Disusun oleh:
Rilvi Abilia Tesa Putri
11416044
Kelompok 8
Asisten
I Gusti Putu Ningki Sadu Putra
11414501
1.2 Tujuan
1. Menentukan struktur benih padi, jagung (monokotil ),tomat dan cabai
(dikotil).
2. Menentukan struktur kecambah padi, jagung (monokotil), kacang
merah,tomat dan cabai (dikotil).
3. Menentukan kadar air benih padi dan jagung dengan metode dasar dan
praktis.
BAB II
TEORI DASAR
Cadangan makanan pada benih terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, dan
senyawa lainnya.. Karbohidrat merupakan cadangan makanan utama bagi benih
yang biasanya tersimpan dalam bentuk amilosa. Protein sebagai cadangan
makanan tanaman legum seperti kedelai, lemak merupakan cadangan makanan
pada benih kacang tanah, kapas, bunga matahari, wijen dan lain-lain. Sedangkan
senyawa lain yang terdapat pada benih bisa terbentuk dari hasil metabolit
sekunder seperti tanin, alkaloid, flavonoid,dll. Sedangakan pada saat proses
embrio cadangan makanan bagi tumbuhan dikotil adalah kotiledon dan bagi
monokotil adalah endosperma karena belum terbentuknya klorofil untuk
melakukan proses fotosisntesis (Utomo,2009).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
Alat Bahan
Cawan Porselen Air
Desikator Benih dikotil dan kecambahnya
(kacang merah,tomat,cabai)
Grain Moisture Tester Benih monokotil dan
kecambahnya (padi dan jagung)
Grinder Kertas Merang
Kaca pembesar
Mistar
Moisture Analizer
Mortar dan alu
Oven
Pensil hitam
Pensil warna
Petridish
Timbangan
4.1. Pengamatan
A. Perhitungan kadar air jagung.
1. Kadar air benih jagung pada cawan 1 :
Berat basah = 5,0014 gram
Berat cawan = 24,713 gram
Berat kering =4,3365 gram.
5,0014 gram −4,3365 gram
Kadar air benih jagung 1 = × 100% = 13,294%
5,0014 gram
B. Perhitungan kadar air padi berdasarkan data kelompok 7 dengan metode dasar
adalah pada cawan 1 adalah 7,9% dan pada cawan 2 adalah 8,1% sehingga
rata-ratanya adalah 6%
Tabel 1. Kadar Air Jagung dan Padi pada Metode Praktis dan Dasar
Nama benih KA metode dasar KA metode praktis
Jagung 12,434% 13,7%
Padi 2,81 % 7,9 %
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa setiap benih memiliki
bentuk dan strukturnya masing-masing. Struktur benih jagung terdiri dari testa,
hilum dan mikrofil dengan ciri-ciri eksternal memngerucut sungsang,berbau
sedap,selaput bewarna kuning,dan hilumnya berbentuk bulat dan menonjol. Benih
kacang merah terdiri dari hilum,mikrofil,dan testa dengan ciri-ciri eksternal
menggginjal,tidak berbau,selaput benih bewarna merah,hilumnya bewarna putih
dan berbentuk lonjong. Benih cabai dan tomat juga terdiri dari struktur yang sama
yaitu testa,hilum dan mikrofil. Dengan ciri-ciri eksternal cabai adalah berbentuk
ceper,tidak berbau,selaput bewarna kuning kusam,dan hilumnya berbentuk bulat
menonjol sedangakan pada benih tomat bentuknya membulat,tidak
berbau,bertekstur kasar dengan hilum bulat menonjol. Menurut Sutopo (2002),
benih akan memiliki struktur berbeda tergantung kotiledonnya. Benih utuh akan
terlihat testa, hilum dan mikrofil. Sedangakn apabila telah dibelah saat
berkecambah benih monokotil memiliki struktur plumula ,testa, hilum, radikula,
scupula, endosperma dan koleoptil. Dan untuk kecambah dikotil memiliki struktur
testa,kotiledon,hilum,radikula,dan mikrofil.
Kadar air benih adalah air yang terkandung dalam benih yang dapat
dinyatakan sebagai bobot awal air yang hilang karena pemanasan, atau ratio
kandungan air dalam benih terhadap bobot basah benih atau bobot kering benih
dalam hitungan persen. Tinggi rendahnya kadar air dalam benih memegang
peranan yang demikian penting dan berpengaruh besar terhadap mutu benih.
Jumlah air dalam suatu benih merupakan kadar airnya, yang diukur berdasarkan
berat basah atau berat kering benihnya. Apabila kadar air suatu benih tercukupi
maka proses imbibisi terjadi dan memungkinkan benih tersebut berkecambah
(Kristiani,2012).
Metode dasar dalam pengujian kadar air benih memiliki prinsip
kerja dengan melakukan pemanasan untuk menghilangkan kadar air benih
tersebut. Caranya benih ditumbuk,ditimbang bobot basahnya, dan dioven pada
suhu tinggi konstan 130°C. Apabila kadar air benih hasil pengovenan masih tinggi
(lebih dari 11%), maka harus dilakukan pengeringan ulang sampai didapat kadar
air konstan (Apriyani, 2014). Prinsip kerja Moisture Analyzer yaitu
menggabungkan proses pemanasan (metode oven) dengan proses pengukuran
berat objek, sehingga didapatkan hasil yang cepat dan lebih akurat daripada
metode praktis dengan Grain Moisture Tester. Tetapi Moisture Analyzer
memiliki tingkat akurasi yang lebih baik dibandingkan moisture meter. Mositure
Analyzer memiliki tingkat akurasi hingga 0,01% (Alat labor, 2018). Menurut Vei
(2015) prinsip kerja Grain Moisture Tester adalah teknik termogravimetri dan
konduktometri .Termogravimetri dilakukan dengan cara pemanasan dan
penimbangan. Selisih berat sebelum pemanasan serta setelah pemanasan adalah
nilai kandungan air yang akan ditentukan. Konduktometri adalah teknik
pengukuran kadar air dengan cara teknik elektrik,yang didasarkan pada
konduktivitas maupun hantaran listrik. Kadar air akan berbanding linear terhadap
kapasitas listrik yang diukur. Hantaran listrik tersebut akan ditangkap oleh alat
yang dinamakan detektor.
Berdasarkan hasil perhitungan kadar air benih pada metode dasar dan
metode praktis memiliki perbedaan. Pengukuran kadar air benih rata-rata jagung
dengan metode dasar adalah 12,434 % dan dengan metode praktis adalah 13,7%.
Untuk benih padi memiliki kadar air rata-rata 2,81% dengan metode dasar dan
sebesar 7,9% dengan metode praktis. Menurut Apriyani (2014),perhitungan kadar
air dengan metode dasar lebih akurat dibandingkan dengan metode praktis.
Karena metode dasar menggunakan oven sebagai pemanas untuk menghilangkan
kadar air benih tersebut,sehingga lebih akurat. Dan menurut ISTA,perhitunngan
kadar air benih dengan cara pengovenan kebih disarankan dibanding dengan
metode praktis.
Kadar air benih merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
benih dalam penyimpanan. Faktor utama yang mempengaruhi kadar air benih
adalah suhu dan kelmbaban. Apabila suhu terlalu tinggi maka benih akan rusak
dan kadar air benih akan berkurang sehingga mengahmbat proses perkecambahan.
Apbabila suhu rendah maka kadar air akan bertambah dan akan berakibat
terjadinya fase perkecambaha. Kelembaban juga akan mempengaruhi kadar air
benih. Umunya kelembaban yang sesuai untuk benih dalah 50-69%,sehingga
vigor dan viabilitasnya terjaga. Apabila kelembaban tinggi maka kadar air benih
juga akan tinggi,apabila kelambaban rendah maka kadar air benih juga akan
rendah (Purba dkk,2013)
Menurut Kristiani (2012), faktor yang mempengaruhi viabilitas benih
selama penyimpanan adalah laju deteriorasi. Kemunduran benih meningkat
sejalan dengan peningkatan kadar air benih. Laju deteriorasi dipengaruhi oleh
suhu dan kadar air benih. Suhu dan kadar air dapat mempengaruhi kualitas benih
yang ditunjukan oleh daya hidup atau viabilitas benih dan laju deteriorasi.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Benih jagung terdiri dari testa, hilum, endosperma, dan mikropil. Benih
kacang merah memiliki struktur testa, hilum, kotiledon, dan mikropil.
Sedangakn untuk struktur benih tomat yaitu testa, hilum, dan mikropil.
Dan struktur benih cabai adalah testa, hilum, kotiledon, dan mikropil.
2. Struktur kecambah jagung (monokotil) adalah koleoptil, plumula,
endosperma, testa, hilum ,radikula dan scupula. Sedangkan struktur
kecambah kacang merah, tomat, dan cabai memiliki struktur yang sama
yaitu plumula, radikula, hilum, dan mikrofil dan testa .
3. Nilai kadar air jagung dan padi dengan metode dasar yaitu 12,434% dan
2,81%, sedangkan kadar air jagung dan padi dengan metode praktis yaitu
7,9% dan 13,7%.
5.2. Saran
Dalam melakukan perhitungan kadar air benih dengan metode dasar
sebaiknya saat proses penghancuran,benih benar-benar halus,karena hal tersebut
akan mempengaruhi penghitungan kadar air saat pengovenan. Dan saat
mengamati struktur benih yang dibelah,sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan
teliti agar tidak terluka karena proses pembelahan benih menggunakan alat-alat
yang tajam.
DAFTAR PUSTAKA