Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN

KURVA PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

Dosen Pengampu :

Prof .Dr.Ir.Mapegau M.S

Ir . Neliyati M.Si

Dr.Ir Rainiyati M.Si

Disusun Oleh :
Bahditra Zanifer D1A019176

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya
ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Kurva Pertumbuhan
Tanaman Jagung” guna memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan.

Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada Bapak dan Ibu Dosen Pembimbing Mata Kuliah Fisiologi
Tumbuhan dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki laporan ini.
Demikian penyusunan dari laporan ini, semoga dari laporan ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Jambi, 25 Mei 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................................. 2
2.1 Jagung (Zea mays L) ........................................................................................................................... 2
2.2 Anatomi dan Morfologi Tanaman Jagung .......................................................................................... 2
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................................................... 6
3.1 Tempat dan Waktu .............................................................................................................................. 6
3.2 Bahan dan Alat.................................................................................................................................... 6
3.3 Cara Kerja ........................................................................................................................................... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................................................... 7
4.1 Hasil .................................................................................................................................................... 7
4.2 Pembahasan....................................................................................................................................... 10
BAB V PENUTUP ..................................................................................................................................... 12
Kesimpulan ............................................................................................................................................. 12
Saran ....................................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 13
LAMPIRAN GAMBAR ............................................................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan ialah kemampuannya
untuk menggunakan zat-karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta
diasimilasikan di dalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung cukup cahaya dan oleh
karena itu maka asimilasi zat-karbon disebut juga fotosintesis. Lengkapnya adalah bahwa
fotosintesis atau asimilasi zat-karbon itu suatu proses di mana zat-zat anorganik H2O dan
CO2 oleh klorofil diubah menjadi zat organik karbohidrat dengan pertolongan cahaya matahari.
Pengubahan energi sinar menjadi energy kimia (karbohidrat) dan kemudian pengubahan energi
kimia menjadi energi kerja pada peristiwa pernefasan dalam tubuh tumbuhan merupakan
rangkaian proses kehidupan di dunia ini (Dwidjoseputro,1996).
Semua mahluk hidup (termasuk tanaman) akan tumbuh dan berkembang untuk
menyelesaikan siklus hidupnya. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh
faktor genetik dan lingkungan (termasuk adanya perlakuan yang dicobakan). Interaksi dari kedua
faktor tersebut akan dimanifestasikan berupa tampilan tanaman di lapangan. Setiap jenis tanaman
ataupun organ tanaman akan menunjukkan kurva pertumbuhan yang khas (karakteristik). Sifat
karakteristik tersebut juga akan dapat dilihat pada setiap status morfogenesis (stadium
perkembangan tanaman). Pada umumnya tanaman dan organ tanaman memiliki kurva tumbuh
yang berbentuk sigmoid sederhana, walaupun ada beberapa yang memiliki bentuk sigmoid
kompleks (memiliki peak lebih dari satu). Dengan diketahuinya kurva tumbuh yang khas untuk
setiap jenis tanaman maupun organ tanaman, dapat merupakan objek yang sangat menarik bagi
para peneliti untuk memodifikasi kurva tumbuh tersebut dalam rangka meningkatkan kualitas
pertumbuhan dan hasil tanaman dengan cara melakukan tindak budidaya yang tepat.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu diharapkan mahasiswa mampu mengamati kurva pertumbuhan
tanaman selama fase vegetatif, yang meliputi nilai kumulatif dan laju pertumbuhannya.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jagung (Zea mays L)


Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman rumput-rumputan dan berbiji
tunggal (monokotil). Jagung merupakan tanaman rumput kuat, sedikit berumpun dengan batang
kasar dan tingginya berkisar 0,6-3 m. Tanaman jagung termasuk jenis tumbuhan musiman
dengan umur ± 3 bulan (Nuridayanti, 2011).

 Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


 Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas : Liliopsida (berkeping satu atau monokotil)
 Sub Kelas : (Commelinidae)
 Ordo : (Poales)
 Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
 Genus: (Zea)
 Spesies : ( Zea mays L.)

Jagung juga memiliki 10 khromosom di dalam sel-sel reproduktif (haploid), 20 khromosom di


dalam sel-sel somatik (diploid) dan 30 khromosom di dalam sel-sel endosperm (triploid), secara
umum semua jenis tanaman jagung memiliki 10 pasang khromosom.

2.2 Anatomi dan Morfologi Tanaman Jagung

 Akar dan Perakaran Tanaman Jagung

Sistem perakaran jagung terdiri dari akar-akar seminal yang biasanya tumbuh ke bawah
pada saat biji berkecambah, sedangkan akar koronal yang tumbuh ke atas dari jaringan batang
sesudah plumula muncul dan akar udara (brace) yang tumbuh dari buku-buku di atas permukaan
tanah. Akar-akar seminal terbuat dari akar-akar radikal atau di sebut dengan akar primer
ditambah dengan sejumlah akar-akar lateral yang kemudian muncul sebagai akar adventious
pada dasar dari buku pertama di atas pada pangkal batang, pada umumnya akar-akar seminal
berjumlah 3-5, tetapi dapat bervariasi dari 1-13.

2
Akar koronal adalah akar yang tumbuh dari bagian dasar pangkal batang, akar udara
tumbuh dari buku-buku kedua, ketiga atau lebih di atas permukaan tanah, dapat masuk ke dalam
tanah, akar udara ini biasanya berfungsi dalam assimilasi dan juga sebagai akar pendukung untuk
memperkuat batang terhadap kerebahan, apabila masuk ke dalam tanah, akar ini juga dapat
berfungsi sebagai penyerapan unsur hara.

 Batang Tanaman Jagung

Batang jagung memiliki macam ruas yang memiliki jumlah bervariasi antara 10-40 ruas,
umumnya tidak dapat bercabang kecuali adanya beberapa yang bercabang atau beranak yang
muncul dari pangkal batang, misalnya pada jagung manis, panjang batang dapat berkisar antara
60-300 cm tergantung dari tipe jagung. Ruas-ruas bagian atas biasanya berbentuk agak silindris,
sedangkan ruas-ruas bagian bawah bentuknya agak bulat pipih, tunas batang yang sudah
berkembang biasanya menghasilkan tajuk bunga betina, bagian tengah batang terdiri dari sel-sel
parensim dengan seludang pembuluh yang akan diselubungi oleh kulit yang keras di mana
termasuk lapisan epidermis.

 Daun Tanaman Jagung

Daun jagung muncul dari permukaan buku-buku batang, sedangkan pelepah daun akan
menyelubungi ruas batang untuk memperkuat batang, panjang daun jagung juga ada yang
bervariasi antara 30-150 cm dan lebar 4-15 cm dengan ibu-tulang daun yang begitu keras, tepi
lapisan daunnya halus dan kadang-kadang berombak, terdapat juga lidah daun (ligula) yang
transparan dan tidak memiliki telinga daun (auriculae), bagian atas epidermis biasanya berbulu
dan memiliki barisan yang memanjang terdiri dari sel-sel bulliform. Adanya perubahan turgor
mengakibatkan daun menggulung, dibagian bawah permukaan daun tidak berbulu (glabrous) dan
biasanya mengandung stomata lebih banyak dibanding dengan permukaan atas.

Jumlah stomata dibagian atas permukaan daun diperkirakan 7000- 10.000/ cm2,
sedangkan di bagian bawah permukaan daun diperkirakan jumlahnya sekitar 10.000-16.000/cm2.
Jumlah daun jagung di setiap tanaman bervariasi antara 12-18 helai, duduk daun bermacam-
macam tergantung dari genotipe mulai dari mendatar sampai vertikal.

3
 Bunga Tanaman Jagung

Hal yang unik dari tanaman jagung dibandingkan dengan tanaman serealia yang lain
adalah karangan bunganya, jagung merupakan sebuah tanaman yang berumah satu (monoecious)
di mana bunga jantan (staminate) dapat terbentuk pada ujung batang, sedangkan pada bunga
betina (pistilate) terdapat pada pertengahan batang, tanaman jagung biasanya bersifat protrandy
di mana bunga jantan biasanya tumbuh 1-2 hari sebelum munculnya rambut (style) pada bunga
betina.

Maka dari itu bunga jantan dan bunga betina terpisah ditambah lagi dengan sifatnya yang
protrandy, maka jagung memiliki sifat penyerbukan silang, pembuatan tepung-sari (polen) dari
bunga jantan diperkirakan mencapai 25.000-50.000 butir tiap tanaman, bunga jantan terdiri dari
gluma, lodikula, palea, anther, filarnen dan lemma, adapun bagian-bagian dari bunga betina
adalah tangkai tongkol, tunas, kelobot, calon biji, calon janggel, penutup kelobot dan rambut-
tambut.

 Tongkol Jagung
Tongkol tumbuh dari buku batang dan pelepah daun. Pada umumnya tanaman ini hanya
bisa satu ngkol bikin tapi memilki jumlah yang banya bunga betina . buah jagung siapmpanen
banyak varietas sanagt lah unggul bisa mampu satu tongkol yang bercocokmat jantan jantan
yang siap untuk penyerbukan 2-5 hari dini darai pada bunga betinanya ( protandri

 Morfologi Biji

Berdasarkan Jenis Jagung Dari Bentuk Bijinya, kandungan endosperm, serta sifat-sifat
lainnya, jagung dibagi menjadi tujuh tipe, tipe yang sekarang banyak ditemui di berbagai dunia
adalah tipe gigi dan mutiara. Kulit biji adalah bagian dari biji yang terdiri dari dua lapis sel yang
menutupi biji disebut integument, pada biji yang sudah masak, dinding sel telur (perikarp)
menempel sangat erat pada kulit biji, sehingga perikarp dan kulit biji ini seolah-olah merupakan
selaput tunggal, kulit biji dan perikarp yang bersatu dan merupakan satu lapisan dapat disebut
hull yang merupakan ciri khas dari tanaman rumput-rumputan, embrio dan endosperm yang
merupakan sumber makanan terdiri dari dua bagian yaitu eksternal dan internal, bagian eksternal
adalah endosperm, sedangkan bagian internal terdapat pada kotiledon atau skutellum, skutellum

4
merupakan penghubung yang trletak di bagian tengah kotiledon. Pada biasanya endosperm
terdiri dari dua macam yaitu endosperm lunak dan endosperm keras, kotiledon ditutupi oleh
lapisan sel-sel tipis yang disebut epithelium yang terdapat di antara kotiledon dan endosperm,
koleoptil adalah bibit daun yang berfungsi untuk penetrasi ke atas permukaan tanah selama
proses perkecambahan.

 Pertumbuhan Tanaman Jagung

Sesudah biji ditanam, biji akan menyerap air dari sekelilingnya dan calon tanaman mulai
tumbuh, akar radikal akan memanjang dengan cepat yang diikuti oleh plumula dan akar-akar
seminal, akar radikal muncul dari ujung biji dan arahnya berlawanan dengan calon tajuk. Akar-
akar seminal biasanya 2-5 muncul dari ujung biji dekat dengan tajuk, semua akar, kecuali akar
radikal, tumbuh membentuk sudut 25-300 terhadap horizontal, ruas yang pertama akan
memanjang untuk mencapai permukaan tanah, jika ujung koleoptil muncul dari permukaan
tanah, maka pemanjangan ruas yang pertama akan terhenti dan daun mulai muncul dari
koleoptil. Di bawah kondisi yang panas dan lembab, ujung koleoptil muncul, 4-5 hari sesudsh
ditanam, sebaliknya pada saat kondisi dingin dan kering, koleoptil baru muncul dua minggu atau
lebih, selain dari kondisi lingkungan tersebut , perkecambahan dapat dipengaruhi juga oleh
dalamnya penanaman dan jenis tanah.

5
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan di teras rumah yang terletak di Desa Abai, Kecamatan Sangir Batang
Hari, Kabupaten Solok Selatan pada tanggal 27 April 2021

3.2 Bahan dan Alat

1. Penggaris / Meter
2. Kertas Milimeter
3. Benih Jagung
4. Polybag
5. Tanah
6. Pupuk Kandang

3.3 Cara Kerja

1. Siapkan media tanam untuk setiap polybag berisi campuran tanah dan pupuk kandang (
2:1) seberat 15 kg
2. Buatlah lubang tanam di tengah-tengah polybag dengan kedalaman 2 cm, dan buatlah 2
lubang untuk pupuk di sebelah kiri dan kanan lubang tanam dengan jarak 5 cm dari
lubang tanam.
3. Pilihlah benih jagung yang baik dan seragam, dan tanamkan 2 benih untuk setiap polybag
(setiap lubang tanam);
4. Berikan pupuk NPK sebanyak 10 gram per tanaman (per polybag) dengan
memasukkannya ke dalam lubang pupuk yang sudah disediakan.
5. Setelah benih ditanam dan dilakukan pemupukan segera dilakukan penyiraman hingga
mencapai kapasitas lapang. Penyiraman berikutnya dilakukan setiap pagi hari.
6. Amatilah luas daun dan jumlah daun setiap 1 minggu sekali. Kemudian ukurlah tinggi
tanaman serta panjang dan lebar daun setiap 1 minggu sekali
7. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, buatlah grafik tumbuh yang meliputi: nilai
kumulatif, dan laju pertumbuhan dari setiap variabel yang diamati.

6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berikut merupakan data hasil tanaman jagung dengan komposisi media tanam berisi tanah dan
pupuk kandang dengan perbandingan (2:1) dengan tambahan dosis pupuk NPK sebanyak 8 gr,
yang dilaksanakan selama 4 minggu

Keterangan M = Minggu Ke-

1. Tabel dan Kurva Tinggi Tanaman

Sampel Tanaman Tinggi Tanaman


M1 M2 M3 M4
1 Jagung 9 cm 25 cm 50 cm 70 cm
2 Jagung 8 cm 23 cm 49 cm 73 cm
3 Jagung 8 cm 28 cm 45 cm 68 cm

80

70

60

50
Sampel 1
40
Sampel 2
30 Sampel 3
20

10

0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

2. Tabel dan Kurva Jumlah Daun

Sampel Tanaman Jumlah Daun

7
M1 M2 M3 M4
1 Jagung 2 3 4 4
2 Jagung 2 2 3 4
3 Jagung 2 2 2 4

4,5
4
3,5
3
2,5 Sampel 1

2 Sampel 2

1,5 Sampel 3

1
0,5
0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

3. Tabel dan Kurva Lebar Daun

Sampel Tanaman Lebar Daun


M1 M2 M3 M4
1 Jagung 1,2 cm 1,5 cm 1,9 cm 2,5 cm
2 Jagung 1,3 cm 1,4 cm 2,0 cm 2,4 cm
3 Jagung 1,2 cm 1,2 cm 1,5 cm 2,0 cm

8
3

2,5

2
Sampel 1
1,5
Sampel 2

1 Sampel 3

0,5

0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

4. Tabel dan Kurva Panjang Daun

Sampel Tanaman Panjang Daun


M1 M2 M3 M4
1 Jagung 8,2 cm 18 cm 24,3 cm 36 cm
2 Jagung 7 cm 13,5 cm 20 cm 30,4 cm
3 Jagung 7,6 cm 13 cm 18,8 cm 27 cm

40
35
30
25
Sampel 1
20
Sampel 2
15
Sampel 3
10
5
0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

5. Tabel dan Kurva Luas Daun

9
Sampel Tanaman Luas Daun
M1 M2 M3 M4
1 Jagung 10,2 cm 47 cm 88,9 cm 101,1 cm
2 Jagung 13,1 cm 46,7 cm 87 cm 98,4 cm
3 Jagung 9,9 cm 46,2 cm 85 cm 90,8 cm

120

100

80
Sampel 1
60
Sampel 2

40 Sampel 3

20

0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

4.2 Pembahasan
Praktikum ini dilakukan pengamatan yang dimulai pada minggu ke 1 setelah tanam.
Tanaman jagung dapat tumbuh secara maksimal jika pada lingkungan yang sesuai. Media tanam
berupa tanah yang baik digunakan dalam budidaya tanaman jagung yaitu mengunakan tanah
yang gembur serta telah dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1. Ph tanah
yang sesuai untuk tanaman jagung yaitu antara 5,5 hingga 7. Jagung membutuhkan air yang
banyak untuk dapat tumbuh secara maksimal.

Jagung sebaiknya ditanam saat musim hujan. Hal yang pertama dilakukanpada saat
budidaya yaitu menyiapkan media yang akan digunakan sebagai tempat tumbuhnya tanaman.
Media yang digunakan saat praktikum ini yaitu menggunakan polibag yang diisi dengan tanah
yang telah dicampur dengan pupuk kandang. Setelah media telah siap, kemudian dilakukan
penanaman benih dengan memasukan benih pada lubang yang telah dibuat didalam tanah dengan
kedalaman 2 -5 cm. Masing-masing lubang di isi satu benih dengan jumlah lubang setiap polibag
terdapat 3 lubang. Setelah dimasukan benih, lalu tutup kembali dengan tanah dan berikan pupuk

10
NPK disekitar lubang yang telah di isi benih dengan dosis 8 gr setiap polibag. Lalu dilakukan
penyiraman pertama.

Setelah penanaman, dilakukan penyiraman setiap hari dengan satu kali siram per hari
yang dilakukan pada sore hari. Namun, ketika hujan tidak perlu dilakukan penyiraman. Setelah
itu lakukan pengamatan setiap satu minggu sekali dengan mengukur tinggi tanaman, jumlah
daun, panjang dan lebar daun serta luas daun. Pada praktikum ini saat tanaman berumur 6
minggu tanaman jagung telah memasuki fase generatif dengan ditandai tumbuhnya bunga pada
tanaman tersebut. Adapun faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman jagung yaitu
kondisi curah hujan, unsur hara, iklim, dsb. Saat praktikum terjadi hujan hampir setiap hari,
sehingga kelembaban pada tanaman tetap terjaga, dengan begitu pertumbuhan tanaman terjadi
dengan maksimal

11
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan laju pertumbuhan tanaman jagung terus meningkat dari
mulai perkecambahan hingga menjadi tanaman dewasa. Dalam proses pertumbuhan tersebut
melalui 3 fase, yaitu fase logaritmik dimana pada awalnya laju pertumbuhan tanaman jagung
berjalan lambat pada minggu pertama hingga awal minggu ke 2, kemudian memasuki fase linear
dimana laju pertumbuhan tanaman jagung terus meningkat dan relatif konstan yang berangsur
memasuki fase penuaan laju pertumbuhan tanman jagung dalam grafik yang membentuk huruf S
atau sering disebut kurva signoid pertumbuhan. Pengamatan yang dilakukan adalah dengan cara
dekstruktif dan nondekstruktif, dimana tanaman yang diukur secara dekstruktif memiliki ukuran
akhir tinggi tanaman dan luas daun yang lebih besar daripada tanaman yang diukur secara
nondekstruktif

Saran
Setelah mengikuti kegiatan praktikum mengenai pengaruh cahaya dan kurva pertumbuhan ini
saya berharap praktikan dapat mengetahui tentang pengaruh cahaya dan kurva pertumbuhan
terhadap perumbuhan tanaman.

12
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2002.. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta
Kaufman, P. B. 1975. Laboratory Experiment in Plant Physiology. Macmillan Publishing Co.,
Inc : New York
Kimbal, 1992. Tinjauan Konseptual Model Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Hutan. USU-
Digital Library : Medan
Salisbury, F.B dan C.W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid Tiga Edisi Keempat. ITB-Press :
Bandung
Tjitrosoepomo, G. 1999. Botani Umum 2. Angkasa : Bandung

Silaban, E.,T. E, Purba, J, Ginting. 2013. Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea
mays sacaratha Sturt. L) Pada Berbagai Jarak Tanam Dan Waktu Olah Tanah.
Agroteknologi, 1(3): 808-818.18
Sutejo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Kawulusan, R.I., W.J.N. Kumolontang, L.T. Karamoy, J.N. Luntungan, S.E. Pakasi, dan M.
Montolalu. 2015. Respon Pertumbuhan Kacang Tanah Terhadap Pemberian Pupuk-pupuk
NPK, Urea, dan SP36. Fakultas Pertanian UNSRAT (tidak dipublikasikan)
Kasno, A, T, Rostaman. 2013. Serapan Hara dan Peningkatan Produktivitas Jagung dengan
Aplikasi Pupuk NPK Majemuk. Tanaman pangan, 32(3): 179-186.
Rukmana, 1997. Syarat tumbuh tanaman jagung di indonesia sebagai komoditas alternative
untuk pangan, pakan, dan industry. Jurnal Litbang Pertanian 22: 133- 140

13
LAMPIRAN GAMBAR

14
15

Anda mungkin juga menyukai