Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

MENINGKATKAN SDM APARATUR DESA MELALUI PELATIHAN


UNTUK MEMBUAT BERDASARKAN ATURAN TIDAK
TERTULISMODEL PENYELESAIAN KONFLIK PILKADES

BIDANG KEGIATAN:
PKM – PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Diusulkan Oleh:
Nugiarta Pratama 150510160179 Angkatan 2016
Adzani Maulida Nurfadlin 120110150065 Angkatan 2015
Syifa Dwinta Azahra 170410160008 Angkatan 2016

UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2018
PENGESAHAN PKM – PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

1. Judul Kegiatan :Sosialisasi Penyebab Konflik Pilkades di


Kabupaten Bandung Barat
2. Bidang Kegiatan : PKM-M
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Nugiarta Pratama
b. NIM : 150510160179
c. Jurusan : Agroteknologi
d. Institut : Universitas Padjadjaran
e. Alamat Rumah dan No. HP : Tanjung Agung, kec. Sukamerindu, kab.
Lahat, Sumatera Selatan
f. Email : nugiarta99@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Sarinah SH., M.Si
b. NIDN : 195606011994032001
c. Alamat Rumah dan No. Telp. : Jl Dipatiukur No. 35 Bandung 40132/
081214661095
6. Biaya Kegiatan Total : Rp. 12.430.000,-
a. Kemenristekdikti : Rp. 12.430.000,-
b. Sumber Lain (sebutkan ....) : Rp. 0
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 1 Bulan

Bandung, 9 november 2018


Menyetujui,
Wakil Dekan Fakultas Pertanian Ketua Pelaksana

(Prof.Dr.Ir.H. Denny Kurniadie, M.Sc ) (Nugiarta Pratama)


NIP. 196006011986031 005 NIM. 150510160179

Wakil Rektor Bidang kemahasiswaan Dosen Pendamping

( Dr. Arry Bainus, MA.) (Sarinah SH., M.Si)


NIP. 196106271990011001 NIDN. 195606011994032001

ii
DAFTAR ISI

PENGESAHAN PKM – PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ......... ii


DAFTAR ISI................................................................................................... iii
Daftar Tabel .................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 3
1.4 Manfaat ................................................................................................... 3
1.5 Luaran ..................................................................................................... 3
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN ...................... 4
2.1 Kondisi Masyarakat Desa Kertajaya ....................................................... 4
2.2 Kondisi Lingkungan Desa Kertajaya ...................................................... 7
2.3 Permasalahan yang Dihadapi Masyarakat .............................................. 8
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ............................................................. 9
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ............................................... 9
4.1 Anggaran Biaya ...................................................................................... 9
4.2 Jadwal Kegiatan ...................................................................................... 9
Lampiran ........................................................................................................ 10

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data batas wilayah Desa Kertajaya...........................................................7


Tabel 2. Data luas wilayah Desa Kertajaya.............................................................7
Tabel 3. Data orbitasi Desa Kertajaya.....................................................................7
Tabel 4. Anggaran biaya..........................................................................................9
Tabel 5. Jadwal kegiatan..........................................................................................9

iv
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa adalah kesatuan masyarakat yang memiliki batas-batas wilayah


yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Repulik Indonesia1 .
UUD 1945 menegaskan bahwa negara mengakui dan menghormati kesatuan
masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip negara RI. Dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa harus mampu
mewujudkan partisipasi dan peran aktif masyarakat agar masyarakat
senantiasa bertanggungjawab terhadap perkembangan kehidupan bersama
sebagai warga desa. Pelaksanaan pembangunan desa ditujukan untuk
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteran masyarakat dengan kegiatan dan
program sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 mengatur tentang Desa,
Kepala Desa sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan di daerah kecil
yaitu desa yang dipilih masyarakat secara langsung oleh penduduk desa yang
memenuhi persyaratan yang berlaku2 dengan masa jabatan Kepala Desa
adalah 6 (enam) tahun3 dan Ketentuan tentang Tata cara Pemilihan Kepala
Desa4 Kepala Desa pada dasarnya bertanggungjawab pada rakyat desa dan
prosedur pertanggung jawabannya disampaikan kepada Bupati/walikota
melalui Camat. Kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kepala Desa
wajib memberikan keterangan laporan pertanggungjawaban dan
menyampaikan informasi kepada rakyat tentang pokok-pokok
pertanggungjawabannya. Masyarakat tetap diberi peluang untuk menanyakan
lebih lanjut tentang pertanggungjawabannya.
Secara historis pemilihan kepala desa telah berjalan lama dan bersifat
langsung umum, bebas, rahasia, jujur dan adil telah dipahami sebagai
pengakuan terhadap keanekaragaman sikap politik partisipasi masyarakat
dalam demokratisasi di tingkat desa. Timbulnya Konflik Pemilihan Kepala
Desa yang berkepanjangan akibat fanatisme dan kerasnya konfrontasi
pendukung calon kepala desa yang secara tatap muka saling memperjuangkan
kemenangan calon masingmasing. Bahkan kadang telah melupakan nilai dari
demokrasi dan melunturkan nilai etika yang selama ini tertanam dalam
masyarakat desa. Konflik diawali dengan ketidakpuasan, berbagai rasa curiga
atas kemenangan calon terpilih akan adanya kecurangan dan manipulasi
sebagai akibat dari perolehan suara yang sangat ketat, dan reaksi sejumlah

1
Pasal l angka 5 Peraturan Pemerintah RI No.72 tahun 2005 tentang Desa
2
pasal 44 menyatakan Calon Kepala Desa adalah penduduk desa, warga negara Indonesia yang memenuhi persyaratan
3
Pasal 52 masa jabatan Kepala desa 6 (enam) Tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan
4
Pasal 53 Ketentuan tentang tatacara pemilihan,pencalonan,pengangkatan,pelantikandan pemberhentian Kepala Desa diatur dengan Peraturan Daerah/Kota
2

pihak yang berkepentingan atas kasus ini cenderung berlebihan. Fanatisme


kelompok penduduk saling hujat, curiga, hilangnya sikap saling menghormati
dan menghargai atas keunggulan lawan adalah sikap-sikap tidak terpuji yang
pada gilirannya menimbulkan konflik. Maraknya sengketa Pemilihan Kepala
Desa untuk mendapatkan kekuasaan tidak legowo menerima kekalahan
dengan melakukan perbuatan tidak terpuji seperti penyelegelan kantor Desa,
menjadikan pemerintahan lumpuh, dan merugikan hak-hak masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan hanya karena kepentingan dan ego segelintir orang.
Polemik sengketa Pemilihan Kepala Desa, pacsa pemilihan sering
mengalami jalan buntu walau telah diupayakan dengan cara musyawarah,atau
perhitungan suara ulang, bahkan menjadwal ulang pilkades.
Beberapa masalah konflik antara lain; kepala desa merupakan jabatan
baru yang menjanjikan, mekanisme penyelenggaraan belum terjadwal dengan
sempurna; belum jelasnya peraturan . Panitia Pilkades dibentuk oleh Kepala
Daerah Kabupaten/kota berbeda dengan Pemilu yang panitianya dibentuk
secara structural dan lebih netral dari pengaruh kekuasaan. Pada tahap
pemungutan suara kadang tidak terpikirkan oleh Panitia Pilkades untuk
membuat beberapa Tempat Pemungutan suara untuk mendekati pemilih,
hingga tidak terpusat dalam satu tempat walaupun hal ini sederhana akan
menimbulkan keengganan masyarakat yang tempat tinggalnya terpencil dan
harus berjalan karena belum tersedianya transportasi yang memadai. Hal ini
menjadikan peluang besar bagi calon Kades untuk menggunakan cara-cara
dengan memobilisasi pemilih menyediakan alat transportasi yang akhrinya
menimbulkan hutang budi, sehingga calon pemilih terbebani akan melakukan
balas jasa dengan memilih calon tersebut. Terpusatnya masa secara tatap
muka akan berpotensi konflik batin maupun fisik apabila hasil perhitungan
suara calon tidak sesuai dengan harapan. Dibeberapa tempat belum ada
pengaturan tentang permilihan Kades yang dituangkan dalam Peraturan
Sengketa Pemilihan Kepala Desa semakin menarik untuk dibahas.
Mengingat pentingnya keberlangsungan kehidupan masyarakat desa yang
sejatinya semakin menjauh dari konsep awal yaitu mengawal proses
demokratisasi di desa. Diperlukan langkah-langkah bijak para pihak yang
bertikai, melepaskan ego kekuasaan untuk memikirkan jalan terbaik sebagai
tanggung jawab moral demi kepentingan rakyat, agar tidak berdampak pada
penyelenggaraan pemerintahan desa dalam peningkatan pelayanan publik
serta kesejahteraan masyarakat

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah yang dapat diajukan


dalam PKM-M ini adalah
1. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan konflik pilkades di
kabupaten Bandung Barat ?
3

2. Solusi apa yang dapat mencegah dan mengatasi konflik pilkades di


kabupaten Bandung Barat?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya konflik pilkades di kabupaten


Bandung Barat
2. Untuk mengetahui solusi yang tepat dalam mengatasi konflik pilkades di
kabupaten Bandung Barat

1.4 Manfaat

1. Hasil pengabdian ini diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang


rukun sebelum dan sesudah pilkades
2. Hasil pengabdian ini diharapkan dapat membentuk demokrasi yang adil di
ruang lingkup pedesaan
3. Hasil pengabdian ini diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang
saling menghargai satu sama lain

1.5 Luaran

1. Terciptanya masyarakat yang rukun sebelum dan sesudah pilkades


2. Terbentuknya demokrasi yang adil di ruang lingkup pedesaan
3. Terciptanya masyarakat yang saling menghargai satu sama lain
4

BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

2.1 Kondisi Masyarakat Desa Kertajaya

Kondisi sosial masyarakat di Desa Kertajaya dapat diuraikan dalam empat


kategori, yaitu: nilai dan norma masyarakat; kepercayaan antar masyarakat;
kearifan lokal; serta potensi konflik.

Nilai dan norma dalam masyarakat


Norma dan nilai mempunyai kaitan yang sangat erat dalam rangka
mempengaruhi perilaku masyarakat agar tercipta keteraturan dalam tatahubungan
antar warga masyarakat. Norma sosial dibuat untuk melaksanakan nilai-nilai yang
dianggap baik dan benar oleh masyarakat. Oleh sebab itu norma dilengkapi
dengan sanksi-sanksi sebagai bentuk ikatan bagi semua masyarakat untuk
mematuhinya. Dalam suatu masyarakat nilai dan norma terus mengalami
perkembangan sesuai dengan peradaban masyarakat tersebut. Masyarakat
Kecamatan Padalarang adalah salah satu masyarakat yang sampai hari ini masih
memiliki norma dan nilai yang menjadi suatu kesepakatan bersama antar
warganya. Masyarakat di wilayah desa Kertajaya masih sangat anti dengan
kegiatan-kegiatan yang sifatnya melanggar anturan agama, sehingga kegiatan-
kegiatan yang dibuat oleh masyarakat diterapkan aturan untuk tidak membuat
kegiatan sampai tengah malam, hal ini dilakukan guna meminimalisir perilaku-
perilaku yang kurang baik seperti mabuk-mabukan, judi, berkelahi dan hal-hal
lain yang mengganggu ketertiban umum.
Perilaku gotong royong dan saling membantu antar warga juga masih
dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Padalarang. Hal ini dilakukan untuk
menjaga kepedulian sosial antar masyarakatnya. Perilaku seperti tersebut
tercermin dari beberapa kegiatan, misalnya dalam proses pelaksanaan kegiatan
pembangunan rumah tidak layak huni masyarakat akan saling membantu, baik
tenaga secara langsung ataupun memberikan tambahan bantuan materi untuk
proses pembangunan rumah tersebut. Selain itu, kegiatan gotong royong lain yang
sering menarik banyak partisipasi masyarakat adalah pembangunan sarana
fasilitas umum, diantaranya seperti pembangunan MCK, pembangunan rumah
ibadah dan lain-lain.

Kepercayaan antar masyarakat


Kepercayaan antar masyarakat merupakan salah satu modal sosial yang
harus dimiliki oleh sebuah kelompok, khususnya dalam hal ini adalah masyarakat
Kecamatan Padalarang. Sikap saling percaya antar masyarakat ini akan dapat
muncul ketika ada proses interaksi yang intens dari anggota masyarakatnya,
sehingga antar masyarakat akan paham karakteristik dan perannya masing-masing
dalam masyarakat. Begitu juga dengan masyarakat Padalarang, mereka
membangun interaksi antar warganya pada saat kegiatan-kegiatan bersama seperti
kerja bakti dan gotong royong.
Kegiatan-kegiatan tersebut menjadi sebuah wadah bagi masyarakat untuk
dapat saling mengenal kepribadian dan keterampilan yang dimliki anggota
masyarakat lainnya. Sehingga pada akhirnya masyarakat akan dapat saling
mendukung, menghomati dan menghilangkan rasa curiga terhadap anggota warga
lainnya. Dengan adanya sikap saling percaya inilah kemudian pembangunan yang
5

dilakukan di Kecamatan Padalarang terus mendapat dukungan dari semua pihak,


baik pemerintah, masyarakat bahkan swasta.
Kearifan lokal
Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang secara terus
menerus dijadikan pegangan hidup oleh pengikutnya. Akan tetapi meskipun
bernilai lokal nilai yang terkandung didalamnya dianggap sangat universal.
Kearifan lokal ini diajarkan secara turun-temurun dan diwariskan dari generasi ke
generasi secara lisan maupun tulisan. Warga masyarakat Padalarang sampai saat
ini masih terus menjaga warisan kearifan lokal yang di wariskan oleh leluhurnya,
misalnya saja dari segi penggunaan bahasa sehari-hari masyarakat sangat masih
sangat kental dengan penggunaan bahasa leluhurnya bahasa sunda.
Nilai lokal lain yang masih dilestarikan adalah nilai gotong royong dan
kebersamaan. Nilai gotong rotong ini dapat tercermin dari kegiatan-kegiatan
pembangunan fasilitas umum seperti pembangunan jalan, MCK, rumah ibadah
dan renovasi rumah warga miskin. Kemudian untuk nilai kebersamaannya
masyarakat padalarang masih menjaga tradisi saling membantu antar warganya,
penarikan dana sosial tidak jarang dilakukan oleh orang-orang yang ditunjuk
kepala Desa untuk tujuan membantu warga yang sedang sakit atau terkena
musibah. Dengan terus menjalankan kearifan lokal ini berarti masyarakat telah
sadar bahwa gotong royong dan kebersamaan atau keguyuban merupakan hakikat
kehidupan manusia yang saling membutuhkan satu sama lain. Mereka sangat
menyadari bahwa keterbatasan hanya dapat diatasi dengan kebersamaan.

Potensi konflik
Masyarakat Padalarang adalah masyarakat yang cukup majemuk. Mereka
memiliki keanekaragaman budaya, agama, kesukuan, kedaerahan, adat istiadat
dan tradisi sosial yang dianut setiap warganya. Hal ini dipengaruhi oleh
banyaknya pendatang yang bertempat tinggal disana, mereka datang dari berbagai
daerah dengan maksud mencari peluang pekerjaan yang ada di wilayah
Padalarang. Kondisi ini tidaklah aneh karena di wilayah Padalarang telah banyak
dibangun industri-industri pabrik yang menyerap banyak tenaga kerja. Hal inilah
yang menjadi salah satu faktor banyaknya pendatang dari luar daerah datang dan
tinggal di Padalarang.
Banyaknya pendatang ini tentunya menjadi ancaman tersendiri bagi warga
masyarakat lokal. Ancaman tersebut muncul dari ketersediaan lahan tempat
tinggal, peluang lapangan kerja bagi masyarakat lokal yang akan banyak ambil
oleh para pendatang. Kemudian potensi konflik lain muncul dari beragamnya
budaya dan agama yang dianut oleh warga pendatang, sehingga dapat memicu
gesekan antara agama dan budaya yang dipegang oleh warga lokal dan pendatang.
Potensi konflik lain muncul dari keberadaan perusahaan dan pabrik yang kegiatan
operasionalnya mengganggu kegiatan masyarakat setempat, khususnya untuk
polusi udara dan bunyi yang ditimbulkan oleh mesin yang dioperasikan pabrik.

Kondisi Ekonomi Masyarakat di Desa Kertajaya


Kondisi ekonomi masyarakat di Desa Kertajaya Kecamatan Padalarang
Kabupaten Bandung Barat dapat digambarkan dari identifikasi kelompok rentan
yang terdapat di Desa Kertajaya Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung
Barat.
6

Berdasarkan gambaran umum berbagai aspek Kecamatan Padalarang secara


umum dan Desa Kertajaya dapat diidentifikasi mengenai kelompok rentan.
Kelompok rentan adalah semua orang yang menghadapi hambatan atau
keterbatasan dalam menikmati standar kehidupan yang layak bagi kemanusiaan
dan berlaku umum bagi suatu masyarakat yang berperadaban. Di Desa Kertajaya
jumlah keluarga pra sejahtera berjumlah 406 Kepala Keluarga atau berada di
bawah empat desa lainnya di Kecamatan Padalarang. Jumlah 406 Kepala
Keluarga yang tergolong sebagai keluarga pra sejahtera tersebut tersebar ke lima
dusun di Desa Kertajaya. Diketahui juga di Desa Kertajaya terdapat sejumlah
3800 jiwa penerima Jamkesmas/Jamkesda.
Kelompok rentan selanjutnya adalah masyarakat di sekitar tempat
pembuangan sampah Desa Kertajaya, tempat pembuangan sampah berada di
Dusun 2 dimana dampak yang dirasakan mencakup sebagian masyarakat Dusun 1
dan Dusun 2. Kondisi tempat pembuangan sampah yang tidak teratur dan terawat
dengan baik mengancam masyarakat di sekitar tempat pembuangan sampah.
Masyarakat di sekitar tempat pembuangan sampah rentan akan gangguan
kesehatan karena kondisi lingkungan yang kotor dan bau. Selain itu juga
masyarakat juga rentan terkena polusi udara yang timbul akibat sampah yang
tidak teratur dan menumpuk di tempat pembuangan sampah.
Kelompok rentan juga terdapat di Kampung Simpang atau RW 8 dan 6.
Kondisi RW 8 dan RW 6 yang sebagian besar masyarakatnya pendatang atau
sekitar 80% memberikan potensi konflik di Desa Kertajaya. Kondisi ini juga sama
dengan di kampung RW-RW di Kebon Kelapa Desa Kertajaya, di mana kondisi
sama dengan kondisi di RW 8 dan RW 6 banyak masyarakat pendatang yang
disebabkan oleh banyak industri dan perusahaan disekitar Desa Kertajaya.
Banyaknya pendatang tersebut membuat kondisi Desa Kertajaya khususnya RW 8
dan RW 6 menjadi majemuk. Banyaknya pendatang tersebut tentunya menjadi
ancaman tersendiri bagi warga masyarakat lokal. Kemudian potensi konflik lain
muncul dari beragamnya budaya dan agama yang dianut oleh warga pendatang,
sehingga dapat memicu gesekan antara agama dan budaya yang dipegang oleh
warga lokal dan pendatang.
Kelompok rentan lainnya adalah masyarakat di sekitar perusahaan dan
industri yang berada di lingkungan Desa Kertajaya. Keberadaan industri dan
perusahaan memberikan banyak dampak kepada masyarakat di sekitarnya seperti
dampak kesehatan yang diakibatkan oleh polusi perusahaan serta potensi konflik
masyarakat dengan perusahaan. Kelompok rentan ini tersebar di berbagai dusun
dengan perusahaan dan industri yang berbeda, seperti Dusun 2 dengan TBBM
Pertamina, dusun 4 dengan Combiphar dan Indofood, Serta Dusun 5 dengan
Perumahan Kota Baru
7

2.2 Kondisi Lingkungan Desa Kertajaya

Tabel 1. Data batas wilayah Desa Kertajaya

Batas Wilayah
Batas Wilayah Sebelah Utara Desar Ngamprah, Kecamatan Ngamprah
Batas Wilayah Sebelah Selatan Desa Cipeundeuy
Batas Wilayah Sebelah Barat Desa Kertamulya dan Desa Padalarang
Batas Wilayah Sebelah Timur Desa Ciharashas/ Desa Margajaya

Luas Wilayah
Luas wilayah 371.55 Ha

Tataguna Lahan

Tabel 2. Data luas wilayah Desa Kertajaya


Tanah Kering (Ha) 236.74
Tanah Basah (Ha) 5.00
Tanah Perkebunan (Ha) 0.00
Fasilitas Umum (Ha) 16.11
Tanah Hutan (Ha) 0.00
Jumlah Luas Wilayah 371.55

Desa Kertajaya ini terdapat di daerah kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung


Barat. Dengan jumlah populasi sebanyak 16.638 orang dan pada tahun 1975 luas
wilayah sawah 305,789 Ha dan darat 133,526 Ha. Namun sekarang luas wilayah
sudah sebagian besar tanah kering sekitar 236. 74 hektar. Jumlah penduduk
dengan jumlah wilayah dipandang perlu dimekarkan menjadi dua desa, untuk
pelayanan pemerintahan kepada masyarakat dan pelaksanaan pembangunan dapat
berhasil guna dan berdaya guna. Berdasarkan data yang ada, desa Kertajaya
memiliki produksi yang terdiri dari produksi pangan, produksi perikanan, dan
produksi peternakan. Hasil dari tiga produksi tersebut, yang paling banyak
berproduksi ialah dari sektor perikanan dengan sebesar Rp 726.000.000.

Tabel 3. Data orbitasi Desa Kertajaya

Jarak Ke Ibu Kota Kecamatan (Km) 5.00


Lama Jarak Tempuh ke Ibu Kota Kecamatan dengan 0.25
Kendaraan Bermotor (Jam)
Lama Jarak Tempuh ke Ibu Kota Kecamatan Dengan 0.50
Berjalan Kaki atau Kendaraan Non Bermotor (Jam)
Kendaraan Umum Ke Ibu Kota Kecamatan (Unit) 13.00
Jarak Ke Ibu Kota Kabupaten/Kota (Km) 5.00
Lama Jarak Tempuh ke Ibu Kota Kabupaten dengan 0.25
Kendaraan Bermotor (Jam)
Lama Jarak Tempuh Ke Ibu Kota Kabupaten Dengan 0.50
Berjalan Kaki atau Kendaraan Non Bermotor (Jam)
8

Kendaraan Umum Ke Ibu Kota Kabupaten/Kota (Unit) 1.00


Jarak Ke Ibu Kota Provinsi (Km) 18.00
Lama Jarak Tempuh ke Ibu Kota Provinsi dengan Kendaraan 1.50
Bermotor (Jam)
Lama Jarak Tempuh Ke Ibu Kota Provinsi Dengan Berjalan 4.50
Kaki atau Kendaraan Non Bermotor (Jam)
Kendaraan Umum Ke Ibu Kota Provinsi (Unit) 23.00

2.3 Permasalahan yang Dihadapi Masyarakat

Pemilihan Kepala Desa, atau seringkali disingkat Pilkades, adalah suatu


pemilihan Kepala Desa secara langsung oleh warga desa setempat. Berbeda
dengan Lurah yang merupakan Pegawai Negeri Sipil, Kepala Desa merupakan
jabatan yang dapat diduduki oleh warga biasa. Metode pemilihan kepala desa
prosesnya sangat mirip dengan pemilukada, namun perbedaannya adalah di
penyelenggara, dimana pemilihan kepala desa diselenggarakan oleh panitia yang
dibentuk oleh BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dari masing-masing desa
yang merupakan turunan dari SK (Surat Keputusan) penetapan Panitia pemilihan
kepala desa oleh Bupati. Oleh karena itu metodologi yang digunakan sangat
tergantung dari kebijakan Bupati yang tertuang dalam Peraturan Daerah. Dan
seperti layaknya pemilhan langsung oleh masyarakat, sampai saat ini masih
banyak masalah yang terjadi di lapangan mulai dari banyaknya surat suara rusak,
waktu penghitungan yang lama, serta kesalahan panitia yang menghitung serta
kecurangan lainnya.
Untuk acara pilkades tahun lalu terdapat permasalahan diantaranya, Asosiasi
Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Bandung,
mempertanyakan kebijakan Pemerintah Pusat yang mengharuskan pelaksanaan
pemilihan Kepala Desa (Pilkades) sebanyak tiga kali dalam satu kali periode
(enam tahun). Menurut Pembina Apdesi Dr Atang Irawan SH Mhum, mengatakan
jika pilkades dilakukan sebanyak tiga kali, dimana yang ketiga akan dilaksankan
di tahun 2019, maka akan ada 200 pilkades yang dilaksanakan.. Masalah
pelaksaan itu adalah wilayah teknis yang seharusnya diatur oleh keputusan kepala
daerah yakni Bupati dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi setiap daerah
yang berbeda beda. Sebab, masa jabatan seorang kepala desa itu tidak sama
semuanya. Sehingga, jika diharuskan serentak, artinya ada beberapa kepala desa
yang harus kehilangan hak konstitusionalnya, karena harus mundur sebelum habis
masa jabatannya. Apalagi pilkades ini potensi kerawanannya sangat tinggi dan
sering terjadi gugatan. Dikarenakan untuk pilkades ini tidak diusung oleh partai
politik, sehingga kompetitif ini bersifat lebih personal dan pribadi disebabkan
calon dan para pendukungnya memiliki ikatan keluarga, rekan, dll.
9

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

Pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini ditujukan untuk


mengetahui faktor penyebab konflik pilkades, dan menemukan solusinya guna
menciptakan demokrasi yang adil dan masyarakat yang rukun sebelum dan
sesudah pilkades. Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara pengumpulan data
peserta pilkades, wawancara dengan pegawai Balai Pendidikan Masyarakat Desa,
Penentuan lokasi untuk sosialisasi, pengiriman surat undangan perihal sosialisasi
ke seluruh kepala desa di kabupaten Bandung Barat, dan Sosialisasi tentang
Konflik Pilkades

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 4. Anggaran biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Sewa Gedung, proyektor, kamera, screen 2.000.000
2 Cetak banner dan spanduk 2.000.000
3 Alat tulis kantor + pamplet 2.470.000
4 Konsumsi 5.460.000
5 Biaya transportasi 500.000
Jumlah 12.430.000

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 5. Jadwal kegiatan

Bulan
No Jenis Kegiatan
8 9 10 11 12
1. Pengumpulan data peserta pilkades 2019 di 30
BPMD Kabupaten Bandung Barat
2. Survey ke BPMD 2
3. Persiapan kegiatan dan survey tempat 12
pelaksanaan
4. Sosialisasi ke seluruh Kepala Desa di 15
kabupaten Bandung Barat
10

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing

Ketua

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Nugiarta Pratama
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Agroteknologi
4 NIM/NIDN 150510160179
5 Tempat dan Tanggal Lahir Tanjung Agung, 3 Agustus 1999
6 Email nugiarta99@gmail.com
7 No. Telp. / HP 082179877873

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 14 Pajar SMPN 1 Jarai SMAN 1
Bulan PAGARALAM
Jurusan IPA
Tahun Masuk-Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016

C. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1. Juara 1 Olimpiade Pemerintah Kota Pagaralam, 2014
Sains Tingkat Kota Sumatera Selatan
Pagaralam
2. Juara 2 Paper Jejak Pemerintah kabupaten muko-muko, 2015
tradisi daerah Bengkulu
3. Juara 1 Paper Jejak Kementrian Pendidikan dan 2015
tradisi Nasional Kebudayaan

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
Persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Pengabdian Kepada Masyarakat

Bandung, ......., ......................... 2018

Tanda tangan

(Nugiarta Pratama.)
11

Anggota 1

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Adzani Maulida N


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Akuntansi
4 NIM/NIDN 120110150065
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bogor, 3 Januari 1997
6 Email Adzanimaulida@gmail.com
7 No. Telp. / HP 082112757523

B. Riwayat pendidikan

SD SMP SMA
Nama Institusi SD POLISI 4 SMPN 4 SMAN 1
BOGOR BOGOR BOGOR
Jurusan - - IPS
Tahun Masuk-Lulus 2003-2009 2009-2012 2012-2015

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
Persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Pengabdian Kepada Masyarakat

Bandung, ......., ......................... 2018

Tanda tangan

(Adzani Maulida N)
12

Anggota 2

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Syifa Dwinta Azahra
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Pemerintahan
4 NIM/NIDN 170410160008
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 19 Maret 1998
6 Email Syifadwinta24@gmail.com
7 No. Telp. / HP 081222787698

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDIT AL-Hidayah SMPN 2 SMAN 2
Cibinong Cibinong
Jurusan - - IPS
Tahun Masuk-Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (oral presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah / Waktu dan
No Judul Artikel Ilmiah
Seminar Tempat

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
Persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Pengabdian Kepada Masyarakat

Bandung, ......., ......................... 2018

Tanda tangan

(Syifa Dwinta Azahra)


13

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan Penunjang
Justifikasi Harga
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian Satuan
Sewa Proyektor 1 500.000 500.000
Sewa Kamera 2 200.000 400.000
Sewa Gedung 1 950.000 950.000
Sewa Screen 1 150.000 150.000
Sub Total (Rp) 2.000.000

2. Bahan Habis Pakai


Justifikasi
Material Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)
Pemakaian
ATK 130 15.000 1.950.000
Pamplet 130 4000 520.000
Cetak x banner 16 100.000 1.600.000
per kecamatan
Cetak Spanduk 2 200.000 400.000
di tempat
sosialisasi
Sub Total (Rp) 4.470.000

3. Perjalanan
Justifikasi Harga
Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Perjalanan Satuan
Sewa mobil 1 hari 300.000 300.000
Bensin dan tol 1 hari 200.000 200.000
Sub Total (Rp) 500.000

4. Konsumsi
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)
Snack 130 10.000 1.300.000
Makan siang 130 25.000 3.250.000
Coffe break 130 7.000 910.000
Sub Total (Rp) 5.460.000
Total (Keseluruhan) 12.430.000

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


Bidang Alokasi Waktu Uraian
No Nama / NIM Program Studi
Ilmu (jam/minggu) Tugas
1 Adzani Maulida N Akuntansi
2 Syifa Dwinta A Ilmu
Pemerintahan
3 Nugiarta Pratama Agroteknologi
Jl. Raya14Bandung
Sumedang KM.21,
Hegarmanah, Jatinangor,
Kabupaten Sumedang,
Jawa Barat 45363

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Nugiarta Pratama
NIM : 150510160179
Program Studi : Agroteknologi
Fakultas : Pertanian

Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM M saya dengan judul Sosialisasi Penyebab
Konflik Pilkades di Kabupaten Bandung Barat yang diusulkan untuk tahun anggaran
2019 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber lain.

Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Bandung, 6, November 2018

Mengetahui,
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Yang menyatakan,

Materai 6000
Tanda tangan

( Dr. Arry Bainus, MA.) (Nugiarta Pratama)


NIK. 196106271990011001 NIM. 150510160179
15

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN KERJASAMA DARI MITRA


DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Yang bertandatangan di bawah ini,


Nama :
Pimpinan Mitra :
Bidang Kegiatan :
Alamat :

Dengan ini menyatakan bersedia untuk bekerjasama dengan pelaksana kegiatan


Program Kreativitas Mahasiswa – Sosialiasi Penanggulangan Konflik Pilkades Di
Kabupaten Bandung Barat.

Nama Ketua Tim Pengusul : Nugiarta Pratama


Nomor Induk Mahasiswa : 150510160179
Program Studi : Agroteknologi
Nama Dosen Pembimbing : Sarinah SH., M.Si
Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran
guna menerapkan dan/atau mengembangkan IPTEKS pada tempat kami.

Bersama ini pula kami nyatakan dengan sebenarnya bahwa di antara pihak Mitra
dan Pelaksana Kegiatan Program tidak terdapat ikatan kekeluargaan dan ikatan
usaha dalam wujud apapun juga.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung
jawab tanpa ada unsur pemaksaan di dalam pembuatannya untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.

Bandung, ..................................
Yang menyatakan,

Materai 6000
Tanda tangan & Cap

(……………………...)
16

Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja

Anda mungkin juga menyukai