Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PESTISIDA DAN LINGKUNGAN

Oleh : Kelompok 3
Muh.Rafly : A0320509
IRFAN :
HENDRI :

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan
Praktikum pestisida dan teknik aplikasi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah pestisida dan lingkungan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang penggunaan pestisida di kehidupan sehari-hari dan juga di ilmu
pertanian bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dwi Ratna Sari, S.pd., M.P.
selaku Dosen pestisida dan lingkungan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
ini.

Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Majene, 30 mei 20223


Muhammad Rafly, dkk

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………….1
DAFTAR ISI………………………………….
……………………………………………..2
BAB 1. PENDAHULU
1.1. LATAR BELAKANG…………….…………….
………………….......................3
1.2. TUJUAN………………………………………………………….….
……………3
BAB 2. PEMBAHASAAN
2.1. Alat
pertanian……………………………………………………………………..
2.2. Sejarah
Sprayer……………………………………………………………………..
2.3. Manfaat Penggunaan
Sprayer………………………………………………………
2.4. Bagian-bagian pada sprayer
otomatis………………………………………………
● Bagian bagian dari
nozzle………………………………………………………
BAB 3 METODE PRAKTIKUM
BAB 4 PENUTUP
A. KESIMPULANNYA..……………………………..…………….…....……..
………8

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Indonesia adalah negara agraris dengan salah satu komoditi utama adalah tanaman
padi. Padi merupakan sumber pangan yang sangat penting bagi rakyat Indonesia. Harefa
dalam [7] menjelaskan proses pemberian zat aditif (pupuk maupun pestisida) memiliki
peranan penting dalam perkembangan industri pertanian. Proses ini berupa pengendalian
yang bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman budidaya serta menjaga
tanaman dari hama yang menghambat pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
Pengertian pengendalian (control) hama harus dibedakan dengan pemberantasan
(eradication). Pengendalian hama dapat didefinisikan sebagai proses membatasi infestasi
hama sedemikian rupa sehingga tanaman dapat dibudidayakan secara produktif dan
efisien. Pengendalian bertujuan hanya menekan populasi hama sampai tingkat populasi
yang tidak merugikan secara ekonomik atau tidak melampaui ambang ekonomi
(economic threshold), sehingga sama sekali tidak bertujuan menekan populasi hama
sampai nol. Sedangkan pemberantasan merupakan usaha mematikan seluruh hama yang
ada baik sedang tumbuh maupun alat-alat reproduksinya, sehingga populasi hama sedapat
mungkin ditekan sampai nol.
Pengendalian secara kimiawi adalah pengendalian hama dengan menggunakan
bahan kimia yang dapat menekan laju pertumbuhan hama yang disebutherbisida. Aplikasi
herbisida dapat dilakukan dengan cara penyemprotan (spraying), pengasapan (fogging),
penghembusan (dusting), pencelupan (dipping), injeksi, penyiraman, dan penaburan.
Pemberian pupuk dan pestisida berbentuk padat dapat dilakukan melalui akar tanaman
Penyemprotan dengan menggunakan sprayer gendong konvensional maupun dengan
menggunakan tenaga listrik masih kurang efisien dalam waktu penyemprotan. Sebagai
negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, Indonesia
dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Menurut data hasil
penelitian yang dilakukan oleh BPS tahun 2013 jumlah petani hortikultura di Indonesia
adalah sejumlah 11,95 juta petani. Seiring dengan perkembangan teknologi, prinsip
efisiensi dan efektifitas kerja sangat diutamakan

Adalah satu teknologi tepat guna yang perlu dikembangkan adalah alat sprayer yang
digunakan untuk sektor pertanian (G.W. Utomo, 2013). Saat ini, alat sprayer yang
digunakan oleh masyarakat desa masih bersifat manual. Sehingga, masyarakat petani
desa masih membutuhkan waktu lama untuk menyiramkan pupuk maupun pestisida di
seluruh lahan pertanian. Selain permasalahan waktu, intensitas dan jarak penyemprotan
air sprayer secara manual masih sangat terbatas. Akibatnya kualitas penyemprotan air
sprayer menjadi tidak merata (M.N. Rahman dkk, 2014).Kalibrasi adalah cara mengukur
banyaknya larutan semprot yang dikeluarkan oleh alat semprot (sprayer), sehingga dapat
diketahui seberapa banyak larutan semprot yang disemprotkan pada setiap satuan lahan.
Kalibrasi merupakan kunci untuk menyeragamkan setiap perlakuan pestisida, misalnya
herbisida.

2.1. Tujuan penelitian


1. Mengetahui perhitungan kalibrasi suatu lahan
2. Mengetahui berapa banyak pestisida yang digunakan dalam suatu lahan
3. Mengetahui cara menghitung kalibrasi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Alat pertanian
Di zaman sekarang penggunaan alat pertanian memegang peranan penting dalam
sektor pertanian. Hal tersebut tidak bisa dipungkiri karena penggunaannya membuat
berbagai perkembangan di sektor tani menjadi lebih efektif dan efisien, serta
menghasilkan aneka produk pangan tambahan. Peran penggunaan alat pertanian pun
menjadi sangat strategis. Penerapannya diharapkan mampu memberikan solusi dalam
memecahkan kebuntuan dalam sektor pertanian menjadi lebih efektif dan efisien. Banyak
sekali berbagai peralatan pertanian yang banyak membantu kegiatan bercocok tanam,
seperti traktor, mesin penanam padi, mesin pemanen, sprayer tanaman, dll. Peralatan –
peralatan tersebut telah memberikan dampak nyata dan positif dalam bidang pertanian.
Baik manual ataupun elektrik, semua peralatan pertanian memberikan banyak manfaat
untuk petani.

Optimalisasi penggunaan peralatan pertanian tentu harus didukung oleh berbagai


pihak, terutama oleh pemerintah. Pemberian bantuan alsintan menjadi salah satu bentuk
nyata yang bisa diberikan pada petani. Selain mampu meningkatkan kemampuan petani,
pemanfaatannya diharapkan bisa berdampak positif lain seperti mendukung pecepatan
olah tanam dan panen tanaman. Dalam melakukan budidaya tanaman, hal tersebut tentu
berdampak sangat besar mengingat budidaya tanaman terdiri dari banyak proses / tahap
dari tahap pembenihan sampai proses tanaman. Dengan begitu, hasil panen tanaman yang
didapatkan petani pun menjadi lebih maksimal dan keuntungan yang dihasilkan pun juga
banyak, sehingga petani menjadi sejahtera. Nah, kali ini Pertanian Indonesia ingin
membahas salah satu peralatan pertanian yang banyak digunakan di berbagai tempat di
Indonesia. Yap, benar. Pertanian Indonesia kali ini akan membahas tentang sprayer
tanaman.

Sprayer tanaman adalah suatu alat / peralatan pertanian yang memiliki fungsi untuk
memecah cairan, suspensi atau larutan menjadi droplets (butiran cairan) atau spray. Alat
pertanian ini biasa digunakan pada proses penyemprotan pestisida atau bisa juga
digunakan untuk aplikasi pupuk. Cara kerja dari alat pertanian ini yaitu dengan memecah
cairan menjadi butiran butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Pembentukan
butiran halus tersebut dihasilkan dari proses pembentukan partikel dengan menggunakan
tekanan (berasal dari tabung khusus yang dipompa), lalu mengalir melalui selang karet
menuju ke alat pengabut bersamaan dengan cairan. Bentuk dan ukuran yang halus
tersebut membuat pemakaian pestisida menjadi akan menjadi sangat merata dan efektif
terdistribusi ke seluruh bagian tanaman. Selain itu, penggunaannya pada tanaman juga
bisa mengurangi dosis pemberian pestisida yang berlebih sehingga tidak boros dan
merusak tanaman.

2.2. Sejarah Sprayer


Menurut Smith (1955), sprayer diperkirakan ditemukan pada tahun 1850-an. Alat
penyemprot tanaman ini dikembangkan dan digunakan untuk menyemprotkan fungisida
pada tumbuhan anggur di daerah Bordeaux, Perancis. Alat semprot tanaman manual
berpenggerak tangan untuk membasmi serangga terus dikembangkan dari tahun 1850 –
1860 oleh Brand Brothers di Minnesota, D.B Smith di New York, dan John Bean di
daerah California. Di tahun 1900, alat penyemprot bertenaga motor power mulai
dikembangkan. Di tahun 1925, alat penyemprot yang digandengkan dengan traktor mulai
digunakan. Di awal tahun 1940 - an, penyemprotan dengan pesawat udara mulai
dilakukan. Formulasi debu yang awal – awal digunakan yaitu berupa insektisida dan
fungisida. Formulasi debu insektisida dan fungisida tersebut diletakkan pada kantong
anyaman, lalu kantong anyaman tersebut digoyang – goyangkan di atas tanaman.

Hal tersebut pun semakin berkembang dengan digunakannya tenaga kuda untuk
menarik kantong anyaman tersebut di sepanjang barisan tanaman. Alat penghembus
dengan tangan hand duster yang dilengkapi dengan tangki hopper, pipa penghembus, dan
kipas penghembus fan ditemukan oleh W.R Monroe di daerah Unionville, Ohio pada
tahun 1895. Di tahun 1897 alat penghembus tersebut dirubah supaya bisa ditarik oleh
kuda. Pemanfaatan tenaga motor untuk menggerakkan alat penghembus mulai digunakan
pada tahun 1911. Pada tahun 1920 – 1930, pengembangan alat penghembus yang
digandengkan dengan traktor pun dimulai.

2.3. Manfaat Penggunaan Sprayer


Penggunaan sprayer tanaman memberikan banyak manfaat, terutama untuk petani.
Beberapa manfaat yang bisa didapatkan contohnya seperti :

· Sebagai alat penyiraman


· Menyemprotkan cairan hormon

· Menyemprotkan pupuk cair

· Menyemprotkan herbisida

· Menyemprotkan fungisida

· Menyemprotkan insektisida

· Memecah cairan yang disemprot menjadi droplet (tetesan kecil) dan didistribusikan
secara merata pada tanaman

1. Tips Memilih Sprayer


Dalam memilih sprayer, Anda harus benar – benar tau produk dan tipe yang paling
sesuai dengan kebutuhan Anda. Sayangnya di pasaran terdapat berbagai jenis dan tipe
dengan fungsi dan harga bervariasi, sehingga terkadang membuat bingung untuk memilih
secara tepat. Beberapa tips tersebut diantaranya seperti :

● Perhatikan kapasitas tangki


Sebelum benar – benar membeli, perhatikan kapasitas tangki. Jika Anda ingin
menyemprot tanaman dalam skala besar, pilih yang bertangki besar. Jika Anda
ingin yang lebih ringan dan praktis, pilih yang bertangki kecil.

● Pilih produk yang tahan terhadap penggunaan bahan kimia


Beberapa bahan sprayer jika digunakan secara terus – menerus tidak akan kuat
terhadap beberapa zat kimia, sehingga akan merusak tangki. Oleh karena itu,
pastikan Anda memilih sprayer dengan bahan yang kuat terhadap zat kimia.
● Perhatikan bagian nozzle
Salah satu bagian sprayer yang sangat penting yaitu nozzle. Penggunaan
nozzle menjadi sangat penting karena hasil semprotannya sangat berpengaruh
pada tanaman. Pastikan anda memilih sprayer dengan nozzle yang paling sesuai
dengan kebutuhan Anda.

Dalam kegiatan pertanian, secara umum sprayer terbagi menjadi 3 jenis. 3 jenis tersebut
diantaranya yaitu :

1. Motor Sprayer
Motor sprayer merupakan sprayer dengan mesin sebagai tenaga penggerak pompa
dimana berfungsi untuk mengeluarkan larutan di dalam tangki. Penggunaan alat ini pun
caranya bervariasi. Ada yang diletakkan di atas tanah, dibawa oleh pesawat terbang,
ditarik dengan menggunakan kendaraan, digendong di punggung, dll. Keuntungan dari
penggunaan motor sprayer diantaranya seperti mampu menembus gulma sasaran
meskipun tumbuh dengan sangat lebat, dan kapasitasnya cukup besar dengan waktu
relatif cukup singkat. Namun alat pertanian ini juga memiliki beberapa kelebihan, seperti
harus dirawat secara rutin, harganya dan suku cadangnya termasuk cukup mahal, serta
penggunaannya tidak dianjurkan pada tanaman berumur muda karena bisa menyebabkan
kerusakan.

2. Knapsack Sprayer
Knapsack sprayer lebih sering dikenal dengan alat semprot punggung / gendong.
Alat tani ini termasuk dalam peralatan tani paling umum dan banyak digunakan oleh
petani di berbagai areal pertanian. Selain karena lebih mudah untuk digunakan, alat ini
sering digunakan petani karena memiliki kapasitas tangki cukup besar. Pada awalnya alat
pertanian ini bersifat manual (menggunakan tenaga manusia), namun di zaman sekarang
sudah berkembang menjadi bertenaga baterai (elektrik). Prinsip kerja dari alat semprot
punggung yaitu larutan dikeluarkan dari tangki akibat proses yang dihasilkan dari adanya
tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan dari gerakan tangan penyemprot.

Saat gagang pompa digerakkan, larutan di dalam tangki akan keluar menuju tabung
udara, sehingga tekanan menjadi meningkat di dalam tabung. Hal tersebut menyebabkan
larutan pestisida dalam tangki keluar dari klep, lalu diarahkan ke arah bidang sasaran
semprot. Pastikan agar tekanan udara yang dihasilkan dari pompa tetap konstan, yakni
sebesar ± 0,7 – 1 kg/cm² atau sekitar 10 – 15 Psi. Tekanan tersebut bisa dihasilkan dari
hasil memompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga kestabilan tekanan, setiap berjalan 2
langkah pompa harus digerakkan sekali naik dan turun. Kapasitas tangki dari tangki
semprotnya bervariasi. Ada yang memiliki kapasitas 13 liter, 15 liter, 18 liter, dan 20
liter. Kapasitas tersebut bervariasi karena tergantung dari merek produknya.

3. CDA Sprayer
Keunikan dari CDA dibandingkan dengan 2 jenis di atas adalah tidak menggunakan
tekanan udara untuk menyebarkan larutan semprot ke berbagai bidang semprot sasaran,
namun menggunakan putaran piringan dan gaya gravitasi. Cara kerja peralatan ini yaitu :
larutan mengalir dari tangki melalui selang menuju nozzle, lalu diterima oleh spinning
disc (putaran piringan bergerigi), dan tersebar ke arah bidang sasaran. Dinamo dengan
tegangan 12 volt menjadi sumber tenaga dari putaran piring. Spinning disc dengan 2000
rpm serta butiran yang keluar menjadi seragam dengan ukuran sekitar ± 250 mikron.
Ukuran 250 micron tersebut mampu membasahi permukaan gulma secara optimal karena
merupakan ukuran maksimal yang bisa dihasilkan. Keseragaman bentuk butiran yang
dihasilkan lah yang membuat alat ini disebut dengan CDA (Controlled Droplet
Application).

4. Drone
Di zaman sekarang, teknik penyemprotan mengalami berbagai perkembangan cukup
signifikan, contohnya penggunaan drone sebagai alat semprot terutama dikhususkan
untuk menjangkau lahan yang tidak bisa dijangkau oleh manusia. Unit drone biasanya
memiliki ukuran cukup besar dan harga yang relatif cukup mahal, dan memiliki fungsi
bermacam – macam. Fungsi – fungsi tersebut seperti mendeteksi tingkat kerusakan
tanaman sampai memberikan larutan pestisida secara otomatis. Penggunaan drone ini pun
dinilai memberikan banyak manfaat, seperti proses perawatan dan pengendalian
organisme pengganggu tanaman menjadi lebih cepat, serta biaya pengeluaran bisa lebih
kecil dengan hasil perawatan dan pengendalian OPT lebih baik dibandingkan dengan cara
biasa. Banyak sekali produk sprayer unggul yang bisa Anda beli dan dapatkan. Produk –
produk tersebut pun memiliki karakteristik dan keunggulannya masing - masing. Nah jika
Anda mencari rekomendasi produk alat semprot tanaman unggul, Pertanian Indonesia
siap memberikan beberapa produk rekomendasi alat semprot tanaman unggul untuk
Anda.

2.4. Bagian-bagian pada sprayer otomatis


Bagian-bagian Bagian-bagian utama sprayer secara umum meliputi nozzle, pompa,
pipa penyalur, saringan, tangki cairan dan sebagian dilengkapi dengan alat pengukur
tekanan serta klep pengatur semprotan. Dari bagian-bagian di atas, nozzle merupakan
bagian yang terpenting. Nozzle adalah bagian sprayer yang menentukan karakteristik
semprotan ; yaitu pengeluaran, sudut penyemprotan, lebar penutupan, pola semprotan,
dan pola penyebaran yang dihasilkan. Nozzle dibuat dalam bermacam-macam desain.
Setiap tipe butiran cairan yang khas dihasilkan oleh nozzle yang khas sesuai dengan
kebutuhan.

● Bagian bagian dari nozzle


1. Tipe-tipe nozzle :
● Centrifugal nozzle yaitu bentuk nozzle yang paling banyak dijumpai, dibuat
dengan sudut penyemprotan yang lebar dan dengan berbagai model pola
penyemprotan dan kapasitas.
● Flooding nozzle yaitu menghasil semprotan dengan model semburan. Nozzle ini
disebut juga fan spray nozzle.
● Two-fluid atomizer yaitu menghasilkan droplet yang sangat halus dan
menghindarkan pemborosan cairan, tetapi membutuhkan tenaga yang lebih besar
daripada tipe-tipe yang lain.
● Rotary atomizer yaitu digunakan untuk pekerjaan besar, menyemprotkan cairan
dalam jumlah besar dengan gaya sentrifugal dan mempunyai pola penyebaran
360°
2. Komponen-komponen nozzle :
● Body
● Penyaring
● spuyer (nozzle tips), dan nozzle cap
3. Ada beberapa macam nozzle pada sprayer yaitu :
● Hallow cone nozzle
Cara yang menarik ke dalam nozzle mengalami pemusingan hingga
penyebaran butiran cairannya akan berbentuk cincin. Besar kecilnya ukuran
sprayer kecuali ditentukan oleh tekanan yang diberikan juga ditentukan oleh
tekanan yang diberikan juga ditentukan oleh jarak pemusingan cairannya. Makin
panjang lintasan pemusingan yang ditempuh, semakin besar ukuran spray, tetapi
semakin kecil diameter penyebaran butiran sprayernya. Keuntungan penggunaan
nozzle ini karena dapat diperoleh penyebaran ukuran butiran spray yang seragam.
● Solid-cone nozzle
Nozzle ini merupakan hasil modifikasi dari hallo cone nozzle. Prinsip
pembentukan spray hampir sama dengan hollow cone nozzle tetapi pada solid
cone nozzle diberikan tambahan internal axiat jet yang tepat ukurannya yang akan
memukul cairan di dalam nozzle yang sedang berputar. Dengan pemukulan
tersebut cairannya akan menjadi makin turbulen dan aliran cairannya menjadi
hancur, meninggalkan nozzle dalam bentuk butiran spray, dengan penyebarannya
akan berbentuk lingkaran penuh.
● Fan type nozzle
Type ini dibuat dengan jalan membuat potongan halus atau saluran yang
menyilang permukaan luar dari arifice plate (plat tarikan). Bentuk tersebut
menyebabkan cairan yang meninggalkan nozzle akan berupa lembaran tipis
seperti kipas, yang kemudian akan pecah menjadi butiran-butiran spray, dengan
penyebarannya akan berbentuk elips penuh. Kelemahan nozzle ini mempunyai
ukuran butiran cairan yang tidak merata. Terutama pada bagian ujung tepi
penyemprotan, terdapat pengumpulan ukuran butiran yang besar-besar. Nozzle
tipe ini kebanyakan dipakai pada sprayer bertekanan rendah (20-100 psi) untuk
pengendalian herba.
4. Adapun bagian-bagian beserta fungsi dari masing-masing komponen Knapsack
Sprayer tersebut adalah :
1. Tangki (tank)
Merupakan tempat herbisida atau larutan lainnya diisikan. Volumenya dapat
berbeda beda tergantung dengan tipe dari sprayer masing-masing. Dari bahan plat
tahan karat,untuk menampung cairan.
2. Pengaduk (agitator)
Untuk mengaduk larutan herbisida yang ada di dalam tangki. Pengadukan
dimaksukan agar suspensi atau campuran larutan herbisida dapat tersebar merata
dan tidak mengendap, sehingga tidak menyumbat nozzle.
3. Unit pompa (pump)
Yang terdiri dari silinder pompa, dan piston dari kulit. Untuk memberikan
tekanan kepada larutan herbisida, sehingga larutan dapat dikeluarkan dari tangki
dan mengalir melalui selang dan keluar pada nozzle.
4. Pengatur tekanan (pressure gauge)
Untuk mengatur tekanan terhadap besar kecilnya volume cairan yang
dikeluarkan, sesuai dengan kebutuhan.
5. Saringan (strainer)
Untuk menyaring larutan yang akan dimasukkan ke dalam tangki. Hal ini
dilakukan supaya tidak ada zat lain yang terikut sehingga dapat merusak dan
menyumbat nozzle.
6. Penutup
Untuk menutup tangki, supaya pada saat dikerjakan tidak tumpah dan untuk
menjaga tekanan udara di dalam tangki.
7. Tangkai pompa
Untuk memompa cairan.
8. Saluran penyemprot
Terdiri dari kran, selang karet, katup serta pipa yang bagian ujungnya
dilengkapi nozel.
9. Sabuk penggendong
Digunakan untuk menyandang sprayer pada punggung.
10. Selang karet
Untuk menyalurkan larutan dari tangki ke nozzle.
11. Piston pompa
12. Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki.
13. Katup pengendali aliran cairan bertekanan yang keluar dari selang karet.
14. Laras pipa penyalur aliran cairan bertekanan dari selang menuju ke nosel.
15. Nozel.

Daftar pustaka

Ronando, E., & Indasyah, E. (2018). Penyuluhan Alat Sprayer Elektrik bagi Masyarakat
Petani Desa Wonodadi Wetan Kabupaten Pacitan. Jurnal ABDI: Media Pengabdian
Kepada Masyarakat, 3(2), 63-67.
Annafiyah, A., Anam, S., & Fatah, M. (2021). Rancang Bangun Sprayer Pestisida
Menggunakan Pompa Air DC 12 V dan Panjang Batang Penyemprot 6 Meter. Jurnal
Rekayasa Mesin, 16(1), 90-99.

Anda mungkin juga menyukai