Anda di halaman 1dari 23

ILMU HAMA TANAMAN

Pertemuan ke-5

ARAS KEPUTUSAN EKONOMI


PENGENDALIAN HAMA
Dr. Ir.R.R. Rukmowati Brotodjojo, M.Agr.
Ir. Chimayatus Solichah, MP.

1
A. Konsep Aras Ekonomi
Luka/injury
Setiap bentuk penyimpangan fisiologis tanaman sebagai
akibat aktivitas atau serangan hama. Pengertian luka
lebih terpusat pada hama dan aktivitasnya. Luka
tanaman dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan.

Kerusakan/damage
kehilangan yang dirasakan oleh tanaman akibat
serangan hama antara lain dalam bentuk penurunan
kuantitas dan kualitas produksi. Kerusakan lebih terpusat
pada tanaman dan responsnya terhadap pelukaan oleh
hama.

2
Kerusakan ekonomik/economic damage
adalah tingkatan kerusakan tanaman akibat
serangan hama yang membenarkan adanya
pengeluaran biaya untuk tindakan pengendalian
secara buatan seperti pengendalian dengan
pestisida.
Kerusakan ekonomik baru dimulai pada waktu
biaya pengendalian yang diperlukan untuk
menekan luka akibat serangan hama sama
dengan nilai kehilangan potensial tanaman oleh
karena adanya populasi hama.

3
Tindakan pengendalian dapat dibenarkan
apabila jumlah biaya pengendalian lebih rendah
daripada besarnya nilai kehilangan potensial
yang diderita tanaman karena adanya populasi
hama (biaya pengendalian = nilai kehilangan
hasil potensial yang dapat diselamatkan oleh
usaha pengendalian tersebut) .

Aras Luka Ekonomik (ALE)


Kepadatan populasi yang terendah yang dapat
mengakibatkan kerusakan ekonomik.

4
Gambar 1: Gejolak populasi hama dan letak aras luka ekonomik, ambang
ekonomik, dan aras keseimbangan umum pada keadaan normal.

5
Kerusakan Ekonomik=BEP (break event
point)
Titik impas pengendalian hama, di atas
titik tersebut pengendalian hama
menguntungkan sedang di bawah titik
impas akan merugikan.
Ambang Pendapatan
Kehilangan hasil potensial (kg/ha) yang
terjadi pada titik impas
6
B. AMBANG PENDAPATAN DAN
ARAS LUKA-EKONOMIK
Biaya Pengelolaan (Rp/ha)
Ambang Pendapatan = -------------------------------------
Harga Produk (Rp/kg)

Satuan Ambang Pendapatan adalah berat produk


yang dihasilkan (kg) per satuan luas (ha).

Satuan ALE = kepadatan populasi hama

7
Contoh:
Biaya pengendalian hama yang dikeluarkan oleh
petani bawang selama satu musim sebesar Rp.
2.750.000.-/ha. Harga bawang adalah Rp.
5000/kg.
Ambang Pendapatan sebesar :
Rp. 275.000.-/ha : Rp. 5000/kg = 550 kg/ha
Satu larva mengakibatkan kehilangan hasil 225
kg/ha.
Nilai ALE bawang 550:225= 2 larva/tanaman

8
ALE: Nilai Kehilangan Hasil (NKH)=Biaya
pengendalian Hama (B) (Rp/Ha)
NKH= H x BKH
H: harga produksi (Rp/kg)
BKH: Berat Kehilangan Hasil (kg/ha)
BKH=P x L x R
P: Kepadatan populasi hama
L: Luka tanaman (% defoliasi)
R: Berat kerusakan tanaman/unit luka tanaman
H dalam satuan populasi hama/ha
(pengurangan berat tanaman per % defoliasi)

9
NKH= H x P x L x R
ALE terjadi waktu NKH = B
B=HxPxLxR
B
ALE= -------------------
HxLxR
P pada titik impas adalah ALE

10
Apabila tindakan hama tidak dapat
menekan kehilangan hasil sepenuhnya
(100%) tapi hanya 90% atau 0.9 dari
kehilangan hasil maka untuk menghitung
ALE perlu dimasukkan sebagai faktor
koreksi (K)
B
ALE= -------------------
HxLxRxK

11
Untuk hama pengisap L dan R sulit diukur,
penurunan hasil diukur dengan regresi linier
hubungan antara jumlah serangga hama dan
hasil
Y = a + bx
Y: hasil per ha
a: konstanta (intersep y)
b: kehilangan hasil per serangga hama
x: jumlah hama/daerah (ha)

B B
ALE = P = ----------- atau ----------------
Hxb HxbxK
12
Gambar 2. Regresi linier digunakan untuk memperoleh b sebagai
angka kehilangan hasil per hama

13
C. AMBANG EKONOMIK
Ambang Ekonomik (AE)
merupakan kepadatan populasi hama yang
memerlukan tindakan pengendalian untuk
mencegah terjadinya peningkatan populasi
berikutnya dapat mencapai ALE.
AE merupakan aras keputusan tindakan
pengendalian = Ambang Tindakan = Ambang
Pengendalian
AE = 75% ALE (konservatif)
14
D. TEKNIK PERCOBAAN UNTUK
MEMPEROLEH FUNGSI RESPON TANAMAN

1. Pengamatan populasi alami


Pada setiap petak diamati populasi hama
tertentu dan besarnya luka serta
kerusakan yang diakibatkan. Kemudian
dari data hasil yang diperoleh untuk
setiap petak diperoleh angka besarnya
kehilangan hasil. Dari pasangan variabel
tersebut diperoleh garis regresi yang
diinginkan.

15
2. Modifikasi Populasi Alami
Petak percobaan disemprot insektisida secara selektif
dengan dosis yang berbeda sehingga diperoleh kepadatan
populasi yang berbeda. Dari setiap petak percobaan
diperoleh data hasil. Perlu diketahui lebih dahulu pengaruh
insektisida terhadap fisiologi tanaman untuk faktor koreksi
sewaktu menganalisis data.
Metode ini dilakukan apabila populasi hama di lapangan
cukup tinggi sehingga dapat dikurangi sesuai kebutuhan.
Apabila populasi di lapangan ternyata rendah, lebih dahulu
perlu dilakukan peningkatan populasi di petak-petak
percobaan. Misalnya dengan menanam varietas peka,
menanam tanaman perangkap, penyemprotan insektisida
yang dapat mendorong resurjensi hama seperti yang
pernah dilakukan terhadap hama wereng coklat padi.

16
3. Menggunakan Populasi Buatan
Diadakan perbanyakan hama di laboratorium atau rumah
kaca, kemudian sejumlah populasi tertentu diinfestasikan
pada petak-petak percobaan sesuai dengan aras
populasi yang diinginkan. Instar serangga hama yang
diinfestasikan merupakan instar yang merusak seperti
larva atau sebelum instar yang merusak.
Dengan cara ini akan diperoleh kurva respon yang baik
karena digunakan jumlah populasi yang tepat.
Untuk percobaan dengan metode ini petak percobaan
dikurungi dengan rumah kasa. Pengaruh kasa terhadap
populasi hama dan juga pertumbuhan tanamannya perlu
diperhatikan dan diperhitungkan.

17
4. Simulasi Pelukaan
Untuk menirukan atau mensimulasikan keadaan tanaman
yang luka akibat serangan beberapa aras populasi hama
dapat diadakan pelukaan buatan. Misal dengan membuat
lubang-Iubang pada daun, memotong daun atau bagian
tanaman lainnya sesuai dengan proses pelukaan yang
sesungguhnya.
Dengan demikian kita peroleh beberapa tingkat luka yang
kemudian dicari hubungannya dengan kehilangan hasil
yang diderita.
Sebelum cara ini dilakukan lebih dahulu perlu diadakan
penelitian tentang seberapa jauh cara simulasi tersebut
dapat mewakili keadaan sebenarnya, terutama dalam
kaitannya dengan adanya perbedaan pengaruh pelukaan
oleh serangga hama dan pengaruh pengguntingan
terhadap pertumbuhan dan fisiologi tanaman pada
umumnya.
18
E. KEPUTUSAN PENGGUNAAN PESTISIDA
UNTUK PENGENDALIAN HAMA

1. Tanpa Ambang
Penggunaan pestisida secara terjadual
didasarkan pada umur atau tingkat
tumbuh tanaman terutama pada fase
tumbuh yang dianggap peka terhadap
serangan hama tertentu.
Tindakan lebih bersifat preventif.

19
Alasan:
a). Kerusakan tanaman tidak dapat disembuhkan begitu
populasi hama terdeteksi.
b). AE sangat rendah misal untuk hama yang menjadi
vektor virus tanaman, hama dengan pertumbuhan
populasi sangat cepat, nilai kehilangan hasil sangat
tinggi.
c). Pengamatan dan monitoring hama tidak dapat
dilaksanakan secara ekonomik.
d). Aras keseimbangan umum populasi hama selalu
lebih tinggi daripada ALE.
e). Cara praktis untuk menurunkan populasi hama
secara cepat belum tersedia.

20
2. Ambang Nominal
Ambang Pengendalian telah digunakan sebagai
aras penentuan keputusan penggunaan
pestlsida tetapi penetapan AP berdasarkan
pengalaman petani, peneliti, atau petugas Dinas
Pertanian atau Perkebunan.
Berdasarkan data empirik dapat diperoleh
informasi tentang aras populasi atau intensitas
kerusakan hama mulai merugikan secara
ekonomik.
Aras populasi yang mulai mengakibatkan
kehilangan hasil yang merugikan kemudian
digunakan sebagai Ambang Pengendalian.
21
3. Ambang Sederhana
Ambang Pengendalian / Ambang Ekonomik diperoleh
melalui penelitian khusus, dengan empat input utama
untuk penghitungan ALE : harga produk, biaya
pengendalian, besar kehilangan hasil per hama, dan
berat hasil.
Ambang Pengendalian selalu berubah dengan
berubahnya berbagai faktor ekonomik dan biologik.
Untuk memudahkan revisi ALE disusun program
komputer dengan memasukkan perubahan nilai input
dan data dinamika ekosistem sehingga diperoleh nilai
ALE yang sesuai dengan perkembangan di lapangan.
Kelemahannya : AP belum mempertimbangkan
interaksi antara beberapa spesies hama dan beberapa
komponen ekosistem lainnya seperti musuh alami.

22
4. Ambang Komprehensif
Merupakan ambang pengendalian yang telah
memperhitungkan seluruh aspek dinamika dan interaksi
antar komponen ekosistem termasuk faktor cuaca.
Proses fisiologi pertumbuhan tanaman sejak fase
vegetatif sampai fase generatif terus diikuti dan
diperhitungkan dalam penentuan nilai ALE.
Seluruh proses dalam sistem produksi secara
komprehensif diperhitungkan dalam setiap penetapan
keputusan pengendalian.
Untuk memperoleh ambang komprehensif tersebut
diperlukan kegiatan penelitian komprehensif yang
dilaksanakan secara lintas disiplin mengikutsertakan
banyak ahli dari berbagai bidang ilmu serta
menggunakan pendekatan dan analisis model
ekosistem.

23

Anda mungkin juga menyukai