Anda di halaman 1dari 3

Nama Umum: Kutu Kebul

Nama Latin: Bemisia tabaci

Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Homoptera
Famili : Aleyrodidae
Genus : Bemisia
Spesies : Bemisia tabaci

fikri
Tanaman Inang:
Terdapat berbagai macam inang kutu kebul yang mayoritas berupa tanaman hortikultura,
seperti cabai, kangkung, pisang, buncis, kubis, kembang kol, kacang tanah, jeruk, kapas,
mentimun, kopi, terong, anggur, jagung, mangga, jambu, singkong, melon, okra, bawang,
tanaman hias, pepaya, kentang, labu, sorgum, kedelai, stroberi, tebu, ubi jalar, dan tomat.

shendy
Gejala:
Gejala yang pertama kali muncul pada tanaman adalah pada daun muda atau pucuk muncul
bercak kuning di sekitar tulang daun, kemudian berkembang menjadi urat daun yang
berwarna kuning (vein clearing), cekung dan mengkerut dengan warna mosaik ringan atau
kuning. Bercak klorotik dan jamur hitam terbentuk pada jaringan yang terserang. Selama
serangan parah, bercak-bercak ini dapat menyatu dan menyebar ke seluruh daun, kecuali area
di sekeliling pembuluh daun. Daun kemudian berubah bentuk, mengeriting atau berbentuk
mangkok. Beberapa kutu kebul menularkan virus seperti virus keriting daun kuning pada
tomat atau virus garis cokleat singkong.
Anzil
Bioekologi:
Kutu kebul (Bemisia tabaci) mampu hidup dan berkembang pada berbagai tanaman
inang. Kutu kebul mampu bertelur rata-rata sebanyak 70-80 butir dengan waktu stadum telur
rata-rata 5-8 hari. Nimfa kutu kebul terdiri atas tiga instar. Instar pertama berbentuk bulat
telur dan pipih berwarna kuning kehijauan dan bertungkai untuk bergerak. sedangkan instar
ke 2 dan instar ke 3 tidak memiliki tungkai untuk bergerak dan selama pertumbuhannya
nimfa hanya melekat pada daun. nimfa kutu kebul memiliki stadium ratarata 8-9 hari,
sedangkan kutu kebul dewasa atau imago berukuran antara 1 - 1,5 mm, berwarna putih, dan
mempunyai sayap yang ditutupi lapisan lilin yang bertepung putih. Lama siklus hidup dari
kutu daun dari telur, nimfa sampai ke kutu kebul dewasa yakni rata-rata 21-24 hari, selama
masa hidupnya kutu daun menetap di bagian bawah daun tanaman. Siklus kutu kebul akan
jauh lebih cepat pada musim kemarau atau pada dataran rendah. Kutu kebul dewasa tidak
dapat hidup tanpa memakan tanaman inang selama lebih dari beberapa hari.

nopi
Pengendalian:
Cara pengendalian hama kutu kebul bisa dengan cara pengendalian hayati ataupun
pengendalian kimiawi, seperti:
1. Menanam tanaman pinggiran (refugia) seperti bunga matahari yang berfungsi
memperbanyak musuh alami kutu kebul seperti kepik.

2. Aplikasi sistem air curah (sprinkle irrigation)

Percikan air dari sprinkle membuat kutu kebul tercuci dan dapat merusak telur-telur yang
ada pada permukaan daun. Teknik ini sangat direkomendasikan karena selain menekan
biaya untuk pestisida juga ramah lingkungan pastinya.

3. Aplikasi perangkap kuning (yellow trap) dilakukan dengan memasang papan kayu yang
dicat kuning dan telah diolesi dengan oli atau menggunakan kertas yang berwarna kuning
lalu diolesi oli. Serangga kutu-kutuan seperti kutu kebul secara alami tertarik padawarna
kuning.

jantang

4. Aplikasi tanaman penghalang (barrier) untuk meghalangi serangga vektor dan penyait lain
agar tidak dapat masuk ke tanaman budidaya utama. Tanaman barrier yang biasa
digunakan adalah jagung, karena jagung mempunyai bulu-bulu yang dapat membuat kutu
kebul datang bertelur di sana dan tidak masuk ke tanaman utama.

5. Rotasi tanaman ataupun sistem tumpang sari.


6. Pengendalian secara kimia yakni dengan penyemprotan pestisida dengan bahan aktif
abamektin.

Rahma
Informasi Serangan:
Efek pada tanaman yang diserang hama kutu kebul adalah tanaman akan terhambat pada
pertumbuhannya sehingga cenderung kerdil, tunas dan cabang tidak berkembang dan
Kehilangan hasil akibat serangan hama kutu kebul dapat mencapai 80%, bahkan dapat
mengakibatkan gagal panen jika tidak dikendalikan.

SUMBER LITERATUR
Khusna, N. (2011). KISARAN INANG KUTU KEBUL Bemisia tabaci Gennadius
(HOMOPTERA : ALEYRODIDAE) PADA TANAMAN BUDIDAYA DAN GULMA.
Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Yuliani, Hidayat, P., & Sartiami, D. (2006). Identifikasi Kutu Kebul (Hemiptera: Aleyrodidae)
dari Beberapa Tanaman Inang dan Perkembangan Populasinya. Jurnal Entomologi
Indonesia, 3(1), 41-49.

Anda mungkin juga menyukai