Anda di halaman 1dari 20

Pengendalian Organisme

Penggangu Tanaman (OPT)


secara Kimiawi
By
Dewina Nur : 145040207111054/R
Syafira Febri 145040207111064/R
Fitriana 145040207111076/R
A. Pengendalian OPT secara Kimiawi
B. Macam-macam pestisida
C. Peranan Pestisida
D. Kelebihan, Kekurangan, dan
Pengendalian Pestisida
E. Klasifikasi Pestisida
F. Formulasi Pestisida
G. Cara Menggunakan
Pestisida
A.
A. Pengendalian OPT OPT
Pengendalian
secara
secara Kimiawi
Kimiawi
Sejarah manusia kaya dengan
peperangan melawan organisme
pengganggu
<10.000
<10.000 tanaman.Gulm
Insekt
Insekta Gulma Nematod
Nematoda Penyakit
spesies
spesies

Menyerang Tanaman Budidaya


Budidaya
Pengendalian OPT secara kimia Pestisida.
Penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk
memberantas atau membunuh OPT secara
besar- besaran, namun lebih dititikberatkan
untuk mengendalikan OPT sedemikian rupa agar
berada di bawah batas ambang ekonomi.
Pengendalian organisme pengganggu tanaman secara
kimiawi merupakan upaya pengendalian
pertumbuhan organisme pengganggu tanaman
menggunakan zat kimia pembasmi organisme
pengganggu tanaman yaitu pestisida. Definisi dari
pestisida, “pest” memiliki arti hama, sedangkan
“cide” berarti membunuh, sering disebut “pest
killing agent”.
Pengendalian OPT ini biasa dilakukan dengan
penyemprotan zat kimia pada bagian tumbuhan.
Pengendalian OPT ini sering dilakukan oleh
petani.
B. Macam-macam
Seiring berkembangnya metode pengendalan hama, ada
pestisida
beberapa macam pestisida, yakni :
a. Insektisida : pengendali Non-Sistemik
Non-
serangga Sistemik
Sistemik
Sistemik
b. : pengendali Lokal
Lokal
Fungisida
c. Herbisida cendawan
d. Nematisida :: pengendali
pengendali gulma
nematoda
e. Akarisida : pengendali tungau
f. : pengendali telur serangga dan telur
Ovisida
g. Bakterisida tungau
h. Larvasida : pengendali bakteri
i. Rodentisid : pengendali larva
a : pengendali tikus
j.
k. Avisida
Mollussida : pengedali burung
l. Sterillant : pengendali bekicot
C. Peranan
Pestisida
Pengalaman di Indonesia dalam menggunakan
pestisida untuk program intensifikasi, pestisida dapat
membantu mengatasi masalah hama padi. Pestisida
dengan cepat menurunkan populasi hama. Hingga
meluasnya serangan dapat dicegah, dan kehilangan
hasil karena hama dapat ditekan. Pestisida merupakan
sarana penting yang sangat diperlukan dalam bidang
pertanian.
Prinsip Penggunaan Pestisida
Kimia
– Harus kompatibel dengan komponen pengendalian lain,
– Efisien untuk mengendalikan hama tertentu,
– Meninggalkan residu dalam waktu yang tidak diperlukan,
– Tidak boleh persistent, harus mudah terurai,
– Dalam perdagangan (transport, penyimpanan,
pengepakan, labeling) harus memenuhi persyaratan
keamanan yang maksimum,
– Harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut,
– Sejauh mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan
biota,
– Relatif aman bagi pemakai,
– Dan harga terjangkau bagi petani.
D. Kelebihan, Kekurangan,
dan Pengendalian
Pestisida
Kelebihan Pengendalian
Pestisida
kelebihan dibandingkan dengan cara pengendalian yang
lain, yaitu:
Aplikasinya mudah,

Aplikasinya hampir di setiap tempat dan waktu,

Hasilnya cepa terlihat dalam waktu singkat,

Meningkatkan hasil produksi,

Aplikasinya bisa dalam areal yang luas dalam waktu


yang singkat,
Mudah diperoleh.
Kekurangan Pengendalian
Pestisida
 Keracunan dan kematian pada makhluk hidup lain
selain OPT
 Resistensi, resurgensi, dan perubahan status OPT
 Pencemaran lingkungan,
 Residu pestisida yang berdampak negatif
terhadap konsumen,
MMA
 Terhambatnya hasil pertanian.
ATTII
Pedoman Penggunaan
Pestisida dengan Aman
dan
 Tepat jenisBenar
pestisida,
Tepat cara aplikasi,

Tepat sasaran,

Tepat waktu, dan

Tepat takaran.
E. Klasifikasi
Pestisida
Menurut Soemirat (2003), pestisida dapat diklasifikasikan
berdasarkan organisme target, struktur kimia, mekanisme dan atau
toksinitasnya.
Berikut klasifikasi pestisida berdasarkan organisme
- Akarisida, - Nematisida,targetnya :
- Algisida, - Ovisida,
- Avisida, - Pedukulisida,
- Bakterisida, - Piscisida,
- Fungisida, - Rodentisida,
- Herbisida, - Predisida,
- Insektisida, - Silvisida,
- Larvasida, - dan Terminisida.
- Molluksisida,
• Berikut ini beberapa bahan kimia yang termasuk pestisida,
namun namanya tidak menggunakan akhiran sida:
– Atraktan
– Kemosterilan
– Defoliant
– Desiccant 
– Desinfektan 
– Zat pengatur tumbuh 
– Repellent 
– Sterilan tanah 
– Pengawet kayu 
– Stiker 
– Surfaktan dan agen penyebar 
– Inhibitor 
– Stimulan tanaman 
F. Formulasi
Pestisida
1. Cairan emulsi (emulsifiable
concentrates/emulsible concentrates)
Komposisi pestisida cair biasanya terdiri dari tiga komponen,
yaitu bahan aktif, pelarut serta bahan perata. Pestisida golongan
ini disebut bentuk cairan emulsi karena berupa cairan pekat yang
dapat dicampur dengan air dan akan membentuk emulsi.
2. Butiran (granulars)
Merupakan insektisida sistemik. Dapat digunakan
bersamaan waktu tanam untuk melindungi tanaman pada umur
awal.
Komposisi pestisida butiran biasanya terdiri atas bahan aktif,
bahan pembawa yang terdiri atas talek dan kuarsa serta bahan
perekat.
Komposisi bahan aktif biasanya berkisar 2-25 persen,
dengan ukuran butiran 20-80 mesh.
3. Debu (dust)
Komposisi pestisida formulasi debu ini biasanya terdiri
atas bahan aktif dan zat pembawa seperti talek.
4. Tepung (powder)
Komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya
terdiri atas bahan aktif dan bahan pembawa seperti tanah hat
atau talek (biasanya bahan aktifnya 50-75 persen).
5. Oli (oil)
Pestisida formulasi oli biasanya dicampur dengan larutan
minyak seperti xilen, karosen atau aminoester. Dapat
digunakan seperti penyemprotan ULV (ultra low volume)
dengan menggunakan atomizer.
6. Fumigansia (fumigant)
Pestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan
uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh hama.
Biasanya digunakan di gudang penyimpanan.
G. Cara Menggunakan
Pestisida
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida:
• Angin yang tenang dan stabil akan mengurangi pelayangan
partikel pestisida di udara.
• Apabila suhu di bagian bawah lebih panas, pestisida akan
naik bergerak ke atas.
• Kelembapan yang tinggi akan mempermudah terjadinya
hidrolisis partikel pestisida yang menyebabkan kurangnya daya
• racun.
Sedangkan curah hujan dapat menyebabkan pencucian
pestisida, selanjutnya daya kerja pestisida berkurang.
Hal-Hal Teknis yang Perlu
Diperhatikan dalam Penggunaan
• Dosis pestisida
Pestisida
Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang
digunakan untuk mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau
tiap tanaman yang dilakukan dalam satu kali aplikasi atau lebih. Dosis
bahan aktif adalah jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk
keperluan satuan luas atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis
pestisida biasanya tercantum dalam label pestisida.
• Konsentrasi pestisida
Ada tiga macam konsentrasi yang perlu diperhatikan
dalam hal penggunaan pestisida
- Konsentrasi bahan aktif, yaitu persentase bahan
pestisida
aktifdalam
suatu larutan yang sudah dicampur dengan air.
-Konsentrasi formulasi, yaitu banyaknya pestisida dalam cc
atau gram setiap liter air.
-Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida, yaitu persentase
kandungan pestisida dalam suatu larutan jadi.
• Alat semprot
Alat untuk aplikasi pestisida terdiri atas bermacam-macam
seperti knapsack sprayer (high volume) biasanya dengan volume
larutan konsentrasi sekitar 500 liter. Mist blower (low volume)
biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar 100 liter.
Dan Atomizer (ultra low volume) biasanya kurang dari 5 liter.
• Ukuran droplet
– Veri coarse spray : lebih 300 µm
– Coarse spray : 400-500 µm
– Medium spray : 250-400 µm
– Fine spray : 100-250 µm

– Mist : 50-100 µm
– Aerosol : 0,1-50 µm
– Fog : 5-15 µm

Ukuran partikel
– Macrogranules : lebih 300 µm
– Microgranules : 100-300 µm
– Coarse dusts : 44-100 µm
– Fine dusts : kurang 44 µm

• – Smoke : 0,001-0,1 µm
Ukuran molekul hanya ada satu macam, yatu kurang 0,001
µm

Anda mungkin juga menyukai