. Alat
pertanian ini biasa digunakan pada proses penyemprotan pestisida atau bisa juga
digunakan untuk aplikasi pupuk. Cara kerja dari alat pertanian ini yaitu dengan memecah
cairan menjadi butiran butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Pembentukan
butiran halus tersebut dihasilkan dari proses pembentukan partikel dengan menggunakan
tekanan (berasal dari tabung khusus yang dipompa), lalu mengalir melalui selang karet
menuju ke alat pengabut bersamaan dengan cairan. Bentuk dan ukuran yang halus
tersebut membuat pemakaian pestisida menjadi akan menjadi sangat merata dan efektif
terdistribusi ke seluruh bagian tanaman. Selain itu, penggunaannya pada tanaman juga
bisa mengurangi dosis pemberian pestisida yang berlebih sehingga tidak boros dan
merusak tanaman.
Hal tersebut pun semakin berkembang dengan digunakannya tenaga kuda untuk
menarik kantong anyaman tersebut di sepanjang barisan tanaman. Alat penghembus
dengan tangan hand duster yang dilengkapi dengan tangki hopper, pipa penghembus, dan
kipas penghembus fan ditemukan oleh W.R Monroe di daerah Unionville, Ohio pada
tahun 1895. Di tahun 1897 alat penghembus tersebut dirubah supaya bisa ditarik oleh
kuda. Pemanfaatan tenaga motor untuk menggerakkan alat penghembus mulai digunakan
pada tahun 1911. Pada tahun 1920 – 1930, pengembangan alat penghembus yang
digandengkan dengan traktor pun dimulai.
· Menyemprotkan herbisida
· Menyemprotkan fungisida
· Menyemprotkan insektisida
· Memecah cairan yang disemprot menjadi droplet (tetesan kecil) dan didistribusikan
secara merata pada tanaman
Dalam kegiatan pertanian, secara umum sprayer terbagi menjadi 3 jenis. 3 jenis tersebut
diantaranya yaitu :
1. Motor Sprayer
Motor sprayer merupakan sprayer dengan mesin sebagai tenaga penggerak pompa
dimana berfungsi untuk mengeluarkan larutan di dalam tangki. Penggunaan alat ini pun
caranya bervariasi. Ada yang diletakkan di atas tanah, dibawa oleh pesawat terbang,
ditarik dengan menggunakan kendaraan, digendong di punggung, dll. Keuntungan dari
penggunaan motor sprayer diantaranya seperti mampu menembus gulma sasaran
meskipun tumbuh dengan sangat lebat, dan kapasitasnya cukup besar dengan waktu
relatif cukup singkat. Namun alat pertanian ini juga memiliki beberapa kelebihan, seperti
harus dirawat secara rutin, harganya dan suku cadangnya termasuk cukup mahal, serta
penggunaannya tidak dianjurkan pada tanaman berumur muda karena bisa menyebabkan
kerusakan.
2. Knapsack Sprayer
Knapsack sprayer lebih sering dikenal dengan alat semprot punggung / gendong.
Alat tani ini termasuk dalam peralatan tani paling umum dan banyak digunakan oleh
petani di berbagai areal pertanian. Selain karena lebih mudah untuk digunakan, alat ini
sering digunakan petani karena memiliki kapasitas tangki cukup besar. Pada awalnya alat
pertanian ini bersifat manual (menggunakan tenaga manusia), namun di zaman sekarang
sudah berkembang menjadi bertenaga baterai (elektrik). Prinsip kerja dari alat semprot
punggung yaitu larutan dikeluarkan dari tangki akibat proses yang dihasilkan dari adanya
tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan dari gerakan tangan penyemprot.
Saat gagang pompa digerakkan, larutan di dalam tangki akan keluar menuju tabung
udara, sehingga tekanan menjadi meningkat di dalam tabung. Hal tersebut menyebabkan
larutan pestisida dalam tangki keluar dari klep, lalu diarahkan ke arah bidang sasaran
semprot. Pastikan agar tekanan udara yang dihasilkan dari pompa tetap konstan, yakni
sebesar ± 0,7 – 1 kg/cm² atau sekitar 10 – 15 Psi. Tekanan tersebut bisa dihasilkan dari
hasil memompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga kestabilan tekanan, setiap berjalan 2
langkah pompa harus digerakkan sekali naik dan turun. Kapasitas tangki dari tangki
semprotnya bervariasi. Ada yang memiliki kapasitas 13 liter, 15 liter, 18 liter, dan 20
liter. Kapasitas tersebut bervariasi karena tergantung dari merek produknya.
3. CDA Sprayer
Keunikan dari CDA dibandingkan dengan 2 jenis di atas adalah tidak menggunakan
tekanan udara untuk menyebarkan larutan semprot ke berbagai bidang semprot sasaran,
namun menggunakan putaran piringan dan gaya gravitasi. Cara kerja peralatan ini yaitu :
larutan mengalir dari tangki melalui selang menuju nozzle, lalu diterima oleh spinning
disc (putaran piringan bergerigi), dan tersebar ke arah bidang sasaran. Dinamo dengan
tegangan 12 volt menjadi sumber tenaga dari putaran piring. Spinning disc dengan 2000
rpm serta butiran yang keluar menjadi seragam dengan ukuran sekitar ± 250 mikron.
Ukuran 250 micron tersebut mampu membasahi permukaan gulma secara optimal karena
merupakan ukuran maksimal yang bisa dihasilkan. Keseragaman bentuk butiran yang
dihasilkan lah yang membuat alat ini disebut dengan CDA (Controlled Droplet
Application).
4. Drone
Di zaman sekarang, teknik penyemprotan mengalami berbagai perkembangan cukup
signifikan, contohnya penggunaan drone sebagai alat semprot terutama dikhususkan
untuk menjangkau lahan yang tidak bisa dijangkau oleh manusia. Unit drone biasanya
memiliki ukuran cukup besar dan harga yang relatif cukup mahal, dan memiliki fungsi
bermacam – macam. Fungsi – fungsi tersebut seperti mendeteksi tingkat kerusakan
tanaman sampai memberikan larutan pestisida secara otomatis. Penggunaan drone ini pun
dinilai memberikan banyak manfaat, seperti proses perawatan dan pengendalian
organisme pengganggu tanaman menjadi lebih cepat, serta biaya pengeluaran bisa lebih
kecil dengan hasil perawatan dan pengendalian OPT lebih baik dibandingkan dengan cara
biasa. Banyak sekali produk sprayer unggul yang bisa Anda beli dan dapatkan. Produk –
produk tersebut pun memiliki karakteristik dan keunggulannya masing - masing. Nah jika
Anda mencari rekomendasi produk alat semprot tanaman unggul, Pertanian Indonesia
siap memberikan beberapa produk rekomendasi alat semprot tanaman unggul untuk
Anda.
Daftar pustaka
Ronando, E., & Indasyah, E. (2018). Penyuluhan Alat Sprayer Elektrik bagi Masyarakat
Petani Desa Wonodadi Wetan Kabupaten Pacitan. Jurnal ABDI: Media Pengabdian
Kepada Masyarakat, 3(2), 63-67.
Annafiyah, A., Anam, S., & Fatah, M. (2021). Rancang Bangun Sprayer Pestisida
Menggunakan Pompa Air DC 12 V dan Panjang Batang Penyemprot 6 Meter. Jurnal
Rekayasa Mesin, 16(1), 90-99.