PENGGUNAAN HERBISIDA
Diajukan untguk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Herbisida
Disusun Oleh
150510160157
Kelas A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................4
2.1 Klasifikasi Herbisida.....................................................................................................................4
A. Berdasarkan Cara Kerjanya....................................................................................................4
B. Berdasarkan Waktu Pengaplikasian.......................................................................................6
C. Berdasarkan Kombinasi Bahan Aktif......................................................................................7
D. Berdasarkan selektifitas.........................................................................................................8
2.2 Alat semprot herbisida................................................................................................................8
2.3 Keuntungan dan kerugian penggunaan herbisida.......................................................................9
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12
2
BAB I PENDAHULUAN
Pengendalian gulma dapat diartikan sebagai proses membatasi dan menekan infestasi
gulma sedemikian rupa sehingga tanaman budidaya menjadi tidak terganggu dan
produktivitasnya meningkat. Pengendalian gulma bertujuan menekan populasi gulma sampai
tingkat populasi tidak merugikan secara ekonomi. Secara umum terdapat enam macam
bentuk pengendalian gulma, di antaranya : pengendalian fisik, mekanis, biologi, kimia, kultur
teknis, dan terpadu. Akhir-akhir ini, pengendalian gulma secara kimia sedang diminati
terutama untuk lahan pertanian dan perkebunan yang cukup luas.
Pengendalian gulma secara kimia dilakukan menggunakan herbisida. Herbisida
merupakan senyawa atau material yang disebarkan pada suatu areal pertanaman untuk
menekan atau memberantas tumbuhan yang tidak diharapkan keberadaannya, yaitu gulma.
Penggunaan herbisida dikatakan berhasil apabila mampu menekan populasi gulma sampai
dibawah ambang ekonomi, mencegah gulma tumbuh kembali dalam waktu lama, dan tidak
membunuh tanaman non target. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan
herbisida, yaitu
a. Faktor gulma :
Umur dan kecepatan pertumbuhan
Struktur luar seperti bentuk daun, kedalaman akar, lokasi titik tumbuh, dll
Struktur dalam seperti kemampuan absorpsi dan translokasi, serta permeabilitas
jaringan
Proses-proses biokimia seperti pengaktifan enzim, dll
b. Faktor herbisida
Jenis herbisida
Formulasi herbisida
Ukuran butiran semprot
Volume semprotan
Waktu pemakaian
c. Faktor lingkungan
Temperatur
Cahaya
Hujan
Faktor tanah
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Herbisida
Herbisida dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kategori, yaitu berdasarkan cara kerja,
waktu penggunaan, dan kombinasi bahan aktif
4
Gambar 1. Herbisida gramoxone Gambar 2. Herbisida Herbatop
2. Herbisida sistemik
Herbisida sistemik merupakan jenis herbisida yang dapat mematikan seluruh
bagian atau jaringan pada gulma. Cara kerja jenis herbisida sistemik yaitu dapat
diserap oleh gulma dan ditranslokasikan oleh jaringan angkut pada gulma, mulai dari
daun menuju akar atau sebaliknya. Herbisida yang diaplikasikan pada daun akan
ditranslokasikan melalui phloem sedangkan herbisida yang diaplikasikan pada akar
akan ditranslokasikan melalui jaringan xylem. Reaksi kematian gulma berlangsung
sangat lambat karena herbisida ini tidak langsung mematikan jaringan gulma
melainkan mengganggu proses fisiologis jaringan tersebut.
Efek kematian gulma terjadi secara merata, mulai dari bagian daun hingga ke
perakaran. Hal tersebut memungkinkan gulma tidak akan tumbuh kembali dalam
waktu yang lama sehingga rotasi pengendalian juga dapat lebih lama. Penggunaan
herbisida sistemik dapat menghemat waktu, tenaga kerja, dan biaya aplikasi.
Herbisida sistemik memerlukan campuran pelarut lebih sedikit sehingga herbisida
sistemik akan bersifat lebih kental dibandingkan dengan herbisida kontak. Alat
semprot yang cocok untuk herbisida sistemik adalah CDA sprayer dan ULV sprayer.
Contoh-contoh dari herbisida sistemik, di antaranya :
Ally 20 WDG Rhodiamine
Banvel Roundup
Basmilang Starane
DMA 6 Sunup
Kleenup Tordon
Polaris Touchdown
5
Gambar 3. Herbisida roundup Gambar 4. Herbisida Touchdown
6
2. Herbisida pasca tumbuh/ purnatumbuh
Herbisida Purnatumbuh merupakan herbisida yang digunakan setelah gulma
tumbuh. biasanya, herbisida jenis ini diaplikasikan dengan cara disemprot langsung
pada gulma sasaran. Terutama pada gulma berwarna hijau dan masih muda. Selain
dengan penyemprotan, beberapa jenis herbisida pasca tumbuh dapat diaplikasikan
dengan cara diseka dan dioleskan pada batang kayu atau tunggul melalui kulit atau
bekas tebasan. Contoh-contoh herbisida purna tumbuh yaitu :
Assault 100 AS Solado 160 AS
Basta 150 WSC Starane 200 EC
Eagle 480 AS String 160 AS
Garlon 480 AS Tornado 480 AS
Polaris 240 AS Wallop 240/110 WSC
7
harus menimbulkan sifat sinergis sehingga reaksi yang terjadi tidak berlawanan dan
efektivitas akan meningkat.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam mencampur herbisida, yaitu :
a. Jangan mencapur herbisida dengan bahan aktif sama karena hanya akan
menambah biaya tanpa menambah efektivitas.
b. Jangan mencampur herbisida yang cara kerjanya sama, misal mencampur
herbisida jenis kontak dengan kontak, atau sistemik dengan sistemik karena
hanya akan boros biaya
c. Melarutkan herbisida yang sulit larut terlebih dahulu. Urutannya yaitu butiran,
bubuk, kemudian cair.
Contoh-contoh herbisida campuran adalah sebagai berikut.
Bimastar 240/120 AS ( Glifosfat + 2,4 D-amine)
Glidamin 300/100 AS ( Glifosfat + 2,4 D-amine)
Paracol (Paraquat + Diuron)
Topstar 50/300 ME ( fluoroxypyr + glifosfat)
D. Berdasarkan selektifitas
Berdasarkan selektifitas, herbisida tergolong menjadi dua, yaitu herbisida selektif dan
non selektif
1. Herbisida selektif hanya dapat membunuh satu atau beberapa spesies gulma.
Kelebihan herbisida selektif adalah sangat beracun bagi gulma tertentu, namun
tidak akan membunuh tanaman non target.
2. Herbisida non selektif, yaitu herbisida yang dapat membunuh semua jenis gulma,
tidak menutup kemungkinan tanaman non target akan ikut mati apabila herbisida
tersebut tergolong sangat beracun.
Selektifitas suatu herbisida bergantung pada :
1. Morfologi gulma tersebut
2. Absorpsinya oleh gulma
3. Translokasinya di dalam gulma
4. Susunan fisiologis pada gulma
8
kontak, alat semprot yang biasa digunakan adalan knapsack sprayer karena memiliki volume
tank yang besar dan beragam yaitu 13 , 15, dan 18 liter sesuai dengan merknya. Ukuran
tangki besar cocok untuk herbisida yang memerlukan campuran pelarut lebih banyak.
Sedangkan untuk herbisida jenis sistemik, bisa menggunakan berbagai semprotan, namun
yang sering digunakan adalah CDA sprayer dan ULV sprayer. Herbisida sistemik
membutuhkan pelarut dalam jumlah lebih sedikit sehingga herbisida menjadi lebih kental dan
penyemprotan biasanya dilakukan pada akar.
9
3. Pemakaian herbisida dapat mengurangi kerusakan akar tanaman apabila dibandingkan
dengan pengendalian gulma secara mekanis
4. Herbisida cocok diaplikasikan pada lereng karena tidak mengganggu tanah sehingga
mengurangi resiko terjadinya erosi
5. Mencegah gulma tumbuh kembali dalam waktu yang lebih lama
6. Lebih efektif dalam membasmi gulma tahunan
7. Dapat meningkatkan hasil produksi tanaman dibandngkan dengan proses
pengendalian secara biasa
8. Menghemat waktu dan tenaga kerja
Namun disamping keuntungan, terdapat kerugian penggunaan herbisida
1. Penggunaan terus menerus dengan dosis tinggi menimbulkan resistensi gulma
2. Efek samping pada kesehatan manusia
3. Menyebabkan pencemaran tanah
4. Biaya lebih mahal
5. Residu di tanah dapat meracuni tanaman
6. Penggunaan herbisida pada dosis tinggi tidak menutup kemungkinan dapat
membunuh tanaman non target
7. Apabila tidak digunakan secara tepat, herbisida tidak akan efektif
10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengendalian gulma secara kimia yaitu menggunakan herbisida merupakan pengendalian
yang sedang diminati akhir-akhir ini. Herbisida merupakan suatu bahan senyawa yang
diberikan pada suatu areal pertanaman dengan tujuan membunuh gulma dan menekan
populasi gulma sampai dibawah ambang ekonomi. Herbisida kontak dapat membunuh gulma
dalam waktu singkat, hemat waktu dan tenaga kerja namun boros biaya karena volume yang
dibutuhkan besar serta gulma akan kembali tumbuh dalam waktu dekat. Sedangkan herbisida
sintetik memerlukan volume lebih sedikit namun tidak membunuh secara langsung sehingga
prosesnya lebih lama. Setiap jenis herbisida memiliki kelebihan dan kelemahan masing-
masing. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dapat dilakukan pencampuran herbisida.
Pencampuran herbisida harus memperhatikan bahan aktif, cara kerja, dan tingkat
kelarutannya. Selain itu, alat semprot herbisida juga harus disesuaikan dengan jenis herbisida
yang digunakan. Alat semprot harus dibersihkan setelah digunakan dan harus dijaga
kelembapannya agar tidak terjadi kerusakan. Walaupun pengendalian dengan herbisida
sangat efektif dan cepat, namun penggunaan herbisida secara terus menerus dapat
menimbulkan dampak buruk bagi tanaman, tanah, dan kesehatan manusia.
11
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Lia Andayani, Edison Purba, dan Rosita Sipayung. 2012. RESPONS DOSIS BIOTIP
Eleusine indica RESISTEN-GLIFOSAT TERHADAP GLIFOSAT, PARAKUAT,
DAN GLUFOSINAT. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol. 1, No. 1. Medan.
Online [ https://media.neliti.com/media/publications/93947-ID-respons-dosis-biotip-
eleusine-indica-res.pdf ]
Wijaya, Rizky Brian, Prapto Yudoyono, danRogomulyo Rohlan.2012. Uji Efikasi Herbisida
Pratumbuh untuk Pengendalian Gulma Pertanaman Tebu (Saccharum officinarum
L.). Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada
12