AGROTEKNOLOGI F
KELOMPOK 7
FAKULTAS PERTANIAN
MEI, 2012
BAB I
PENDAHULUAN
Pencemaran yang terjadi ini disebabkan oleh limbah industri tekstil yang dibuang ke
badan air atau sungai, sementara sungai merupakan sumber pengairan lahan sawah yang ada
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk mengetahui pengaruh limbah tekstil
bila diberikan pada tanaman padi dan pada tanaman mentimun, perbedaan (jumlah, jenis)
organisme tanah yang terdapat pada tanah yang tercemar limbah industri tekstil, mengetahui
organisme tanah yang toleran terhadap tanah yang tercemar limbah pabrik
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman padi dan mentimun merupakan dua komoditas pertanian yang berperan
penting bagi Indonesia. Tidak hanya dalam ketahanan pangan, tetapi juga potensi yang
dimiliki dalam meningkatkan pemasokan negara. Padi dikatakan tanaman yang paling
penting, karena makanan pokok di Indonesia adalah nasi dari beras yang tentunya dihasilkan
oleh tanaman padi. Selain di Indonesia padi juga menjadi makanan pokok negara-negara di
benua Asia lainnya seperti China, India, Thailand, Vietnam dan lain-lain. Padi merupakan
tanaman berupa rumput berumpun (Anonim, 2011). Sedangkan mentimun merupakan
tumbuhan yang biasa dimakan oleh masyarakat secara mentah (lalap). Mentimun alias timun
dapat pula dimakan sebagai teman nasi. Buah mentimun ini banyak kandungan gizi yang
mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Budidaya tanaman mentimun di Indonesia
masih rendah, banyak cara dan teknik budidaya mentimun agar Indonesia dalam bidang
pertanian produksi mentimun melimpah pula. PT Natural Nusantara telah melaksanakan
progam peningkatan budidaya mentimun guna kualitas dan peningkatan di masa mendatang
(Anonim, 2011)
Dalam upaya budidaya ataupun peningkatan produksi kedua komoditas ini, banyak hal
yang menjadi kendalanya, seperti iklim yang semakin tidak diprediksi, hama dan penyakit
tanaman, dan yang sekarang mulai menjadi sorotan pemerintah adalah alih fungsi lahan (baik
sawah maupun areal pertanian lainnya) untuk kawasan industri. Salah satu dampak negatif
alih fungsi lahan pertanian untuk kawasan industri adalah terjadinya pencemaran lingkungan
yang diakibatkan oleh buangan limbah industri tersebut.
Menurut ketentuan, limbah yang akan dibuang ke lingkungan harus aman bagi
lingkungan biofisik lahan, badan air maupun kesehatan manusia atau hewan. Limbah tersebut
harus diolah terlebih dahulu dalam instalasi pengolah air limbah (IPAL) dan mengalami
pemrosesan fisik, kimia, dan biologi sebelum dibuang ke lingkungan atau badan air/sungai.
Namun kenyataannya limbah buangan tersebut masih sering dikeluhkan masyarakat, karena
dampak negatif yang ditimbulkannya seperti bau, warna, dan gangguan kesehatan
(Abdurachman et al., 2000).
Tanah yang terkena limbah zat kimia dalam konsentrasi di atas ambang batas, mungkin
tidak sakit meskipun mengandung unsur/senyawa kimia atau logam berat yang berbahaya.
Namun bila tanah tersebut ditanami, maka tanaman tersebut akan mengakumulasi
unsur/senyawa yang berbahaya, sehingga dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan
manusia dan hewan yang mengkonsumsi produk tersebut (Suganda et al, 2003) (Arifin, 2010)
METODE PRAKTIKUM
3.1.2 Praktikum isolasi tanah dari pertanaman yang telah diberi limbah
1. 1g Tanah (pertanaman padi dan mentimun pada praktikum sebelumnya)
yang diansumsikan telah tercemar 50%
2. Aquades
3. Medium potato Dekstrose Agar (PDA)
4. Petrisida, tabung reaksi dan raknya, bunsen, beaker glass, gelas ukur
3.2.2 Praktikum isolasi tanah dari pertanaman yang telah diberi limbah
Sebelum perlakuan
Setelah perlakuan
Pada tanggal 2 April diberikan perlakuan untuk pertama kalinya. Perlakuan yang
diberikan yaitu 50% dari 200ml limbah tekstil. (Mengencerkan 100ml limbah tekstil dengan
100ml air)
Setelah diberikan limbah tekstil 50% dari 200ml pada minggu sebelumnya, kondisi
tanaman masih bisa dikatakan cukup baik, karena tanaman masih dapat tumbuh dengan baik
dari mulai pertumbuhan tinggi tanaman dan penambahan jumlah daun. Dapat disimpulkan
bahwa efek limbah tekstil 50% masih belum berpengaruh atau berdampak langsung terhadap
tanaman walaupun unsur logam yang terdapat pada limbah tekstil tersebut sudah
terakumulasi di dalam tanah, namun yang diserap oleh tanaman masih sedikit.
Pada 3 MSP (minggu setelah perlakuan) tinggi tanaman tetap terus bertambah
walaupun tanaman mentimun layu dan banyak daun yang kering bahkan berguguran. Sudah
dapat terlihat dampak atau efek dari pemberian limbah tekstil 50% kepada tanaman
Pada pengamatan selanjutnya ternyata banyak tanaman yang mulai kekeringan dan
mati namun pada polybag 3 terdapat tanaman yang sudah berbuah. Ternyata dampak dari
limbah tekstil 50% tersebut sudah berdampak cukup parah sehingga mengakibatkan
beberapa tanaman mati. Walaupun masih terdapat beberapa tanaman yang hidup bahkan
terdapat tanaman yang sudah berbuah walaupun dalam keadaan layu, hal tersebut mungkin
saja dikarenakan unsur logam yang diserap masih dapat diterima oleh tanaman tersebut dan
belum terlalu banyak. Pada tanaman yang sudah berproduksi atau memiliki buah, buahnya
pun tidak akan tumbuh besar dan pastinya kurang baik karena di dalam tanamannya sudah
terakumulasi oleh unsur logam.
MSP Rata-rata tinggi (cm) Rata-rata Jumlah daun (helai) Rata-rata lebar daun (cm)
0 6.83
1 13.5 3
2 19.1 5.7
3 32 4.9 9.3
4 37.2 3.6 9.9
5 32.6 4 7.8
35
30
10
0
0 MSP 1 MSP 2 MSP 3 MSP 4 MSP 5 MSP
Berdasarkan data dan grafik dari hasil pengamatan diatas terlihat bahwa limbah tahu
yang diberikan pada tanaman mentimun tentunya berdampak negatif atau buruk pada
tanaman tersebut, walaupun dampaknya tidak secara langsung karena tanaman tetap tumbuh
dan dapat berbuah, namun pertumbuhannya terhambat dan buah yang dihasilkan kurang baik
(tidak dapat tumbuh besar). Selain itu lama kelamaan tanaman mentimun tersebut pun
menjadi layu, daunnya kering dan banyak yang berguguran bahkan sampai terdapat tanaman
yang mati.
Pada tanaman yang mati belum dapat dipastikan apakah penyebabnya, karena bisa
saja karena kekurangan air karena kurangnya penyiraman pada saat praktikum ataupun
lainnya. Pada akhir pengamatan pun terlihat disetiap polybag hanya beberapa tanaman saja
yang masih hidup dan yang lainnya mati.
2. Tanaman Padi Perlakuan Pemberian Limbah Tekstil 50%
Tanggal Tinggi Tanaman (cm)
2 April 2012 45
9 April 2012 30.2
16 April 2012 37.5
23 April 2012 56
30 April 2012 60
Tanggal 2 April pemberian perlakuan untuk pertama kalinya. Perlakuan yang diberikan
yaitu 50% dari 1L limbah tekstil (Mengencerkan 500ml limbah tekstil dengan 500ml air)
60
50
40
Tinggi Tanaman
30
20
10
0
0 MSP 1 MSP 2 MSP 3 MSP 4 MSP
Menurut data,dalam limbah tekstil mengandung unsur B3 dan logam berat berbahaya
seperti Na, NH4, SO4, Fe, Al, Mn, Co dan Ni (menurut penelitian limbah tekstil di
Rancaekek) dengan konsentrasi yang tinggi. (Kurnia et al., 2009) Limbah tekstil apabila
dijadikan sebagai sumber air irigasi bagi suatu tanaman, maka tanaman tersebut mengalami
keracunan yang tampak seperti hasil pengamatan tanaman padi dan mentimun di atas.
Gambar 6. Isolat tanah serial dilution Gambar 7. Isolat tanah serial dilution
Tanaman Padi 10-4 Tanaman Mentimun 10-4
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Baron,G.L (1972) The Genera of Hyphomycetes from soil, Robert E. Krieger Publishing
company, USA.
Barnett, H.L and B.B. Hunter. (1972) Illustrated Genera of Imperfect fungsi, Burgess
Publishing company, USA.
Cappucino, J.G. and Natalie Sherman. (993) Microbiology : A Laboratory Manual. Rockland
Community College State University of New York. Adisson-Wesley, Publishing Company,
Massachusettes.
Husein Suganda, Diah Setyorini, Harry Kusnadi, Ipin Saripin, dan Undang Kurnia Balai
Penelitian Tanah, Bogor. 2006.. Disajikan dalam Prosiding seminar nasional multifungsi dan
konversi lahan pertanian.
http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/prosiding/mflp2003/husein%20suganda16.p
df . ( Diakses tanggal 12 Juni 2012)
Kurnia, U., Suganda, H., Saraswati, R., dan Nurjaya. 2009. Lahan Sawah dan
Pengelolaannya. www.balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/.../tanahsawah9.pdf
( Diakses tanggal 10 Juni 2012)