Anda di halaman 1dari 6

ACARA IV.

PENGENALAN HERBISIDA

Tanggal Pelaksanaan Praktikum : 27 November 2020

Kelas Agroteknologi A

Kelompok 3 :

 Aan Septiawan ( C1011191082 )


 Kania Nur Auliya ( C1011191064 )
 Meylani Dwi Jayanti ( C1011191012 )
 Naufal Ariq ( C1011191067 )
 Priskila Meita ( C1011191008 )
A. Pendahuluan

Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian


rakyat atau pun perkebunan besar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain hama,
penyakit dan gulma. Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidayabervariasi,
tergantung dari jenis tanamannya, iklim, jenis gulmanya, dan tentu sajapraktek
pertanian di samping faktor lain. Di negara yang sedang berkembang, kerugian
karena gulma tidak saja tinggi, tetapi juga mempengaruhi persediaan pangan dunia.
Tanaman perkebunan juga mudah terpengaruh oleh gulma, terutama sewaktu masih
muda. Apabila pengendalian gulma diabaikan sama sekali, makakemungkinan
besar usaha tanaman perkebunan itu akan rugi total.
Pengendalian gulma yang tidak cukup pada awal pertumbuhan tanaman
perkebunan akan memperlambat pertumbuhan dan masa sebelum panen. Beberapa
gulma lebih mampu berkompetisi daripada yang lain (misalnya Imperata cyndrica),
yang dengan demikian menyebabkan kerugian yang lebih besar. Persaingan antara
gulma dengan tanaman yang kita usahakan dalam mengambil unsur-unsur hara dan
air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis,
menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas.
Oleh karena itu diperlukan pengendalian gulma secara efektif dan efisien.
Pengendalian dapat berbentuk pencegahan dan pemberantasan. Mencegah
biasanya lebih murah tetapi tidak selalu lebih mudah. Di negara-negara yang
sedang membangun kegiatan pengendalian yang banyak dilakukan orang adalah
pemberantasan. Pengendalian gulma dapat dilakukandengan cara-cara Preventif
(pencegahan), Pengendalian gulma secara fisik, Pengendalian gulma dengan sistem
budidaya, Pengendalian gulma secara biologis, Pengendalian gulma secara
kimiawi, dan Pengendalian gulma secara terpadu.

1. Tujuan Praktikum
a. Mengenal beberapa jenis herbisida
b. Mengetahui pengaruh herbisida kontak dan sistemik
c. Membandingkan hasil pengendalian dengan herbisida kontak
dan sistemik

B. Tinjauan Pustaka

Herbisida adalah senyawa kimia peracun gulma, dapat menghambat pertumbuhan


bahkan mematikan tumbuhan tersebut. Sedangkan substansi pengatur tumbuhan
adalah gugusan organik yang bukan nutrisi, dalam jumlah sedikit dapat
menghambat atau memodifikasi proses fisiologis tumbuhan yang mungkin dapat
pula berarti pemodifikasian pertumbuhan, herbisida translokasi, dan herbisida
sistemik. Dalam klasifikasi herbisida dapat dibedakan :
1) Menurut waktu apilkasi.
2) Menurut cara kerja.
3) Menurut sifat bahan kimianya
Menurut waktu aplikasi herbisida dibedakan atas:
1. Pra pengolahan tanah.
Ciri pengendalian ini adalah pengendalian vegetasi total dengan tujuan
memudahkan dalam pembersihan lahan. Pada pengolahan dengan jalan
pembalikan diharapkan biji, umbi, maupun akar gulma yang tertimbun
dapat dipindahkan ke permukaan tanah yang lebih dangkal.
2. Pra tanam.
Aplikasi semacam ini mempunyai tujuan, supaya awal pertumbuhan
pertanaman tidak tergangguoleh gulma yang juga mulai tumbuh.
3. Pra tumbuh.
Aplikasi semacam ini bertujuan dapat menekan gulma yang akan
muncul bersama tumbuhnya pertanaman.
4. Pasca tumbuh.
Aplikasi semacam ini bertujuan bahwa gulma yang tumbuh setelah
tanaman tumbuh dapat di tekan, sehingga pertumbuhan pertanaman
selanjutnya tidak terganggu.
C. Metodologi
1. Bahan dan Alat
a. Bahan :
 herbisida kontak ( Paraquat ) dan ( Gramoxon )
 herbisida sistemik (Roun up)
 herbisida berbahan aktif 2,4D ( Aladin/ Lindomin)
 air bersih

b. Alat berupa :
 alat semprot punggung ( knapsack ssprayer)
 meteran
 gelas ukur
 ember gayung
 patok kayu ( reng kayu panjang 1 meter sebanyak 30
potong)
 tali rafia

2. Prosedur Kerja ( Pelaksanaan Praktikum )


a. Pembuatan Larutan Semprot
 Takar Herbisida berdasarkan hasil perhitungan
 Masukkan kedalam tanki
 Tambahkan air sebanyak sepertiga Tanki
 Gojak sampai tercampur merata
 Tambahkan air sampai batas 15 liter, Larutan siap digunakan.
b. Lakukan penyemprotan pada Lahan yang sudah ditentukan
c. Pengamatan dilakukan setelah; 3 hari, 1 minggu, 2 minggu, 3
minggu dan 4 minggu. Yang diamati adalah: jenis gulma yang
mati dan jenis gulma yang hidup serta proses kematiannya.

3. Hasil, Perhitungan dan Pembahasan


Pembuatan larutan
Volme larutan semprot paling tinggi = 400-600 lt/ha (volume yang dipakai
= 500 lt/ha)
Dosis = 2 lt/ha

2 l/ha 2000 ml
= =4 ml/¿
1. Konsentrasi = l 500 l
500 /ha

Formulasi herbisida tiap tangki (15 lt) = 4 ml/lt x 15 lt
= 60 ml
60 ml ini yang dipakai saat aplikasi herbisida

2. Lebar efektif = 2 m , luas lahan 1 ha = 10000 m2


10000 m2
Panjang lintasan = =5000 m
2m

5000 m
3. Kecepatan jalan =
500<¿=10 ml /¿ ¿
Jadi setiap 1 liter larutan semprot harus menyemprot sepanjang 10 meter
atau tiap tangki (15 lt) harus dapat menyemprot sepanjang 150 m.

Pada pengamatan yang dilakukan setelah penyemprotan herbisida


dilakukan, untuk hari ke-1, belum tampak pengaruh yang signifikan dari
penyemprotan herbisida. Pada hari ke-2, tanaman yang terkena herbisida
yang bersifat Kontak ( Paraquat ), langsung menunjukkan efeknya, yaitu
bagian tanaman yang terkena herbisida tersebut, langsung mengering
dan layu tanpa menguning terlebih dahulu, namun hal ini hanya terjadi
pada bagian yang terkena herbisida saja, untuk bagian yang tidak
terkena herbisida, tidak menunjukkan pengaruh apapun, daun tetap
berwarna hijau seperti biasa. Begitupun pada saat seminggu setelah
penyemprotan dilakukan, tanaman yang terkena herbisida Kontak,
langsung mengering dan layu, kemudian akan mati. Untuk
penyemprotan menggunakan herbisida Lindomin berbahan aktif 2,4 D,
pada hari ke-4 baru menunjukkan pengaruh efeknya, bagian pucuk
tanaman jadi menggulung, terutama bagian bagian yang mengandung
banyak air akan menjadi melengkung, sedangkan bagian yang tidak
mengandung banyak air, tidak menunjukkan efek yang signifikan. hal
ini dikarenakan 2,4 D bekerja seperti Hormon auksin, yaitu sebagai
penunjang pertumbuhan tanaman. Tanaman yang terkena efek dari
herbisida Lindomin, akan lebih mudah dicabut dibandingkan yang tidak
terkena, meskipun itu satu jenis tanaman. Akan tetapi, penggunaan
herbisida Lindomin 2,4 D, tidak berpengaruh kepada Gulma teki, efek
terbesar terlihat jelas pada gulma berdaun lebar. Selain bagian pucuk
menggulung dan beberapa bagian melengkung, Herbisida Lindomin
2,4D juga menyebabkan tumbuhan akan mengalami Klorosis. Seminggu
setelah penyemprotan menggunakan herbisida Lindomin 2,4D,
tumbuhan yang terkena, mengalami kematian, terutama pada bagian
pucuk pucuk tumbuhan. Untuk penyemprotan menggunakan Glifosat,
seminggu setelah penyemprotan, tumbuhan yang terkena mengalami
kematian, untuk Tumbuhan yang belum mengalami kematian, akan
mengalami Klorosis, terutama tanaman tanaman yang rendah akan lebih
cepat mengalami Klorosis.

4. Kesimpulan dan Saran

Anda mungkin juga menyukai