OLEH:
KHAIRUL AZMI
174110331
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
Dasar-Dasar Agronomi dengan judul “tanaman cabe rawit dan cabe merah
keriting”
Laporan ini saya susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar-dasar
selaku asisten dosen (asdos). Penulis mengucapkan terima kasih juga kepada
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik beserta saran yang membangun sangat penulis butuhkan demi
KATA
PENGANTAR................................................................................................i
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG.........................................................................................1.1
TUJUAN
PERAKTIKUM.....................................................................................1.2
BAB II
PEMBAHASAN
TANAMAN CABE
RAWIT...................................................................................................1.3
TANAMAN CABE MERAH KERITING ............................................1.4
BAHAN DAN ALAT.............................................................................1.5
DOKUMENTASI ...................................................................................1.6
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN.....................................................................................1.7
SARAN
................................................................................................................1.8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
I. PENDAHULUAN
Tanaman cabai rawit merupakan tanaman perdu dari famili terong –terongan yang
memiliki nama ilmiah capsicum spp. Cabai rawit berasal dari benua Amerika
tepatnya daerah Peru dan menyebar ke Negara-negara Amerika, Eropa dan Asia
Termasuk Negara Indonesia. Tanaman cabai rawit banyak ragam tipe
pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang
sebagian besar hidup di Negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya
mengenal beberapa jenis saja, yakni cabai besar, cabai keriting, cabai rawit dan
paprika. Secara umum cabai rawit memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin
(Harpenas, 2010).
Cabai rawit merupakan tanaman berkayu dengan panjang batang utama berkisar
antara 20-28 cm dan diameter batang antara 1.5-2.5 cm (Herdiawati, 2006).
Percabangan batang berwarna hijau dengan panjang mencapai 5-7 cm dengan
diameter cabang dikotom sekitar 0.5-1 cm. Bentuk percabangan menggarpu
dengan posisi daun berselang-seling, daun berbentuk hati, lonjong atau agak bulat
telur (Dermawan, 2010).
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliopyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Buah muda berwarna hijau tua setelah masak menjadi merah cerah. Biji yang
masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi coklat, berbentuk pipih,
berdiameter sekitar 4 mm. Rasa buahnya yang pedas dapat mengeluarkan air mata
orang yang menciumnya. Cabai rawit dapat diperbanyak dengan biji (Dalimartha,
2003).
Kandungan Gizi Cabai Rawit
Cabai mengandung kurang lebih 1,5% rasa pedas. Rasa pedas tersebut disebabkan
oleh senyawa kapsaisin dan dihidrokapsaisin. Kandungan kapsaisin pada cabai
bersifat sebagai pembangkit selera makan. Kapsaisin menstimulus hormon
ebdophrin yang memberi efek nikmat, sehingga ketika seseorang menyantap
makanan berbumbu cabai cenderung menambah porsi makannya (Trubus, 2011).
Jumlah kadar nutrisi cabai rawit yang luar biasa Cabai mengandung
dalam persilangan cabai merah keriting dan cabai rawit kenapa melakukan nya
karena untuk mengatahui hasil dari persilangan cabai merah keriting dan cabai
rawit, dan juga memperbaiaki kualitas pada tanaman cabai dan juga hasil produksi
nya.
1.2tujuan Pratikum
PEMBAHASAN
Sejarah Penyebaran
Daun
Tiap tanaman cabe mempunyai karakteristik tersendiri yang terlihat dari daunnya.
Pada cabai rawit, daun bunga warnanya bisa sangat bervariasi tergantung iklim
lingkungan tempat tanaman ditanam.
Kebanyakan warna daun cabai rawit berwarna hijau muda. Panjang daun sekitar
3-4 cm dan lebar daun berkisar 1-2 cm. Ruas pada daun cabai merah berkisar dari
5-9 ruas.
Batang
Maksimal tinggi tanaman cabai rawit adalah 80 cm. Sedangkan panjang batang
tanaman cabai rawit hanya berkisar 20 cm, kemudian langsung membentuk suatu
percabangan yang acak.
Warna pada batang tanaman biasanya berwarna hijau tua ketika masih dalam
keadaan produktif dan akan berubah menjadi coklat ketika ketika sudah tua.
Akar
Tanaman cabai rawit termasuk ke dalam kategori akar serabut. Pada akar tanaman
cabai terdapat banyak bintil-bintil kecil yang berfungsi untuk mencari sumbar
makanan dengan menyerap unsur hara dari tanah.
Pada bagian ujung akar terdapat akar semu yang berfungsi mencari nutrisi dari
dalam tanah.
Bunga
Pada cabai rawit, bentuk bunga biasanya menyerupai bintang meskipun tidak
semua. Bunga akan keluar di dekat daun, dan bisa berbentuk tunggal atau
komunal. Dalam satu tandan umumnya terdapat 2-3 bunga.
Mahkota bunga mempunyai warna putih dengan diameter antara 5-20 mm.
Terdapat bunga jantan dan betina dalam satu tangkai.
Buah
Buah tanaman cabai pada awalnya akan berwarna hijau tua kemudian akan
berubah warna menjadi merah ketika sudah tua.
1.Tanah
gembur
subur atau banyak mengandung zat makan
pembuangan airnya baik (tidak tergenang), dan
banyak mengandung humus
dataran rendah
dataran tinggi
3. Iklim tanaman cabai rawit dapat tumbuh, baik pada daerah yang kurang
hujan maupun yang sering hujan. Suhu udara yang diperlukan tanaman ini
adalah berkisar antara 25 derajat - 31 derajat celcius.
Tanaman cabai (Capsicum annum L.) adalah tanaman yang berasal dari
benua Amerika yang menyebar hingga mencapai negara-negara Asia termasuk
Indonesia dengan bantuan pedagang Spanyol dan Portugis. Tanaman cabai
merupakan tanaman perdu dan termasuk famili dari terong-terongan dengan
bentuk dan ukuran yang bervariasi (Harpenas dan Dermawan, 2010). Cabai
keriting adalah salahsatu tanaman musiman dengan daun berwarna hijau, tua,
tinggi bisa mencapai satu meter, bunga berwarna putih dan soliter, dan
termasuk tanaman yang dapat berbuah baik di dataran rendah hingga dataran
tinggi (Tjahjadi, 1991).
1.4 Klasifikasi Tanaman Cabai Keriting
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Genus : Capsicum
Family : Solaneceae
Spesies : Capsicum annuum L
Tumbuhan cabe tersusun dari akar, batang daun, buah dan biji, berikut
penjelasnnya :
• Daun
Bentuk daun pada tanaman cabe berbeda – beda, ada berbentuk lonjing, oval,
lanset dengan permukaan daun atas berwarna hijau bahkan kebiruan.
Sedangkan permukaan bawah daun berwarna hijau muda, tua atau pucat dengan
panjang sekitar 3 – 11 cm dan lebar 1 – 5 cm.
Semua variasi tersebut tergantung jenis dari varites dan spesies cabe yang
ditanam.
• Batang
Batang tanamna cabe umunya berwarna hijau tua, muda dan kecoklatan jika sudah
adanya kerusakan pada jaringan parenkim dengan ukuran sekitar 1 – 2 m. Pada
ketinggian tertentu akan mengalami percabangan.
• Akar
Tumbuhan cabe memiliki akar tunggang semu, akarnya juga berserabut dan
biasanya terdapat bintil – bintil yang merupakan hasil dari simbiosis dari beberapa
organisme yang ada di tanah.
• Bunga
Bunga tanaman cabe memiliki bentuk yang sama yaitu bintang meskipun bunga
tersebut bervariasi.
Bunga tersebut tumbuh di bagian dekat demam daun baik secara tunggal atau
kelompok pada tandan.
Biasanya pada satu tandan ada 2 – 3 bunga sedangkan mahkota bunga memiliki
macam – macam warna seperti putih, putih keunguan atau kehijauan dengan
diameter sekitar 5 – 20 mm.
Bunga pada tanaman cabe adalah salah satu bunga yang sempurna karena bunga
matan dan betina mengalami pemasakan pada waktu yang sama, sedangkan
penyerbukan di bantu dengan angin yang berkecepatan 10 – 20 km / jam.
Menurut Samadi, 1997, buah cabai pada umumnya muncul dari ketiak daun atau
percabangan dan posisi buahnya menggantung, sedangkan masing – masing buah
memiliki berat sekitar 5 -25 gram. Buah cabe awalnya berwarna hijau setelah
matang akan berubah jadi warna merah tua.
Teknik persilangan
3. Penanaman
Pada praktikum ini jenis-jenis benih cabe merah keriting dan cabai rawit
yang digunakan. Benih cabai merah keriting dan cabai rawit di tanam dalam
polibet terlebih dahulu selama dua minggu. Setelah itu bibi cabai merah keriting
dan cabai rawit di pindahkan ke bedengan dengan jarak tanam 70 cm x 40 cm
dengan populasi 3 cabai merah keriting dan 3 cabai rawit setiap bedengan dengan
tata letak untuk cabai merah keriting berada didepan dan cabai rawit berada di
belakang . Penyisipan dilakukan 1 minggu setelah tanam terhadap bibit yang
mati.
4. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk urea, pupuk dolomit
dengan takaran 1kg dan pupuk NPK Mutiara degan takaran 7 gram untuk setiap
satu batang tanaman .
5. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi kelembaban tanah. Hal ini
menyangkut ketersediaan air bagi pertumbuhan tanaman, Akan tetapi
penyiraman biasanya dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 1 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman cabai
merah keriting dan cabai rawit yang masih muda dapat dengan tangan
atau cangkul kecil, garpu dll.
6. Persilangan
Pada pratikukm ini tanaman yang disilangkan yaitu : cabai merah keriting
x cabai rawit dan cabai rawit x cabai merah keriting. Persilangan ini dilakukan
dengan cara megambil serbuk sari dari tanaman yang satu ke kepala putik
tanaman yang satunya lagi dengan menggunakan cotton buds. Persilangan pagi
hari jam 6 sebelum matahari terbit karena pada saat itu kelopak bunga membuka.
8. Panen
Pemanenan cabai rawit mauoun cabai merah keriting agar memperoleh
hasil yang terbaik, maka perlu mengetahui waktu panen yang tepat. Sebaiknya
panen dilakukan waktu pagi hari kisaran 07.00 s.d 10.00ataua pada sore hari
ketika cahaya matahari tidak terlalu panas. Panen dilakukan saat tanaman berusia
60 hari hingga 80 hari ,pemanenan dilakukan secara terus menerus 2 atau 3 hari
sekali tergantung hasilnya buahnya.
1.6 DOKUMENTASI PENANAMAN CABE SAMPAI PANEN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam mengembangkan dan pembudidayaan cabe rawit tidak hanya
sekedar menanam sesuai dengan keadaan yang ada. Karena kita harus
mempertimbangkan dan bisa mengetahui hal – hal yang munkin terjadi dalam
proses pengembangan budidaya cabe rawit tersebut. Baik dalam hal biaya maupun
kemampuan dalam mengolah cabe rawit tersebut. Karena hal – hal yang awalnya
dianggap remeh dan dirasa tidak penting justru itu yang akan berdampak besar
kedepannya. Maka dari itu saran saya bagi yang ingin bergerak dalam bidang ini
harus mempertimbangkan betul hal positif dan negatifnya baik dari segi keuangan
maupun kemampuan dan keterampilan dalam mengolah tanaman ini. Dan juga
tidak lupa untuk meninjau prospek pemasarannya maksudnya ketika setelah
dipanen mau di suplai kemana hasil cabe rawit. Agar tidak terjadi penimbunan
yang tidak berguna yang akhirnya akan membusuk dan ujung- ujungnya kerugian
yang akan kita dapat.
B. Saran
Prajanata, Final. 2007. Kiat Sukses Bertanam Cabai Di musim Hujan. Penebar
Swadaya. Cetakan ke XII. Jakarta 64h.
Redaksi TRUBUS. 2001. Bertanam Cabai Dalam Pot. Penebar Swadaya. Jakarta.
42 ha.