OLEH
NISN: 0026956012
TAHUN 2019
Page | 1
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVENSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN
NISN : 0026956012
Mengetahui,
pembimbing lapangan
(SARJONO)
Page | 2
DAFTAR ISI
Gambar ………………………………………………………………………………………………..
Lampiran ………………………………………………………………………………………………
Page | 3
Daftar Gambar
No Hal
Page | 4
Daftar Lampiran
No Hal
Page | 5
BAB I.
PENDAHULUAN
Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena
menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi melalui kompetisi. Terdapat beberapa jenis
tumbuhan dikenal sebagai gulma utama, seperti rumput-rumputan, teki dan alang-alang. Lahan pertanian
biasanya ditanami sejenis tanaman pertanian. Namun demikian tumbuhan lain juga dapat tumbuh di lahan
tersebut. Karena kompetisi dalam mendapatkan hara di tanah, perolehan cahaya matahari, dan atau
keluarnya substansi alelopatik, tumbuhan lain ini tidak diinginkan keberadaannya.Usaha manusia dalam
mengatasi hal tersebut dapat berupa pemberantasan atau pengendalian, tergantung pada keadaan tanaman,
tujuan bertanam dan biaya. Pemberantasan gulma dilaksanakan bila gulma itu benar – benar merugikan.
Salah satu cara pengendalian gulma adalah dengan menggunakan herbisida.
Herbisida berasal dari kata herba ( gulma ) dan sida ( membunuh ). Dari kata tersebut dapat diartikan
bahwa herbisida adalah zat kimia yang dapat menekan pertumbuhan gulma dan bahkan dapat
mematikannya. Herbisida digunakan sebagai salah satu sarana pengendalian tumbuhan “asing” ini. Zat
kimia yang berperan sebagai herbisida dicirikan oleh gugusan khusus yang terpenting adalah toksisitas
pada tanaman, suatu gugusan yang dapat membunuh tanaman pada laju dosis tertentu.
Herbisida akut diartikan sebagai toksisitas yang masuk secara intensif dan kemudian membunuh
dengan cepat dan bila gulma tidak terbunuh, maka kadan – kadang gulma hanya menderita sejenak.
Gugusan penting lainnya adalah selektivitas yang diartikan sebagai kemampuan bahan kimia untuk
membunuh gulma.
Page | 6
BAB II.
PROSES DAN HASIL BELAJAR DI DUNIA INDUSTRI
Tujuan : memelihara jalan panen dan memudahkan bagi kegiatan pemeliharaan aplikasi pupuk , dan
pengawasan .
Alat : bahan :
K3LH:
Topi mempunyai peranan penting di setiap kegiatan maupu kegiatn lainya dan berfungsi sebagai
pelindung diri kita dari paparan cahaya sinar matahari dan serangga seperti ulat bulu atau yang
lain.
Apron mempunyai peranan penting dalam penaburan pupuk, apron berfungsi sebagai alat
pelindung diri dan menjaga baju kita agar bahan kimia dalam pupuk diserap oleh apron tersebut
dan tidak langsung kontak dengan tubuh kita.
Sepatu boot mempunyai peranan penting dalam menjaga kaki kita agar tidak terluka dalam
kegiatan di blok dan menjaga juga dari bahaya patukan ular berbisa.
Sarung tangan mempunyai peranan penting dalam proses penaburan pupuk agar tangan kita tidak
langsung kontak ke pupuk tersebut.
B. Alat bahan
a. PERALATAN TIM UNIT SEMPROT
Peralatan kerja yang harus dilengkapi oleh tim unit semprot terdiri dari :
a. Pakaian seragam (baju lengan panjang,Apron, dan celana panjang), sepatu boot, sarung
tangan dan topi.
b. Masker untuk melindungi dari bahaya keracunan pestisida.
c. Alat semprot : CP-15, Solo atau MHS sebanyak 25 unit lengkap, spare part alat semprot.
d. Takaran : gelas ukur 100 ml dan timbangan kecil (timbangan kue) untuk menakar
pestisida.
e. Saringan dari kasa halus atau kain katun.
f. Ember/jerigen 2 buah : 1 buah untuk mencuci nozzle dan 1 buah untuk mencuci tangan
sebelum istirahat makan siang.
g. Cados atau parang sebanyak 25 unit untuk pengalihan kerja lain jika hari hujan.
h. Buku monitoring prestasi kerja dan monitoring operasional kendaraan tim semprot.
Page | 7
b. Bahan :
a. Air
b. Herbisida Basta dan Ely dan Agristic(perekat)
1. Pengisian tangki air dilakukan oleh sopir dan mandor pada sore hari. Air yang digunakan harus
air bersih agar nozzle tidak tersumbat.
2. Pencampuran racun (herbisida) dilakukan oleh mandor pada pagi hari sebelum pukul 06.00 waktu
setempat. Pencampuran herbisida harus diawasi oleh asisten atau askep. Bon permintaan
herbisida harus sudah dibuat/diberikan ke bagian gudang satu hari sebelumnya dan petugas
gudang harus hadir sebelum pukul 06.00. Kendaraan unit semprot harus sudah stand by di gudang
sebelum pukul 06.00.
3. Perhatian : tidak dibenarkan membawa bahan herbisida murni ke lapangan.
4. Setiap upaya melakukan pencampuran bahan di lapangan akan berpengaruh terhadap disiplin
kerja dan keamanan (pencurian/manipulasi).
5. Pada prinsipnya herbisida kontak tidak boleh dicampur dengan herbisida sistemik kecuali untuk
kasus-kasus tertentu dan jika ada petunjuk khusus.
6. Pengadukan larutan harus merata. Gunakan pengaduk yang sudah ada di tangki.
7. Pencampuran harus sudah selesai dilakukan pada pukul 06.00 dan kendaraan segera menjemput
karyawan semprot di divisi.
8. Unit semprot siap beroperasi pada pukul 06.30 waktu setempat.
9. Mandor harus memeriksa alat dan perlengkapan masing-masing penyemprot dan mengulangi
kembali pemeriksaan khusus terhadap kebersihan nozzle, walaupun pembersihan telah dilakukan
setelah selesai dipakai oleh pekerja.
10. Siapkan ember yang berisi air bersih untuk membersihkan atau membilas pipa (stick) dan nozzle
yang kotor. Ember diletakan di atas tanah dan setiap penyemprot sebelum menurunkan alat
semprot (untuk diisi laruran kembali) diwajibkan mencelup nozzle ke dalam air di ember
tersebut.
11. Pengisian larutan dilaksanakan oleh pekerja sendiri dengan pengawasan langsung oleh petugas
dosis, sedangkan mandor tetap di lapangan mengawasi pelaksanaan penyemprotan
Page | 8
BAB III.
KESIMPULAN
Jadi penyemprotan adalah salah satu upaya mengurangi populasi gulma di perkebunan kelapa
sawit yaitu dengan penyemprotan herbisida , yaitu untuk memudahkan pengutipan berondolan dan tempat
penaburan pupuk .dan untuk memudahkan pengeluaaran hasil dari kebun ke TPH dan memudahkan
pemeliharaan . ada beberapa cara untuk menentukan jumlah 1 semprotan per ha. Metode penyemprotan
yang dirasa agak tepat adalah penyemprotan yang telah diketahui ukurannya. Diawali dengan tangki
penuh dan pengukuran 1 yang diperlukan untuk mengisi kembali tangki setelah penyemprotan sebuah
ukuran luas yang diketahui, 1 per ha dapat dengan cepat dihitung. Ukuran dari luasan yang disemprot
membutuhkan luasan yang cukup untuk memberikan pengukuran yang tepat dari semprotan yang
dipergunakan. Perlu diperhatikan bahwa kecepatan dan tekanan tidak boleh terlalu berbeda dengan
penyemprotan lapang yang sesungguhnya.
Penyemprotan membutuhkan alat penyemprot dan larutan herbisida yang disemprotkan. Larutan
herbisida dapat pula ditentukan. Penentuannya dengan menghitung. Untuk keperluan ini ditentukan
beberapa pengertian tentang bahan aktif, ekuivalen asam, ppm dan % kadar. Sebelum penyemprotan,
tindakan yang penting untuk diingat adalah menjaga agar penyemprotan secara myeluruh harus bersih.
Jelasnya, tangki harus bersih dari bekas penggunaan sebelumnya. Larutan harus homogen, kaliberasi
dilaksanakan beberapa kali.
Page | 9
Daftar Gambar
Page | 10
Page | 11
Daftar Lampiran
Page | 12