Anda di halaman 1dari 3

SOAL DAN JAWABAN KUIS TEKNOLOGI PENGELOLAAN GULMA

Di Susun Oleh :
Ade Alpiansyah (134170002)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNGAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
Soal
1. Apa yang dimaksud dengan pengendalian gulma terpadu, pengendalian
gulma terpadu vertical dan pengendalian gulma terpadu horizontal ?
2. Apa yang dimaksud dengan resistensi, mengapa resistensi bisa terjadi, dan
bagaimana cara menanggulanginya ?
3. Bagaimana mekanisme masuknya herbisida yang diaplikasikan melalui
daun ?
4. Bagaimana mekanisme masuknya herbisida yang diaplikasikan melalui
akar ?
5. Faktor apa sajakan yang mempengaruhi aplikasi herbisida ?
6. Mengapa herbisida dapat mematikan satu gulma, tetapi tidak mematikan
gulma jenis lain di sekelilingnya ?
7. Apa yang dimaksud dengan selektifitas morfologi dan fisiologi herbisida ?
8. Jelaskan klasifikasi herbisida berdasarkan waktu aplikasi !

Jawaban
1. Yang dimaksud dengan pengendalian gulma secara terpadu yaitu
pengendalian gulma dengan menggunakan beberapa cara secara bersamaan
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Dengan
mendasarkan pada alternatif pengendalian yang tersedia, maka dipilih dua
cara pengendalian yaitu pengendalian menggunakan herbisida dan
pengendalian secara mekanis.
pengendalian gulma secara terpadu horizontal merupakan penerapan
suatu carapengendalian gulma dengan memperhatikan lingkungan baik
teknis, ekonomi, hayati maupunsosial budaya.
pengendalian gulma secara terpadu vertikal yaitu memadukanbeberapa cara
pengendalian gulma agar hasilnya lebih baik daripada cara tunggal. Cara
inibanyak dilakukan di perkebunan kelapa sawit dan karet. Di perkebunan
karet dipadukan carapreventif (persiapan lahan secara bersih), cara mekanis
(pengolahan tanah, pembabatan gulmasecara periodik).
2. Resistensi merupakan ketahanan gulma terhadap herbisida dengan dosis
yang jauh lebih besar dari yang biasa digunakan. Proses resistensi dapat
terjadi karena gulma mengalami proses evolusi dimana terjadi perubahan
komposisi genetic dalam gulma tersebut akibat seringnya dilakukan
penyemprotan herbisida dengan bahan aktif yang sama. Cara
menanggulanginya yaitu dengan cara melakukan penyemprotan herbisida
dengan bahan aktif yang berbeda-beda.
3. Proses masuknya herbisida yang disemprotkan lewat daun mula-mula
herbisida semprotkan ke permukaan daun bagian bawah kemudian herbisida
tersebut menempel pada rambut daun. Herbisida kemudian bergerak melalui
proses fotosintesis dalam bentuk uap dan masuk melalui stomata pada daun.
Sebelum masuk kedalam stomata, herbisida harus melewati bagian
epidermis dari daun tersebut. Kemudian herbisida bergerak menuju floem
dan xylem daun yang kemudian ditranslokasikan ke seluruh bagian
tanaman.
4. Proses masuknya herbisida yang disemprotkan lewat akar mula-mula
herbisida disemprotkan ketanah, kemudian herbisida mulai diserap oleh
rambut akar, lalu herbisida masuk melewati jaringan epidermis akar yang
kemudian bergerak melewati pita kaspari. Kemudian herbisida bergerak
menuju xylem dan ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman.
5. Berdasarkan faktor internalnya, waktu aplikasi herbisida yang paling tepat
adalah pada saat gulma masih muda. Faktor eksternal adalah faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi aplikas
herbisida, misalnya curah hujan, angin, sinar matahari dan lain-lain.
(Sumintapura, 1980)
6. Karena herbisida memiliki sifat selektif, Herbisida selektif adalah herbisida
yang bersifat beracun dan hanya mematikan jenis gulma tertentu. Contoh
herbisida ini yaitu ametrin, diuron, oksifluorfen, klomazon dan
karfentrazon. Akan tetapi jika pada pengaplikasiannya dosis herbisida
ditingkatkan, dapat mengakibatkan herbisida tersebut menjadi tidak
selektif.
7. Selektivitas fisiologis dapat dikatakan selektivitas bawaan bahan aktif
herbisida tersebut dalam “memilih” tumbuhan sasarannya yang akan
“dibunuh”. Suatu tanaman dapat mengubah bahan aktif herbisida(dalam
takaran tertentu) menjadi bahan yang tidak meracuni tanaman tersebut.
Contoh kasusnya adalah atrazin pada tanaman jagung, dimana tanaman ini
mampu mendetoksifikasi atrazin sehingga tidak beracun bagi jagung.
Selektifitas morfologi merupakan selektifitas herbisida yang memilih
tumbuhan sasaran yang akan dibunuh sesuai dengan morfologi tumbuhan
tersebut seperti gulma daun lebar, teki-tekian, dan gulma air.
8. Waktu aplikasi herbisida biasanya ditentukan oleh stadia pertumbuhan dari
tanaman maupun gulma. Berdasarkan hal tersebut, maka waktu aplikasi
herbisida terdiri dari :
a. Pre plant, maksudnya herbisida diaplikasikan pada saat tanaman belum
ditanam, tetapi tanah sudah diolah.
b. Pre emergence, maksudnya herbisida diaplikasikan sebelum benih
tanaman atau biji gulma berkecambah. Pada perlakuan ini benih dari
tanaman sudah ditanam, sedangkan gulma belum tumbuh.
c. Post emergence, maksudnya herbisida diaplikasikan pada saat gulma
dan tanaman sudah lewat stadia perkecambahan. Aplikasi herbisida bisa
dilakukan pada saat tanaman masih muda maupun sudah tua.

Anda mungkin juga menyukai