Anda di halaman 1dari 20

TEKNOLOGI BENIH

LAPORAN PRAKTIKUM PERKECAMBAHAN

Dosen pengampu :

Rista Delyani, S.P., M.Si

Ketty Andrayany, M.P.

Oleh :
Suhri (P021703)

FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS NAHDHATUL ULAMA


2017/2018

1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan karunianya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Teknologi
dan Produksi Benih ini. Tak lupa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada orang tuaatas do’a dan dukungannya. Penulis juga menucapkan
terima kasih kepada dosenpembimbing, para asisten serta kawan-kawan yang
telah memimbing, membantu serta berpartisipasi dalam kegiatan praktikum ini.
Laporan ini memuat berbagai hasil praktikum teknologi dan produksi
benih yang telah dilakukan penulis dan didasarkan pada sumber yang ada. Penulis
mohon maaf apabila ada kesalahan-kesalahan dalam penulisan karena sebagai
insan biasa tak luput dari kesalahan. Demikian laporan ini penulis buat untuk
persyaratan praktikum teknologi dan produksi benih dan semoga bermanfaat bagi
kita semua tetutama penulis sendiri.

Pontianak, 26 januari

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
Pengujian Daya Berkecambah Benih.............................................................................. 1
a. Pendahuluan .......................................................................................................... 1
b. METODE ............................................................................................................... 1
c. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 2
d. KESIMPULAN ..................................................................................................... 4
e. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 4
BAB II ................................................................................................................................ 5
Pengujian Vigor Benih ..................................................................................................... 5
a. Pendahuluan .......................................................................................................... 5
b. METODE ............................................................................................................... 5
c. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 6
d. KESIMPULAN ..................................................................................................... 8
e. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9
BAB III............................................................................................................................. 10
Pemecahan Dormansi Benih .......................................................................................... 10
a. Pendahuluan ........................................................................................................ 10
b. METODE ............................................................................................................. 10
c. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 11
d. KESIMPULAN ................................................................................................... 16
e. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

iii
BAB I
Pengujian Daya Berkecambah Benih
a. Pendahuluan
Perkecambahan merupakan serangkaian peristiwa penting sejak benih
dorman sampai kebibit yang sedang tumbuh tergantung dari viabilitas benih,
lingkungan yang cocok dan pada beberapa tanaman tergantung pada usaha
pemecahan dormansi. Oleh karena itu perlu dilaksanakan pengujian benih
untuk mengetahui viabilitas benih atau kemampuam benih untuk tumbuh
menjadi bibit pada kondisi lingkungan yang optimum. Uji perkecambahan itu
meliputi uji daya kecambah, yang erat kaitanya dengan viabilitas benih dan uji
kecepatan berkecambah yang berhubungan erat dengan vigor benih.
Perkecambahan merupakan proses metobolisme biji hingga
dapatmenghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah (plumula dan
radikula).Definisi perkecambahan adalah jika sudah dapat dilihat atribut
perkecambahannya,yaitu plumula dan rdikula dan keduanya tumbuh normal
dalam jangka waktutertentu sesuai dengan ketentuan ISTA (International Seed
Testing Association)(Purnobasuki, 2011).
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada
kondisiyang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu
menghitung presentase daya berkecambahnya. Persentase daya berkecambah
merupakan jumlah proporsi benih-benih yang telah menghasilkan
perkecambahan dalam kondisi dan periode tertentu. Tujuan dari pengujian
daya berkecambah adalah memperoleh informasi nilai penanaman benih
dilapangan, membandingkan kualitas benih antar seed lot (kelompok benih),
menduga storabilitas (dayasimpan) benih, dan memenuhi apakah nilai daya
berkecambah benih telah memenuhi peraturan yang berlaku (Siregar dan
Utami, 2004).
Kecambah abnormal adalah kecambah yang tidak memperlihatkan potensi
untuk berkembang menjadi kecambah normal. Kecambah di bawah
inidigolongkan ke dalam kecambah abnormal adalah kecambah rusak
(kecambahyang struktur pentingnya hilang atau rusak berat. Plumula atau
radikula patah atautidak tumbuh). Kecambah cacat atau tidak seimbang adalah
kecambah dengan pertumbuhan lemah atau kecambah yang struktur
pentingnya cacat atau tidak proporsional. Plumula atau radikula tumbuh tidak
semestinya yaitu plumula tumbuh membengkok atau tumbuh kebawah,
sedangkan radikula tumbuh sebaliknya. Kecambah lambat adalah kecambah
yang pada akhir pengujian belum mencapai ukuran normal. Jika dibandingkan
dengan pertumbuhan kecambah benih normal kecambah pada benih abnormal
ukurannya lebih kecil (Rejesus,2008). Benih ada yang belum berkecambah
karena dormansi. Peristiwa dormansi menimbulkan beberapa kerugian seperti
pertumbuhan yang tidak serempak dan mengganggu ketepatan ketersediaan
benih saat musim tanam (Nurissintani dkk,2013)

b. METODE
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa 10 Desember 2019 bertempat
di Laboratorium Universitas Nahdlatul Ulama. Adapun alat dan bahan yang

1
digunakan diantaranya, benih padi, benih tomat, kertas buram, plastik
transparan, pinset, hansprayer, kertas label, wadah untuk penyimpanan.
Adapun langkah kerja untuk pengujian daya berkecambah benih dengan
menyiapkan 5 lembar kertas, 3 lembar kertas yang sudah dibasahi untuk alas
dan di letak di atas plastik transparan, kemudian tanam masing-masing 50
benih padi dan 25 benih tomat, dan tutup dengan 2 lembar kertas lainnya yang
diulang 2 kali ulangan. Kemudian menghitung daya kecambah/ daya tumbuh
benih selama 1 minggu (7 hari).
Pengujian daya perkecambahan dengan menggunakann metode Uji Kertas
Digulung dalam pastik (UKDdp) dan Hasil daya perkecambahan dihitung
dengan rumus sebagai berikut :

∑ 𝐾𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
𝐷𝐵 = × 100%
∑ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑢𝑗𝑖
Ket: ∑ 𝐾𝑁 = jumlah kecambah normal

c. HASIL DAN PEMBAHASAN


i. Benih Padi
Hitungan I Hitungan II
Pengamatan
(hari ke-5) (hari ke-7)
Jumlah benih berkecambah
12 14
normal
Jumlah benih yang tidak
2 2
normal
Jumlah benih yang tidak
36 34
hidup
Total 50 50

Daya tumbuh benih sangat penting untuk diketahui karena dengan


mengetahui daya tumbuh suatu benih maka kita sebagai konsumen benih
dapat memperkirakan berapa jumlah benih yang harus digunakan atau dibeli
sesuai dengan kebutuhan pertanaman kita. Kebutuhan benih secara mendasar
perlu pengetahuan daya tumbuh agar dalam melakukan pembelian tidak terjadi
kelebihan saat penyebaran benih sehingga benih tidak sia-sia terbuang karena
tidak mengetahui daya tumbuh dari suatu benih itu sendiri.
Hasil dari penghitungan daya berkecambah dari tanaman padi adalah:

14
𝐷𝐵 = × 100% = 28%
50

Dari pengamatan diatas dapat dilihat bahwa daya berkecambah yang


rendah Ini di sebabkan oleh faktor benih padi yang dipakai kemungkinan
sudah lama di simpan dari masa panennya. Dan pada benih padi yang di tanam
tersebut tidak semuanya tumbuh dengan normal ada beberapa benih yang
tidak tumbuh normal (abnormal), dan pada benih padi sebagian ditemukan

2
dengan keadaan terdapat kehitam-hitaman atau terdapat jamurnya sehimgga
tidak mampu berkecambah.

ii. Benih Tomat


Hitungan I Hitungan II
Pengamatan
(hari ke-3) (hari ke-7)
Jumlah benih berkecambah
23 24
normal
Jumlah benih yang tidak
1 1
normal
Jumlah benih yang tidak
1 -
hidup
Total 25 25

Hasil dari penghitungan daya berkecambah dari benih padi adalah:

24
𝐷𝐵 = × 100% = 96%
25
Dari pengamatan benih tomat diatas dapat dilihat bahwa daya
berkecambah pada benih tomat memiliki daya tumbuh yang tinggi walaupun
ada beberapa benih yang mengalami perkecambahan abnormal seperti
tumbuhnya benih kerdil, dan juga ada beberapa yang tidak tumbuh.

3
d. KESIMPULAN
Setelah melakasanakan praktikum dengan cara pengujian daya kecambah
dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Hasil dari perhitungan daya berkecambah (DB) dari benih padi
adalah 28% dan sedangkan hasil dari perhitungan DB dari
benih tomat adalah 96%
2. Perkecambahan benih merupakan salah satu kriteria yang
berkaitan dengan kualitas benih.
3. Bila daya uji kecambah benih memberikan hasil yang rendah
maka perlu mencari tahu faktor apakah yang mengakibatkan
kegagalan perkecambahan

e. DAFTAR PUSTAKA

Nurussintani, W., Damanhuri, dan S.L. Purnamaningsih. 2013. Perlakuan


pematahandormansi terhadap daya tumbuh benih 3 varietas kacang tanah
(Arachishypogaea). Jurnal Produksi Tanaman 1(1) : 86-93.

Rejesus, B.M. 2008. Stored Product Pest Problems and Research Needs in
thePhilippines. Proceeding of Biotrop Symposium on Pest of Stored
Procuct,Bogor.

Siregar, H. dan N.W. Utami. 2004. Perkecambahan biji Kenari Babi


(CanariumdecumanumGaertn.). Jurnal Kebun Raya Indonesia 1 :25-29.

Rosa, B. F., Oktaviani,Y., Soleh,M.F., Wicaksono,M.B., Yahya,S.S.D.


2017. Teknik Pengujian Daya Kecambah Benih. Politeknik Negeri
Jember.

Fitriani,A. 2015. Uji Daya Perkecambahan Benih Dan Kunjungan Uptd


Balai Benih Padi Dan Palawija Bojongsari. Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.

4
BAB II
Pengujian Vigor Benih
a. Pendahuluan

Vigor adalah sejumlah sifat-sifat benih yang mengidikasikan pertumbuhan


dan perkembangan kecambah yang cepat dan seragam pada cakupan kondisi
lapang yang luas. Cakupan vigor benih meliputi aspek-aspek fisiologis selama
proses perkecambahan dan perkembangan kecambah.
Vigor diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh normal pada
keadaan lingkungan yang sub optimal. (Sutopo, 1984). Vigor dipisahkan
antara vigor genetik dan vigor fisiologi. Vigor genetik adalah vigor benih dari
galur genetik yang berbeda-beda sedang vigor fisiologi adalah vigor yang
dapat dibedakan dalam galur genetik yang sama. Vigor fisiologi dapat dilihat
antara lain dari indikasi tumbuh akar dari plumula atau koleptilnya, ketahanan
terhadap serangan penyakit danwarna kotiledon dalam efeknya terhadap
Tetrazolium Test.(Kartasapoetra,1986).
Pada hakikatnya vigor benih harus relevan dengan tingkat produksi,
artinyadari benih yang bervigor tinggi akan dapat dicapai tingkat produksi
yang tinggi.Pada umumnya uji vigor benih hanya sampai pada tahapan bibit.
Karena terlalusulit dan mahal untuk mengamati seluruh lingkaran hidup
tanaman. Oleh karenaitu digunakanlah kaidah korelasi misal dengan
mengukur kecepatan berkecambahsebagai parameter vigor, karena diketahui
ada korelasi antara kecepatanberkecambah dengan tinggi rendahnya produksi
tanaman (Koes dan Arief, 2011).

b. METODE

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa 10 Desember 2019 bertempat


di Laboratorium Universitas Nahdlatul Ulama. Adapun alat dan bahan yang

5
digunakan diantaranya, benih padi, benih tomat, kertas buram, plastik
transparan, pinset, hansprayer, kertas label, wadah untuk penyimpanan.
Adapun langkah kerja untuk pengujian daya berkecambah benih dengan
menyiapkan 5 lembar kertas, 3 lembar kertas yang sudah dibasahi untuk alas
dan di letak di atas plastik transparan, kemudian tanam masing-masing 50
benih padi dan 25 benih tomat, dan tutup dengan 2 lembar kertas lainnya yang
diulang 2 kali ulangan. Kemudian menghitung daya kecambah/ daya tumbuh
benih selama 1 minggu (7 hari).
Pengujian daya perkecambahan dengan menggunakann metode Uji Kertas
Digulung dalam pastik (UKDdp) dan Hasil daya perkecambahan dihitung
indeks vigor (IV), kecepatan tumbuh (Kct), dan potensi tumbuh maksimum
(PTM) dengan rumus sebagai berikut :
∑ 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎
𝐼𝑉 = × 100%
∑ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑗𝑖

𝑖 = 𝑛 %𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
𝐾𝑐𝑡 = ∑ × 100%
𝑖=0 ℎ𝑎𝑟𝑖

∑ 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 + ∑ 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑏𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙


𝑃𝑇𝑀 = × 100%
∑ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑗𝑖

c. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah kecambah normal Jumlah kecambah abnormal


Hari ke- Padi Tomat Padi Tomat
1 0 1,5 0 0
2 0 16 0 0
3 6,5 24 0 0

6
4 9,5 24 0,5 1
5 10,5 24,5 1 1,5
6 12,5 24,5 2 2,5
7 12,5 24,5 2 2,5
Total 12,5 24,5 2 2,5

10,5 24
𝐼𝑉 𝑝𝑎𝑑𝑖 = × 100% = 21% 𝐼𝑉 𝑡𝑜𝑚𝑎𝑡 = 25 × 100% = 96%
50

0% 0% 6,5% 9,5% 10,5% 12,5% 12,5%


𝐾𝑐𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑖 = + + + + + +
1 2 3 4 5 6 7

= 0% + 0% + 2,1% + 2,3% + 2,1% + 2% + 1,7%


= 10,2%
1,5% 16% 24% 24% 24,5% 24,5% 24,5%
𝐾𝑐𝑡 𝑡𝑜𝑚𝑎𝑡 = + + + + + +
1 2 3 4 5 6 7
= 1,5% + 8% + 8% + 6% + 4,9% + 4% + 3,5%
= 35,9%
12,5 + 2
𝑃𝑇𝑀 𝑝𝑎𝑑𝑖 = × 100% = 29%
50

24,5 + 2,5
𝑃𝑇𝑀 𝑡𝑜𝑚𝑎𝑡 = × 100% = 108%
25

Pada pengamatan yang mengenai pengujian vigor benih kali ini dilakukan
dengan menggunakan metode UKDdp atau uji kertas digulung didirikan
dalam plastik dengan kondisi kertas yang jenuh tetapi tidak basah. Uji
viabilitas benih dilakukan untuk mendapatkan mana kecambah yang normal
dan mana kecambah yang abnormal. Kecambah yang normal pada umumnya
akan tumbuh ke atas sesuai dengan arah tumbuhnya, namun berbeda halnya
dengan benih yang abnormal akan tumbuh ke bawah atau bahkan terdapat hifa
yang menandakan benih tersebut berjamur dan lama-kelamaan akan mati.
Timbulnya jamur pada kecambah dapat dikarenakan pemberian air pada saat
perawatan terlalu banyak menyebabkan benih yang berkecambah tidak dalam
kondisi jenuh melainkan terlalu banyak air sehingga jamur mudah
berkembang biak dalam benih teersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dari pengujian indeks
vigor (IV) dari benih padi yang sebesar 26% dan IV dari benih tomat adalah
96%, kecepatan tumbuh (Kct) pada benih padi sebesar 10,2% dan Kct pada

7
benih tomat sebesar 35,9%, dan potensi tumbuh maksimum (PTM) pada benih
padi sebesar 29% dan PTM pada benih tomat sebesar 108%. Dari ketiga hasil
pengujian yang berupa indeks vigor, kecepatan tumbuh, dan potensi tumbuh
maksimum dari benih padi memiliki persentase yang lebih rendah dari benih
tomat kemungkinan disebabkan dari benih padi yang tidak bagus.
Dari hasil pengamatan tersebut bahwa untuk benih tomat yang di uji
ternyata benih tomat memiliki daya berkecambah yang lebih besar sebesar
96% dibandingkan dengan benih padi yang daya berkecambahnya sebesar
26% serta mampu tumbuh dengan baik, walaupun ada beberapa benih yang
tidak tumbuh dan tumbuh abnormal.

d. KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil pengamtan yang telah dilakukan bahwa indeks
vigor benih padi 26% dan indeks vigor benih tomat 96%, rendahnya indeks
vigor benih padi kemungkinan disebabkan benihnya sudah tidak bagus,

8
e. DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra. 2003. Ilmu dan Teknologi Benih. Rineka Cipta. Jakarta
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Koes, F. dan Arief, R. 2010. Pengaruh Perlakuan Matriconditioning
Terhadap Viabilitas Dan Vigor Benih Jagung. Seminar Nasional 2011 :
547-555
Saifudin, A. N., 2017. Pengujian Daya Perkecambahan Dan Indeks Vigor.
Universitas Jenderal Soerdirman Purwokerto.

Juliansyah, D. 2016. Uji Vigor. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Pangarinuan, H. 2014. Uji Vigor Benih. Universitas Bengkulu

9
BAB III
Pemecahan Dormansi Benih
a. Pendahuluan
Benih merupakan bagian generatif tanaman yang digunakan untuk
perkembangbiakan/pembudidayaan. Usaha budidaya tanaman diperlukan
benih yang memiliki daya kecambah dan tumbuh yang baik agar
menghasilkan tanaman yang baik pula. Perlu diketahui bahwa daya tumbuh
benih adalah munculnya unsur-unsur utama dari lembaga suatu benih yang
diuji menunjukkan kemampuan untuk menjadi tanaman normal apabila
ditanam pada lingkungan yang sesuai bagi benih tersebut. Persentase daya
tumbuh benih adalah persentase dan benih yang membentuk bibit atau
tanaman normal pada lingkungan yang sesuai dalam jangka waktu tertentu.
Banyak macam benih tidak dapt berkecambah meskipun diberikan fasilitas
yang secukupnya. Benih demikian ini berasa dalam keadaan dormansi.Banyak
faktor yang menyebabkan dormansi ini, antar kekerasan kulit sehingga air,
udara sulit masuknya. Keuntungan tambahan dengan perlakuan air panas
tersebut ialah mematikan hama dan penyakit yang seed home.
Dormansi adalah suatu keadaan dimana pertumbuhan tidak terjadi
walaupun kondisi lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan.
Pada beberapa jenis varietas tanaman tertentu, sebagian atau seluruh benih
menjadi dorman sewaktu dipanen, sehingga masalah yang sering dihadapi
oleh petani atau pemakai benih adalah bagaimana cara mengatasi dormansi
tersebut. Benih dikatakan dorman apabila benih tersebut sebenarnya hidup
tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara
umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan
Penyebab dormansi benih itu bermacam-macam antara lain adanya
impermeabilitas kulit benih terhadap air dan gas (oksigen), adanya embrio
yang belumtumbuh secara sempurna, adanya hambatan mekanis kulit biji
terhadap pertumbuhan embrio, belum terbentuknya zat pengatur tumbuh atau
karena adanyaketidakseimbangan antara zat penghambat dengan zat pengatur
tumbuh di dalam embrio(Villiers, 1992). Banyak usaha dalam pemecahan
dormansi benih seperti secara fisik yakni dengan direndam air panas,
peluakaan dan juga dengan pemecahan dormansi secara kimiawi seperti
menggunakan larutan KNO3
Benih yang tidak menunjukan potensi sama sekali untuk berkecambah
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah faktor dalam yang meliputi:
ada tidak atau rusak tidaknya embrio, tingkat kemasakan benih, ukuran benih,
dormansi, dan penghambat perkecambahan, serta faktor luar yang meliputi:
air, temperatur, oksigen, cahaya dan kerusakan akibat jasad pengganggu
(Kamil, Jurnalis. 1979).

b. METODE

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa 10 Desember 2019 bertempat


di Laboratorium Universitas Nahdlatul Ulama. Adapun alat dan bahan yang

10
digunakan diantaranya, benih padi, benih tomat, kertas buram, plastik
transparan, pinset, hansprayer, kertas label, wadah untuk penyimpanan.
Adapun langkah kerja untuk pengujian daya berkecambah benih dengan
menyiapkan 5 lembar kertas, 3 lembar kertas yang sudah dibasahi untuk alas
dan di letak di atas plastik transparan, kemudian tanam masing-masing 50
benih padi dan 25 benih tomat, dan tutup dengan 2 lembar kertas lainnya yang
diulang 2 kali ulangan. Kemudian menghitung daya kecambah/ daya tumbuh
benih selama 1 minggu (7 hari).
Pengujian daya perkecambahan dengan menggunakann metode Uji Kertas
Digulung dalam pastik (UKDdp) dan dari hasil pengamtan yang telah didapat
dihitung daya berkecambahnya (DB), indeks vigor (IV), kecepatan tumbuh
(Kct), dan potensi tumbuh maksimum (PTM) dengan rumus sebagai berikut :
∑ 𝐾𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
𝐷𝐵 = × 100%
∑ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑢𝑗𝑖

∑ 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎


𝐼𝑉 = × 100%
∑ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑗𝑖

𝑖 = 𝑛 %𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
𝐾𝑐𝑡 = ∑ × 100%
𝑖=0 ℎ𝑎𝑟𝑖

∑ 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 + ∑ 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑏𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙


𝑃𝑇𝑀 = × 100%
∑ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑗𝑖

c. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Secara Kimiawi
Ha Jumlah benih berkecambah
ri kontrol 𝐾𝑁𝑂3 1% 𝐾𝑁𝑂3 2% 𝐾𝑁𝑂3 3% 𝐾𝑁𝑂3 4% 𝐾𝑁𝑂3 5%
abn abn Abn abn abn abn
nor nor nor nor nor nor
ke- orm orm orm orm orm orm
mal mal mal mal mal mal
al al al al al al
1 21 0 24 0 24 0 23 0 22 0 20 0
2 23 1 25 0 25 0 25 0 22 3 22 3

11
3 24 1 25 0 25 0 25 0 22 3 23 2
4 24 1 25 0 25 0 25 0 22 3 23 2
5 24 1 25 0 25 0 25 0 22 3 23 2
6 24 1 25 0 25 0 25 0 22 3 23 2
7 24 1 25 0 25 0 25 0 22 3 23 2

1.1.Daya Berkecambah (DB)


24
𝐷𝐵 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 = × 100% = 96%
25
25
𝐷𝐵 𝐾𝑁𝑂3 1% = × 100% = 100%
25
25
𝐷𝐵 𝐾𝑁𝑂3 2% = × 100% = 100%
25
25
𝐷𝐵 𝐾𝑁𝑂3 3% = × 100% = 100%
25
22
𝐷𝐵 𝐾𝑁𝑂3 4% = × 100% = 88%
25
23
𝐷𝐵 𝐾𝑁𝑂3 5% = × 100% = 92%
25

1.2.Indeks Vigor (IV)


24 25
𝐼𝑉 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 = 25 × 100% = 92% 𝐼𝑉 𝐾𝑁𝑂3 1% = 25 × 100% =
100%
25 25
𝐼𝑉 𝐾𝑁𝑂3 2% = 25 × 100% = 100% 𝐼𝑉 𝐾𝑁𝑂3 3% = 25 × 100% =
100%
22 23
𝐼𝑉 𝐾𝑁𝑂3 4% = 25 × 100% = 88% 𝐼𝑉 𝐾𝑁𝑂3 5% = 25 × 100% = 92%

12
1.3. Kecepatan Tumbuh (Kct)

21% 23% 24% 24% 24% 24% 24%


𝐾𝑐𝑡 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 = + + + + + +
1 2 3 4 5 6 7
= 21% + 11,5% + 8% + 6% + 4,8% + 4% + 3,4%
= 58,7%

24% 25% 25% 25% 25% 25% 25%


𝐾𝑐𝑡 𝐾𝑁𝑂3 1% = + + + + + +
1 2 3 4 5 6 7
= 24% + 12,5% + 8,3% + 6,25% + 5% + 4,1% + 3,5%
= 63,65%

24% 25% 25% 25% 25% 25% 25%


𝐾𝑐𝑡 𝐾𝑁𝑂3 2% = + + + + + +
1 2 3 4 5 6 7
= 24% + 12,5% + 8,3% + 6,25% + 5% + 4,1% + 3,5%
= 63,65%

23% 25% 25% 25% 25% 25% 25%


𝐾𝑐𝑡 𝐾𝑁𝑂3 3% = + + + + + +
1 2 3 4 5 6 7
= 23% + 12,5% + 8,3% + 6,25% + 5% + 4,1% + 3,5%
= 62,65%

22% 22% 22% 22% 22% 22% 22%


𝐾𝑐𝑡 𝐾𝑁𝑂3 4% = + + + + + +
1 2 3 4 5 6 7
= 22% + 11% + 7,3% + 5,5% + 4,4% + 3,6% + 3,14%
= 56,94%

20% 22% 23% 23% 23% 23% 23%


𝐾𝑐𝑡 𝐾𝑁𝑂3 5% = + + + + + +
1 2 3 4 5 6 7
= 20% + 11% + 7,6% + 5,75% + 4,6% + 3,83% + 3,28%
= 56,06%

1.4. Potensi Tumbuh Maksimum (PTM)

24 + 1
𝑃𝑇𝑀 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 = × 100% = 100%
25

13
25 + 0
𝑃𝑇𝑀 𝐾𝑁𝑂3 1% = × 100% = 100%
25
25 + 0
𝑃𝑇𝑀 𝐾𝑁𝑂3 2% = × 100% = 100%
25
25 + 0
𝑃𝑇𝑀 𝐾𝑁𝑂3 3% = × 100% = 100%
25
22 + 3
𝑃𝑇𝑀 𝐾𝑁𝑂3 4% = × 100% = 100%
25
23 + 2
𝑃𝑇𝑀 𝐾𝑁𝑂3 5% = × 100% = 100%
25

2. Secara Fisik
Jumlah benih berkecambah
Hari ke- Kontrol Pelukaan
Normal Abnormal Normal Abnormal
1 0 0 0 0
2 18 0 17 0
3 20 0 18 0
4 22 0 18 2
5 22 0 18 2
6 22 2 18 3
7 22 2 18 3

2.1.Daya Berkecambah (DB)

22
𝐷𝐵 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 = × 100% = 88%
25
18
𝐷𝐵 𝑝𝑒𝑙𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 = × 100% = 72%
25

14
2.2. Indeks Vigor (IV)

20
𝐼𝑉 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 = × 100% = 80%
25
18
𝐼𝑉 𝑝𝑒𝑙𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 = × 100% = 72%
25

2.3. Kecepatan Tumbuh (Kct)

0% 18% 20% 22% 22% 22% 22%


𝐾𝑐𝑡 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 = + + + + + +
1 2 3 4 5 6 7
= 0% + 9% + 6,66% + 5,5% + 4,4% + 3,66% + 3,14%
= 32,36%

0% 17% 18% 18% 18% 18% 18%


𝐾𝑐𝑡 𝑝𝑒𝑙𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 = + + + + + +
1 2 3 4 5 6 7
= 0% + 8,5% + 6% + 4,5% + 3,6% + 3% + 2,57%
= 28,17%

2.4. Potensi Tumbuh Maksimum (PTM)

22 + 2
𝑃𝑇𝑀 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 = × 100% = 96%
25
18 + 3
𝑃𝑇𝑀 𝑝𝑒𝑙𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 = × 100% = 84%
25

Dormansi benih adalah benih yang sebenarnya hidup tetapi


tidakberkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum
memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan. Dormansi pada benih bisa
berlangsungselama beberapa hari, semusim, bahkan beberapa tahun
tergantung pada jenis tanaman dan tipe dormansinya (Salisburry, 1995).
Dormansi merupakan suatupertumbuhan dan metabolisme yang terpendam,
dapat disebabkan oleh lingkungan yang tidak baik atau oleh faktor dari dalam
tumbuhan itu sendiri(Dwidjoseputro, 1985). Dormansi adalah suatu keadaan
berhenti tumbuh yangdialami organisme hidup atau bagiannya sebagai
tanggapan atas suatu keadaanyang tidak mendukung pertumbuhan normal.
Dengan demikian, dormansi merupakan suatu reaksi atas keadaan fisik atau
lingkungan tertentu. Pemicudormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik
lingkungan, atau kimiawi (Burhan,1977).
Koller (1972) menyatakan dalam proses perkecambahan terdapat
faktorlingkungan yang berpengaruh diantaranya air, energi, CO2, kondisi
mediatumbuh, persediaan hara mineral, dan persaingan antar individu benih.
Copelanddan McDonald (2001) menyebutkan terdapat bahan-bahan yang
dapat merangsang perkecambahan diantaranya 𝐾𝑁𝑂3, Hidrogen Peroksida

15
(H2O2), Thiourea,Giberelin (GA3), Auksin (IAA), Sitokinin, dan Ethilen
(C2H2).
Larutan 𝐾𝑁𝑂3 sangat dikenal sebagai bahan kimia yang digunakan
dalampromotor perkecambahan. International Seed Testing Assosiation
(ISTA) merekomendasikan penggunaan 𝐾𝑁𝑂3 dengan konsentrasi 0.1-0.2%
atau 2% 𝐾𝑁𝑂3 sebagai promotor perkecambahan dalam sebagian besar
pengujian perkecambahan benih (Copeland dan McDonald, 2001).
Dari hasil pengamatan pada praktikum ini dari pengujian pematahan
dormansi pada benih timun dilakukan secara kimiawi dan pelukaan, untuk
pengujian pematahan dormansi secara kimiawi dibagi 6 perlakuan yaitu
kontrol, 𝐾𝑁𝑂31%, 𝐾𝑁𝑂32%, 𝐾𝑁𝑂33%, 𝐾𝑁𝑂34%, dan 𝐾𝑁𝑂35%. Sedangkan
pengujian pematahna dormansi secara pelukaan dibagi 2 pelakuan yaitu
kontrol dan pelukaan.
Dari data pada table diatas pada pengamatan dapat di ketahui bahwa
pengujian pematahan dormansi pada benih timun dengan perlakuan secara
kimiawi memiliki persentase tumbuh yang lebih tinggi dari perlakuan secara
pelukaan, dan faktor yang mempengaruhi perlakuan secara pelukaan adalah
pada waktu melakukan pelukaan yang penanamannya di lakukan pada
keesokan nya.
Kartika et al. (2015) menyatakan bahwa KNO3 diduga meningkatkan
efektivitas giberillin dalam perkecambahan. Asam gibberelin (GA3 ) adalah
suatu senyawa organik yang sangat penting dalam proses perkecambahan,
karena GA3 bersifat mengontrol perkecambahan. Kalau GA3 tidak ada atau
kurang aktif maka α amylase tidak (kurang) terbentuk yang dapat
menyebabkan terhalangnya proses perombakan pati, sehingga dapat
menyebabkan tidak (terhalang) terjadinya perkecambahan.

d. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil prngamatan pengujian pemtahan dormansi menggunakan


𝐾𝑁𝑂3 dengan kadar 1%, 2%, dan 3% memiliki persetase daya kecambah yang
tinggi dari perlakuan yang lainnya, sedangkan pelukaan memiliki persentase
tumbuh yang rendah disebabkan karena melakukan pelukaan pada benih dan
penanaman tidak pada hari yang sama atau pada waktu sama sehingga benih
tersebut berkemungkinan terkena bakteri dan jamur.

e. DAFTAR PUSTAKA

Villiers, T. A, 1992. Seed Dormancy. P. 220-282. In T.T. Kozhowski (Ed).


Seed BilogyVol.II. Acaddemic Press. New York.

Kamil, J. 1979. Teknologi Benih. Angkasa. Bandung

16
Salisburry,F.B dan Ross,W.C, 1995, Fisiologi Tumbuhan Jilid 2, ITB Press,Bandung.

Dwidjoseputro. 1985. Pengantar Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gajah Mada


University Press. Yogyakarta.

Burhan, dkk. 1977, Fisiologi Tanaman, PT Bina Aksara, Jakarta.

Koller, D. 1972. Environment control of seed germination, page 2-101. In:


Kozlowski, T. T. Seed Biology, Volume II Germination Control, Metabolism,
Pathology. Academic Press. New York and London. 447p.

Copeland, L. O. and McDonald, M. B. 2001. Principles of Seed Science and


Technology. Kluwer Academic Publisher. London. 467p.

Kartika, Surahman, M., Susanti, M. 2015. Pematahan dormansi benih kelapa


sawit (Elaeis guineensis Jacq.) menggunakan KNO3 dan skarifikasi. Enviagro,
Jurnal Pertanian dan Lingkungan, Vol.8 No. 2, April 2015, hal 48- 55

Hartawan, R. 2016. Skarifikasi Dan Kno3 Mematahkan Dormansi Serta


Meningkatkan Viabilitas Dan Vigor Benih Aren (Arenga Pinnata Merr.).
Jurnal Media Pertanian Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 Hal. 1 – 10

Saifudin, A. N. 2017. Pematahan Dormansi. Universitas Jenderal Soedirman


Fakultas Pertanian Purwokerto

17

Anda mungkin juga menyukai